Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANATOMI DAN FISOLOGI

PADA TERNAK SISTEM OTOT

Disusun Guna Memenuhi Nilai Tugas

Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak (B)

Dosen Pengampu : Hanum Muarifah S.Pt, M.Sc.

Disusun Oleh :

Mellyana Ari Maharani

195050100113045

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA KAMPUS II

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan
rambut setelah mendapat rangsangan. Otot merupakan organ tubuh yang berkemampuan
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi
untuk menggerakkan rangka sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot
disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan
tulang. Dengan demikian, sistem otot adalah sistem tubuh yang berfungsi seperti untuk
alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Sistem ini terdiri atas otot
polos, otot jantung dan otot rangka.
Ganong (dalam Madri, 2017) menyatakan bahwa sel-sel otot seperti juga neuron
dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk membangkitkan potensial
aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Berbeda dengan neuron, otot memiliki
mekanisme kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil seperti aktin
dan miosin yang menghasilkan kontraksi terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di
otot. Namun protein kontraktil juga ditemukan hampir disemua sel tubuh. Miosin adalah
salah satu penggerak molekuler yang mengubah energi hasil hidrolisis ATP menjadi
gerakan suatu komponen selular disepanjang komponen lainnya.
Menurut Wangko (2014) jaringan otot menyusun 40-50% dari berat badan total.
Secara umum fungsi jaringan otot ialah untuk pergerakan, stabilisasi posisi tubuh,
mengatur volume organ dan termogenesis; diperkirakan 85% panas tubuh dihasilkan oleh
kontraksi otot. Sifat jaringan otot ialah eksitabilitas/iritabilitas, dapat berkontraksi, dapat
diregang tanpa merusak jaringannya pada batas tertentu, dan elastisitas. Berdasarkan ciri-
ciri histologik, lokasi serta kontrol sistem saraf dan endokrin, jaringan otot
dikelompokkan atas jaringan otot rangka, otot jantung, dan otot polos.
Pada setiap jaringan otot terdapat sejumlah besar serat atau sel otot yang dibungkus
dalam jalinan serabut jaringan ikat sebagai penyokong dengan pembuluh darah dan serat
saraf. Semua unsur jaringan ikat itu diperlukan agar jaringan otot dapat menjalankan
tugasnya dengan baik yaitu menghasilkan gerak, baik yang disadari maupun tidak.
Pada hewan ternak sebagai vertebrata, seperti halnya pada manusia, otot-otot yang
menyusun tubuhnya pun terdiri atas otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Fungsi dari
sistem otot pada hewan vertebrata juga seperti halnya pada manusia yaitu sebagai alat
gerak aktif melalui kontraksinya. Berbeda halnya dengan sistem otot pada invertebrata
yang tidak serupa dengan hewan vertebrata, pada hewan-hewan rendah seperti pada
porifera, protozoa, dan coelenterata tidak memiliki sistem tersebut.
Otot pada hewan ternak ini kita kenal sebagai daging. Dimana secara histologi
daging adalah otot hewan yang tersusun oleh serabut otot yang sangat kecil, berupa sel
memanjang yang disatukan oleh jaringan ikat, membentuk berkas ikatan yang pada
kebanyakan daging jelas kelihatan bedanya antara lemak pembuluh darah dan urat saraf
(Irwandiet al., 2003;Suwiti, 2008).

