LTM QBD 5 No3
LTM QBD 5 No3
Modul Imunnologi
Oleh:
NIM: 201870027
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2019
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 3
2.1 Inflamasi…………………………………………………………………….. 3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 7
Universitas Papua
2
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Papua
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Inflamasi.
Inflamasi adalah respons non spesifik terhadap invasi asing atau kerusakan jaringan. Kata
inflamasi merujuk ke serangkaian proses bawaan non spesifik yang saling berkaitan erat yang
diaktifkan sebagai respons terhadap invasi asing, kerusakan jaringan, atau keduanya. Tujuan
peradangan adalah membawa fagosit dan protein plasma ke tempat invasi atau kerusakan untuk
dapat mengisolasi, menghancurkan, atau menginaktifkan penyerang bisa juga membersihkan
debris dan mempersiapkan proses penyembuhan dan perbaikan. Respons peradangan keseluruhan
sangat mirip satu sama lain tanpa memandang apapun pemicunya (invasi bakteri, cedera kimiawi,
atau trauma mekanis) meskipun mungkin terlihat beberapa perbedaan ringan, bergantung pada
bahan yang mencederai atau tempat kerusakan. Rangkaian proses berikut biasanya terjadi selama
respons peradangan. Sebagai contoh, kita menggunakan masuknya bakteri ke kulit yang rusak.
Ketika bakteri masuk melalui kerusakan di sawar eksternal kulit atau melewati jalan lain, makrofag
yang sudah ada di daerah tersebut segera memfagosit mikroba asing tersebut, melakukan
pertahanan melawan infeksi dari patogen selama jam-jam pertama, sebelum mekanisme lain
diaktifkan. Makrofag residen juga menyekresi bahan-bahan kimia seperti kemotaksin dan sitokin
yang menimbulkan berbagai respons imun. Hampir segera setelah invasi mikroba, arteriol di
daerah tersebut melebar, meningkatkan aliran darah ke tempat cedera. Vasodilatasi lokal ini
terutama dipicu oleh histamin yang dibebaskan dari sel mast di daerah jaringan yang rusak.
Pelepasan histamin juga meningkatkan permeabilitas kapiler dengan memperbesar pori kapiler
(celah antara sel-sel endotel) sehingga protein plasma yang biasanya dicegah keluar dari darah kini
dapat masuk ke jaringan yang meradang. Akumulasi protein plasma yang bocor di cairan
interstisium meningkatkan tekanan osmotik koloid cairan interstisium lokal. Selain itu,
meningkatnya aliran darah lokal meningkatkan tekanan darah kapiler. Karena kedua tekanan ini
cenderung memindahkan cairan keluar kapiler, perubahan-perubahan tersebut mendorong
ultrafiltrasi dan mengurangi reabsorpsi cairan di kapiler. Hasil akhir dari pergeseran keseimbangan
cairan ini adalah edema local atau pembengkakan. Karena itu, pembengkakan yang biasa terlihat
menyertai peradangan disebabkan oleh perubahan-perubahan vascular yang dipicu oleh histamin.
Demikian juga, manifestasi makro lain pada peradangan, misalnya kemerahan dan panas, sebagian
Universitas Papua
4
besar disebabkan oleh meningkatnya aliran darah arteri hangat ke jaringan yang rusak (inflammare
berarti "dibuat menyala"). Nyeri disebabkan oleh peregangan lokal di dalam jaringan yang
membengkak dan oleh efek langsung bahan-bahan yang diproduksi lokal pada ujung reseptor
neuron-neuron aferen yang mensarafi daerah tersebut. Karakteristik proses peradangan yang
mudah kita amati ini (pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri) berkaitan dengan tujuan utama
perubahan vaskular di daerah yang cedera meningkatkan jumlah fagosit leukositik dan protein-
protein plasma krusial di daerah tersebut.2
Gambar 1. Langkah-langkah yang membentuk inflamasi. Kemotaksin yang dilepaskan di tempat cedera menarik
fagosit ke tempat kejadian. Perhatikan leukosit yang beremigrasi dari darah ke jaringan dengan berperilaku seperti
amuba dan terperas melalui pori-pori kapiler. Sel mast menyekresikan histamin yang mendilatasi pembuluh dan
melebarkan pori. Makrofag menyekresikan sitokin yang menimbulkan berbagai efek sistemik dan lokal. 2
Universitas Papua
5
Universitas Papua
6
BAB III
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adalah inflamasi atau peradangan merupakan hal yang penting untuk
menghancurkan atau memusnahkan mikroba asing. Inflamasi terjadi karena benteng pertahanan
pertama yaitu kulit rusak jaringannya sehingga mikroba jahat bisa masuk ke jaringan tubuh. Maka
dari itulah kenapa dibutuhkan inflamasi agar bisa memanggil sel-sel imun yang berfungsi melawan
patogen asing itu dapat datang ke jaringan dan melawan patogen asing.
Universitas Papua
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Subowo. Imunobiologi. 10th ed. In: Subowo, editor. Jakarta: Sagung Seto; 2009. p. 1-3,20.
2. Sherwood L. Human physiology from cells to system [eBook]. 8th ed. In: Alexander S,
editor. Australia: Chengange Learning; 2013. p 463.
Universitas Papua