Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN PSIKIATRI Laporan Kasus

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2018


UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS:
SKIZOFRENIA PARANOID [F.20.0]

DISUSUN OLEH:
Moh. Nur My Tunggeng
C111 14 529

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Try Anny

SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Hawaidah, Sp.KJ (K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

1
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Moh. Nur My Tunggeng

NIM : C111 14 529

Universitas : Universitas Hasanudddin

Judul Referat : Fantasy

Judul Lapsus : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Adalah benar telah menyelesaikan referat berjudul “Fantasy” dan laporan kasus yang berjudul
“Skizofrenia Paranoid (F20.0)” dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan
pembimbing dan supervisor dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian ILMU
KEDOKTERAN JIWA Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, 3 Mei 2018

Koas Psikiatri Residen Pembimbing

Moh. Nur My Tunggeng dr. Try Anny

Supervisor Pembimbing

dr.Hawaidah, Sp.KJ

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah didiskusikan dan disetujui untuk dipresentasikan Refarat dengan judul “Fantasy” dan
Laporan Kasus dengan judul “Skizofrenia Paranoid (F20.0)” pada:

Hari : Rabu
Tanggal : 3 Mei 2018
Jam : 13.00 WITA – selesai
Tempat : Poli RSKD Provinsi Sulawesi Selatan

Makassar, 3 Mei 2018

Mengetahui,

Supervisor Pembimbing Residen Pembimbing

dr.Hawaidah, Sp.KJ dr. Try Anny

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... iii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iv

..........................................................REFARAT..........................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2

A. Definisi.................................................................................................. 2

B. Epidemiologi.......................................................................................... 2

C. Etiologi.................................................................................................... 3

D. Gambaran Klinis..................................................................................... 3

E. Diagnosis................................................................................................. 3

F. Penatalaksanaan....................................................................................... 4

G. Prognosis................................................................................................. 6

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 8

.......................................................LAPORAN KASUS...............................................

I. IDENTITAS PASIEN.......................................................................................... 9

II. RIWAYAT PSIKIATRI....................................................................................... 9

A. Keluhan Utama......................................................................................... 9

B. Riwayat Gangguan Sekarang.................................................................... 9

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya............................................................... 10

D. Riwayat Kehidupan Pribadi..................................................................... 11

III. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS................................................. 13

4
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL............................................................ 14

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA.......................................................... 16

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL.......................................................................... 17

VII. DAFTAR MASALAH.................................................................................... 18

VIII. PROGNOSIS................................................................................................. 19

IX. RENCANA TERAPI........................................................................................ 19

X. FOLLOW UP..................................................................................................... 20

XI. DISKUSI........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 24

LAMPIRAN

5
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. K
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 2 September 1982 (35 tahun)
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan / sekolah : Tidak bekerja/SMP Negri 3 Arokke
Alamat / No. Tlp : Tanah Batue, Libureng, Bone/ 085242022227
No Status / No. Reg : 00-03-10-66
Masuk RS Tanggal : 23 Februari 2018

II. LAPORAN PSIKIATRIK

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari :

Nama : Tn K
Umur :-
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir :-
Pekerjaan :-
Alamat : Tanah Batue, Libureng, Bone
Hubungan : Ayah pasien

III. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama
Mengamuk

B. Riwayat Gangguan sekarang

1. Keluhan dan Gejala

Seorang pasien perempuan masuk UGD RSKD yang ke 6 kali dengan keluhan
mengamuk seja 2 hari yang lalu. Jika mengamuk, pasien membentur kepalanya dan
memukul orang disekitarnya. Pasien juga sering berteriak, merusak barang, dan mondar
mandir dalam rumah. Pasien sering berbicara sendiri, melihat sesuatu yang orang lain

