Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KUNJUNGAN INSTALASI GIZI

RSUD ULIN BANJARMASIN

“TEKNIK PERSIAPAN BAHAN MAKANAN”

Dosen Pembimbing : Rijanti Abdurrachim, DCN., M. Kes

Magdalena, A., M. Kes

KELOMPOK 7

Dwi Amalia Lestari P07131215094

Muvidatul Khairiyah P07131215107

Siska Yusfarini P07131215121

Siti Hadiyatna Nurhaliza P07131215122

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN GIZI

DIPLOMA IV

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan merupakan bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi
dan atau unsur-unsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh
tubuh, yang berguna bila dimasukan ke dalam tubuh. Makanan yang baik
berasal dari bahan makanan yang berkualitas baik. (Almatsier, 2001). Dalam
kegiatan penyelenggaraan makan, makanan yang berkualitas baik bisa didapat
jika perencanaan kebutuhan bahan makanan telah dilakukan dengan baik.
(Mukrie, 1990).
Manajemen penyelenggaraan institusi adalah serangkaian kegiatan
yang bersatu dari sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem perencanaan
menu disamping evaluasi dalam rangka penyediaan makan untuk kelompok
masyarakat di sebuah institusi. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi,
penyelenggaraan makanan bertujuan untuk menyediakan makanan yang
sesuai baik dari segi mutu, jenis maupun jumlahnya. ( Depkes RI, 2006).
Setiap proses dalam penyelenggaraan makanan sangat mempengaruhi
jumlah dan standar porsi yang akan dihasilkan. Pembelian bahan makanan
harus benar, menurut Suyatno (2010), pembelian bahan makanan harus
disesuaikan dengan menu, jumlah dan standar porsi yang direncanakan.
Selain itu, penyimpanan bahan makanan, proses, persiapan, pemasakan dan
penyajian harus benar agar tidak mengurangi jumlah bahan makanan yang
digunakan. Oleh karena itu, kami akan membahas mengenai persiapan bahan
makanan dalam penyelenggaraan makanan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan persiapan bahan makanan?
2. Apa saja kegiatan spesifik persiapan bahan makanan?
3. Apa tujuan persiapan bahan makanan?
4. Apa syarat persiapan bahan makanan?
5. Apa saja pertimbangan dalam persiapan bahan makanan?
6. Apa saja peralatan yang kontak dengan makanan?
7. Bagaimanan ruang persiapan dan pengolahan makanan?
8. Bagaimana teknik-teknik dalam persiapan bahan makanan?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami tentang persiapan bahan makanan.
2. Agar mahasiswa dapat memahami tentang kegiatan spesifik persiapan
bahan makanan.
3. Agar mahasiswa dapat memahami tentang tujuan persiapan bahan
makanan.
4. Agar mahasiswa dapat memahami tentang syarat persiapan bahan
makanan.
5. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pertimbangan dalam persiapan
bahan makanan.
6. Agar mahasiswa dapat memahami tentang peralatan yang kontak dengan
makanan
7. Agar mahasiswa dapat memahami tentang ruang persiapan dan pengolahan
makanan.
8. Agar mahasiswa dapat memahami tentang teknik-teknik dalam persiapan
bahan makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persiapan Bahan Makanan


Persiapan bahan makanan Permenkes No. 78 Tahun 2013 adalah
proses perlakuan terhadap bahan makanan, lauk hewani, lauk nabati, sayur
dan bumbu untuk selanjutnya diproses dalam pemasakan. Persiapan bahan
makanan juga adalah serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan
makanan yang siap diolah yaitu meliputi mencuci, memotong, menyiangi,
meracik dan sebagainya sesuai dengan menu standar resep, standar porsi,
standar bumbu dan jumlah pasien yang dilayani. Tujuan persiapan bahan
makanan adalah tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan,
tersedianya tempat dan peralatan persiapan, tersedianya tempat dan peralatan
persiapan, tersedianya prosedur tetap persiapan, dan tersedianya standar porsi,
standar resep, standar bumbu, jadwal persiapan dan jadwal pemasakan.

