Makalah Kel. 5 KMB
Makalah Kel. 5 KMB
Disusun oleh :
TINGKAT II C
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHAATAN SEMARANG
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya yang
telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyempurkan nilai dari mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Ns.Supadi,M.Kep,Sp.MB sebagai dosen pembimbing dari mata kuliah
tersebut karena tanpa bimbingan Bapak, kami bukanlah apa-apa dalam memahami
materi ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya dan
kami mengharapkan saran apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
C. Tujuan ........................................................................................................................................... 3
A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................................. 11
BAB I
3
PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
4
pembatasan konsumsi alkohol dan tembakau, serta melakukan latihan dan
relaksasi (Smeltzer & Bare, 2011). Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat
dilakukan pada penderita hipertensi primer yaitu latihan slow deep breathing
karena termasuk ke dalam latihan dan relaksasi (Joseph, et al., 2006; Kaushik,
Kaushik, Mahajan, & Rajesh, 2006; Sepdianto, Nurachmah, & Gayatri, 2010).
Slow deep breathing adalah relaksasi yang disadari untuk mengatur pernapasan
secara dalam dan lambat (Martini, 2006). Slow deep breathing yang dilakukan
sebanyak enam kali permenit selama 15 menit memberi pengaruh terhadap
tekanan darah melalui peningkatkan sensitivitas baroreseptor dan menurunkan
aktivitas sistem saraf simpatis serta meningkatkan aktivitas sistem saraf
parasimpatis pada penderita hipertensi primer (Joseph et al., 2006; Sepdianto,
Nurachmah, & Gayatri, 2010). Khausik et al (2006) melakukan penelitian dengan
memberikan latihan slow deep breathing dan mental relaksation pada penderita
hipertensi primer selama 10 menit memberi dampak terhadap tekanan darah
sistolik dan diastolik, suhu tubuh, denyut nadi, serta pernafasan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
1. Untuk mengetahu bagaimana pengaruh latihan slow deep breathing
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
2. Untuk mengetahui apa intervensi untuk slow deep breathing.
3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah melakukan slow deep
breathing.
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat slow deep breathing.
5. Untuk mengetahui apa definisi pernapasan nostril alternatif.
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pernapasan nostril alternatif
terhadap tekanan darah.
7. Untuk mengetahui apa intervensi dari alternate nostril breathing.
BAB II
6
PEMBAHASAN
Uji statistik terhadap nilai tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum
serta sesudah latiahan slow deep breathing mendapatkan perbedaan nilai
signifikan antara tekanan darah pre test dan post test yang artinya ada pengaruh
latihan slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Slow deep breathing termasuk ke dalam salah satu metode relaksasi.
Pada saat relaksasi terjadi perpanjangan serabut otot, menurunnya pengiriman
implus saraf ke otak, menurunnya aktivitas otak, dan fungsi tubuh yang lain,
krakteristik dari respon relaksasi ditandai oleh menurunnya denyut nadi, jumlah
pernafasan dan penurunan tekanan darah (Potter & Perry, 2006).
7
breathing terhadap penurunan tekanan darah dalam 24 jam pengukuran.
Barorefleks akan mengaktifkan sistem parasimpatis yang mengakibatkan
vasodilatasi pembuluh darah, penurunan output jantung dan akan mengakibatkan
tekanan darah menurun (Fatimah & Setiawan, 2009). Pernafasan yang dalam dan
lambat akan meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh dan merangsang
kemoreseptor tubuh. Rasangan pada kemoreseptor tubuh akan mengakibatkan
respon vasodilatasi pembuluh darah dan menurunan tekanan vaskular sehingga
tekanan darah turun (Fatimah & Setiawan, 2009). Slow deep breathing
memberikan efek kepada sistem saraf dan mempengaruhi pengaturan tekanan
darah. Slow deep breathing menurunkan aktivitas saraf simpatis melalui
peningkatan central inhibitory rythms yang akan berdampak pada penurunan
output simpatis (Fatimah & Setiawan, 2009; Joseph et al., 2006). Penurunan
output simpatis akan menyebabkan penurunan pelepasan epinefrin yang ditangkap
oleh reseptor alfa sehingga mempengaruhi otot polos pembuluh darah (Fatimah &
Setiawan, 2009; Joseph, et al., 2005). Otot polos vaskular mengalami vasodilatasi
yang akan menurunkan tahanan perifer dan menyebabkan penurunan tekanan
darah (Fatimah & Setiawan, 2009; Joseph et al., 2006). Oleh karena itu latihan
slow deep breathing dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakolgis pada
penderita hipertensi baik yang mengkonsumsi obat ataupun tidak mengkonsumsi
obat.
8
kurang lebih 3 detik, 5) responden mengerutkan bibir, kemudian menghembuskan
lewat mulut secara perlahan selama 6 detik.
Slow deep breathing adalah salah satu teknik pengontrolan napas dan relaksasi
(Sepdianto et al., 2007). Menurut Tarwoto (2012), langkah-langkah melakukan
latihan slow deep breathing yaitu sebagai berikut:
a. Atur pasien dengan posisi duduk atau berbaring
b. Kedua tangan pasien diletakkan di atas perut
c. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan tarik
napas selama tiga detik, rasakan perut mengembang saat menarik napas.
d. Tahan napas selama tiga detik
e. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan napas secara perlahan
selama enam detik. Rasakan perut bergerak ke bawah.
f. Ulangi langkah a sampai e selama 15 menit
g. Latihan slow deep breathing dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
9
perifer sehingga memengaruhi penurunan frekuensi denyut jantung, frekuensi
napas dan aktivitas elektromiografi (Kaushik et al., 2006).
c. Menurunkan nyeri
Slow deep breathing merupakan metode relaksasi yang dapat
memengaruhi respon nyeri tubuh. Tarwoto (2012) menyatakan slow deep
breathing menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis, peningkatan aktivitas
saraf parasimpatis, peningkatan relaksasi tubuh, dan menurunkan aktivitas
metabolisme. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan otak dan konsumsi otak akan
oksigen berkurang sehingga menurunkan respon nyeri tubuh.
10
Pernapasan nostril alternatif adalah teknik pernafasan secara bergantian
menghirup dan menghembuskan nafas dari satu lubang hidung ke lubang hidung
lainnya (Gegg, 2010).
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikeukakan oleh (Koban, dkk,
2013) bahwa mekanisme penurunan tekanan darah dengan melakukan pernapasan
nostril alternatif sangatlah kompleks. Pada pernapasan nostril alternatif terdapat
hubungan yang bermakna antara siklus nasal, dominasi serebral dan aktivitas
otonom. Siklus nasal ini berhubungan dengan dominasi serebral. Keika satu
lubang hidung mendominasi maka hemisfer kontra lateral akan terkativasi.
Bernapas melalui nostril kanan akan menaktifkan hemisfer serebral kiri
menyebabkan peningkatan stimulasi sistem saraf simpatis. Sementara itu,
bernapas melalui nostril sebelah kiri berhubungan langsung dengan hemisfer
sebelah kanan, yang merangsang kerja saraf simpatis, sehingga tubuh akan
mengalami relaksasi. Karena itu bernapas dengan menggunakan kedua lubang
hidung secara bergantian dapat menyeimbangkan aktivitas saraf simpatis dan
parassimpatis, sehingga dapat menstabilkan tekanan darah. Hasil penelitian ini
sesuai dengan dileep & Doss (2016) yang menyatakan pernapasan nostril
alternatif yang diberikan selama 15 hari dapat membantu mengurangi tekanan
darah pada pasien hipetensi.
11
G. Intervensi Alternate Nostril Breathing
BAB III
PENUTUP
12
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran untuk pembaca :
1. dapat memahami dan mengimplentasikan ilmu yang dibagi penulis melalui
makalah tersebut.
2. dapat menambah referensi apabila pembaca akan membuat makalah
dengan tema yang sama.
3. selalu menggunakan ilmu yang didapat dai makalah tersebut dengan tepat
dan benar.
13
2. Harapannya penulis mengerti dan memahami apa yang ditulisnya.
DAFTAR PUSTAKA
14
Gegg. C.C. 2010. Breathing Better, Feeling Better: A Guide To Feeling Better by
breathing better. Diperoleh dari: https://books.google.co.id/ diakses pada 25
Agustus 2019
15