B. STRUKTUR
Perlu diketahui bahwa jumlah otot didalam tubuh meliputi sekitar 40-50% berat
badan. Menurut Tangkudung (2016) pada pembesaran 20.000 x, di dalam sel otot dapat
dilihat adanya struktur-struktur seperti serabut. Benang-benang/ serabut ini disebut
sebagai myofibril, yang terdiri dari filamen-filamen actin dan myosin yang tersusun dari
molekul-molekul protein yang hanya dapat ditemukan di dalam sel otot. Secara anatomi
otot tersusun oleh dua jenis filamen dasar, yaitu filame aktin dan filamen myosin. Kedua
filamen inilah yang menjadi penyusun suatu struktur otot yang disebut miofibril.
Sekumpulan miofibril ini akan membentuk serabut otot dan sekumpulan serabut otot
akan membentuk otot. Otot memiliki bagian-bagian, yaitu:
1. Sarcolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai
pelindung otot.
2. Sarcoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana
miofibril dan miofilamen berada.
3. Filamen, tersusun atas dua macam dasar, yaitu filamen aktin (tipis) dan filamen
myosin (tebal). Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun
serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun suatu otot.
4. Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
5. Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.
Miofilamen terbagi atas dua macam, yaitu: miofilamen homogen (terdapat pada
otot polos) dan miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak
dan otot rangka/otot lurik).
Sama halnya dengan manusia, ada tiga jenis otot yang menyusun tubuh hewan,
yaitu otot polos, otot urik dan otot jantung.
1. Otot polos menyebabkan kebanyakan organ dalam tubuh mampu berkontraksi
secara lambat di bawah pengendalian sistem saraf otonom.Sel-sel otot polos
adalah yang paling sederhana. Mereka berbentuk gelendong panjang, dan setiap
sel memiliki satu inti di tengah. Disebut otot polos karena penampakannya
yang ”polos” di bawah mikroskop, tidak seperti otot jantung dan otot lurik
(kerangka).
2. Otot jantung tersusun dari sel-sel otot membentuk seperti anyaman bercabang-
cabang. Sel otot jantung memiliki inti di tengah, mampu bereaksi cepat terhadap
rangsang dan tidak berada di bawah kendali kesadaran kita. Otot jantung hanya
ditemukan di organ jantung. Memiliki serabut otot yang lebih tebal dari otot
polos.
3. Otot kerangka (otot lurik) adalah otot-otot yang melekat pada kerangka tubuh.
Sel-sel yang menyusun otot ini berbentuk silinder panjang, memiliki lebih dari
satu inti dan terletak di tepi sel. Otot ini bereaksi cepat terhadap rangsang,
namun tidak dapat berkontraksi dalam waktu yang lama.
Pada unggas pun jaringan otot merupakan satu kesatuan kelompok organ yang
bertindak sebagai anggota gerak. Otot polos terdapat pada pembuluh darah, usus dan
organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot jantung terdapat pada jantung
dan otot kerangka terdapat pada sekeliling kerangka tubuh dan bertanggung jawab
terhadap gerak yang berada di bawah perintah otak seperti otot dada dan otot paha. Otot
dada pada unggas pada umumnya kuat untukmenjamin kemampuan terbang. Otot
kerangka terdiri dari tiga jenis serabut otot, yaitu : serabut merah (red fibres), serabut
putih (white fibres) dan serabut pertengahan (intermediate fibres). Serabut otot merah
membentuk daging merah. Serabut otot ini mengandung banyak mioglobin, suatu
persenyawaan zat besi yang mengandung oksigen mirip dengan hemoglobin. Serabut ini
terdapat pada otot yang banyak melakukan aktivitas gerak, banyak mengandung darah,
lemak dan mioglobin. Otot ini mampu memproduksi energi secara aerobik
(menggunakan oksigen) sehingga mampu melakukan aktivitas gerak dalam waktu yang
cukup lama.

Serabut otot putih membentuk daging putih, mengandung sedikit mioglobin.


Serabut ini kaya akan glikogen, persenyawaan yang kaya akan glukose yang berguna
sebagai sumber energi dengan cara anaerobik. Dengan demikian unggas yang banyak
melakukan aktivitas terbang akan memiliki otot merah lebih banyak dari pada unggas
yang jarang terbang. Sementara serabut intermedier mengandung keduanya yaitu serabut
merah maupun serabut putih.

C. FUNGSI OTOT
Otot merupakan organ tubuh yang berkemampuan mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka sebagai
respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif karena
mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. Secara umum fungsi otot
adalah sebagai berikut
1. Melakukan gerakan bersama tulang / mobilitas.
2. Mengalirkan darah / sirkulasi darah.
3. Mengerdarkan sari makanan / melaksanakan pencernaan.
4. Menggerakan jantung
5. Komunikasi.
6. Pemeliharaan postur dan keseimbangan.
7. Pemeliharaan suhu tubuh.

D. KELOMPOK OTOT BERGARIS MELINTANG


Disebut sebagai otot bergaris karena serabutnya memperlihatkan garis-garis
melintang dengan banyak inti tersebar pada bagian-bagian pinggirnya. Kelompok otot
bergaris melintang ini diantaranya yaitu otot rangka dan otot jantung. Otot rangka
tersusun atas sel-sel panjang tidak bercabang, disebut serabut otot (muscle fiber).
Serabut-serabut ini merupakan sel-sel berinti banyak (multiseluler) yang terletak pada
bagian pinggir (perifer) sel. Sel-sel otot terbentuk sejak perkembangan embrionik
melalui fusi dari banyak sel-sel kecil yang membentuk sinsitium. Apabila dilihat dengan
mikroskp cahaya, serabut otot Nampak bergaris-garis melintang (Soewolo, 2003).
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari otot lurik (otot rangka) :
1. Bentuknya silindris, memanjang.
2. Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap gelap
dan terang secara berseling-seling (lurik)
3. Mempunyai bayak inti sel.
4. Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak,
oleh karena itu otot lurik disebut sebagai otot sadar.
5. Terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada, dan otot tangan.
Sedangkan otot jantung semula dianggap sebagai peralihan antara otot polos dan
otot kerangka. Yang jelas bahwa otot jantung tergolong otot bergaris melintang yang
satuannya disebut serabut. Seratnya rata-rata lebih kecil daripada serat otot lurik. Setiap
serat otot jantung memiliki tonjolan-tonjolan dan kesamping membentuk percabangan,
bertemu dengan percabangan sel otot tetangga. Tonjolan-tonjolan antara sel bertetangga
setangkup rapat. Inti berada di tengah sel. Satu serat hanya memiliki 1-2 inti. Inti lebih
tumpul ujungnya daripada inti serat otot lurik (Yatim, 1990). Ciri-ciri dari otot jantung
adalah sebagai berikut :
1. Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Strukturnya sama seperti otot lurik,
gelap terang secara berseling-seling dan terdapat percabangan sel.
2. Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja
sesuai dengan gerak jantung.
BAB II
MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Menurut Tangkudung (2016), pada tingkat molekular, kotraksi otot adalah serangkaian
peristiwa reaksi fisiko-kimia antara filamen actin dan myosin. Kepala dari molekul myosin,
melekat pada filamen actin yang berada di sebelahnya. Filamen actin yang terlambat pada
garis Z kemudian melakukan serangkaian gerakan menarik ke arah medial seperti yang
terjadi seperti yang terjadi pada ketika orang melakukan lomba tarik tambang. Akibatnya
jarak antara kedua garis Z yang merupakan ujung dari sarcomere jadi mengecil dan terjadilah
apa yang disebut sebagai kontraksi sarcomere, yang adalah kontraksi otot. Untuk dapat
terjadinya reaksi antara filamen actin dan myosin, harus dipenuhi dua syarat, sebagai berikut:
1. Sejumlah kadar ion Ca++ harus ada di sekitar otot yang berkontraksi.
2. Harus tersedia pasokan sumber daya ATP yang mencukupi.
Setiap satu kontaksi otot dimulai dengan adanya satu rangsangan saraf yang berupa
impuls listrik. Impuls listrik ini berasal dari saraf motoris alpha, yang menembus membran
sel otot melalui Tubulus T. Akibat adanya impuls listrik ion-ion Ca++ yang dibebaskan dari
retikulum sarcoplasma, dan mulailah terjadi kontraksi otot. Segera setelah berakhir implus
saraf, ion Ca++ dipompa kembali kedalam retikulum sarcoplasma, sehingga otot dapat
relaksasi.
Adenosine-tri-phosphate (ATP) adalah senyawa kimia berdaya (berenergi) tinggi yang
memasok daya untuk semua reaksi-reaksi sel. ATP adalah ibarat batre yang telah dicharge.
Dengan melepaskan molekkul Phosphate, dihasilkan daya kimia untuk terjadinya reaksi
actin-myosin, dan dengan terpakainya daya yang tersimpan dalam ATP maka ATP berubah
menjadi ADP (Adenosine-di-phosephate). Kontraksi otot secara umum mengikuti urutan
proses berikut :
1. Aksi potensial dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada membran otot
2. Pada ujung saraf dilepaskan neurotrasnmitter asetilkolin
3. Asetilkolin akan bekerja pada membran serabut otot dan membuka gate Natrium
4. Masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak memulai terjadinya aksi potensial
pada membran otot
5. Aksi potensial dihantarkan sepanjang membran otot sebagaimana yang terjadi
pada membran saraf
6. Aksi potensial yang terjadi di membran otot akhirnya sampai ke bagian tengah
otot yang menstimulasi retikulum sarkoplasma melepaskan ion Kalsium
7. Ion Kalsium akan berikatan dengan troponin-C, dan ini mengawali ikatan antara
aktin dengan myosin
8. Ikatan antara aktin dan myosin menyebabkan kedua filamen ini saling menarik
ke arah tengah (sliding filament mechanism) dan inilah yang disebut kontraksi
otot
9. Setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa kembali ke retikulum
sarkoplasma, lalu terjadi pelepasan ikatan antara aktin dan myosin (relaksasi).
Kontraksi yang terjadi melalui sliding filament mechanism, akibat terbentuknya cross-
bridge yang disusun oleh filamen myosin dan aktin, yang akan menarik aktin ke arah myosin
(tengah). Kekuatan untuk menarik diperoleh dari ATP yang tersedia di kepala myosin dan
akan aktif saat aksi potensial mencapai bagian otot.
BAB III
PERUBAHAN YANG TERJADI SELAMA
PENEGANGAN OTOT RANGKA

Menurut Wangko (2014) Pada saat akan dimulainya kontraksi otot rangka, ion Ca2+
dilepaskan ke dalam sarkoplasma melalui saluran pelepas Ca2+(reeptor rianodin) dan akan
secara efisien ditranspor kembali ke dalam RS oleh kerja SERCA pada membran RS saat
relaksasi otot. RS akan menyimpan Ca2+ yang terikat pada protein calsequestrin. Oleh karena
Ca2+ didaur ulang sedemikian efisien maka pada kontraksi otot rangka (short term) tidak
diperlukan Ca2+ ekstrasel.
RS otot rangka merupakan tempat penyimpanan ion Ca2+ dalam jumlah besar.
Transpor ion ini melalui membran RS diatur oleh dua molekul: reseptor rianodin dan Ca+2-
ATPase. Sinyal pelepasan ion Ca2+ diawali oleh adanya depolarisasi membran sarkolema
yang dihantarkan ke TT. Aksi potensial akan meluas ke RS melalui struktur kaki pada daerah
triad dan memicu pelepasan ion Ca2+ dari RS melalui saluran pelepas Ca2+ ke sarkoplasma
di sekitar miofilamen tebal dan tipis.
Gambar 5. Kontraksi otot yang diawali oleh terikatnya Ca2+ ke troponin C. Kepala
miosin berikatan dengan aktin dan terjadi hidrolisis ATP menjadi ADP yang menghasilkan
energi, dan pergerakan kepala miosin Terjadi tumpang tindih miofilamen sehingga sarkomer
memendek yang menghasilkan kontraksi otot. Sumber: Junqueira LC, Carneiro J, 2005.6
Bila ion Ca2+ terikat pada troponin C, terjadi perubahan konfigurasi filamen tipis dan
tempat aktif pada aktin terbuka sehingga aktin dapat berikatan dengan miosin melalui
jembatan silang (cross bridge). Pada kepala miosin terdapat enzim ATP-ase yang
menghidrolisis ATP menjadi ADP dan P. Reaksi ini memindahkan energi dari ATP ke kepala
miosin sehingga kepala miosin secara spontan berikatan dengan tempat aktif pada aktin, yang
menghasilkan power stroke kontraksi. Filamen tipis meluncur melewati filamen tebal menuju
zone H sehingga terjadi pemendekan sarkomer dan serat otot.
BAB IV
TIPE SERAT DAN HUBUNGANNYA
DENGAN KUALITAS DAGING

Lesmana (2011) menyatakan bahwa maka otot dibagi menjadi dua tipe serat yaitu serat
otot lambat (slow twitch) dan serat otot cepat (fast twitch). Serat otot cepat dibagi ke dalam
dua bagian fast twitch A dan fast twitch B. Slow twitch warnanya lebih merah sebab
kandungan myoglobinya lebih tinggi karena kepadatan kapilernya juga lebih banyak
dibanding fast twitch. Dikatakan otot lambat karena kecepatan kontraksinya lebih lambat
dibanding fast twitch.