2.2 Kegiatan Spesifik Persiapan Bahan Makanan


Mulai dari saat bahan makanan diterima hingga saat bahan makanan
siap untuk dimasak.

2.3 Tujuan Persiapan Bahan Makanan


1. Menyediakan racikan yang tepat dari berbagai macam bahan makanan sesuai standar
porsi, menu dan jumlah klien.
2. Menyediakan bumbu sesuai resep, jenis masakan, menu dan jumlah klien.

2.4 Syarat Persiapan Bahan Makanan


Agar Persiapan Berjalan Lancar :
1. Alat berkualitas baik.
2. Tenaga harus memadai.

2.5 Pertimbangan Dalam Persiapan Bahan Makanan


a. Peralatan
1) Dengan adanya keseragaman bentuk bahan makanan, maka dapat
dihemat waktu kalau pelaksanaannya dengan menggunakan alat-alat
khusus.
2) Kontainer yang dipakai terbuat dari bahan yang kualitasnya baik
serta dengan standar porsi tertentu.
3) Selain itu diperlukan berbagai alat potong lain seperti pemotong
daging, pemotong tulang, penggiling daging, pengiris bawang,
pengupas kentang, pemarut kelapa ataupun jenis golok, dan berbagai
pisau pemotong untuk persiapan bahan makanan.
a. Jadwal penyediaan dan distribusi makanan
Jadwal produksi makanan harus dipastikan untuk setiap
item masakan, sehingga persiapannya dapat pula ditata. Harus
disusun jadwal waktu dimulai persiapan bahan makanan,
bumbu-bumbu dan waktu pengirimannya ke unit produksi
secara jelas dan lengkap.
b. Pengawasan porsi
Untuk bahan makanan maka pengawasan porsi dapat
dilakukan dengan penimbangan. Terhadap bumbu-bumbu yang
cair atau setengah cair dipakai gelas ukuran, sendok ukuran
atau alat ukur lain yang sudah distandarisasi ataupun perlu
ditimbang.

2.6 Peralatan Yang Kontak Dengan Makanan


1. Peralatan persiapan bahan makanan terbuat dari bahan tara makanan (food
grade) yaitu peralatan yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
2. Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana asam/basa atau
garam yang lazim terdapat dalam makanan dan tidak mengeluarkan bahan
berbahaya dan logam berat beracun seperti Timah Hitam (Pb), Arsenikum
(As), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd), Antimon (Stibium) dan
lain-lain.
3. Talenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat dan tidak melepas bahan
beracun.
4. Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang
kontak langsung dengan makanan atau yang menempel di mulut.
5. Kebersihan alat artinya tidak
6. boleh mengandung Eschericia coli dan kuman lainnya.
7. Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompal dan
mudah dibersihkan.

2.7 Ruang Persiapan dan Pengolahan Makanan.


A. Keamanan dan keselamatan kerja di ruang ini akan tercapai bila:
1) Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik, misalnya
gunakan pisau, golok, parutan kelapa dengan baik, dan jangan
bercakap-cakap selama menggunakan alat tersebut.
2) Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan / mengolah bahan
makanan.
3) Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaiannya.
4) Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin sebelumnya.
5) Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan
dibersihkan.
6) Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau
mematikan mesin, lampu, gas/listrik dan lain-lainnya.
7) Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
8) Pada saat selesai menggunakannya, teliti kembali apakah semua alat
sudah dimatikan mesinnya.
9) Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan melebihi
porsi yang ditetapkan.
10) Tidak memasukkan muatan ke dalam kereta makan yang melebihi
kapasitasnya.
11) Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.
B. Tempat persiapan bahan makanan.
Tempat persiapan digunakan untuk mempersiapkan bahan makanan
dan bumbu meliputi kegiatan membersihkan, mencuci, mengupas,
menumbuk, menggiling, memotong, mengiris, dan lain-lain sebelum bahan
makanan dimasak. Ruang ini hendaknya dekat dengan ruang penyimpanan
serta pemasakan. Ruang harus cukup luas untuk menampung bahan, alat,
pegawai, dan alat transportasi.
- Ruangan persiapan bahan makanan:
Meja kerja, meja daging, mesin sayuran, mesin kelapa, mesin
pemotong dan penggiling daging, mixer, blender, timbangan meja,
talenan, bangku kerja, penggiling bumbu, bak cuci.
- Persiapan pengolahan harus dilakukan dengan menyiapkan semua
peralatan yang akan digunakan dan bahan makanan yang akan diolah
sesuai urutan prioritas.

