Anda di halaman 1dari 9

METODE PERKOLASI

A. Pengertian Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyyarian yang dilakukan dengan mengalirkan

cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.

Di dalam melakukan proses perkolasi proses difusi yyang

berlalngsung merupakan fungsi dar kecepatan perkolasi, kuantitas pelarut, dan

konsanta difusi obat pelarut. Karena mudah dilakukan, perkolasi merupakan

prosesdur pilihan untuk kebanyakan ekstraksi tanaman, seperti halnya

maserasi. Perkolasi dapat dilakukan baik skala laboratorium maupun skala

industri.

B. Prinsip Perkolasi

Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatyu

bejana silinder yyang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan

penyari dialirrkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut , cairan

penyyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai

mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan

gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangii dengan gaya

kapiler yang cenderung untuk menahan.

Kekuatan yang erperan dalam perkolasi antara lain, gaya beratnya,

kekentalan, dayya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi,

dayya kapiler, dan daya gesekan.


C. Metode Perkolasi

Pada perkolasi, seperti halnya bahan tanaman dihaluskan sampai mencapai

derajat kehalusan tertentu tetapi jangan terlalu halus karena mengganggu filtrasi

pelarut melalui simplisia. Karena simplisia diletakkan dalam bentuyk lapisan tebal

dalam alat percolator. Pertama kali tanaman dibasahi dengan pelarut ekstraksi.

Sebagai aturan umumhal tersebut dilakukan diluar percolator dan dibiarkan memelar

atau membengkak sebelum dimasukkan kedalam percolator.simplisia yang sudah

dibasahi dipindahkan ke percolator dengan system pemasukkan spiral, sesudah

pembentukan lapisan ditutup dengan pelarut pada unit percolator besar (Skala

industri), pelarut dibuat selalu dalam keadaan mengalir, dengan system pompa dan

aliran bergerak dari bawah menuju kebagian atas, untuk secepatnyya mencapai

keadaan kesetimbangan.

Ekstraksi dapat disempurnakan dengan system refluk lemah, dibawah tekanan atau

pada suhu kamar.

Sebagai aturan umum, ektraksi panas dilakukan bila perbandingan kelarutan

zat berkhasiat dalam pelarut meningkat dalam keadaan panas.

Ekstraksi hanya dapat dicapai hanya satu percolator saja, untuk mengurangi

kuantitas pelarut. Pada beberapa perkulatorr digunakan ekstrak dengan konsentrasi

lebih rendah untuk mngekstraksi simplisia baru atau simplisia dengan bermacam

tingkat penyarian. Dengan kuantitas pelarut yang sesuai dan jumlah percolator yang

dibutuhkan, beberapa jenis ekstrak dapat dibuat secara langsung tanpa perlu

dipekatkan.
D. Skematik Alat

Bentuk-bentuk percolator ada 3 macam yyaitu percolator bentuk

tabung,percolator bentuk paruh, dan percolator bentuk corong . Pemilihan percolator

tergantung pada jenis serbuk simplisia yyang akan disari . Serbuk kina yang

mengandung sejumlah besar zat aktif yang larut tidak baik bila dipeyrkolasi dengan

alat peyrkolasi yang sempit sebab perkolator akan segera menjadi pekat dan berhenti

mengalir . Pada pembuatan tintur dan ekstrak cair , jumlah cairan penyyari yang

tesedia lebih besar dibandingkan dengan cairan penyari yang tersedia lebih besar

dibandingkan dengan jumlah caiyran penyari yang diperlukan untuk melarutkan zat

aktif. Pada keadaan tersebut , pemmbuatan sediaan digunakan percolator lebar untuk

mempercepat proses perkolasi .

1. Perkolator berbentuk tabung

Biasanya perkolaytor berrbentuk tabung tersebut digunakan untuk

pembuatan ekstrak cair .

2. Perkolator berbentuk paruh,biasanya percolator ini digunakan untuk

pembuatan ekstrak atau tintur dengan kadar tinggi .

