Alquran diturunkan pertama kali pada bulan suci Ramadhan, tepatnya di malam Qadr (laylatul Qadr).
Bulan ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkan alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) . (q. S
albaqarah: 185)
Lailatul Qadar, kemungkinan terjadi pada dua malam, yaitu malam ke 21 dan ke 23, bulan suci
ramadhan. Syekh kulaini meriwayatkan dari Hasan bin Mihran ketika bertanya kepada Imam Jafar Shadiq
tentang tepatnya malam lailatul Qadar, beliau menjawab "Di salah satu daridua malam, 21 dan 23."
awal mula turunnya wahyu risali pada tanggal 27 rajab, tiga belas tahun sebelum hijriah (609 M) .
Namun turunnya alquran sebagai kitab samawi, pernah tertunda selama tiga tahun. Ketertundaan ini
disebut Fatrah. Ketika berada dalam rentang waktu itu, Rasulullah saw menjalankan misi dakwahnya
secara diam2 hingga ayat ini ditirunkan, "maka sampaikanlah secara terang terangan segala yabg
diperintahkan (keadamu). (Q. S ALHIJR :94)
mAsa turunnya alquran secara bertahap selama dua puluh tahun, dimulai tiga tahun setelag bi'tsah,
hingga akhir hayat Rasullullah saw. Abul Fida'Ismail bin Katsir Dimasyqi (w. 774 H) mengutip hadus yg di
sadur dadi Muhammad bin Ismail Bukhari bahwa Ibnu abbas dan aisyah berkata, "alquran turun di
Mekkah selama sepuluh tahun dan di Madinah selama sepuluh tahu." beliau juga meriwayatkan daru
abu ubaid qasim bin salam bahwa masa turunnya al quran adalah dua puluh tahun, beliau berkata " ini
adalah sanad yang shahih. Turunnya alquran dalam berbagai kondisi dan kesempatan, disebut asbabun
nuzul, merupakan bukti untuk tidak terpaku pada pemahaman lahiriah riwayat yg mengatakan al quran
diturunkan secara sekaligus.
Sekelompok ulama berkeyakinan bahwa ayat-ayat pertama adalah tifa atau lima ayat pertama surah al
alaq yang diturunkan bersamaaan dengab peristiwa bi'tsab Nabi saw, ketika malaikat menghampiru dan
memanggil beliau debfan sebutan "Nabi" dan berkata kepada beliau "bacalah". Imam Ja'fae Shadiq
bersabda " ayat perrama yang diturunkab kepada rasulullah saw adalah bismillahirrahmanirrahim
Iqra'Bismi Rabbika.."
Banyak riwayat dari Ahlulbait menyebutkan bahwa surah terakhir adalah surah an-Nashr yang ditirunkan
pada tahun Fathu Mekkah ('Amul Fath), tepatnya pada tahun kedelapan Hijriah. Surah ini menyebut
berita gembira tentang kemenangan mutlak syariat yang memiliki landasan kokoh dan diterima oleh
masyarakat. Imam Ja'far Shadiq bersabda, "surat terakhir adakah idza Jaa Nashrullahi Wal Fath. " Ibnu
Abbas meriwayatkab bahwa surah terkahir adalag surah an-Nashr. Namun menurut riwayat Mawardi an
nashr tidk bisa menjadi ayat yg terakhir, karena ayat Ikmal itu diturunkan kepada rasulullah ditengah
perjalanan ketika pulang dari Haji Wada'(haji perpisahan) di Ghadir Khum. Ayat Ikmal adalah ayat ketiga
dari surah al-maidah yang diturunkan pada tahun kesepuluh Hijriah. Dengan demikian, surah terakhir
yang diturunkan dengan sempurna adalah surah an Nashr pada tahun Fathu Mekkah. Ayat terakhir yang
memberitakan berakhirnya masa risalah adalah ayat Ikmal.
menurut riwayat-riwayat tartibun nuzul (urutab turunnya ayat) ada 86 surah makkiyah dan 28 surah
Madaniyah. Tolok ukur pembagian ini adalah"
Kebanyakan mufasir yakin bahwa tolak ukur surah atau ayar adalah hijrahnya Rasulullah saw dari
Mekkah ke Madinah. Setiap surah yang diturunkan sebelum hijrah adakag Makkiyah. Setiap surah yang
diturunkan setelah hijrah adalah Madaniyah, baik diturunkan di Madinah maupun di Mekkah, misalkan
dalam rangka haji atau umrah atau setelah Fathu Mekkah. Surag atau ayat yang diturunkan setelag hijrah
disebut sebagai Madaniyah.
Setiap ayat yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya adalah Makkiyah. Setiap ayat yang diturunkan
di kota Madinah dan sekitarnya adalah Madanitah, baik itu turun sebelum hijrah atau setelah hijrah.
Setiap surah yang didalamnya berbicara tentang orang-orang musyrik adalah Makkiyah. Setiap surah
yang didalamnta berbucara tentang orang oranf mukmin adalah Madaniyah. Mereka yang menerima
pendapat ini berlandaskan kepada sebuah hadis yang diriwayatkab dari Abdullah bin Mas'ud yang
berkata, "setiap surah yang di dalamnya terdapat kata kata, 'Wahai Manusia' adalah Makkiyah. Setiap
surah yang didalamnya mengandung kata kata 'Hai orang-orang yang beriman' adalah Madaniyah.
Alasannya adalah di Madinag jumlah kaum mukmin mayoritas, sedangkan di Mekkah orang orang
musyriklah yang berada dalam jumlah mayoritas. Namun dalam surah-surah Madaniyah, seoertu surah
albaqarah, juga terdaoat penggunaan kata kata "Wahai Manusia. " berarti hal ini belum bisa menjadi
tolok ukur.
Setiap tolok ukur itu tidak bisa menjadu tolok ukur yang sempurna, kecuali digabungkan, sehingga
pada kondisi tertentu ia bisa menentukan (apakah surah yang hendak diidentifikasi Makkiyah atau
Madaniyah).
Sebagian ulama menyebutkan kriteria lain untuk mengetahui surah Makkiyah dan Madaniyah, yaitu
sebagai berikut:
1. Ayat ayat pendek yg ada di saru surah dan surah pendek menunjukkan bahwa itu adalah Makkiyah.
Panjangnya ayat yang ada dalam saru surah dan panjangnya surah membuktikan bahwa itu adalah
Madaniyah.
2. Kerasnya teguran dalam kebanyakan surah ditujukan kepada penduduk Mekkah. Jika tipe surah itu
bernuansa lemah lembut, menunjukkan ke Madabiyah-an.
3. Surah surah Makkiyah membahas tentang dasar-dasar makrifat, dasae keimanan dan dakwag Islam.
Surah surah Madanitah kebanyakan membahas tentang rincian rincian hukum dan penjelasan syariar
Islam
4. Surag makkiyah memiliki ciri untuk mengajak selalu berakhlak, beristiqomah dalam berpendapat,
keselamatan akidah, tidak membangkang dan bersikap tegas. Ciri surah Madaniyah, di antaranya adalah
membahas tentang sikap kaum Muslim terhadap ahli kitab dengan mengajak mereka mengambil jalan
tengah dalam akidah dan pemikiran dan berperang melawan orang orang munafik.
5. Kebanyakan pembahasan yang diawali dengan kalimat "Hai manusia" adalah salah satu ciri surah
Makkiyah. Pembahasan yang diawali dengan kalimat "Hai orang orang yang beriman" adalah salah satu
ciri surah Madaniyah.
Tolok ukur yang membedakan Makkiyah dan Madaniyag, meliputi dua hal; pertama adalah bersifat
naratif yang bersumber dari hadis riwayat yang secara terminologis disebut dengan sima'i. Kedua,
ijtihad, yaitu identifikasi berdasarkan kriteria lahiriah dan isi. Kriteria lahiriah seperti susunan kalimat,
adanya sajak (wazan), panjang atau pendeknya ayat dan surah.
Al Kitab Kitab
Al Mauizhah Nasihat
Al Hukm Keputusan
Al Hikmah Kebijaksanaan
Al Huda Petunjuk
Ar Ruuh Ruh
Al Bayan Penerang
An Ni'mah Anugerah
Al Burhan Bukti
An Nuur Cahaya