2.8 Teknik Spesifik Dalam Persiapan Bahan Makanan


A. Teknik persiapan bumbu :
 Dihaluskan / digiling.
 Diiris tipis.
 Dimemarkan / dipukul.
 Utuh

B. Teknik mencampur bumbu.


Biasanya untuk memberi aroma sebelum digiling, bumbu
dimatangkan terlebih dahulu dengan cara digoreng, sangrai, rebus/tumis,
dibakar ataupun direndam.

C. Teknik persiapan bahan makanan :


 Mengumbah.
 Meracik.
 Memotong tipis.
 Mengupas, dll.
D. Perlakuan terhadap bahan makanan sebelum dimasak :
 Meminir
 Panir
 Lardir
 Marinade, dll.

E. Komponen Dalam Persiapan :


a. Menu : Daftar hidangan pada waktu makan.
b. Standar Porsi : Ukuran, macam dan jumlah bahan makanan atau makanan
yangmenyusun 1 hidangan dalam berat bersih.
c. Standar resep : Tercantum nama makanan, ukuran bahan makanan,
bumu yangdiperlukan, cara, teknik dan urutan untuk melakukan
pemasakan.
d. Standar bahan makanan :Macam dan jumlah makanan per hari dalam
berat bersih.
e. Pedoman menu : Standar porsi dalam berat kotor.
f. Pengalaman memasak
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ruang Persiapan


Ruang Persiapan Bahan Makanan

(Gambar 3.1.1)

Ruang persiapan bahan makanan (Gambar 3.1.1) adalah


ruangan untuk menyiapkan semua bahan makanan yang diperlukan
sebelum dilakukan pengolahan menjadi makanan jadi untuk pasien
dan karyawan RSUD Ulin Banjarmasin.

Ruang Pemotongan Sayur

(Gambar 3.1.2)

Ruangan pemotongan sayur (Gambar 3.2.1) adalah ruangan


untuk mempersiapkan sayur sebelum diolah. Di ruangan ini sayur
melalu beberapa tahap, mulai dari disortir, dikupas, dicuci, dan
dipotong sebelum melalui proses pengolahan.
Ruang Persiapan Makanan Cair

(Gambar 3.1.3)

Ruang persiapan makanan cair (Gambar 3.1.3) adalah


ruangan penyimpanan makanan cair oral diberikan dalam bentuk
preparat kering dan diberikan kepada pasien untuk dicairkan sesuai
kemampuan dan keinginan pasien dengan pengawasan ahli gizi
ruangan dengan harapan intakenya bagus (100%) . Pemberian
makanan cair melalui NGT atau sonde feeding disiapkan oleh
instalasi gizi dan diserahkan kepada perawat.

Dari hasil kunjungan kami di RSUD Ulin Banjarmasin, setiap tindakan


yang dilakukan di ruangan memiliki SOP masing-masing. Hal ini sudah baik
dan sudah diterapkan oleh petugas dan staf di instalasi gizi.

