BAB I Dan II
BAB I Dan II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini tanaman cabai rawit mudah ditemukan dilingkungan
sekitar kita, karena dilihat dari segi penanamannya sangat mudah untuk
dilakukan dan pertumbuhannya cukup cepat. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini kami memilih tumbuhan cabai rawit untuk dijadikan objek
penelitian.
Tanaman cabai rawit dalam bahasa latinnya capsicum frustescens
L. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, yang mempunyai daerah
kering dan ditemukan pada ketinggian 0,5 – 1,250 m diatas permukaan
laut. Bagi masyarakat indonesia, buah cabai merupakan salah satu bahan
yang tidak bisa dipisahkan dengan makanan sehari-hari. Didalam cabai
rawit tiap 100gr mengandung 103 kalori energi, 4,7gr protein, 2,4gr
lemak, 19,9gr karbohidrat, 45mg kalsium, 85mg fosfor, 11,050SI Vitamin
A, dan 70mg Vitamin C. Selain itu buah nya juga mengandung
kapsaisin,kapsantin,karotenoid,alkaloid atsiri,resin,minyak
menguap,Vitamin A dan C. Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai
yang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pemati rasa kulit.
Biji cabai rawit mengandung solanine,solamidine,solamargine,solasodine,
solsomine dan steroid.
Tumbuhan cabai yang mulanya kecil tumbuh menjadi besar dengan
seiring berjalannya waktu dan perlakuan yang diperolehnya. Pertumbuhan
yang dialami oleh tumbuhan cabai umumnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah pemberian nutrisi seperti pupuk.
1
pertama masalah pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan cabai rawit
dan yang kedua pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan cabai rawit.
a) Variabel kontrol :
- Intensitas cahaya
- Suhu
- Jenis tanaman cabai
- Kelembapan
- Air
b) Definisi operasional variabel kontrol : semua variabel kontrol
diperlakukan sama.
2
1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian
a) Manfaat Penelitian
Melatih cara berpikir kritis dan ilmiah serta mengasah kemampuan
bereksperimen secara ilmiah.
b) Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh jenis tanah dan jenis air terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit.
1.7 Hipotesa
Jenis tanah dan jenis pupuk mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai
rawit.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cabai rawit atau cabai kathur, adalah buah dan tumbuhan anggota
genusCapsicum, dengan kerajaan plantae termasuk kedalam family solanaceae
dan termasuk spesies frutescens. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer
sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia
dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipinasiling labuyo, dan di
Thailandphrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang
menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris
ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird's eye chili pepper. Buah cabai rawit
berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya
lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena
kepedasannya mencapai 50.000 - 100.000 pada skala Scoville.
4
menjelaskan bahwa cabai rawit memiliki banyak kegunaan yang belum diketahui
oleh masyarakat. Ketidaktahuan tersebut terjadi karena persepsi masyarakat yang
menganggap cabai rawit sangat pedas dan menjadi berbahaya jika digunakan
sebagai obat. Itu sebabnya, penggunaan cabai rawit lebih berkembang sebagai
bumbu masakan dibandingkan dengan untuk pengobatan.
Zat Kandungan Pada Cabe Rawit Kandungan cabai rawit yang kerap
digunakan sebagai obat adalah capsaicin. Sifat dari zat yang tidak larut dalam air
ini memberikan rasa pedas dan panas yang tak hanya dapat dirasakan tubuh, tapi
juga kulit. Zat tersebut memiliki kekuatan untuk mengontrol rasa sakit. Rasa
panas ini, dalam beberapa literatur disebutkan akan memberikan efek pada
jaringan yang berhubungan langsung dengan zat P dan mencegah akumulasi dari
zat tersebut. Zat P ini berfungsi sebagai pemberi pesan rasa sakit dalam tubuh
kepada saraf penerima yang kemudian disampaikan kepada otak. Makanya,
aktivitas capsaicin dalam mengobati rasa sakit cukup baik. Sebab, zat ini hanya
berpengaruh pada satu jenis saraf penerima rasa sakit saja. Memicu Endorphin Di
sisi lain, capsaicin juga bisa memicu pembentukan hormon endorphin yang
diproduksi oleh otak. Hormon endorphin akan terbentuk bila tubuh berada dalam
kondisi bahagia atau senang. Keluarnya hormon tersebut akibat suatu rangsangan
secara tidak langsung dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Pada saat inilah
reseptor pada saraf dapat memberikan rasa nyaman pada bagian tubuh yang sakit.
Itu sebabnya, dalam buku panduan tentang tanaman obat karangan James A.
Duke, Ph.D., disebutkan bahwa capsaicin telah terbukti efektif dalam
menghilangkan rasa sakit. Pada penelitian lain disebutkan, selain baik untuk
menghilangkan rasa nyeri akibat sakit kepala, capsaicin juga berguna untuk
mengatasi arthritis atau radang sendi. Penggunaan cabai rawit sebagai pengobatan
tradisional telah dikenal di Cina, India, Jepang, dan Korea. Di Cina dan Jepang,
ramuan cabai rawit digunakan sebagai stimulan bagi orang yang mengalami
gangguan pencernaan. Pada orang dengan gangguan pencernaan, cabai rawit akan
meringankan keluhan tersebut dengan merangsang jalan kelenjar saliva (air liur)
dan sekresi pada perut. Capsaicin dipercaya membentuk kembali jaringan pada
perut dan membantu gerakan peristaltik pada usus besar dengan menstimulasi
sekresi lambung. Dengan begitu, tubuh dapat membuang sisa makanan hasil
5
pencernaan dengan lancar dan membentuk asam hidroklorit guna mencerna
sarinya.
Namun selain itu cabai rawit juga dapat melancarkan sirkulasi darah dan
meredakan pembengkakan yang terjadi pada pembuluh darah vena. Pembuluh
darah vena berbeda dengan arteri yang memiliki diameter yang lebih sempit,
sehingga lebih mudah menjadi bengkak. Tanaman ini dapat pula mencegah
pembekuan darah karena bersifat antikoagulan. Mencegah Serangan Jantung
Karena mengandung vitamin C serta bioflavonoid, seperti yang dikatakan Dr.
Richard Schzul, pengajar pada School of Natural Healing di Springville, Amerika
Serikat, cabai rawit dapat mencegah serangan jantung. Dua kandungan tersebut
mampu memperkuat dinding pembuluh darah vena serta dapat mengembalikan
elastisitas pembuluh darah.
Menurut Wahyu Suprapto, seorang ahli tanaman obat, ekstrak cabai rawit
bisa didapat melalui proses penghalusan menggunakan blender Tapi
bagaimanapun juga jika kita mengkonsumsi berlebihan maka bukan sembuh dari
penyakit tapi malah akan menimbulkan penyakit seperti sakit perut dan sariawan,
jadi konsumsilah secukupnya.
6
Selain itu manfaat lain yang sangat berguna bagi manusia dari tanaman
cabai rawit ini diantaranya :
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
3.2 Sample
3.3 Variabel
3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas : tanah dan pupuk.
8
3.4 Langkah – langkah Penelitian
9
3.4.2.3 Cara menanam cabai rawit dimedia lumpur :
10
BAB IV
Hari penanaman (24 Mei 2014)dengan 6 pot yang ditanami cabai rawit.
Tabel Pengamatan
Tabel pengukuran pertumbuhan tanaman cabe rawit setelah penanaman
dengan media tanah gembur dan menggunakan pupuk kandang.
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
Tabel pengukuran pertumbuhan tanaman cabe rawit setelah penanaman
dengan media pasir menggunakan pupuk NPK
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
tanaman cabe rawit pada tanah gembur yang dicampur dengan pupuk kandang
lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan denngan menggunakan media tanah
lumpur dan pasir yang hanya diberi pupuk NPK.
Pada tahap pertumbuhan cabe rawit membutuhkan cahaya untuk proses
pertumbuhannya. Dalam menanam tanaman cabai rawit harus memilih biji yang
unggul juga dilengkapi dengan perawatan yang baik. Seperti penyiraman dengan
air serta pemberian pupuk NPK dan pupuk kandang.
13