6
tidak lihat, sering terbangun malam hari dan susah tidur kembali. Pasien memiliki
kepercayaan bahwa keluarganya hendak membunuh dan meracuninya serta yakin bahwa
banyak pria yang menyukai dirinya.
Keluhan pertama kali muncul pada tahun 2005 setelah pasien diceraikan oleh
suaminya dan mendapatkan kata-kata tidak mengenakkan (menuduh pasien seorang
pelacur). Sejak saat itu, pasien terus menerus memikirkannya dan berpengaruh terhadap
kualitas tidur serta mencoba untuk bunuh diri (perjalanan pulang dari Kendari
menggunakan kapal, pasien hendak melompat ke laut tetapi dapat dihentikan)
Seorang pasien laki-laki dibawa anaknya ke rumah sakit dengan keluhan gelisah
sekitar satu minggu yang lalu.Pasien dilaporkan sering gelisah dan mundar-mandir di
rumah dan tidak dapat tidur.Pasien juga sempat tubuhnya kaku dan gementar setelah
minum obat. Awal mula perubahan perilakunya, pasien pernah melakukan
penganiayaan pada tetangganya karena pasien mengaku ada bisikan berupa perintah di
telinganya. Perintah itu adalah menyuruh untuk membunuhnya. Sejak itu pasien sering
curiga pada tetangganya kerana merasa ingin dibunuh sehingga pasien melakukan
penganiayaan duluan.Pasien juga sering mencurigai isterinya berselingkuh, sehingga
pasien memukul dan memarahi isterinya
Sebelum terjadi perubahan perilaku, anak kandung pasien meninggal.Anak
kandung yang meninggal adalah satu-satunya anak perempuannya.Pasien dikenal
sebagai pemarah dan pelupa. Kalau menonton tv, pasien mengaku yang ada di situ
adalah dia. Sebelumnya pasien dikenal orang yang baik.

2. Hendaya/disfungsi

 Hendaya sosial (+)


 Hendaya pekerjaan (+)
 Hendaya waktu senggang (+)

3. Faktor Stressor Psikososial

 Pasien mengalami perubahan perilaku semenjak diceraikan oleh suaminya tahun


2005.
 Pasien memiliki keterbatasan ekonomi untuk menafkahi keluarganya.

4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya

 Trauma (-)
 Infeksi (-)
 Kejang (-)
 Alcohol (-)

7
 Merokok (-)
 NAPZA (-)

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat penyakit fisik: tidak ada
2. Riwayat penggunaan NAPZA: tidak ada
3. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya: ada
Sekitar 6 tahun yang lalu, pasien pernah berobat rawat jalan di poli RSKD.
Pasien awalnya rutin control dan minum obat teratur, namun pasien sempat putus obat
lebih kurang 6 bulan sehingga penyakitnya kambuh. Pasien juga dilaporkan pernah
dirawat inap di RSUD selama 3 bulan bermula bulan November karena kasus
penganiayaan.Pasien dilaporkan memarangi jirannya sehingga cedera.Setelah keluar
dari RSKD sekitar 1 minggu yang lalu, pasien diliat sering gelisah dan mundar-mandir
oleh keluarganya di rumah.Keluarga pasien mengantar kembali pasien ke RSUD untuk
kali kedua dengan keluhan gelisah.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir pada tanggal 2 September 1982 di rumah dengan persalinan


normal, dibantu oleh bidan, pasien mendapat ASI. Berat badan lahir tidak
diketahui. Selama hamil ibu pasien dalam keadaan sehat dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan. Pada saat bayi pasien tidak pernah panas tinggi
ataupun kejang. Tumbuh kembangnya juga baik.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)

Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien seperti berjalan, berbicara


baik, perkembangan bahasa dan perkembangan motorik berlangsung baik.
Pasien sering bermain dengan teman seusianya. Kebiasaan makan pasien baik.
Pola tidur baik. Hubungan antar saudara baik.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)

Pasien tinggal bersama orang tuanya. Pasien masuk ke sekolah dasar (SD) dan
bergaul dengan teman sebayanya seperti anak-anak pada umumnya. Prestasi pasien
menurut keluarganya biasa-biasa saja. Pasien terkenal pendiam.

8
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Pasien membantu keluarga dengan bekerja. Hubungan antar keluarga baik.


Pendidikan terakhir SMP.

5. Riwayat Masa Dewasa


Pasien berkerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien telah menikah tapi telah
bercerai dan memiliki 3 orang anak. Pasien adalah orang yang pendiam, jarang keluar
rumah dan bergaul dengan tetangga.

E. Riwayat Kehidupan Keluarga


- Pasien merupakan anak pertama dari 6 bersaudara (♀,♂,♂,♀,♀,♀)

- Hubungan dengan anggota keluarga baik

- Pasien telah menikah tapi bercerai dan memiliki 3 orang anak (♀,♂,♂)
- pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga

- Pasien tinggal bersama orangtua dan anaknya

- Tidak terdapat riwayat yang sama dalam keluarga pasien

Genogram

Keterangan :

9
: Laki-laki : Perempuan : Pasien Laume

: ahli keluarga yang meninggal

F. Situasi Sekarang

Saat ini pasein dalam keadaan baik, tetapi masih sering mendengar bisikan-bisikan dan
masih merasakan dirinya dicintai oleh sseorang pria bernama Dedi Kurniawan (pelanggan di
Toko Kosmetik yang pernah jadi perkerjaannya). Pasien juga berpenampilan menor.

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien merasa dirinya sakit stress, tetapi rajin meminum obat, dan mengatakan bahwa
dirinya masih dilindungi Tuhan.

II. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum

1. Penampilan : perempuan umur 35 tahun, perawakan diri kurus,


perawatan diri kurang, wajah sesuai umur. Memakai Blouse warna pink lengan ¾,
celana Panjang motif kotak-kotak pink, rambut pendek sebahu.
2. Kesadaran : Berubah/baik
3. Perilaku dan
4. aktivitas psikomotor : Agak gelisah, Pasien tenang, kontak mata dan verbal ada
5. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi biasa.
6. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup Kooperatif

B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati dan Perhatian

1. Mood : sulit dinilai, eutimia


2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : tidak serasi
4. Empati : tidak dapat dirabarasakn

10
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai dengan tingkat


Pendidikan (Pendidikan terakhir SMP).
2. Daya konsentrasi : Tidak terganggu
3. Orientasi
 Waktu : Baik
 Tempat: Baik
 Orang : Baik
4. Daya ingat:
 Jangka Panjang : baik (pasien ingat jumlah anaknya sesuai dengan alloanamnesis)
 Jangka Pendek : baik (masih ingat obat yang dia minum tadi pagi sebelum
pemeriksaan)
 Jangka Segera : baik
5. Pikiran abstrak : Tidak terganggu (pasien tidak dapat membedakan apel dan orange
serta tidak mengerti peribahasa)
6. Bakat kreatif : ada (Menyanyi, jualan di warung)
7. Kemampuan menolong diri sendiri: Terbatas, Baik

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Ada
 auditorik (pasien sering mendengar suara-suara bisikan laki-laki yang menyebut
pasien sebagai pelacur)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir

1. Arus pikiran
a. Produktivitas : lancar, kesan banyak
b. Kontinuitas : Relevan, koheren
11
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
a. Pre-okupasi :Tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : Waham kejaran (pasien meyakini keluarganya ingin
meracuni dan membunuh pasien) dan waham kebesaran (banyak laki-laki yang
menyukai dirinya)

F. Pengendalian Impuls

Tidak terganggu

G. Daya Nilai
 Norma sosial : Tidak terganggu

 Uji daya nilai : Tidak terganggu

 Penilaian realitas : Tidak terganggu

H. Tilikan (Insight)

Derajat 1: pasien mengatakan dirinya tidak sakit dan menyangkal dirinya sakit
Derajat 6: Tilikan emosional sejati (pasien menyadari bahwa dia sakit dan mau berobat)

I. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


1. Status Internus :

Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Pernapasan
20x/menit, suhu 36 oC. Kesadaran kompos mentis. Konjungtiva tidak anemis, skelera
tidak ikterus, jantung paru abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah
tidak ada kelainan.

2. Status Neurologis

GCS: E4M6V5, Gejala rangsang selaput otak: tidak dilakukan, pupil bulat isokor 2,5
mm / 2,5 mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas

12
dalam batas normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Tanda ekstrapiramidal: tremor
tangan ada, cara berjalan normal, keseimbangan baik. Sistem saraf sensorik dan motorik
dalam batas normal. Kesan: normal.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang pasien laki-laki berusia 56 tahun, datang ke IGD Jiwa RSUD yang kali
keduanya dengan keluhan gelisah sekitar 1 mnggu yang lalu.Menurut keluarga, pasien
sering gelisah, mundar mandir di rumah dan tidak dapat tidur.Jika tidur seringkali terjaga
akibat mimpi buruk.Pasien juga dilihat sering melamun sendirian. Sekitar 6 tahun yang
lalu pasien pernah berobat rawat jalan di poli RSKD, pasien awalnya rutin control dan
minum obat namun sempat putus obat selama kurang lebih 6 bulan sehingga
penyakitnya kambuh. Pertama kali pasien dibawa oleh polisi untuk rawat inap selama 3
bulan bermula bulan November atas kasus penganiayaan pada tetangganya.Pasien
mengaku ada yang membisik di telinganya untuk memukul pasien sehingga dia duluan
yang melakukan penganiayaan.

Awal perubahan perilaku pasien sejak anak perempuan satu-satunya meninggal


dunia.Sejak dari itu, pasien sering gelisah dan memberitahukan bahwa dia terdengar
suara-suara perintah yang menyuruh-nyuruh dan ingin mengancamnya.Pasien juga
sering mencurigai isterinya berselingkuh dan selalu juga marah-marah dan memukul
isterinya.Sejak saat itu, pasien mulai menjadi pemarah, sering mundar mandir, melamun
dan sulit untuk tidur.Selain itu, pasien pernah mengamuk dengan memarangi jirannya
yang dirasakan ingin membunuhnya, sering merasa gelisah, sakit kepala, dan menjadi
mudah tersinggung walaupun hanya masalah kecil.

Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki memakai baju warna
hitam, celana pendek dan memakai kopiah, wajah sesuai umur, dan perawakan
baik.Kesadaran berubah dan aktivitas motorik agak tremor.Pembicaraan spontan,
lancar, intonasi biasa dan sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood sulit dinilai, afek
terbatas, empati tidak dapat dirabarasakan.Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan
kecerdasan sesuai dengan tingkat pendidikan. Daya konsentrasi terganggu, orientasi
baik, daya ingat,pikiran abstrak terganggu serta kemampuan menolong diri terbatas.
Didapatkanadanya gangguan persepsi iaitu halusinasi auditorik di mana pasien
mendengar suara-suara memerintah.Selain itu didapatkan juga halusinasi visual di mana
pasien merasakan dia dapat melihat pemilik suara-suara tersebut meski tidak dapat
dikenalpasti.Arus pikiran produktivitas cukup, kontinuitas kadang irrelevant, kadang
asosiasi longgar. Hendaya berbahasa tidak ada.Isi pikiran pre-okupasi sulit dinilai,
gangguan isi pikir denganide-ide curiga ada yang ingin mengancam dan

13
membunuhnya.pengendalian impuls terganggu. Norma sosial, uji daya nilai, penilaian
realitas terganggu.Tilikan derajat 1, pasien tidak merasa dirinya sakit dan butuh
pengobatan.Malah dia menyangkal.Taraf dapat dipercaya.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental,
ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna berupa rasa gelisah, tidak bisa tidur dan
sering mengkhawatirkan tentang perintah dari suara yang didengarnya.Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya dan keluarga serta terdapat hendaya
(dissability) pada fungsi pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan jiwa.Karena didapatkan hendaya
berat dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik berupa suara-suara yang
memerintah dan mengancam pasien serta halusinasi auditorik di mana pasien merasakan
dapat melihat pemilik suara, sehingga pasien digolongkan dengan Gangguan Jiwa
Psikotik. Berdasarkan hasil pemeriksaan status internus dan pemeriksaan neurologis
tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang
dapat menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan
sehingga dapat dikategorikan Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis didapatkan, pasien merasa gelisah
kurang lebih sejak 1 minggu sebelum diantar ke rumah sakit buat kali kedua. Pasien
dilihat sering merasa gelisahdan mundar mandir hampir tiap hari.Sebelumnya pasien
memang sudah begitu sejak 6 tahun yang lalu dan mengkomsumsi obat untuk
mengurangi gejala.Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik di mana pasien mengaku
sering terdengar suara-suara berupa bisikan perintah dan terkadang ingin
mengancamnya.Selain itu terdapat juga jugahalusinasi visual berupa pasien merasakan
dapat melihat pemilik suara yang sering memerintahnya, disertai arus pikir yang kadang
irelevan dan kadang asosiasi longgar sehingga berdasarkan PPGDJ III diagnosis sebagai
Skizofrenia (F20).Pada pasien ini didapatkan halusinasi auditorik yang menonjol
berupa mendengar saura-suara yang memerintah serta mengancam dirinya dan waham
kejaran berupa meyakini ada orang ingin mengejar dan membunuhnya sehingga
didiagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Axis II
Dari informasi didapatkan pasien merupakan orang yang baik, namun terkadang
pemarah dan cepat tersinggung, sehingga belum dapat digolongkan pada suatu ciri
kepribadian tertentu

14
Axis III
Tidak ada

Axis IV
Stessor psikososial: Masalah primary support group (merasa kehilangan atas meninggal
anak perempuannya)

Axis V
GAF Scale 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat)

VI. DAFTAR PROBLEM


A. Organobiologik

Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tapi terdapat ketidakseimbangan
neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi.

B. Psikologik

Ditemukan adanya masalah psikologi sehingga memerlukan psikoterapi.

C. Sosial

Ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang maka membutuhkan sosioterapi.

VII. RENCANA TERAPI


A. Psikofarmakoterapi :
R/ Haloperidol 5mg ½ tab/8 jam/oral
R/ Clozapine 25 mg 1 tab/24 jam/malam
R/ Trihexyperidil 2 mg 1 tab/8 jam/oral (bila EPS)
B. Psikoterapi Supportif :
Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan
orang-orang disekitarnya sehingga mereka dapat memberikan dukungan moral
dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar dapat membantu proses
penyembuhan.
C. Jamin intake adekuat

15
VIII. PROGNOSIS

Pendukung : Tidak ada kelainan organic, sudah menikah (punya keluarga terdekat)
Penghambat : ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama

IX. FOLLOW UP

S : Seorang laki-laki usia 56 tahun, datang ke UGD Jiwa RSKD untuk yang kedua kalinya
diantar oleh keluarga dengan keluhan gelisah sekitar 1 minggu sebelumnya. Pasien gelisah,
mundar-mandir di rumah, dan tidak dapat tidur, pasien juga tubuhnya sempat kaku dan
gementar setelah minum obat. Pasien pernah dirawat di RSKD selama 3 bulan pada bulan
November karena kasus penganiayaan. Sekitar 6 tahun yang lalu, pasien juga pernah berobat
rawat jalan di poli RSKD, pasien awlanya rutin control dan minum obat namun sempat putus
selama kurang lebih 6 bulan sehingga penyakitnya kambuh. Hubungan pasien dan isteri kurang
baik karena pasien sering memukul dan memarahi isterinya. Pasien sudah menikah dan
memiliki 3 anak, namu anak pertama pasien meninggal dunia karena kecelakaan. Semenjak
anaknya meninggal pasien sering melamun, tidak ada semangat untuk kerja. Riwayat penyakit
yang sama dengan pasien yaitu paman pasien. Selama sakit pasien merupakan orang yang keras
kepala dan cepat tersinggung.

O : Seorang pasien laki-laki usia 56 tahun, memakai baju warna hitam. Memakai celana
pendek dan memakai kopiah, wajah sesuai umur, perawakan sedang, perawatan diri kurang.

Kontak mata : +
Verbal : +
Psikomotor : tenang, tangan sedikit tremor +
Verbalisasi : spontan lancar, intonasi biasa
Afek : terbatas
Gangguan persepsi : diakui tidak ada
Arus piker : cukup relevan
Gangguan isi piker : observasi

A : Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0)

P : R/ Haloperidol 5mg ½ tab/8 jam/oral


R/ Clozapine 25 mg 1 tab/24 jam/malam
R/ Trihexyperidil 2 mg 1 tab/8 jam/oral (bila EPS)
Awasi tanda-tanda vital dan tanda ekstrapiramidal sindrom
Jamin intake oral adekuat
Acc pindah bangsal kenari

16
X. DISKUSI

Skizofrenia Paranoid (F20.0).

Skizofrenia adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental yang


ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realitas.[1]

Skizofrenia paranoid terjadi karena melemahnya neurologis dan kognitif.Namun tetap


individu tersebut mempunyai prognosis yang baik. Bagaimanapun, pada fase aktif dari kelainan
ini, penderita mengalami gangguan jiwa berat, dan gejala-gejala tersebut dapat membahayakan
dirinya dan orang lain.[2]

Skizofrenia juga dapat dikatakan sebagai suatu deskripsi sindrom dengan variasi
penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
“deteriorating”) yang luas , serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh
genetic, fisik, dan sosial budaya.[3]

Pedoman Diagnostik[3]

Skizofrenia ~

 harus ada satu dari gejala berikut ini yang amat jelas :
a) – “thought echo” : isi pikir diri sendiri bergema dalam kepala
– “thought insertion or withdrawal” : isi piker yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya
– “thought broadcasting” : isi pikirnya tersia ke luar hingga diketahui umum.
b) – “delusion of control” :waham tentang dirinya dikendali kekuatan tertentu dari luar
– “delusion of influence” : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan
tertentu.
– “delusion of passivity” : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
kekuatan dari luar
– “delusional perception” : pengalaman inderawi yang tidak wajar.
c) Halusinasi auditorik :
– suara halusinasi yang berkomentar terus-menerus terhadap perilaku pasien
– mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri
– jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bahagian tubuh
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan di atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
 atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas :

17
 adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
 harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam
diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.[3]

Skizofrenia Paranoid

 memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


 sebagai tambahan :
a. halusinasi dan/atau waham harus menonjol:, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal berupa bunyi pluit
b. – suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah
c. – halusinasi pembauan atau pengecapan rasa , atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh: halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol
d. – waham dapat berupa hampir setiap jenis, tapi yang paling khas adalah waham
dikendalikan atau waham dikejar-kejar.
e. gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan , serta gejala katatonik
secara relative tidak nyata/tidak menonjol.[3]

Halusinasi merupakan gejala yang paling sering muncul pada penderita skizofrenia di
mana sekitar 90% dari mereka mengalami halusinasi.Halusinasi pendengaran merupakan
penderita gangguan mental.Misalnya suara melengking, bising, mungkin juga dalam bentuk
kata-kata atau kalimat.Suara itu dirasakan tertuju pada dirinya, sehingga saat penderita terlihat
bertengkar atau bicara (sendiri) dengan suara yang didengarnya.Sumber suara dapat berasal dari
bagian tubuhnya sendiri, dari sesuatu yang jauh atau dekat.Kadang berhubungan dengan sesuatu
yang mengancam, mencela, memaki dan sebagainya. Sering juga dirasakan sebagai suruhan
yang mengancam, mencela, memaki dan sebagainya.[4]

Skizofrenia diketahui umum merupakan suatu gangguan yang tidak dapat sembuh
secara total.Jadi meskipun dirawat dengan baik di rumah sakit, gejalanya masih dapat ada tetapi
mungkin lebih berkurang. Ketika penderitaskizofrenia dikembalikan ke rumah, ada tantangan-
tantangan baru yang membuat penderita harus bertahan dalam kehidupannya yang belum tentu
lebih baik. Untuk itu penting bagi seorang penderita skizofrenia untuk mencari makna dalam
hidupnya mengingat pentingnya makna hidup bagi setiap manusia. Secara tidak langsung,
penderita skizofrenia dapat mempertahankan kesembuhan dan meminimalisir potensi untuk
relaps.Penilaian bagaimana penderita skizofrenia memaknai hidupnya juga bergantung dengan
status mental penderita.[5]

Melalui beberapa penelitian ilmiah didapatkan rata-rata kekambuhan penderita


skizofrenia dalam dua tahun adalah 1.48 kali dengan standar deviasi 1.18 kali. Studi naturalistic

18
menemukan tingkat kekambuhan kumulatif dalam lima tahun berkisar 70-80%. Faktor yang
berhubungan signifikan dengan kekambuhan penderita skizofrenia adalah pengetahuan
keluarga dan ekspresi emosi keluarga.[6] Disebabkan itu lah peri pentingnya juga terapi supportif
dari lingkungan terutama keluarga untuk membantu penyembuhan penderita skizofrenia.

Pengobatan yang diberikan pada pasien skizofrenia paranoid adalah obat-obat anti-
psikosis. Antarnya termasuk lah haloperidol dan clopazine. Haloperidol merupakan obat
kejiwaan yang bekerja dengan menjaga keseimbangan substansi kimia otak tertentu
(neurotransmitter). Obat antipsikotik selama bertahun-tahun telah menjadi bagian paling
penting dari pengobatan skizofrenia. Obat ini menghambat aksi neurotransmitter dopamin di
otak. Skizofrenia dianggap sebagai akibat dari produksi dopamin yang terlalu aktif di otak.
Peningkatan aktivitas dopamin ini terjadi secara periodik dan hanya di beberapa daerah otak.
Di daerah lain dari otak mungkin aktivitas dopamin justru terlalu rendah. Semua obat
antipsikotik memiliki efek samping yang signifikan sehingga harus diberikan secara ekstra hati-
hati.[7]

 Obat konvesional atau tipikal dan obat antipsikotik

Jenis obat ini memiliki efek samping neurologis yang berpotensi untuk mengembangkan
gangguan pada gerakan (tardive dyskinesia). Beberapa macam dari jenis obat ini, antara lain
Chlorpromazine, Fluphenazine, Haloperidol (Haldol), dan Perphenazine. Selain itu, Anda juga
dapat menggunakan obat antipsikotik yang dapat mengontrol tanda dan gejala dari penyakit
skizofrenia dengan dosis serendah mungkin.[7]

 Obat antipsikotik atipikal

Ini merupakan jenis obat baru yang juga digunakan untuk mengatasi penyakit
skizofrenia. Obat ini juga lebih banyak disukai karena memiliki risiko efek samping yang
ditimbulkan lebih rendah daripada obat konvensional. Efek samping dari jenis obat ini antara
lain menambah berat badan, menimbulkan penyakit diabetes, dan kolestrol darah menjadi
tinggi. Ada beberapa macam obat antipsikotik atipikal, misalnya Aripiprazole (Abilify),
Clozapine (Clozaril, Fazaclo ODT), Olanzapine (Zyprexa), dan masih banyak lagi.[7]

Bagi mengatasi gejala ekstrapiramidal yang timbul akibat dari penggunaan obat-obat
anti-psikosi, maka dapat diberikan trihexyperidil bagi mengurangi gejala tersebut. Biasanya
trihexyperidil diberikan dalam bentuk tab.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Karina Anggraini, NS. Arief Nugroho, Supriyadi. Jurnal Pengaruh Menghardik

terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Dengar Pasien Skizofrenia di RSJD Dr.

Aminogondohutomo . Semarang.

2. Muhyi A. 2010. Prevalensi Penderita Skizofrenia Paranoid dengan Gejala Depresi

di RSJ dan Soerhanto Heerdjan Jakarta Tahun 2010.

3. Maslim R. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari

PPDGJ III. Jakarta: PT. Nuh Raya.

4. Endah Dwi Ernawati. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Tn. P dengan

Halusinasi Pendengaran di Ruang Pringgidami di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta.

5. Putri P.K. & Ambarini T.K. 2012. Makna Hidup Penderita Skizofrenia Pasca Inap

20
6. Mitra & Fadli S.M. Jurnal Pengetahuan dan Ekspresi Emosi Keluarga serta

Frekuensi Kekambuhan Penderita Skizofrenia. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nasional. Vol. 7, No. 10, Mei, 2013.

7. Skizofrenia, Gangguan Jiwa akibat Fungsi Otak Terganggu. Available from URL :

http://health.liputan6.com/read/673286/skizofrenia-gangguan-jiwa-akibat-fungsi-

otak-terganggu. Accessed February 20, 2017.

LAMPIRAN 1

AUTOANAMNESIS

(7 FEBRUARI 2017)

DM: Dokter Muda, LA: Pasien Laume

DM : Selamat sore pak, Saya dengan Siti Nuraina, dokter muda yang bertugas hari ini.
Boleh tau dengan Bapak siapa?
LA : Laume dok.
DM : Oh iya, tanggal lahir bapak, kapan?
LA : 1960 kayaknya dok (pasien tidak ingat dengan terperinci tarikh lahirnya)
DM : Bapak tinggalnya di mana?
LA : Tinggal di Leppongeng
DM : Oh iya, pekerjaannya bapak apa?
LA : Petani dok.

21
DM : baik pak. Sekarang apa yang membawa bapak datang ke sini? Apa keluhannya?
LA :Nda tau mi. Dibawa sama anakku.
DM : Kenapa anak bapak bawa kita’ ke sini?
LA : sering gelisah dok, mengamuk juga kadang.

22
DM : kenapa gelisah pak?
LA :Ada yang mau bunuh saya dok
DM : Siapa yang mau bunuh bapak?
LA :nda tau mi. ku dengar ada suara-suara bilang mau celakain saya.
DM : sering kah suara-suara itu bapak dengar?
LA :aih, sering itu dok. Dibilangin mau cekik saya dok
DM : sejak kapan itu suara-suara bapak dengar?
LA :Sudah lama dok. Dulu sering ku dengar tapi sekarang sudah sedikit-sedikit ji.
DM : Suara itu komentari bapak?
LA : Iya.. sering suaranya nyuruh-nyuruh saya.
DM : Berapa suara kita dengar?
LA : Banyak dok, kadang terus-menerus bicaranya.
DM :bapak lihat suara siapa itu? Mungkin keluarga bapak saja yang bicara-bicara.
LA :tidak ji dok. Bukan keluarga ku dok. Saya lihat orangnnya
DM : Oh bapak lihat orangnya? Siapa pak?
LA :Ndak jelas ku lihat dok tapi dia mau coba bunuh saya dok.
DM :kenapa dia mau bunuh bapak?
LA : ndak tau dok. Kadang suara itu nyuruh-nyuruh saya bikin sesuatu.Saya tidak
suka.Terus suara itu hokum saya jika tidak bikin kayak kemahuannya suara itu, kerna
itu saya mundar-mandir.Kerna lagi dihukum dok.
DM : oh, jadibagaimana tidurnya, makannya.. bagus mi?
LA :Makan dulu tidak bernafsu dok tapi sekarang bagus ji dok. Tapi susah saya mau
tidur dok.
DM : Kenapa pak? Sering mimpi burukkah?
LA: Iya dok. Sering saya terjaga kerna mimpi buruk dok.
DM :bapak anak ke berapa pak?
LA : anak pertama dari 4 bersaudara dok.
DM :Bapak sudah menikah?
LA :Sudah dok. Ada isteriku di rumah dok
DM : berapa orang anaknya?.

23
LA :sepuluh orang dok. 2 cewek sama 8 cowok. (informasi yang diberi pasien berbeda
dari yang ditanya sendiri sama anaknya, ingatan jangka panjang pasien agak terganggu)
DM : Oh iya, bagaimana riwayat pendidikannya bapak?
LA :tidak belajar dok. Jadi petani saya dok.
DM : Bapak merokok tidak?
LA : iya merokok dok. Kadang 1 bungkus per hari,kadang 2 bungkus.
DM :oh, bagaimana hubungan bapak sama keluarga, baik-baik ji?
LA :baik dok. Isteri saya pernah menyuruh saya lawan suara itu.Saya ambil parang mau
bunuh suara itu. (pasien pernah ada riwayat memarangi jirannya hingga luka)
DM :oh, itu jirannya bapak yang diparangi. Bapak masih ingatkah?
LA : Tidak ji dok. Itu yang suara itu saya mau bunuh dok. (pasien kelihatan yakin yang
mau diparangi itu adalah pemilik suara yang sering memerintah pasien selama ini).
DM : Baik pak, saya mahu tanya. bapak tahu apa bedanya apel sama orange?
LA : Hmm (pasien kelihatan bingung dan coba ambil masa untuk berfikir). Sama ji dok.
DM: .bapak tahu apa itu panjang tangan?
LA :panjang tangan? Tangannya yang panjang dok (pasien kelihatan bingung lagi)
DM :Bapak masih ingat apa yang dimakan siang tadi?
LA :Ingat ji dok. Nasi sama telur pakai sayur. (ingatan jangka pendek pasien bagus)
DM : Kalau seratus dikurangi tujuh berapa pak?
LA : (pasien diam dan kelihatan coba berfikir lama). Tidak tahu dok
DM :Kalau sepuluh dikurangin tujuh?
LA : Tiga dok.
DM :baik pak, itu saja kayaknya yang mau saya tanyakan. makasih atas kerjasamanya
pak ya.
LA : Baik dok, sama-sama.

24

Anda mungkin juga menyukai