3. Perkolator berbentuk cororng ,biasanya digunakan untuk pembuatan eksstrak

atau tintur dengan kadar rendah

Ukuran percolator yang akan digunakan harus dipilih seuai dengan

jumlah bahan yang disari. Jumlah bahan yang disari tidak lebih dari

2/3 tinggi percolator. Perkolator dibuat dari gelas, baja tahan karat,
atau bahan lain yang tidak saling mempengaruhi dengan obat atau

cairan penyari.

E. Mekanisme Kerja dalam proses Perkolasi

Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan kedalam

bejana perkolattor, tetapi dibasahi atau dimaserasi telebih dahulu dengan cairan

penyari. Maserasi dilakukan dalam bejana tertutup. Maserasi ini penting terutama

pada seruk simplisia yang mengandung bahan mudah mengembang bila terkena air,

misalnya serbuk rimpang tanaman suku Zingiberaceae. Bila serbuk simplisia tersebut

langsung dialiri dengan cairan penyari maka cairan penyari ytidak akan menembus

keseluruh sel dengan sempurna. Hal iini disebabkan karena tidak seluruh sel

mengembang. Masersi pendahuluan sebiknya dilakukan juga pada serbuk simplisia

yyang keras,y yang zat aktifnya suliit disari atau jumlah cairan penyyarinya terbatas.

Jika serbuk simplisia sebelumnyya dibasahi dengan cairan penyari tidak akan

mengalami hambatan . Setelah seluruh sel serbuk mengembang maka lairan cairan

penyari akan merata, sehingga dapat menembus seluruh sel dengan sempurna.

Sebelum serbuk yang telah dimaserasi itu dimasukkan kedalam percolator,

bagian leher percolator diberi kapas, gabus bertoreh atau dengan cara lain. Kapas atau

gabus yahrus dijaga dengan sampai basah oleh air, kecuali bila cairan penyari

mengandung air. Hal tersebut perlu diperhatikan teruyytama bila serbuk simplisia

mengandung dammar. Perkolat yang mengandung dammar akan mengendap, karena

adanya ar dalam kapas atau gabus tersebut . Endapan tersebut akan menghalangi

aliran perkolat berikutnyya. Bila menggunakan gabus sebaiknya diatasnya diberi


kertas saring dengan diameter yang lebih besar dari gabusnya. Pinggir kertas saring

digunting teratur. Pengguntingan tersebut bertujuan agar kertas saring tersebut dapat

menempel pada dinding percolator.

Setelah maserasi, massa dimasukkan ke dalam percolator . pemindahan

dilakukan sedikit demi sedikit sambil tiap kali ditekan. Penekanan ini merupkan salah

satu usaha untuk mengatur kecepatan pengaliran cairan penyari.setelah serbuk yyang

dimaserasi itu dii masukkan ke dalam perkolaor, kemudian ditutup dengan kertas

saring. Cairan penyari dituangkan perlahan-lahan hingga di atas permukaan massa

masih tergenang dengan cairan penyari. Cairan penyari harus selalu ditambahkan

sehingga terjaga adanya lapisan cairan penyari di atas permukaan massa. Untuk

memudahkan pemisahan cairan penyari di atas percolator dipasang botol cairan

penyari. Karena penetes cairan penyyari di atur sehingga kecepatan menente

s cairan penyari sama dengan kecepatan menetes sari.

Setelah massa didiamkan 24 jam dalam percolator, keran di buka, keran diatur

sehingga kecepatan menetes 1 ml tiap menit. Untuk menentukan akhir perkolasi,

dapat dilakukan pemeriksaan zat aktif secara kualitatif pada perkolat terakhir.

Penyarian kine, pyule pandak, pulai, perkolat dihentikan bila reaks alkaloid sudah

negaytif. Untuk jenitri dan daun the dapat ditentukan dengan reaksi terhadap zat aktif

tannin. Untuk obat yang belum diketahui zat aktifnyya dapat dilakukan uji

organoleptis seperti rasa, bau, warna dan bentunya.


F. Kenis-Jenis Perkolasi

1. Reperkolasi

Untuk menghindari kehilangan minyk atsiri pada pembuatan sari, maka cara

perkolasi dapat diganti dengan reperkolasi . pada perkolasi dilakukan pemekatan sari

dengan pemanasan. Pada reperkolasitidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi

dilakyukn dengan cara simplisia dibagi dalam beberapa percolator, hasil percolator I

dipisahkan menjadi perkolat I dan sari selanjutnya disebut susulan II, sususlan II

digunakan untuk menyari percolator II. Hasil percolator ke dua dipisahkan menjadi

perkolat II dan sari selanjutnya disebut susulan II.Pekerjaan tersebut diulang sampai

mendapat perkolat yang diinginkan. Untuk cara reperkolasi dapat dilakukan pada

herba timi.

2. Perkolasi Bertingkat

Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar

yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia, maka

terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat

aktifnya. Proses penyarian tersebut akan menghasilkan perkolayt yyang pekat pada

tetesan pertama dan pada tetesan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.

Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dilakukan cara perkolasi

bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna, sebelum dibuang disari

dengan cairan penyari yang baru. Penyarian akhir serbuk smplisia dengan

menggunakan cairan penyari yang baru, diharapkan agar serbuk simplisia tersebut

dapat tersari sempurna. Sebaliknyya serbuk simplisia yang baru di sari dengan
perkolayt yang hampir jenuh. Dengan demikian akan diperoleh perkolat akhir yang

jenuh. Perkolat dipanaskan dan dipekatkan.

Cara ini cocok jika digunakan untuk perusahaan obat tradisional, termasuk

peryusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar diperoleh cara yang tepat

perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan perrcobaan tersebut dapat

ditetapkan.

1. jumlah percolator yyang diperlukan

2. bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi

3. jenis cairan penyari

4. jumlah cairan penyari untuyk tiap kali perkolasi

5. besarnya tetesa dan lain-lain.

Percolator yan g disunakan dalam cara perkolasi ini agak berlainan dengan

percolator biasa. Perkolator ini harus dapat diatur, sehingga

1. percolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya.

2. ampas dengan mudah dikeluarkan.

Percolator diatur dalam suatu derettan dan tiap-tiap percolator berlaku sebagai

percolator pertama.

G. Alasan Penentuan Metode

Cara Perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:

1. aliran cairan penyari menyyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi

dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan

derajat perbedaan konsentrasi.


2. Ruangan diantara butir-butir simplisia membentuk saluran tempat mengalir

cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan

pelarut cukup untuk mengurangilapisan batas, sehingga dapat meningkatkan

perbedaan.

H. Keuntungan dan kerugian

a. Keuntungan

1. Cara perkolasi yang digunakan lebih mudah dan sederhana dlakukan

2. Perkolasi merupakan prosedur pilihan untuk kebanyakan ekstraksi tanaman, seperti

halnya maserasi.

3. Perkolasi dapat dilakukan baik skala laboratorium maupun skala industri.

b. Kerugian

1. Simplisia harus dibasahi terlebih dahulu harus dibassahi sebelum dimasukkan ke

dalam percolator

2. Massa simplisia dalam percolator tergantung pada tinggi percolator.

3. Simplisia lebihy memadat (kompak) sesudah beberapa kali terjadi proses ekstraksi

awal dan hal ini dapat menghalangi kelancaran aliran pelarut.

4. Perolehan kembali pelarut yang tertahan di dalam ampas sering memerlukan proses

tmbahan dan hal yang sama berlaku untuk mengelurkan ampas dan menarik bahan

aktif dari ampas.


I. Contoh Galenik yang dibuat dengan metode Perkolasi

Anda mungkin juga menyukai