Menurut Permenkes No. 78 Tahun 2013, bahan makanan langsung akan


digunakan, setelah ditimbang dan diperiksa oleh bagian penyimpanan bahan
makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan (Gambar
3.1.1). Hal ini sejalan dengan yang dilakukan di instalasi gizi RSUD Ulin
Banjarmasin, bahan makanan basah langsung diterima dan dibawa ketempat
penyimpanan. Lauk pauk untuk siang dan sore hari, serta esok pagi di
persiapkan pada pagi hari. Lauk yang diterima memiliki standarnya masing-
masing, misalkan untuk ikan beratnya 60 gr dengan tulang, ayam 75 gr
dengan tulang, serta telur beratnya 50-60 gr. Selain itu pada ruang persiapan
makanan cair (Gambar 3.1.3) dari kunjungan yang kami lakukan untuk
persiapan makanan cair di tempatkan diruangan khusus yang mana memiliki
suhu 220C dan bersifat steril selain petugas karyawan lain dilarang masuk,
pada rumah sakit ulin makanan cair yang diberikan berupa susu formula
dengan pembagian 20 gr per satu bungkus plastik kecil.

3.2 Peralatan
Menurut Permenkes No. 78 Tahun 2013, persiapan pengolahan harus
dilakukan dengan menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan dan
bahan makanan yang akan diolah sesuai urutan prioritas.
Peralatan persiapan di ruang pemotongan sayur (Gambar 3.1.2) yang
tersedia di RSUD Ulin Banjarmasin masih kurang lengkap. Diantaranya,
pisau yang digunakan untuk persiapan memotong sayur dan buah sebaiknya
dibedakan. Untuk talenan sudah dibedakan yaitu merah dan kayu untuk buah
serta hijau untuk sayur. Namun, talenan yang digunakan sebaiknya diganti,
karena sudah terdapat noda hitam di permukaannya. Terdapat juga nyiru dan
baskom besar yang digunakan untuk menampung sayur yang sudah dipotong,
serta sarangan besar untuk pencucian sayur yang sudah dipotong. Peralatan
yang digunakan untuk memasak bahan makanan sebaiknya dicuci dahulu
sebelum digunakan dan ada peralatan basah yang sebaiknya dikeringkan
terlebih dahulu sebelum digunakan. Peralatan yang digunakan sebaiknya
dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan sebelum dipakai agar higiene dan
sanitasi tetap terjaga dan tidak ada kontaminasi. Alat yang digunakan untuk
meletakkan makanan sebaiknya juga dikeringkan terlebih dahulu oleh petugas
agara tidak ada bakteri yang tumbuh karena peralatan yang lembab.
Di ruang persiapan bumbu terdapat alat penggiling bumbu berukuran
besar tapi alat tersebut rusak sehingga tenaga menggiling hanya
menggunakan blender yang ada.

3.3 Standar Bumbu


Standar bumbu adalah ketetapan pemakaian ukuran bumbu-bumbu
sesuai dengan ketentuan dalam standar resep. Tujuan dari standar bumbu
adalah untuk menciptakan mutu atau kualitas makanan yang relatif samacita
rasanya (Mukrie, 1996). Secara garis besar pada saat ini bumbu untuk
masakan Indonesia dapat dibagi menjadi 5 kelompok bumbu dasar, yaitu
bumbu merah, bumbu putih, bumbu sup, bumbu iris, dan bumbu kacang.
Bumbu merah sering dijadikan bumbu dasar masakan seperti asem padeh,
rendang, gulai, dan sambal goreng. Bumbu putih untuk masakan opor dan
lodeh. Sedangkan bumbu sup merupakan bumbu dasar untuk macam-macam
sup bening dan soto. Bumbu iris untuk masakan tumisan, dan bumbu kacang
untuk bumbu sate ataupun gado-gado.

Teknik Spesifikasi dalam Persiapan Bahan

a. Teknik persiapan bumbu-bumbu

1. Dihaluskan/digiling
Umumnya bumbu bumbu seperti bawang merah, bawang putih,
pala, jahe, ketumbar, jintan, kluwek, laos, sereh untuk daerah tertentu
dalam jumlah yang kecil, tersi, cabe, tomat, sering sekali dihaluskan
atau digiling.
2. Di iris tipis
3. Dimemarkan
4. Utuh

Dalam usaha meningkatkan aroma masakan maka bumbu-bumbu


sebelum digiling sering dimatangkan lebih dahulu dengan cara:
1. Menggoreng
2. Menyangrai
3. Merebus/menurmis
4. Dibakar dalam abu
5. Direndam

b. Teknik mencampur bumbu


1. Bumbu seperti cuka, vanili, kecap, gula merah sebaiknya seperti
ditambahkan terakhir, sebelum hidangan matang.
2. Apabila semua bumbu harus dihaluskan maka perhatikan larutan
mencampurnya

c. Teknik dalam persiapan bahan makanan


1. Mengumbah
2. Meracik
3. Memotong tipis
4. Mengupas
5. Mengayak
6. Mengocok
7. Menepung
8. Mengaduk
9. Membanting
3.3.1 Standar Bumbu Kelas I dan Aster
a. Standar Bumbu A : Digunakan untuk bumbu masakan Kalio,
Bumbu Bali, Masak Habang, Paniki,
Sambal Goreng, Sambal Goreng, dll
b. Standar Bumbu B : Digunakan untuk membuat masakan Opor,
Kareh, Terik, Sayur Asam, dll
c. Standar Bumbu C : Digunakan untuk membuat masakan Sop,
Bistik, Capcay , Ca, dll
d. Standar Bumbu D : Digunakan untuk memasak Tumisan,
Oseng-oseng, Pindang, dll
e. Standar Bumbu D : Digunakan untuk memasak Sayur
Bening,dll
(jumlah pasien : 120)

NAMA BAHAN STANDAR


NO SATUAN JUMLAH
MAKANAN A B C D E
1 Bawang Merah Kg 0.48 0.72 0.96 0.96 0.144 3.12

2 Bawang Putih Kg 0.24 0.24 0.24 0.24 0.144 0.96

3 Cabe Merah Kg 0.048 0.048

4 Kemiri Kg 0.24 0.24 0.48

5 Lada Bubuk Kg 0.024 0.024

6 Gula Merah Kg

7 Air Kg 600 600 750


3.3.2 Standar Bumbu Kelas II dan III
a. Standar Bumbu A : Digunakan untuk bumbu masakan Kalio,
Bumbu Bali, Masak Habang, Paniki,
Sambal Goreng, Sambal Goreng, dll
b. Standar Bumbu B : Digunakan untuk membuat masakan Opor,
Kareh, Terik, Sayur Asam, dll
c. Standar Bumbu C : Digunakan untuk membuat masakan Sop,
Bistik, Capcay , Ca, dll
d. Standar Bumbu D : Digunakan untuk memasak Tumisan,
Oseng-oseng, Pindang, dll
e. Standar Bumbu D : Digunakan untuk memasak Sayur
Bening,dll

jumlah pasien : 310

NAMA BAHAN STANDAR


NO SATUAN JUMLAH
MAKANAN A B C D E

1 Bawang Merah Kg 1.24 1.86 2.48 2.48 0.372 8.06

2 Bawang Putih Kg 0.62 0.62 0.62 0.62 0.372 2.48

3 Cabe Merah Kg 0.124 0.124

4 Kemiri Kg 0.62 0.62 1.24

5 Lada Bubuk Kg 0.062 0.062

6 Gula Merah Kg

7 Air Kg 600 600 750


3.4 Standar Sayur
Berdasarkan hasil pengamatan di RSUD Ulin Banjarmasin,
pemotongan sayur yang dilakukan di ruang pemotongan sayur (Gambar
3.1.2) di pagi hari dipakai untuk pemasakan di siang hari. Sedangkan
pemotongan sayur yang dilakukan di siang hari dipakai untuk pemasakan
malam hari dan pagi hari. Jenis potongan yang dilakukan yaitu, untuk
tumisan bentuk potongannya adalah miring dan untuk sayur sop bentuk
potongannya bulat. Kemudian sayur yang sudah dipotong akan di simpan di
kulkas atau lemari pendingin (chiller) .
Pada pelaksanaan persiapan pengolahan makanan di instalasi gizi
RSUD Ulin Banjarmasin sebaiknya menyesuaikan cara kerja sesuai dengan
prosedur yang ada. Misalnya, mencuci sayuran terlebih dahulu sebelum
dipotong.
STANDAR SAYUR KELAS III

BERAT
NO NAMA MENU BAHAN
(gr)
1 Sop Jagung Wortel 25
Kentang 25
Jagung 25

2 Oseng-oseng Buncis Buncis 25


Wortel 25
Kol 25

3 Ca Sayur Manis Wortel 40


Sawi 35

Kacang
4 Sayur Asam Jakarta panjang 20
Jagung 20
Labu Siam 20
Daun Melinjo 10
Biji Melinjo 5

5 Sop Oyong Kentang 25


Wortel 25
Oyong 25

6 Oseng-oseng Tauge Wortel 25


Kacang
panjang 20
Tauge 25

7 Cap cay Wortel 25


Kol 25
Sawi 25
 Contoh Menu RSUD Ulin Banjarmasin
Sambal Goreng Telur
(untuk 50 porsi)

Bahan-bahan :
 50 butir telur, direbus, digoreng berkulit’
 4 buah tomat, dipotong-potong
 2 lembar daun salam
 4 cm lengkuas, dimemarkan
 ½ sdm garam
 1 sdm gula pasir
 500 ml air
 5 sdm minyak untuk menumis
Bumbu Halus

 250 gram
 120 gram bawang putih
 ½ sdt terasi
 50 gram buah cabai merah keriting
 120 gram kemiri, disangrai

Cara membuat:

1. Panaskan minyak. Tumis bumbu halus, daun salam dan lengkuaas sampai
harum. Tambahkan tomat. Aduk sampai layu
2. Masukkan telur. Aduk rata. Masukkan garam dan gula pasir. Masak
sampai meresap.
3. Tuang air. Masak sampai matang dan bumbu meresap
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan dalam sebuah penyelenggaran makanan di


RSUD Ulin Banjarmasin, ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah
satunya adalah persiapan bahan makanan seperti cara untuk mempersiapkan
bahan makanan agar siap diolah baik dari segi mencuci, memotong,
menyiangi, meracik, dan sebagainya sesuai menu, standar resep, standar
porsi, standar bumbu dan jumlah orang yang dilayani. Selain bahan makanan
yang kita persiapkan kita juga harus menyiapkan alat dan tempat agar dapat
melakukan proses pengolahan bahan makanan menjadi makanan yang bisa di
makan.

4.2 Saran
Dari kunjungan yang kami lakukan bahwa pada saat persiapan bahan
makanan tidak sesuainya dengan prosedur yang ada yang mana sayuran di
potong – potong terlebih dahulu dan selanjutnya di cuci, seharusnya
berkebalikan dari itu yang mana sayuran di cuci terlebih dahulu baru di
potong – potong. Talenan yang digunakan sebaiknya diperbarui karena
talenan yang berjamur dapat menjadi sarang bakteri. Pisau yang digunakan
ada baiknya di bedakan sehingga dapat mempermudah kerja. Jadi sebaiknya
kesalahan seperti hal tersebut di perbaiki.
DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Irianto. 2014. Penyelenggaraan Makanan : Manajemen Sistem


Pelayanan Swakelola dan Jasa Boga di Instalasi Gizi Rumah Sakit.
Yogyakarta: Leutika Books.

Kemenkes RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :
Kemenkes RI.

Mukrie, A. N. 1996. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.


Jakarta : Depkes RI.

RSUD Ulin Banjarmasin. 2014. Profil RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2014.
Banjarmasin : RSUD Ulin Banjarmasin.

RSUD Ulin Banjarmasin. 2014. Profil Instalasi Gizi RSUD Ulin Banjarmasin
Tahun 2015. Banjarmasin : RSUD Ulin Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai