Anda di halaman 1dari 6

PENGAWASAN TERHADAP TENAGA PENGOLAHAN REKAM MEDIS

RAWAT INAP UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DI UNIT REKAM MEDIS


RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Dika Maulana Pemberiadi
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN
Jl. Muararajeun, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler – Bandung Telp. 022-7274785
e-mail : muuniich@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian dan pengembangan ini dilatarbelakangi oleh adanya potensi dan masalah,
potensi yang dimaksud adalah pengawasan yang dilakukan terhadap tenaga pengolaha
rekam medis rawat inap untuk meningkatkan kinerja di unit rekam medis RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Namun yang menjadi masalah adalah, pengawasan terhadap tenaga
penglohan rekam medis rawat inap sudah ada tetapi dalam proses pengawasan dan
penilaian kinerja belum dilaksanakan secara optimal. Penelitian ini berusaha untuk
mengidentifikasi proses pengawasan terhadap tenaga pengolahan rekam medis rawat inap
dilaksanakan di Unit Rekam Medis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, mengidentifikasi
pelaksanaan kinerja tenaga pengolahan rekam medis rawat inap di Unit Rekam Medis
RSUP Dr. Hasan Sadkin Bandung, mengidentifikasi apa yang menjadi hambatan di dalam
melakukan pengawasan terhadap tenaga pengolahan rekam medis rawat inap, dan
mengidentifikasi upaya apa yang telah dilakukan oleh pihak RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung dalam melakukan pengawasan terhadap tenaga pengolahan reka medis rawat inap
untuk meningkatkan kinerja. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif,
yaitu mengamati pengawasan terhadap tenaga pengolahan rekam medis rawat inap dengan
kebijakan rumah sakit, untuk mendapatkan gambaran umum mengenai pengawasan
terhadap tenaga pengolahan rekam medis rawat inap. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dalam proses pengawasan tidak mengacu pada standar merit system dan tindakan korektif
dilakukan apabila ada tenaga pengolahan rekam medis protes terhadap nilai merit system
mereka, adanya perbedaan antara data kinerja pengolahan rekam medis rawat inap dengan
hasil kuesioner yang dibagikan penulis kepada 21 responden tenaga pengolahan rekam
medis rawat inap dan hambatan pengawasan yang dilakukan masih melihat dari faktor usia
pengawasan yang dilakukan masih mempertimbangkan tenaga yang 75% akan pensiun.
Saran : hasil dari penilaian pengawasan terhadap tenaga pengolahan rekam medis rawat
inap sebaiknya apa adanya dan terbuka/ transparan tidak melebih-lebihkan poin yang
diberikan, pengawasan yang dilakukan disertai dengan pemberian efek jera serta memberi
reward bagi yang berprestasi, prosedur pengawasan sebaiknya dibuatkan agar menjadi
pedoman kerja dalam melakukan pengawasan, serta memberikan motivasi secara kontinyu
kepada tenaga pengolahan rekam medis rawat inap.
Kata kunci: Pengawasan, Kinerja

DIKA MAULANA PEMBERIADI, 113216061, KELAS 1A NON REGULER


PENDAHULUAN

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera setiap penampilan tenaga atau karyawan
dari badan, jiwa dan sosial yang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
memungkinkan setiap orang hidup produktif Oleh sebab itu pengawasan terhadap tenaga
secara sosial dan ekonomi kehendak sehat ini rekam medis sangat penting dalam
adalah kehendak semua pihak yang meningkatkan kinerja sehingga tidak
dibutuhkan bukan hanya oleh individu saja merugikan bagi pasien dan rumah sakit serta
tetapi juga oleh keluarga, kelompok maupun menjadi salah satu keberhasilan mengelola
masyarakat. Oleh karena itu, kesehatan harus perusahaan aau rumah sakit tergantung
dipelihara dan pelayanan kesehatan harus kepada beberapa factor, salah satunya adalah
ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari factor sumber daya manusia. Menurut
ancaman yang merugikan. Pelayanan pengamatan penulis,bahwa pengawasan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat terhadap tenaga pengolahan rekam medis
salah satunya adalah rumah sakit. rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Rumah sakit merupakan salah satu Bandung masih ditemukan adanya fenomena-
sarana yang memberikan fasilitas kesehatan fenomena yang mendasar dimana pengawasan
bagi masyarakat. Oleh karena itu, pelayanan terhadap tenaga pengolahan rekam medis
kesehatan rumah sakit sudah seharusnya rawat inap belum dilaksanakan secara
memberikan mutu yang berkualitas, salah optimal.
satunya didukung oleh penyelenggaraan
manajemen yang berkualitas. METODE PENELITIAN
Manajemen merupakan ilmu dan seni A. Jenis Penelitian
untuk melakukan tindakan guna mencapai Jenis penelitian yang digunakan
tujuan. Manajemen menyangkut perencanaan, adalah deskriptif, yaitu mengamati objek
pengorganisasian, pengarahan dan penelitian dengan melihat dan mengamati
pengawasan terhadap sumber dan tata cara pengawasan terhadap tenaga pengolahan
serta kesanggupan yang tersedia untuk rekam medis rawat inap dengan kebijakan
memenuhi kebutuhan dan tuntutan di bidang rumah sakit, untuk mendapatkan
rekam medis. gambaran umum mengenai pengawasan
Rekam medis merupakan sumber terhadap tenaga pengolahan rekam medis
informasi tentang hasil kegiatan atau tindakan rawat inap. Dan juga tanpa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada mengesampingkan variabel penelitian.
seorang pasien dimana rekam medis ini
mengandung nilai tinggi. Adapun landasan B. Variabel Penelitian
hukum dalam penyelenggaraan rekam medis Variabel penelitian adalah segala
pada setiap sarana pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang terbentuk apa saja yang
PermenKes No. 269/Menkes/PER/III/2008 ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
tentang Rekam Medis. sehingga diperoleh informasi tentang hal
Rekam medis adalah berkas yang tersebut.dengan demikian dimaksudkan
berisikan catatan, dokumen tentang identitas untuk mendapatkan gambaran hubungan
pasien, pemeriksaaan, pengobatan, tindakan pengawasan erhadap tenaga pengolahan
dan pelayanan lain yang telah diberikan rekam medis rawat inap dengan kinerja
kepada pasien. Rekam medis yang berkualitas diUnit Rekam Medis RSUP Dr. Hasan
adalah rekam medis yang diisi lengkap, tepat, Sadikin Bandung, dengan variabel
akurat serta terdokumentasi dengan baik. Hal penelitian sebagai berikut
tersebut dapat terwujud apabila didukung oleh
pengawasan terhadap tenaga rekam medis.
Pengawasan adalah melakukan
penilaian dan sekaligus koreksi terhadap

DIKA MAULANA PEMBERIADI, 113216061, KELAS 1A NON REGULER


Pengawasan Kinerja penghargaan, pemberian sanksi/
hukuman serta pembinaan pegawai.
Tenaga Pengolahan e. Sdm adalah petugas yang melakukan
Rekam Medis kegiatan pengolahan data rekam
Rawat Inap medis rawat inap di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung.
a. Kebijakan a. Ketepatan f. Uraian tugas merupakan pedoman
pengawasan bagi petugas rekam medis dalam
kerja
menjalankan kegiatan di bagian
b.Proses b. Kecepatan rekam medis.
2. Varibel Dependen
pengawasan dan a. Ketepatan kerja adalah memahami
c. Evaluasi dan kecermatan prosedur kerja, mampu melaksanakan
persiapan kerja, pelaksanaan kerja,
tindakan korektif kerja evaluasi dan melaporkan hasil kerja
tepat waktu.
d.Tindak lanjut c. Hasil kerja b. Kecepatan dan kecermatan kerja
e. SDM d. Kreativitas adalah cepat dalam menyelesaikan
pekerjaan dan selalu tepat waktu
f. Uraian Tugas dan inovasi sebelum waktu yang ditentukan dan
tidak ada yang salah
1. Variabel c. Hasil kerja adalah suatu hasil dalam
Independen menyelesaikan pekerjaan dalam
a. Kebijakan adalah suatu surat kurun waktu 1 (satu) bulan.
u keputusan yang ditetapkan oleh d. Kreativitas dan inovasi adalah
pimpinan rumah sakit sebagai berinisiatif mengusulkan ide-ide atau
pedoman bagi Kepala Rekam Medis gagasan baru untuk penyempurnaan
dan setiap KAUR dalam menjalankan baik metode kerja atau prosedur kerja.
tugasnya untuk melakukan
pengawasan terhadap tenaga rekam HASIL PENELITIAN DAN
medis pengolahan rawat inap. PEMBAHASAN
b. Proses pengawasan terhadap tenaga A. HASIL PENELITIAN
pengolahan rekam medis rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
adalah suatu langkah umum dalam telah menetapkan kebijakan dalam
melaksanakan pengawasan terhadap melakukan pengawasan dengan
tenaga rekam medis pengolahan dikeluarkannya Surat Keputusan Direktur
rawat inap. Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
c. Evaluasi dan tindakan korektif adalah Nomor : 130/D1.8-32/KP.05.01/IV/2007
suatu proses yang digunakan tentang pedoman merit system. Didalam
pimpinan untuk menentukan apakah pedoman merit system terdapat unsur-
seorang karyawan melakukan unsur yang dinilai yaitu unsur statis, unsur
pekerjaanya sesuai dengan tugas dan dinamis dan sanksi ketidakhadiran. Di
tanggung jawabnya dan ndakan dalam unsur statis yang dinilai adalah
perbaikan serta melakukan tindakan pendidikan, golongan, masa kerja,
perbaikan serta penyempurnaan dari tanggung jawab dan resiko kerja. Di
atasan ke bawahan atau dari bawahan dalam unsur dinamis yang dinilai dalah
ke atasan. sikap, kemampuan, cepat dan cermat,
d. Tindak lanjut adalah suatu tindakan hasil kerja dan inovasi. Unsur-unsur
yang dilakukan oleh suatu organisasi tersebut melekat pada masing-masing
dimana dalam pemberian tenaga pengolahan rekam medis rawat

DIKA MAULANA PEMBERIADI, 113216061, KELAS 1A NON REGULER


inap dan selalu dilakukan pengawasan. dilakukan penilaian terhadap kinerja.
Merit system yaitu system imbalan bagi Pada organisasi jasa khususnya rumah
mereka yang berprestasi dan berdedikasi sakit merupakan hal yang sulit mengingat
tinggi bagi perusahaan sehingga besar variasi dan cakupan yang sangat luas dari
kecilnya imbalan antara seorang pegawai setiap unit kerja, namun demikian hal
dan pegawai lainnya akan berbeda tersebut diperlukan untuk pengembangan
tergantung kepada prestasi dan dedikasi sumber daya manusia. Dari penilaian
dalam menyelesaikan target kerja yang kinerja sejauh mungkin menghindari
diberikan kepadanya, disamping hal factor subyektif dari penilaian dan
tersebut rumah sakit masih tetap mengedepankan faktor-faktor obyektif.
menghargai “unsur senioritas” namun Untuk mengurangi faktor subyektif ini
dalam proporsi yang lebih kecil. digunakanlah penilaian dengan
1. Proses Pengawasan terhadap tenaga memberikan point (score) pada unsur-
pengolahan rekam medis rawat inap unsur kritakal dari berbagai tingkatan
Proses pengawasan terhadap tenaga yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik
pengolahan rekam medis rawat inap dan sangat baik.
dilakukan oleh Kepala Rekam Medis Berdasarkan data yang diperoleh dari
dengan menggunakan teknik pengawasan 21 responden dari hasil pengawasan
langsung dan tidak langsung. Pengawasan terhadap responden kinerja tenaga
tidak langsung oleh Kepala Rekam MDeis pengolahan rekam medis rawat inap
itu sendiri, teknik pengawasan langsung diperoleh 562 terletak pada daerah cukup.
dilakukan oleh KAUR (Kepala Urusan) Dan berdasarkan dari hasil perhitungan
unit masing-masing dan melaporkan kuesioner maka diperoleh 482 terletak
kepada Kepala Rekam Medis berupa pada daerah kurang.
poin-poin yang dilakukan sebulan sekali 3. Hambatan di dalam melaksanakan
pada minggu pertama (rapat koordinasi). pengawasan terhadap tenaga pengolahan
Proses pengawasan yaitu adanya rekam medis rawat inap
penyusunan tujuan dan standar, Menurut hasil wawancara dengan
pengukuran hasil kerja untuk mengetahui kepala rekam medis dan KAUR yang
apakah tenaga pengolahan rekam medis menjadi hambatan dalam pengawasan
rawat inap dalam melakukan pekerjaan terhadap tenaga pengolahan rekam medis
sesuai dengan standar atau tujuan, rawat inap diantaranya :
perbandingan fakta dengan standar a. Pengawasan yang dilakukan masih
dimana dilihat dari kinerjanya kemudian melihat dari faktor usia.
dibandingkan antara fakta dan standar b. Pengawasan yang dilakukan masih
tetapi kenyataanya di lapangan mempertimbangkan tenaga yang
pengawasan ini tidak membandingkan 75% akan pensiun.
antara fakta dan standar, perbaikan / 4. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi
tindakan korektif yang dilakukan oleh hambatan dalam melakukan pengawasan
KEpala Rekam Medis dan tindakan terhadap tenaga pengolahan rekam medis
korektif ini dilakukan apabila ada tenaga rawat inap
pengolahan rekam medis yang melakukan Upaya yang dilakukan di Unit Rekam
protes terhadap nilai merit system mereka, Medis untuk meningkatkan kinerja tenaga
yang mana niali merit system ini pengolahan rekam medis rawat inap yaitu:
merupakan hasil pengawsan selama satu a. Memberikan pengertian kepada
bulan. tenaga pengolahan rekam medis rawat
2. Pelaksanaan kinerja tenaga pengolahan inap bahwa KEpala Rekam Medis dan
rekam medis rawat inap KAUR mempunyai tanggung jawab
Pelaksanaan kinerja tenaga yang harus diselesaikan
pengolahan rekam medis rawat inap

DIKA MAULANA PEMBERIADI, 113216061, KELAS 1A NON REGULER


b. Melakukan pendekatan secara tenaga yang melakukan kesalahan maka
psikologis baik face to face atau harus disalahkan bukan yang yang salah
dipanggil secara baik-baik oleh menjadi benar.
Kepala Rekam Medis kepada petugas 4. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi
pengolahan rekam medis rawat inap. hambatan dalam melakukan pengawasan
terhadap tenaga pengolahan rekam medis
B. PEMBAHASAN rawat inap
1. Proses Pengawasan terhadap tenaga Upaya yang dilakukan di Unit Rekam
pengolahan rekam medis rawat inap Medis untuk meningkatkan kinerja tenaga
Dalam pelaksanaan pengawasan, pengolahan rekam medis rawat inap yaitu:
pengawasan yang dilakukan tidak a. Memberikan pengertian kepada
membandingkan antara fakta dan standar tenaga pengolahan rekam medis
sehingga penilaian yang diberikan rawat inap bahwa KEpala Rekam
menjadi kurang obyektif dan dalam Medis dan KAUR mempunyai
melakukan pengawasan tidak tanggung jawab yang harus
dilakukannya tindakan koreksi serta tidak diselesaikan
tegas dalam pemberian sanksi. b. Melakukan pendekatan secara
2. Pelaksanaan kinerja tenaga pengolahan psikologis baik face to face atau
rekam medis rawat inap dipanggil secara baik-baik oleh
Dari hasil membandingkan antara Kepala Rekam Medis kepada petugas
data penilaian kinerja tenaga pengolahan pengolahan rekam medis rawat inap.
rekam medis rawat inap dengan hasil
perhitungan kuesioner kinerja tenaga KESIMPULAN DAN SARAN
pengolahan rekam medis rawat inap dapat A. KESIMPULAN
ditarik kesimpulan bahwa dalam Dari hasil pembahasan masalah
melakukan pengawasan ada perbedaan mengenai pengawasan terhadap tenaga
penilaian antara data kinerja dengan hasil pengolahan rekam medis rawat inap di
kuesioner kinerja penilaian itu tidak Unit Rekam Medis RSUP Dr. Hasan
obyektif atau subyektif. Sadikin Bandung penulis dapat
3. Hambatan di dalam melaksanakan menyimpulkan beberapa hal diantaranya
pengawasan terhadap tenaga pengolahan adalah :
rekam medis rawat inap 1. Pengawasan terhadap tenaga
Menurut hasil wawancara dengan pengolahan rekam medis rawat inap
kepala rekam medis dan KAUR yang di Unit Rekam Medis RSUP Dr.
menjadi hambatan dalam pengawasan Hasan Sadikin Bandung sudah ada
terhadap tenaga pengolahan rekam medis tetapi di dalam proses pengawasan
rawat inap diantaranya : tida mengacu pada standar yang ada
a. Pengawasan yang dilakukan masih pada pedoman merit system yang
melihat dari faktor usia. diberlakukan di RSUP Dr. Hasan
b. Pengawasan yang dilakukan masih Sadikin Bnadung dan tindakan
mempertimbangkan tenaga yang 75% korektif ini dilakukan apabila ada
akan pensiun. petugas tenaga pengolahan rekam
Dari hasil wawancara di atas medis rawat inap protes terhadap nilai
seharusnya pimpinan dalam melakukan merit system mereka.
pengawasan terhadap tenaga pengolahan 2. Dari hasil membandingkan antara
rekam medis rawat inap tidak memandang data penilaian kinerja tenaga
dari segi faktor usia dank arena tenaga pengolahan rekam medis rawat inap
akan pensiun. Seharusnya pengawasan itu diperoleh 562 terletak pada daerah
dilakukan kepada tenaga yang akan cukup dengan hasil perhitungan
pensiun ata yang belum pensiun serta kuesioner kinerja tenaga pengolahan

DIKA MAULANA PEMBERIADI, 113216061, KELAS 1A NON REGULER


rekam medis rawat inap 482 terletak medis rawat inap yang melalaikan
pada daerah kurang, dapat ditarik kinerja agar memberikan efek jera.
kesimpulan bahwa dalam melakukan 3. Sebaiknya dibuatkan prosedur
pengawasan ada perbedaan penilaian pengawasan terhadap tenaga
antara data kinerja dengan hasil pengolahan rekam medis rawat inap
kuesioner kinerja penilaian itu tidak agar menjadi pedoman kerja bagi
obyektif atau subyektif. Kepala Rekam Medis dan KAUR
3. Yang menjadi hambatan dalam dalam melakukan pengawasan.
pengawasan terhadap tenaga 4. Sebaiknya memberikan motivasi
pengolahan rekam medis rawat inap secara kontinyu kepada tenaga
diantaranya : pengolahan rekam medis rawat
a. Pengawasan yang dilakukan inapdengan memberikan reward bagi
masih melihat dari faktor usia. yang berprestasi dan mengadakan
b. Pengawasan yang dilakukan pertemuan 1x setiap bulannya untuk
masih mempertimbangkan pengarahan dan memberikan
tenaga yang 75% akan pensiun. pemahaman kepada tenaga
4. Upaya yang dilakukan di Unit Rekam pengolahan rekam medis rawat inap
Medis untuk meningkatkan kinerja akan arti pentingnya kinerja.
tenaga pengolahan rekam medis
rawat inap yaitu : REFERENSI
a. Memberikan pengertian kepada Harahap, Sofyan, Safri. 2004. Sistem
tenaga pengolahan rekam medis Pengawasan Manajamen. Pustaka Quantum.
rawat inap bahwa KEpala Rekam Jakarta
Medis dan KAUR mempunyai Hasibuan, Malayu, S.P. 2007.
tanggung jawab yang harus Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi
diselesaikan Aksara. Jakarta
b. Melakukan pendekatan secara Mangkunegara, Prabu, Anwar, Msi.
psikologis baik face to face atau 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Refika
dipanggil secara baik-baik oleh Aditama. Bandung
Kepala Rekam Medis kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
petugas pengolahan rekam medis Departemen Kesehatan. 1997. Pedoman
rawat inap. Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia. Revisi I. Jakarta
B. SARAN Pedoman Penyelenggaraan Rekam
Dari kesimpulan di atas, maka penulis Medis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung,
mengajukan beberapa saran bagi RSUP 2008. Revisi V
Dr. Hasan Sadikin Bandung terutama Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
pada bagian pengolahan rekam medis 269/Menkes/PER/III/2008. Tentang Rekam
rawat inap sebagai berikut: Medis
1. Hasil dari penilaian pengawasan yang
dilakukan sebaiknya apa adanya dan
terbuka / transparan tidak melebih-
lebihkan poin yang diberikan
sehingga dapat diketahui sejauhmana
kinerja tenaga pengolahan rekam
medis rawat inap.
2. Pengawasan yang dilakukan
sebaiknya disertai sanksi yang tegas
kepada tenaga pengolahan rekam

DIKA MAULANA PEMBERIADI, 113216061, KELAS 1A NON REGULER

Anda mungkin juga menyukai