Tabel 1.1 Perbedaan antara slow twitch dan fast twitch

Menurut Gumilar (2011) tipe serat otot dan kepadatan otot spesifik merupakan faktor
penting yang banyak mempengaruhi proses biokimia pra-dan postmortem serta kualitas
daging. Karakteristik dari otot gerak adalah jenis serat, yang bervariasi, komposisi jenis serat
otot diantara jenis hewan berbeda-beda, dapat menghasilkan kualitas daging yang berbeda
pula. Kualitas daging tergantung pula pada banyak faktor seperti lokasi otot dalam tubuh
ternak, usia, bobot badan dan bangsa. Perbedaan struktur berbagai jenis serat otot menjadi
salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas daging.
Ternak yang baik yaitu ternak yang mempunya presentasi karkas yang tinggi. Menurut
Lawrie (1995) dalam Suryani, dkk (2012) karkas merupakan bagian tubuh yang tertinggal
setelah darah, kepala, ekor, kaki, kulit, saluran pencernaan, kantong urin, organ kelamin,
jantung, trakea, paru-paru, ginjal, limfa, hati, dan jaringan lemak (lemak yang melekat pada
bagian organ dalam tersebut) diambil.
Karkas yang didapat dari hasil pemotongan akan dipotong menjadi beberapa bagian
yang disebut dengan potongan komersial (commercial cut). Potongan komersial pada sapi
muda (veal) adalah shoulder, rib, loin, sirloin, round, breast, dan shank sedangkan pada sapi
dewasa adalah chuck, rib, short loin, sirloin, round, tip, flank, short plate, brisket, dan
foreshank (Santosa, 1995 dalam Suryani, dkk 2012).
Hasil dari pemotongan ternak adalah karkas dan non karkas. Bagian karkas dan non
karkas yang layak dimakan oleh manusia disebut edible portion. Bagian karkas dan non
karkas yang tidak dapat dimakan tetapi tetap dapat dimanfaatkan oleh manusia disebut
dengan non edible portion. Level pakan yang diberikan pada ternak akan mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan dan berpengaruh juga pada bobot karkas dan edible portion yang
dihasilkannya.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku
Dr. Abdurachman. 2017. Indahnya Seirama, Kinesiologi dalam Anatomi. Malang:
Inteligensia Media.
Prof. Dr. Dr. James Tangkudung, Sport.Med., M.Pd. 2016. Anatomy Movement. Jakarta:
LPPM Universitas Negeri Jakarta.

B. Jurnal
Madri. M, Drs, M.Kes, AIFO. 2017. “Kontraksi Otot Skelet”. Jurnal Menssana Vol.2, No. 2,
Mei 2017. Padang: Universitas Negeri Padang.
Sunny Wangko. 2014. “Jaringan Otot Rangka, Sistem Membran dan Struktur Halus Unit
Kontraktil”. Jurnal Biomedik Vol. 6, Nomor 3, November 2014. Manado:
Universitas Sam Ratulangi.
A. J. Suryani, R. Adiwinarti dan E. Purbowati. 2012. “Potongan Komersial Karkas dan
Edible Portion Pada Sapi Peranakan Ongole (PO) Yang Diberi Pakan Jerami Urinasi
dan Konsentrat dengan Level yang Berbeda”. Animal Agricultural Journal, Vol. 1.
No. 1, 2012. Semarang: Universitas Diponegoro.

C. Lain-lain
Heru Syarli Lesmana. 2019. “Adaptasi Otot-Otot Skelet Pada Latihan”. Padang: Universitas
Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai