Dokumen - Tips - Penyelenggaraan Makanan Darurat
Dokumen - Tips - Penyelenggaraan Makanan Darurat
A. Pengertian
Penyelenggaraan makanan darurat merupakan peyelenggaraan makanan yang
dipersiapkan pada waktu terjadi keadaan darurat yang ditetapkan oleh Kepala Wilayah
setempat. Sesuai dengan ketentuan yan telah ditetapkan, pada dasarnya penyediaan makanan
darurat sifatnya sementara dan dalam waktu yang relatif singkat (1 – 3 hari). Macam
makanan mula – mula makanan matang, selanjutnya makanan mentah sampai dinyatakan
keadaan membaik.
Prinsip dasar penyediaan makanan matang apa bila bencana terjadi memusnahkan
sebagian besar perlindungan dan peralatan penduduk, sehingga massyarakat tidak mungkin
untuk menyelenggarakan makanannya sendiri. Tugas penyediaan makanan dilakukan oleh
team yang dibentuk oleh Kepala Wilayah atau Camat/Bupati yang bertindak sebagai
koordinator pelaksanaan penanggulangan bencana alam, yang dipusatkan pada pos komando
yang ditetapkan.
Prosedur penanggulangan bencana alam ini dilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang
telah diputuskan pemerintah tentang Penanggulangan Bencana Alam.
Pelaksanaan dari penyelenggaraan makanan ini dilakukan oleh unit dapur umum yang
bertanggungjawab langsung ke Perwira Seksi (Pasi) Logistik dan unit bagian dapur umum
yang dikepalai oleh kepala dapur (Baurmak) berpangkat sersan yang bertugas mengawasi
jalannya proses pengolahan hingga makanan tersebut dihidangkan. Tenaga kerja yang
bertugas di dapur berjumlah 15 orang. Terdiri dari 8 orang yang berlatar belakang pendidikan
militer, 4 orang yang merupakan PNS, dan 3 orang juru masak honorer. Dalam 1 hari kerja
tenaga kerja dibagi menjadi 2 shift, setiap shift berjumlah kurang lebih 12 orang.
Jumlah tenaga penyelenggara makanannya terdiri dari 6 orang yang terdiri dari : 1 orang
Bintara Makanan (Bamak), 4 orang Tamtama pemasak (Tasak) dan 1 orang tenaga pembantu
yang mana semuanya berlatarbelakang pendidikan SMA.
Menyimak ketentuan diatas, maka jelas perlu menyediakan makanan darurat tingkat regional,
Nasional atau Internasional, setelah kondisi bencana memenui kriteria yang ditetapkan
pemerintah.
Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam variasi yang
serasi untuk manajemen penyelenggaraan makanan di institusi (Mukri,1990). Tujuan
perencanaan menu adalah tersedianya menu sesuai dengan tujuan penyelenggaraan makanan,
baik komersil maupun non komersil. (Dep.Kes, 2007)
Menu yang disusun direncanakan terlebih dahulu oleh Bintara Makanan yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaannya. Setiap 1 minggu sekali selalu dilakukan evaluasi
menu oleh Bintara makanan, Komandan Peleton Kesehatan, dan Perwira Seksi Logistik.
Siklus menu yang digunakan adalah siklus menu 7 hari, tetapi hal itu disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada.
Kebutuhan bahan makanan yang akan digunakan dalam penyelenggaraan makanan ini
direncanakan sesuai jumlah klien yang dilayani, standar kebutuhan makanan dan macam
menu yang akan diolah. Dalam hal pengadaan bahan makanan dilaksanakan oleh petugas
sendiri, baik untuk bahan makanan kering maupun bahan makanan segar tanpa menggunakan
rekanan. Hal ini dikarenakan oleh jumlah konsumen yang dilayani hanya sedikit.
Perencanaan kebutuhan bahan makanan segar dilakukan setiap hari oleh kepala dapur.
sedangkan untuk bahan makanan kering dilakukan 2 minggu sekali dan 1 bulan sekali
tergantung jenis bahan makanan dan persediaan bahan makanan yang ada. Terkadang ada
juga kiriman bahan makanan dari donatur berupa bahan makanan kering dan snack.
Pengadaan bahan makanan adalah proses penyediaan bahan makanan melalui prosedur
dan peraturan yang berlaku. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan bahan makanan
sesuai yang direncakan, serta berdaya guna dan berhasil guna (Muchatob, 1991).
Pembelian bahan makanan dilakukan melalui rekanan yang telah ditunjuk oleh koperasi
militer menggunakan bon pemesanan bahan makanan. Bon pemesanan bahan makanan berisi
nama bahan makanan, jumlah bahan makanan, satuan berat dan jumlah bahan makanan yang
dipesan.
Persediaan bahan makanan kering seperti beras, kerupuk, bumbu-bumbu kering dan
lain-lain disimpan dalam ruang penyimpanan khusus yang sudah ada rak-rak dan lemari
penyimpanannya. Sedangkan untuk bahan makanan segar segera dilakukan persiapan
sebelum diolah
Persiapan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan yang spesifik dalam rangka
menyiapkan bahan makanan dan bumbu sebelum dilakukan pemasakan (Mukrie,1990).
Persiapan bahan makanan diselenggarakan untuk menyiapkan bahan makanan sesuai macam
hidangan, persiapan, standart resep yang tepat, mempersiapkan macam dan jumlah jumlah
bahan makanan menurut prosedur yang telah ditetapkan.
Persiapan bahan makanan ini dilakukan oleh seluruh petugas meliputi penerimaan,
pencucian, peracikan bumbu, pemotongan sesuai menu sehingga semua bahan siap untuk
diolah. Pemasakan dilakukan setiap sebelum pendistribusian setiap jam makan. Hal itu
dilakukan agar hidangan selalu hangat dan enak saat dimakan.
Distribusi Makanan
Dimana makanan yang sudah matang dibawa ke ruang makan menggunakan wadah
besar kemudian di ruang makan makanan di porsikan ke dalam wadah yang telah disediakan
lalu disajikan di meja makan. Tidak ada pengawasan khusus saat pemorsian makanan.
Pemorsian dilakukan oleh petugas di ruang makan berlatar belakang militer dan beberapa
orang honorer berlatar belakang pendidikan SMA. Cara ini memerlukan tenaga yang cukup
banyak. Kualitas makanan dapat dipertahankan untuk menjaga kualitas masakan, tergantung
pada jenis makanan tersebut. (Depkes RI, 1990)
E. Menu
Pola menu untuk makan siang merupakan pola menu lengkap yang terdiri dari
makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah. Sedangkan pola menu makan
pagi dan makan malam terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati dan sayur.
Setiap kali makan ditambahkan pelengkap seperti kerupuk dan sambal. Untuk balita atau
anak-anak disediakan susu.