Komunikasi Pada Klien Gangguan Fisik Dan Jiwa
Komunikasi Pada Klien Gangguan Fisik Dan Jiwa
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang di maksud komunikasi ?
1.2.2 Apa yang dimaksud komunikasi terapeutik ?
1.2.3 Apa yang dimaksud komunikasi terapeutik pada pasien gangguan fisik dan jiwa ?
Dapat memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa yang sedang melakukan
pembelajaran tentang materi Komunikasi Terhadap Klien Gangguan Fisik dan Gangguan
Jiwa dalam mata kuliah Komunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan oran
lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah
berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses
yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan
individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu
merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan
ditransmisikan.Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus
tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi.Kalimat yang jelas dan
mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali
telah lupa atau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan
pikiran.Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien
dan sering sangat membantu.
Menurut Depkes RI tahun 2001 komunikasi adalah suatu proses menyampaikan pesan
yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak lain yang bertujuan untuk menciptakan
persamaan pikiran antara pengirim dan penerima pesan. Menurut Dale Yoder dkk,kata
communications berasal dari sumber yang sama seperti kata common yang berarti
bersama,bersama-sama dalam membagi ide.
Ada beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh beberapa para ahli,
yaaitu :
1. Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan
dan pesan yang disampaikan melalui lambang - lambang tertentu, mengandung arti,
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
2. Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
3. Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam
mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.
4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-
lambang yang mengandung arti.
5. Menurut Human Relation of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya
informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.
3
6. Menurut Oxtord Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar
menukar informasi, ide atau sebagainya.
7. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencangkup ekspresi wajah,
sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon
dan lainnya.
Berdasarkan tempatnya komunikasi bisa terjadi dimana saja.Baik dalam kehidupan
sehari-hari (komunikasi informal) hingga komunikasi yang bersifat resmi (komunikasi
formal).Dunia kesehatan juga tidak lepas dari komunikasi.Komunikasi di dunia kesehatan
bisa terjadi sesama rekan kerja, perawat dengan klien maupun sebaliknya.
Komunikasi yang terjadi di dunia kesehatan sering juga disebut dengan komunikasi
secara terapeutik. Komunikasi terapeutik sendiri maksudnya adalah komunikasi yang
dilakukan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Dalam melakukan komunikasi tiap pasien mempunyai tingkat kesulitan masing-masing.
Contohnya pada pasien dengan gangguan fisik dan gangguan jiwa tentu saja akan berbeda
jika dibandingkan dengan pasien biasa. Dibutuhkan teknik khusus untuk membangun
kepercayaan antara pasien dengan perawat.
5
kenyataan hidupnya jauh dari ideal dirinya akan merasa rendah diri (Taylor,
Lilis dan Lemone, 1997).
D. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
Klien yang mengalami gangguab identitas personal biasanya tidak mempunyai
rasa percaya diri dan merngalami harga diri rendah.
6
J. Membuka diri hanya digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai
tujuan terapeutik.
7
2.2.6 Strategi Menanggapi Respon Klien.
Dalam menangagpi respon klien perawat dapat menggunakan berbagai tehnik
komunikasi terapeutik sebagai berikut:
A. Bertanya
B. Mendengarkan
C. Mengulang
D. Klarifikasi
E. Refleksi
F. Memfokuskan
G. Diam
H. Memberi informasi
I. Menyimpulkan
J. Mengubah cara pandang
K. Eksplorasi
L. Membagi persepsi
M. Mengidentifikasikan tema
N. Humor
O. Memberikan pujian
8
2.3 Gangguan Fisik dan Gangguan Jiwa.
Kondisi fisik dan psikologis seseorang seringkali saling terkait.Dari sakit fisik bisa
muncul gangguan psikologis.Sebaliknya pula, dari gangguan psikologis bisa muncul
sakit fisik.Dalam mengkaji hubungan di antara keduanya, analisis permasalahan meliputi
pencarian/penggalian dan penjelasan hubungan antara kepribadian dan penyakit fisik
yang diikuti dengan pendekatan penelitian kontemporer.
Apa sebenarnya perbedaan antara gangguan psikologis seperti cemas dan depresi
dengan gangguan fisik seperti penyakit infeksi dan kanker? Secara langsung, gangguan
psikologis dapat dijelaskan dengan mengetahui penyebab psikologis itu sendiri seperti
stres, pengalaman trauma, dan masalah kanak-kanak.Sementara itu, gangguan fisik
diakibatkan oleh penyebab fisik.Dari situ diketahui bahwa gangguan psikologis
seharusnya disembuhkan dengan sarana psikologi seperti psikoterapi dan terapi perilaku,
sedangan gangguan fisik disembuhkan secara medis.
Gangguan psikologis berkisar dari penyakit mental yang serius sampai kasus yang
depresi yang relatif ringan yang biasanya disebabkan ketidakseimbang biokimia, sering
dianggap sebagai keturunan.Hal ini terutama didukung oleh penelitian DNA. Di sisi lain,
jenis kepribadian tertentu ada yang mudah terkena penyakit jantung dan stres, yang
merupakan faktor utama dalam penyebab banyak penyakit fisik. Pengobatan holistik dan
terapi sejenisnya untuk penyakit fisik seringnya mempunyai komponen psikologi yang
besar seperti program manajemen stres, relaksasi, hingga pelatihan pernafasan.
10
Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia
mengalami kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal
keberadaan / kehadiran perawat ketika anda berada didekatnya.
Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda
Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien
tidak memungkinkanya menerima pesan verbal secara visual. Nada
suara anda memegang peranan besar dan bermakna bagi klien.
Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata – kata
sebelum melakukan sentuhan pada klien.
Informasikan kepada klien ketika anda akan meninggalkanya /
memutus komunikasi.
Orientasikan klien dengan suara – suara yang terdengar disekitarnya.
Orientasikan klien pada lingkunganya bila klien dipindah ke
lingkungan / ruangan yang baru.
b) Syarat-Syarat Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dengan
gangguan sensori penglihatan, perawat dituntut untuk menjadi
komunikator yang baik sehingga terjalin hubungan terapeutik yang
efektif antara perawat dan klien, untuk itu syarat yang harus dimiliki
oleh perawat dalam berkomunikasi dengan pasien dengan gangguan
sensori penglihatan adalah :
Adanya kesiapan artinya pesan atau informasi, cara penyampaian,
dan saluarannya harus dipersiapkan terlebih dahulu secara matang.
Kesungguhan artinya apapun ujud dari pesan atau informasi tersebut
tetap harus disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius.
Ketulusan artinya sebelum individu memberikan informasi atau
pesan kepada indiviu lain pemberi informasi harus merasa yakin
bahwa apa yang disampaikan itu merupakan sesuatu yang baik dan
memang perlu serta berguna untuk sipasien.
Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri
maka hal ini akan sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya
kepada pasien.
Ketenangan artinya sebaik apapun dan sejelek apapun yang akan
disampaikan, perawat harus bersifat tenang, tidak emosi maupun
11
memancing emosi pasien, karena dengan adanya ketenangan maka
iinformasi akan lebih jelas baik dan lancar.
Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses
dari kegiatan komunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa
dibuat-buat akan menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman
bagi penerima.
Kesederhanaan artinya di dalam penyampaian informasi, sebaiknya
dibuat sederhana baik bahasa, pengungkapan dan penyampaiannya.
Meskipun informasi itu panjang dan rumit akan tetapi kalau
diberikan secara sederhana, berurutan dan jelas maka akan
memberikan kejelasan informasi dengan baik.
12
4. Klien dengan keadaan tidak sadar
Ketidaksadaran mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik klien
mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat
diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulustersebut.
Keadaaan tidak sadar dapat terjadi akibat gangguan organik pada otak,
trauma otak yang berat, syok, pingsan, kondisi tidur dan narkose, ataupun
gangguan berat yang terkait dengan penyakit tertentu. Seringkali timbul
pertanyaan tentang perlu tidaknya perawat berkomunikasi dengan klien yang
mengalami gangguan kesadaran ini. Bagaimanapun, secara etika
penghargaan terhadap nilai nilai kemanusiaan mengharuskan penerapan
komunikasi pada klien dengan gangguan kesadaran.
Pada saat berkomunikasi dengan klien gangguan kesadaran, hal hal
berikut perlu diperhatikan:
a. Berhati - hati ketika melakukan pembicaraan verbal dekat klien karena
ada kayakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terakhir yang
mengalami penurunan penerimaan rangsang pada individu yang tidak
sadar dan yang menjadi pertama kali berfungsi pada waktu sadar. Maka
perawat harus berhati - hati tidak mengatakan sesuatu pada klien yang
tidak sadar atau pada jarak pendengaran, hal hal yang tidak akan mereka
katakan pada klien yang sepenuhnya sadar.
b. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan kita.
Usahakan mengucapkan kata dengan menggunakan nada normal dan
memperhatikan materi ucapan yang kita sampaikan di dekat klien.
c. Ucapkan kata - kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat
menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien
dengan penurunan kesadaran.
d. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk
membantu klien pada komunikasi yang dilakukan.
17
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses menyampaikan pesan yang dilakukan oleh seseorang
kepada pihak lain yang bertujuan untuk menciptakan persamaan pikiran antara pengirim
dan penerima pesan.
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien.
1.2 Saran
Saran-saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini yaitu :
a. Perawat harus bisa menghadapi klien dengan gangguan fisik dan jiwa agar terjadi
hubungan terapeutik dengan klien. Walaupun pasien mempunyai gangguan persepsi
sensori, perawat harus merawat klien dengan baik dan mengetahui teknik-teknik
komunikasi yang harus lebih diperhatikan.
b. Perawat mampu menguasai cara-cara berkomunikasi dengan pasien yang terganggu
fisik dan mentalnya lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana terapeutik
berkomunikasi dengan pasien gangguan fisik dan jiwa, serta mengetahui hambatan
yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi.
c. Perawat mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara berkomunikasi, tahapan
komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi pada pasien gangguan fisik
dan jiwa.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://majalah1000guru.net/2013/06/stres-gangguan-psikologis-fisik/
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/08/100-macam-pengertian-komunikasi-menurut.html
http://abang-sahar.blogspot.co.id/2013/01/makalah-komunikasi-terapeutik.html
www.slideshare.net/alfunhidayatulloh/gangguan-jiwa
Penglihatan _ flloraliwu.htm
19
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan ke kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya Kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini Kami buat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi.
Makalah ini membahas tentang “Komunikasi pada Klien Gangguan Fisik dan
Gangguan Jiwa” semoga dengan makalah yang Kami susun ini kita sebagai mahasiswa
keperawatan dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka
dari itu Kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen
pembimbing Kami serta teman-teman sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun
Kami dari yang salah menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir
kata Kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
20
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...………………………………………………….……………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………….………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..…………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...………...……….. 2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………...……...………… 2
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………..….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi…………………………………………………..………….. 3
2.2 Komunikasi Terapeutik………………………………………………..……………. 4
2.2.1 Pengertian…………………………………………………………...…………… 4
2.2.2 Manfaat Terapeutik……………………………………………………………… 5
2.2.3 Tujuan Komunikasi terapeutik…………………………………………………... 5
2.2.4 Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik………………………………...………… 6
2.2.5 Tahapan Komunikasi Terapeutik…………………………………...…………… 7
2.2.6 Strategi Menanggapi Respon Klien…………………………………...………… 8
2.2.7 Hambatan Dalam Komunikasi Terapeutik……………………………………… 8
2.3 Gangguan Fisik dan Gangguan Jiwa……………………………………………….. 9
2.3.1 Komunikasi Terapeutik Gangguan Fisik………………………………………... 9
2.3.2 Komunikasi Terapeutik Pada Gangguan Jiwa……………………...…………… 14
DAFTAR PUSTAKA…………………..………………………………………………… 19
21
MELAKUKAN KOMUNIKASI PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN FISIK DAN GANGGUAN JIWA
DiSusun Oleh :
KELOMPOK 2
Adi Akbar Sanjaya
Intan Putri Andriani
Nofita Sari
Nurmala Deska
Riadha Pratiwi
Regina Desyanda
Repal Mahendra
Tiara Afriani
Veni Maisah
Yuni Mellianti
22
POLTEKKES KEMENKES KOTA BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018-2019
23