Anda di halaman 1dari 50

TUGAS ALAT KESEHATAN

(5 Alat Kesehatan Elektromedik Radiasi & 5 Alkes Diagnostic Invitro)

Oleh :
Rofiqoh Abqoriyah 114219002
Siti Sholehah 114219016
Eva Santa 114219121
Siti Fadillah A.N 114219150
Rahma Dhianitasari W.P 114219151
Dewa Ayu Pramestya Dewi 114219152
Cristina Maylina P 114219153
Dinda Pradnyandari D.M 114219154
Ni Kadek Dwi Sekarmini 114219155
Fadita Trisa C 114219158
Neuza E.M. Lai Ribeiro 114219189

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan di Indonesia semakin berkembang. Data dari Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan adanya perkembangan selama 4 tahun

terakhir dari tahun 2015 terkait perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Perkembangan ini juga selaras dengan semakin meningkatnya kebutuhan alat

kesehatan di Indonesia. Peningkatan alat kesehatan ini terlihat dari perkembangan

jumlah industri alat kesehatan dalam negeri pada awal tahun 2018 mengalami

peningkatan sebesar 25,3%, yakni 27 industri. Jumlah industtri alat kesehatan pada

tahun 2018 mencapai 242 industri dengan jenis alat kesehatan yang diproduksi

sebanyak 294 jenis.

Alat Kesehatan merupakan salah satu bagian penting dalam dunia kesehatan.

Perkembangan teknologi alat kesehatan yang sangat tinggi merupakan dampak dari

kemajuan IT yang semakin meningkat pula. Perkembangan ini sangat membantu

dalam peningkatan pelayan kesehatan saat ini. Alat kesehatan ada banyak macamnya,

akan tetapi dalam makalah ini penulis akan lebih terfokus pada alat kesehatan

elektromedik radiasi dan alat kesehatan diagnostik invitro.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Alat kesehatan apa saja yang termasuk kedalam alat kesehatan elektromedik

radiasi dan alat kesehatan diagnostik in vitro?

2. Apakah manfaat dari masing-masing alat kesehatan yang termasuk dalam alat

kesehatan elektromedik dan alat kesehatan diagnostik in vitro?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari makalah ini

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jenis alat kesehatan elektromedik radiasi dan alat kesehatan

diagnostik invitro.

2. Untuk mengetahui manfaat dari masing-masing alat kesehatan yang termasuk

dalam alat kesehatan elektromedik dan alat kesehatan diagnostik in vitro.

1.4 MANFAAT

Untuk memberikan pengetahuan dan informasi mengenai alat-alat yang termasuk

kedalam alat kesehatan elektromedik radiasi dan alat kesehatan diagnostik in vitro

beserta manfaatnya masing-masing yang digunakan dalam dunia kesehatan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ALAT KESEHATAN

2.1.1 DEFINISI

Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak

mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan

dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada

manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh (Permenkes,

2017).

2.1.2 TUJUAN PENGGUNAAN ALAT KESEHATAN

Menurut Permenkes (2010), berdasarkan tujuan penggunaannya alat kesehatan

dapat digunakan sendiri maupun kombinasi untuk manusia dengan tujuan sebagai

berikut:

a. Diagnosa, pencegahan, pemantauan, perlakuan atau pengurangan penyakit;

b. Diagnosa, pemantauan, perlakuan, pengurangan atau kompensasi kondisi

sakit;

c. Penyelidikan, penggantian, pemodifikasian, mendukung anatomi atau proses

fisiologis;

d. Mendukung atau mempertahankan hidup;

4
e. Menghalangi pembuahan;

f. Desinfeksi alat kesehatan;

g. Menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosa melalui pengujian

in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia.

2.1.3 KLASIFIKASI ALAT KESEHATAN

Menurut Permenkes (2014), Alat kesehatan berdasarkan jenisnya digolongkan

menjadi 3, antara lain sebagai berikut:

1. Alat Kesehatan Elektromedik

Alat kesehatan elektromedik adalah alat kesehatan yang menggunakan sumber

listrik AC atau DC untuk pengoperasiannya. Alat kesehatan elektromedik ada 2

macam, yaitu:

 Alat Kesehatan Elektromedik Radiasi adalah alat kesehatan yang

menggunakan sumber listrik AC atau DC untuk pengoperasian dan

memancarkan radiasi pengion atau zat radioaktif selama penggunaan untuk

mencapai maksud penggunaannya.

 Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi adalah alat kesehatan yang

menggunakan sumber listrik AC atau DC untuk pengoperasian dan tidak

memancarkan radiasi pengion atau zat radioaktif selama penggunaan untuk

mencapai maksud penggunaannya.

5
2. Alat Kesehatan Non Elektromedik

Alat kesehatan non elektromedik adalah alat kesehatan yang tidak

menggunakan sumber listrik AC atau DC untuk pengoperasiannya. Alat kesehatan

non elektromedik ada 2 macam, yaitu:

 Alat Kesehatan Non Elektromedik Steril adalah alat kesehatan yang

penggunaannya tidak memerlukan sumber listrik AC atau DC dan mengalami

proses sterilisasi pada proses produksinya dan produknya steril. Contoh: jarum

suntik, kasa steril, benang bedah, IV catheter, infuse set.

 Alat Kesehatan Non Elektromedik Non Steril adalah alat kesehatan yang

penggunaannya tidak memerlukan sumber listrik AC atau DC dan produknya

tidak steril. Ccontoh: plester, instrument bedah, timbangan bayi, kursi roda

manual, tempat tidur pasien manual, stetoscope.

3. Produk Diagnostik In Vitro

Produk Diagnostik In Vitro adalah alat kesehatan yang digunakan untuk

pemeriksaan spesimen dari dalam tubuh manusia secara in vitro untuk menyediakan

informasi untuk diagnosa, pemantauan atau gabungan. Termasuk reagen, kalibrator,

bahan kontrol, penampung spesimen, software, dan instrument atau alat atau bahan

kimia lain yang terkait. Contoh: alat tes gula darah, tes kehamilan muda, tes asam

urat, alat tes kimia klinik, hematology analyzer.

6
2.2 ALAT KESEHATAN ELEKTROMEDIK

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65

Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Elektromedik disebutkan bahwa alat

elektromedik adalah alat kesehatan yang menggunakan catu daya listrik dalam

pengoperasiannya. Alat kesehatan elektromedik ada 2 macam, yaitu:

 Alat Kesehatan Elektromedik Radiasi adalah alat kesehatan yang

menggunakan sumber listrik AC atau DC untuk pengoperasian dan

memancarkan radiasi pengion atau zat radioaktif selama penggunaan untuk

mencapai maksud penggunaannya.

 Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi adalah alat kesehatan yang

menggunakan sumber listrik AC atau DC untuk pengoperasian dan tidak

memancarkan radiasi pengion atau zat radioaktif selama penggunaan untuk

mencapai maksud penggunaannya.

Gambar. Alat kesehatan Elektromedik

7
Makalah ini hanya membahas terkait contoh alat elektromedik radiasi dan

contoh alat kesehatan diagnostik in vitro beserta klasifikasinya. Berikut ini

merupakan beberapa contoh alat elektromedik radiasi :

1. Fluoroskopi

Gambar. Fluoroskopi

Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar

rotngen dan suatu tabir yang bersifat luminisensi bila terkena sinar tersebut.

Fluoroskopi terutama diperlukan untuk menyelidiki fungsi serta pergerakan suatu

organ atau sistem tubuh seperti dinamika alat peredaran darah, misalnya jantung,

dan pembuluh darah besar, serta pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi

paru-paru.

Fluoroscopy adalah pesawat radiologi yang memperlihatkan gambaran struktur tubuh

melalui pemanfaatan paparan sinar-x secara real time. Paparan sinar-x secara terus-

8
menerus pada bagian tubuh dan diteruskan pada monitor agar dapat terlihat bagian

dan gerakan organ secara terperinci

Adapun alat fluoroskopi modern sekarang ini terdiri dari tube sinar-X fluoroskopi dan

penerima gambar (Image Receptor) yang berada pada alat C- Arm (Alat yang

berbentuk seperti huruf C) agar tetap pada posisi yang tegak lurus walupun keduanya

bergerak atau berotasi. Ada dua jenis desain tube sinar-X fluoroskopi, yaitu yang

berada dibawah meja pemeriksaan dan yang berada diatas meja pemeriksaan tepatnya

diatas tubuh pasien. Namun kebanyakan pesawat fluoroskopi menggunakan desain

under table unit (tube yang berada di bawah meja pemeriksaan).Tube sinar-X

fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube diagnostik konvensional

kecualibahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat mengeluarkan sinar-X

lebih lamadaripada tube diagnostik konvensional dengan mA yang jauh lebih kecil.

Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki range mA antara 50-1200 mA

sedangkan range mA pada tubesinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA

 Sistem Kerja

Sinar-x yang dipancarkan dari tabung sinar-x akan diterima oleh screen

fluoroscent, selanjutnya ditangkap oleh kamera (CCTV). Dari kamera sinyal

diperkuat kemudian dimasukan ke dalam rangkaian LPF (Low power frekuensi).

Keluaran dari rangkaian LPFyang masih berupa sinyal analog, selanjutnya

diperkuat dan dimasukan kedalam ADC untuk dirubah menjadi sinyal digital.

9
Proses selanjutnya dari ADC dimasukan ke system komputer untuk diolah

menjadi sebuah gambar dari obyek

 Komponen Alat

Gambar. Komponen alat Fluoroscopi

10
 Manfaat

Digunakan untuk studi visual (langsung) dari jatuhnya bayangan laten pada tabir

fluoroskopi menjadi bayangan permanen pada film atau spot film.

 Kelebihan

1) Untuk meminimalisir kesalahan dalam memprediksi letak objek dan diagnosis,

karena mesin ini akan memperlihatkan proses pelaksanaan tindakan medis

dalam memindai tulang secara real-time. Dengan prosedur tersebut, tindakan

medis yang dilakukan bisa berjalan dengan mudah, akurat, dan nyaman.

2) Sebagai penunjang proses pelayanan medis, terutama pada tindakan operasi

untuk bedah ortopedi, saraf, dan laparoskopi. Dalam kasus pindai tulang

manusia, teknologi fluoroskopi ini mampu menampilkan objek secara tiga

dimensi, sehingga dapat dilihat dengan lebih jelas dan utuh dari berbagai sisi

dan posisi.

Kekurangan

1) Fluoroskopi intervensional memiliki tingkat bahaya radiasi yang relatif lebih


tinggi daripada pesawat sinar-X lainnya. Hal ini disebabkan karena sinar-X

yang dipancarkan secara terus-menerus (real-time) mengikuti kebutuhan

pencitraan yang diinginkan.

2) Memerlukan operator yang handal

11
 Klasifikasi Alat

Berdasarkan resiko, Alat tes asam urat termasuk dalam kelas C yang artinya

Fluoroskopi yang memiliki resiko terhadap individu tinggi (high individual

risk) dan resiko terhadap kesehatan publik sedang (moderate public health

risk)

2. Dental X-Ray

Dental X-Ray adalah pengambilan gambar gigi, tulang serta jaringan lunak yang

berada di sekitar mulut untuk membantu melihat sekaligus menemukan masalah yang

terjadi pada gigi seperti abrasi gigi, mulut dan juga rahang. Dengan melakukan

Dental X-Ray, maka rongga dan struktur gigi yang tersembunyi seperti gigi bungsu

dan pengeroposan tulang yang tersembunyi bisa terdeteksi.

Gambar. Dental X-Ray

Prinsip yang digunakan sama halnya dengan sistem pada pemeriksaan radiologi

yaitu dengan menggunakan sinar X yang akan melewati mulut diserap oleh jaringan

keras yaitu gigi dan tulang. Adanya sensor digital akibat sinar X yang dihasilkan

12
maka gambar akan terbentuk.Dari hasil gambar tersebut petugas atau dokter akan

mengintepretasikan hasil tersebut menjadi sebuah diagnosa. Dari hasil gambaran

kemungkinan akan muncul kelainan yang terjadi dalam gigi maupun gusi yang tidak

bisa dilihat secara langsung seperti adanya infeksi pada gigi dan gusi, adanya

perubahan struktur tulang maupun ligamen gigi ataupun tulang keropos yang tidak

bisa dilihat selama pemeriksaan visual.

 Klasifikasi

1. Intraoral X-Rays

Intraoral X-Rays adalah jenis sinar-X yang paling umum. Ada beberapa jenis

rontgen intraoral. Masing-masing menunjukkan aspek gigi yang berbeda.

a) Bite-wing x-rays menunjukkan detail gigi atas dan bawah di satu area mulut.

Bite-wing x-rays mendeteksi kerusakan di antara gigi dan perubahan ketebalan

tulang yang disebabkan oleh penyakit gusi. Bite-wing x-rays juga dapat melihat

keausan atau kerusakan dari tambalan gigi.

b) Periapical x-rays menunjukkan seluruh gigi hingga ke akar tempat gigi

menempel ke rahang. Setiap x-ray periapikal menunjukkan semua gigi dalam

satu bagian rahang atas atau bawah. Rontgen periapikal mendeteksi adanya

perubahan yang tidak biasa pada akar dan struktur tulang di sekitarnya.

c) Occlusal x-rays melacak perkembangan dan penempatan seluruh lengkung gigi

di rahang atas atau. bawah

2. Extraoral x-rays digunakan untuk mendeteksi masalah gigi di rahang dan

tengkorak. Ada beberapa jenis rontgen ekstraoral.

13
a) Panoramic x-rays menunjukkan seluruh area mulut - semua gigi di rahang atas

dan bawah - pada satu x-ray. X-ray ini mendeteksi posisi gigi yang sepenuhnya

muncul dan dapat melihat impaksi gigi, dan membantu diagnosis tumor.

b) Tomograms menunjukkan lapisan atau "irisan" tertentu pada mulut dan

mengaburkan lapisan lainnya. X-ray ini meneliti struktur yang sulit untuk

dilihat dengan jelas karena struktur terdekat lainnya menghalangi pandangan.

c) Cephalometric projections menunjukkan seluruh sisi kepala. X-ray ini melihat

gigi sehubungan dengan rahang dan profil individu. Ortodontis menggunakan

x-ray ini untuk mengembangkan pendekatan penyesuaian gigi khusus setiap

pasien.

d) Sialogram, tes ini menggunakan pewarna, yang disuntikkan ke kelenjar ludah

sehingga mereka dapat dilihat pada film x-ray (kelenjar ludah adalah jaringan

lunak yang tidak akan terlihat dengan x-ray.). Tes ini untuk mencari masalah

kelenjar ludah, seperti penyumbatan, atau sindrom Sjogren (gangguan dengan

gejala termasuk mulut dan mata kering; gangguan ini dapat berperan dalam

kerusakan gigi).

e) Dental computed tomography (CT) adalah jenis tes yang melihat struktur

interior dalam 3-D (tiga dimensi). Jenis ini digunakan untuk menemukan

masalah pada tulang wajah seperti kista, tumor, dan patah tulang.

f) Cone Beam CT adalah jenis x-ray yang menghasilkan gambar 3-D dari struktur

gigi, jaringan lunak, saraf, dan tulang. Ini membantu memandu penempatan

14
implan gigi dan mengevaluasi kista dan tumor di mulut dan wajah. Selain itu

juga dapat mendeteksi masalah pada gusi, akar gigi, dan rahang. Cone beam CT

mirip dengan CT gigi biasa dalam beberapa hal. Keduanya menghasilkan

gambar yang akurat dan berkualitas tinggi. Namun, cara pengambilan gambar

berbeda. Mesin CT-cone-beam berputar di sekitar kepala pasien, menangkap

semua data dalam satu rotasi tunggal. CT scan tradisional mengumpulkan

"irisan datar" saat mesin membuat beberapa putaran di sekitar kepala pasien.

Metode ini juga memaparkan pasien ke tingkat radiasi yang lebih tinggi.

g) Digital imaging adalah jenis 2-D yang memungkinkan gambar dikirim langsung

ke komputer. Gambar dapat dilihat di layar, disimpan, atau dicetak dalam

hitungan detik. Memiliki beberapa keunggulan lain dibandingkan dengan x-ray

tradisional. Gambar yang diambil dari gigi, misalnya, dapat ditingkatkan dan

diperbesar. Memudahkan untuk melihat perubahan terkecil yang tidak dapat

dilihat. Digital imaging juga menggunakan radiasi lebih sedikit daripada sinar-

x.

h) MRI imaging adalah metode yang mengambil tampilan 3-D dari rongga mulut

termasuk rahang dan gigi. (Ini sangat ideal untuk evaluasi jaringan lunak.)

 Kelebihan

1. Mencari area pembusukan gigi penyebab gusi bernanah yang tidak bisa dilihat

dengan kasat mata seperti pembusukan yang terjadi diantara gigi.

2. Mencari pembusukan dibawah tambalan gigi.

15
3. Melihat retakan atau kerusakan lain pada waktu menambal gigi.

4. Melihat kemungkinan hilangnya tulang pada penyakit periodontal atau gusi

serta jenis-jenis penyakit gigi dan mulut.

5. Melihat masalah pada akar gigi seperti infeksi atau saraf yang mati.

6. Membantu dokter dalam persiapan implan gigi, pemasangan kawat gigi,

pemasangan gigi palsu dan sebagainya.

7. Melihat masalah lain yang mungkin terjadi seperti kista dentigerous, kanker

ataupun perubahan yang disebabkan karena penyakit pada tubuh.

8. Untuk anak dan remaja, maka Dental X-Ray ini berguna untuk menemukan

kerusakan dari pertumbuhan dan perkembangan gigi.

9. Memeriksa apakah gigi tetap tumbuh pada tempat yang benar.

10. Membantu dokter dalam penempatan kawat gigi.

 Kekurangan

1. Dental X-Ray juga dapat menimbulkan bahaya dan risiko meskipun jumlah

radiasi yang digunakan sangat rendah. Bahaya yang biasanya terjadi adalah

kerusakan pada selatau jaringan karena terkena radiasi tersebut. Meski begitu,

kerusakan yang diakibatkan dari Dental X-Ray ini umumnya lebih rendah

dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh dari tes ini.

2. Pada wanita hamil tidak disarankan untuk menjalani Dental X-Ray ini sampai

proses melahirkan meski tidak ada bukti jika alat ini bisa membahayakan

perkembangan janin.

 Komponen Alat

16
a. Control Panel.
b. The Arm Extension (Lengan Ekstensi). Kepala tabung melekat pada lengan
ekstensi (the arm extension) yang dapat berputar 360° secara horizontal dan
vertikal.
c. The Tube Head (Kepala Tube).

 Prosedur Kerja Dental X-Ray

1. Hubungkan dental unit dengan arus listrik.


2. Tekan tombol hijau yang terdapat pada pesawat dental sehingga berada pada
posisi ON.
3. Tekan tombol pengatur besar kecilnya pasien ( Terdapat 3 tombol,
masing-masing untuk pasien kecil,sedang dan besar ).
4 Tekan tombol pengatur gigi yang akan diperiksa.
5 KV dan mA sudah tidak dapat diatur ,sedangkan sec bisa diatur.
6 Pesawat dental siap digunakan.

17
7. Tekan tombol hijau,sehingga berada dalam posisi OFF untuk mematikan
pesawat.
8. Rapikan kabel dan letakkan ditempat semula.

 Safety Operating Procedures Untuk Peralatan Dental X-Ray

1. Peralatan Dental X-Ray harus dioperasikan oleh individu yang telah dilatih

dalam penggunaan yang aman dari peralatan dan prosedur yang dilakukan.

2. Tanda peringatan harus ditempel di bagian luar ruangan, di pintu yang

menyediakan akses keperalatan. Tanda harus jelas terbaca dan terlihat pada

jarak 2 meter ke petugas yang mendekati pintu kamar. Label peringatan harus

ditempelkan pada peralatan.

3. Pengoperasian tabung sinar-X harus dikontrol dari panel kontrol yang terletak

di luar ruang radiografi atau di belakang penghalang pelindung.

4. Semua lampu, meter, kontrol harus diberi label yang benar dan ditandai sebagai

fungsinya.

5. Lampu peringatan dan/atau suara harus diberikan ketika tabung sinar X diberi

energi.

6. Sebuah ruangan tidak boleh digunakan pada saat yang sama untuk lebih dari

satu pemeriksaan radiologi. Peralatan harus ditempatkan di ruang terkunci yang

hanya dapat dimasuki oleh pengguna yang berwenang. Jika peralatan harus

ditempatkan di area yang tidak dibatasi, penghalang yang sesuai harus dipasang

dan sakelar control kunci harus dipasang untuk mencegah penggunaan yang

tidak sah.

18
7. Semua operator harus memakai dosimeter pribadi dan menjaga sejauh mungkin

dari sinar X-ray yang praktis setiap saat. Pemaparan radiasi langsung ke

individu untuk tujuan pelatihan tidak boleh diizinkan. Laporan paparan radiasi

harus disimpan setidaknya selama tiga tahun.

8. Pelindung badan, seperti apron dan kerah timah, harus disediakan untuk semua

paparan pada pasien.

9. Tidak ada orang, selain pasien, diperbolehkan di ruang x-ray selama paparan.

Ketika ada kebutuhan untuk mendukung anak-anak atau pasien yang lemah,

memegang perangkat harus digunakan. Jika orang tua, pengawalan atau

personil lain dipanggil untuk membantu, mereka harus diberikan pakaian

pelindung dan diposisikan untuk menghindari pancaran radiasi primer. Tidak

seorang pun harus secara teratur melakukan tugas-tugas ini.

10. Film dental harus tetap pada posisinya dengan alat penahan, bila

memungkinkan, selain itu harus dipegang oleh pasien. Dokter gigi atau petugas

lain tidak boleh memegang film selama pasien selama prosedur.

11. Rumah tabung X-ray tidak boleh dipegang dengan tangan selama operasi.

12. Setiap cacat pada peralatan X-ray harus segera dilaporkan kepada otoritas yang

bertanggung jawab untuk keselamatan radiasi dari mesin tertentu atau Layanan

Perlindungan Radiasi. Perbaikan atau pekerjaan pemeliharaan biasanya akan

dilakukan oleh spesialis layanan seperti agen produsen; ketika personel internal

terlibat, kompetensi mereka untuk mengendalikan bahaya radiasi harus

ditetapkan sebelum pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.

19
13. Pemeriksaan Keselamatan Pra-operasional (alat keselamatan, alat pelindung diri

dll.) Harus dilakukan secara berkala untuk memastikan operasi yang tepat.

Rekaman inspeksi, survei dan perbaikan harus dipelihara.

14. Pemilik peralatan X-ray atau dokter gigi harus membuat program Jaminan

Kualitas yang mencakup prosedur pengendalian kualitas untuk pemantauan dan

pengujian peralatan sinar-X gigi dan komponen terkait, dan metodologi

administratif untuk memastikan bahwa pemantauan, evaluasi, dan tindakan

korektif dilakukan dengan benar.

3. CT Scan (Computed Tomography Scan)

Gambar. CT Scan

CT Scan merupakan sebuah perangkat atau alat pemeriksaan radiografi yang

digunakan untuk melakukan pemerikasaan medis yang non-invasif alat ini

menggunakan sinar x untuk menghasilkan gambar penampang tubuh. Gambar

penampang tubuh atau irisan gambar ini digunakan untuk berbagai tujuan diagnostik

20
dan terapi. Alat ini digunakan oleh rumah sakit dan pusat diagnostik. Pemeriksaan CT

Scan menggabungkan serangkaian gambar yang diperoleh dari sinar-X, diambil dari

berbagai macam sudut, kemudian mengggunakan sistem komputerisasi untuk

menggabungkan potongan-potongan gambar tersebut dan menciptakan suatu kesatuan

gambar organ tubuh yang akan diperiksa dengan arah tertentu, selapis demi selapis.

 Kompnen Dasar Alat CT Scan

1. Meja Pemeriksaan

Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk dilakukannya

pemeriksaan CT-Scan. Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry dengan

posisi horizontal dan dapat digerakkan maju, mundur, naik dan turun dengan cara

menekan tombol yang melambangkan maju, mundur, naik, dan turun.

2. Gantry

Gantry Merupakan kompenen dari CT Scan yang didalamnya terdapat tabung

sinar x dan detektor DAS.

a) Tabung Sinar x

Tabung sinar x berfungsi sebagai pembangkit sinar x dimana sifat dari tabung

sinar x adalah bekerja pada tegangan tinggi dan tahan terhadap goncangan.

b) Detektor dan DAS

Setelah sinar x menembus objek, maka akan diterima oleh detector yang

selanjutnya dilakukan proses pengolahan oleh data DAS. Secara garis besar fungsi

dari detektor dan DAS adalah untuk menangkap sinar x yang telah menembus

objek dengan cara mengubah sinar x dalam bentuk cahaya tampak, kemudian

21
mengubah cahaya tampak tersebut menjadi sinyal elektron kemuadian menguatkan

sinyal elektron tersebut kedalam bentuk data digital.

3. Komputer

Komputer merupakan pengendali dari semua instrument pada CT-Scan.

Berfungsi untuk melakukan proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan data,

menampilkan ( display ) gambar serta untuk menganalisa gambar.

4. Monitor

Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari objek yang diperiksa

serta menampilkan instruksi-instruksi.

 Manfaat

CT Scan memiliki berbagai macam kegunaan/ manfaat, namun biasanya dilakukan

untuk pemeriksaan yang membutuhkan hasil yang cepat dan manfaat dari CT Scan

dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis terapi.

 Kelebihan CT Scan

1. Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat. Digunakan

untuk menunjukkan secara detail hasil diagnosis pada bagian-bagian tubuh

seperti otak, paru-paru, perut, tulang dan lain sebagainya tanpa melakukan

tindakan operasi

2. Tidak menyakitkan (non-Invasif)

3. Waktu Scanning cepat sehingga bermanfaat untuk mengevaluasi organ tubuh

yang bergerak contohnya seperti paru-paru.

22
4. Meskipun CT scan menggunakan radiasi, tidak ada radiasi yang tersisa di tubuh

setelah pemindaian selesai

 Kelemahan CT Scan

1. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil

2. Paparan sinar-x lebih besar dari pada foto rontgen biasa

3. Ada kemungkinan kecil pada pemaparan berkali-kali sehingga dapat

meningkatkan resiko kanker

 Prosedur Penggunaan CT Scan

1. Ketika akan menjalani CT scan, pasien akan diminta untuk mengganti baju

dengan pakaian khusus yang disediakan pihak rumah sakit. Pasien juga akan

diminta untuk melepas semua perhiasan sebab logam dapat mengganggu proses

pemindaian.

2. Pasien harus berpuasa 4-6 jam sebelum pemeriksaan.

3. Pemotretan awal atau permulaan dilakukan dengan tabung yang dibiarkan

diam, sedangkan pasien dalam posisi supine (terlentang, tangan dan kaki lurus

pada posisi horizontal) dengan meja tidak digerakkan.

4. Hasilnya sama dengan foto rontgen biasa yaitu topogram atau skenogram.

Skenogram ini dibuat untuk memprogramkan potongan-potongan mana saja

yang akan dibuat. Kemudian satu persatu dibuat scannya menurut program

tersebut.

5. Pada saat itu pasien tetap diam ditempat sehingga arah scan dapat ditentukan

dengan tepat, sedangkan tabung detector mengelilingi pasien.

23
4. X-Ray

Gambar. X-Ray

General x-ray atau yang lebih sering digunakan di dunia kedokteran yang

disebut dengan Rontgen memiliki 2 prosedur umum yang diketahui yaitu

pemeriksaan radiologi dan fluoroskopi. Pemeriksaan radiologi adalah cara-cara

pemeriksaan yang menghasilkan gambar bagian tubuh manusia untuk tujuan

diagnostik yang dinamakan pencitraan diagnostik. Tugas pokok radiologi adalah

untuk menghasilkan gambar dan laporan temuan pemeriksaan untuk keperluan

diagnosis, yang bersama-sama dengan teknik dan temuan diagnostik lainnya akan

menjadi dasar tindakan perawatan pasien. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan menyatakan bahwa, pelayanan radiologi

sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh

merupakan bagian dari amanat Undang–Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan.

 Sistem kerja

24
Di dalam mesin x-ray terdapat sebuah tube yang didalamnya terdapat alat

penembak elektron. Sebuah alat penembak elektron di dalam tube tersebut

menembakkan energi tinggi elektron-elektron pada target yang terbuat dari atom

yang besar. Bayangan laten yang terbentuk pada film Roentgen (radiografi)

dihasilkan oleh berkas sinar-X sesudah menembus objek mengenai film atau berasal

dari berkas cahaya tampak yang dihasilkan pada proses emisi cahaya dari interaksi

radiasi sinar-X dengan lembar penguat. Berkas radiasi sinar-X yang mengenai objek

sebagian diserap oleh objek dan sisanya diteruskan (menembus objek). Berkas

cahaya yang diteruskan tersebut mengenai emulsi film sehingga terbentuk bayangan

objek. Berkas cahaya sinar-X yang menembus objek akan diserap oleh lembar

penguat dan dipancarkan kembali dalam bentuk cahaya tampak. Berkas cahaya

tampak tersebut selanjutnya mengenai emulsi film sehingga terbentuk bayangan

laten.

 Manfaat

Manfaat x-ray adalah membantu para ahli dokter melihat bagian dalam tubuh

pasien tanpa harus melakukan isisi. Hasil foto dari prosedur x-ray ini dapat dilihat

menggunakan x-ray viewer medical. Dapat digunakan untuk mendiagnosa beberapa

penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang, tumor, fraktur dan masih banyak lagi.

5. Mammography Unit

25
Gambar. Mammography Unit

Prinsip kerja mammography unit yaitu menggunakan system mammography

radiography yang lengkap termasuk generator x-ray, tabung x-ray, gantry, dan

medium perekaman generator. X-ray memodifikasi tegangan listrik yang datang

untuk menyediakan daya bagi tabung x-ray untuk menghasilkan berkas sinar x. Alat

ini juga dilengkapi paddle untuk mengkompresi dan penempatan payudara selama

pembentukan gambar. System skrinning film terdiri atas layar phosphorescent

resolusi tinggi dengan Kristal fosfor yang akan memancarkan cahaya ketika terpapar

sinar x. Digital mammography computed radiography (CR) menggunakan digital

kaset untuk menggantikan kaset film tradisional dan pembaca kaset digital,

menghasilkan gambar digital dari kaset, tidak melalui prosesor film.

 Fungsi mammography unit:

26
Untuk menghasilkan gambar dari payudara yang memberikan informasi mengenai

morfologi payudara, anatomi normal payudara.

 Manfaat mammography unit:

Alat ini biasanya dimanfaatkan untuk mendeteksi dan mendiagnosa kanker payudara,

dan mengevaluasi luka pada payudara baik yang teraba maupun yang tidak teraba.

 Komponen sistem mammography:

Gambar. Komponen mammography unit

Komponen pertama pada mammography unit yaitu tabung x-ray pada

persawat mammografi dengan target molibdenum (produksi energi rendah). Filter

untuk mendapatkan kualitas berkas yang sesuai dengan keperluan yang digunakan

adalah molybdenum. Focal spot yang ukuran fokusnya kecil yang diperlukan untuk

mendapatkan ketajaman gambar. Pesawat mammografi mempunyai kombinasi berkas

yang membatasi luas lapangan penyinaran. Kompressi mammae yang fungsinya

27
untuk mengkompressi mammae dan menahan payudara agar tidak bergerak. Grid

yang berfungsi untuk mengurangi sinar hambur diantara obyek dan film, pada tempat

kaset dmasukkan kaset yang berisi tunggal dengan kualitas tinggi dan berisi film

beremulsi tunggal mengurangi paparan radiasi, sehingga gambaran lebih baik.

Phototimer detektor diletakkan di bawah kaset seluruh automatic. Detektor mengukur

kV yang optimal dan filtrasi dari sebuah penyinaran.

 Keuntungan mammography unit:

1. Memiliki sensitivitas dan selektivitas tinggi

2. Merupakan alat yang paling standar untuk mendeteksi kanker payudara

 Kekurangan mammography unit:

1. Kurang sensitif untuk payudara yang padat dan berlemak

2. Adanya kompresi sehingga pasien merasa kurang nyaman

 Spesifikasi mammography unit:

Jenis Parameter Nilai Penyimpangan Nilai Ambang Batas


Diizinkan
Pembumian 0.5 Ohm
Arus bocor <300 µA
Akurasi kVp ± 5% dari preset kVp

Akurasi waktu ± 1 msec atau ± 5% dari


waktu preset

28
Linearity mAs ± 10% dari rata-rata nilai
mR/mAs
Reproduksibilitas paparan < 5%

Half-Value Layer (HVL) HVL > (kVp/100) + 0.03)


mm A1
Callimation < 2% SID hanya pada tepi
dinding dada
Kompesasi ketebalan object ± 0.3 OD
AEC
Kualitas gambar 4 fibrils 3 speck clusters, 3
masses
Glandular rata-rata Dose to standard breast
(<300 mrad) (3 m Gy)

 Teknik dan posisi pengambilan gambar mammography unit:

1. Lakukan penjadwalan mammography yaitu seminggu setelah menstruasi

pasien.

2. Pada saat akan melakukan test mammography pasien dianjukan tidak

menggunakan deodorant, parfum, bedak , atau body lotion disekitar payudara

pasien.

3. Ketika akan menjalani mammography, pasien akan diminta untuk melepaskan

pakaian bagian atas, agar mendapatkan gambar yang lebih jelas. Selain itu

setiap bahan selain jaringan payudara yang tampak di hasil rontgen akan

mengaburkan rincian dan membuat gambar menjadi tidak berguna.

29
4. Posisikan pasien dalam keadaan berdiri atau duduk.

5. Tempelkan payudara pasien dalam alat rontgen dengan kompresor yang akan

menekan payudara untuk mendatarkan jaringan didalamnya.

6. Saat payudara ditekan pasien diminta untuk menahan nafas agar mendapatkan

hasil gambar yang lebih jelas dan mengurangi tingkat paparan radiasi.

7. Apabila hasil pemindaian tidak jelas atau ditemukan kelainan, pemeriksaan

ulang dapat dilakukan secara langsung atau beberapa hari setelah hasil

rontgen keluar.

8. Pemeriksaan mammography tidak dianjurkan untuk ibu hamil atau menyusui.

9. Pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

2.3 DIAGNOSTIK IN VITRO (DIV)

Produk diagnostik In Vitro adalah alat kesehatan yang digunakan untuk

pemeriksaan spesimen dari dalam tubuh manusia secara In Vitro untuk menyediakan

informasi untuk diagnosa, pemantauan atau gabungan. Termasuk reagen, kalibrator,

bahan kontrol, penampung spesimen, software, dan instrumen atau alat atau bahan

kimia lain yang terkait. Contoh : alat tes gula darah, tes kehamilan muda, tes asam

urat, alat tes kimia klinik, hematology analyzer.

a. Klasifikasi Produk Diagnostik In Vitro

Klasifikasi kelas resiko produk DIV dipengaruhi oleh faktor resiko terhadap

individu dan resiko terhadap public health (kesehatan masyarakat). Berdasarkan

resiko tersebut, produk DIV dibagi menjadi empat kelas sebagai berikut :

30
1) Kelas A adalah produk DIV yang memiliki resiko terhadap individu rendah

(low individual risk) dan resiko terhadap kesehatan publik rendah (low public

health risk)

2) Kelas B adalah produk DIV yang memiliki resiko terhadap individu sedang

(moderate individual risk) dan resiko terhadap kesehatan publilk sedang (low

public health risk)

3) Kelas C adalah produk DIV yang memiliki resiko terhadap individu tinggi

(high individual risk) dan resiko terhadap kesehatan publik sedang (moderate

public health risk)

4) Kelas D adalah produk DIV yang memiliki resiko terhadap individu tinggi

(high individual risk) dan resiko terhadap kesehatan publik tinggi (high risk

public health risk)

b. Contoh Produk Diagnostik In Vitro

1. Tes asam urat

Gambar. Alat tes asam urat

31
Keterangan gambar :

1. Accu check active

2. Accu check active stripes

3. Accu check softclix lancing device

4. Accu check softclix lancet

Alat tes asam urat digunakan sebagai uji in vitro untuk penentuan kuantitatif

asam urat dalam serum dan plasma. Berdasarkan klasifikasi tujuan penggunaannya

alat ini dapat digunakan sebagai pemantuan efek terapi.

Metode strip adalah cara penetapan kadar asam urat darah dari darah utuh

dengan prinsip pemeriksaan berdasarkan tehnik deteksi elektrokimia, dimana arus

listrik yang dihasilkan diubah oleh detektor menjadi suatu sinyal listrik yang

diterjemahkan sesuai kadar asam urat yang terkandung dalam sampel.

Tes strip menggunakan enzim asam urat dan didasarkan pada tehnologi

biosensor yang spesifik untuk pengukuran asam urat, tes stick mempunyai bagian

yang dapat menarik darah utuh dari lokasi pengambilan/tetesan darah kedalam zona

reaksi. Uric oksidase dalam zona reaksi kemudian mengoksidasi uric acid didalam

darah. Intensitas arus elektron terukur oleh alat dan terbaca sebagai konsentrasi asam

urat didalam sampel darah. Langkah-langkah dalam menggunakan alat tes asam urat:

1. Masukkan baterai dan nyalakan alat

2. Atur jam, tanggal dan tahun pada alat

3. Ambil chip warna kuning masukkan kedalam alat untuk menguji alat

4. Jika dilayar muncul “Error” berarti alat rusak

32
5. Jika muncul “OK” berarti alat siap digunakan

6. Masukkan chip asam urat darah dan strip asam urat terlebih dahulu

7. Pada layar angka/ kode sesuai dengan botol strip

8. Setelah itu muncul gambar tetes darah dan kedip kedip

9. Masukkan jarum pada lancing / alat tembak berbentuk pulpen dan atur

kedalam jarum

10. Tentukan lokasi penusukan jarum dan bersihkan ujung jari tangan 3 atau

ujung jari 4 bersihkan dengan tisu alkohol biarkan sampai kering

11. Bagian yang akan ditusuk dipegang agar tidak bergerak dan untuk mengurangi

rasa nyeri

12. Ujung jari ditusuk dengan lancet steril dengan arah tegak lurus sidik jari kulit.

13. Kemudian darah disentuh dengan strip

14. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah

15. Darah akan meresap sampai ujung strip dan bunyi beep

16. Tunggu alat membaca beberapa detik akan muncul hasil pada layar

17. Nilai Normal asam urat laki-laki:3,5-7,2 mg/dl. Perempuan : 2,6-6.0 mg/dl

 Kelebihan:

1. Bisa untuk semua sampel darah

2. Hanya butuh sampel sedikit

3. Tidak membutuhkan reagen khusus

4. Praktis dan mudah dipergunakan dan dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa

butuh keahlian khusus

33
5. Hasil dapat segera diketahui

 Kekurangan :

1. Akurasinya belum diketahui

2. Memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh hematokrit, interfensi zat lain

(vitamin C, lipid, dan hemoglobin), suhu, volume sampel yang kurang.

3. Stick bukan untuk menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya

 Klasifikasi Alat

Berdasarkan resiko, Alat tes asam urat termasuk dalam kelas A yang artinya

produk DIV (Diagnostic In Vitro) yang memiliki resiko terhadap individu rendah

(low individual risk) dan resiko terhadap kesehatan publik rendah (low public health

risk)

2. Clinical Chemistry Analyzer

Gambar. Clinical Chemistry Analyzer

34
Clinical chemistry analyzer adalah alat pemeriksaan kimia klinik yang

mencakup pemeriksaan dalam darah, cairan tubuh dan urin yang biasanya digunakan

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di rumah sakit. Adapun pemeriksaan

yang dapat dilakukan adalah :

1. Pemeriksaan fungsi hati : protein total, albumin, globulin, bilirubin total,

direct/indirect bilirubin, SGOT, SGPT, GGT, fosfatase alkali, cholinesterase,

ammonia, HCO3 (bikarbonat)

2. Pemeriksaan fungsi jantung : CK, CKMB, LDH, myglobin, troponin T, NT-

proBNP

3. Pemeriksaan fungsi pankreas : amylase, lipase

4. Pemeriksaan lemak : kolesterol, HDL, LDL, trigliserida, Lp(a), Apo A-1,

Apo-B

5. Pemeriksaa fungsi ginjal : ureum, kreatinin, asam urat, cystatin C

6. Pemeriksaan gula darah dan HbA1c

 Prinsip Kerja Alat

Metode analisis dalam alat ini menggunakan metode analisis kolorimetri untuk

mengukur jumlah perubahan warna. Metode ini mengubah jumlah zat tertentu di

dalam sampel menjadi sejumlah perubahan warna setelah ditambahkan reagent

tertentu sehingga bisa diukur. Kerapatan warna diukur dengan menggunakan

Colorimeter. Mekanisme Colorimeter adalah untuk menyinari cahaya melalui sampel

yang sedang diukur dan kemudian secara elektrik mendeteksi jumlah transmisi. Data

yang diukur ditunjukkan secara numerik menggunakan konverter A/D (Analog-

35
Digital Converter), dihitung oleh CPU dan hasilnya adalah output dalam bentuk

angka yang menunjukkan konsentrasi zat.

 Manfaat Alat

Alat ini dapat membantu tenaga kesehatan dalam mendeteksi dini dan membantu

diagnosis awal suatu penyakit (seperti diabetes mellitus, kanker, HIV, STD/sexually

transmitted diseases, hepatitis, kondisi ginjal, fertilitas dan masalah tiroid),

monitoring suatu penyakit, fungsi metabolisme dan kardiak marker, serta pengujian

penyalahgunaan obat (drug abuse) sehingga bisa dilakukan tindakan dan pengobatan

yang tepat.

Alat ini berfungsi untuk menentukan konsentrasi metabolit, elektrolit, protein

tertentu dan untuk menentukan konsentrasi obat dalam sampel serum, plasma, urin,

cairan serebrospinal, dan cairan tubuh lainnya.Konsentrasi berbagai zat dalam cairan

tubuh dapat menunjukkan berbagai kondisi klinis.

 Klasifikasi Alat

Berdasarkan resiko, Clinical Chemistry Analyzer termasuk dalam kelas A yang

artinya produk DIV (Diagnostic In Vitro) yang memiliki resiko terhadap individu

rendah (low individual risk) dan resiko terhadap kesehatan publik rendah (low public

health risk)

3. Pregnancy Self testing

36
Gambar. Alat Pregnancy Self-testing

 Prinsip kerja Pregnancy self testing

1. Spesimen urin diletakkan pada sample pad akan memicu antibodi yang

terkandung di dalam urin berpindah dengan prinsip kapilaritas.

2. Adanya antibody hCG di dalam urin menyebabkan reaksi khusus dengan

antibodi (mouse anti-beta hCG monoclonal antibody-gold colloid) pada test

line dan menghasilkan sinyal positif. Ketika kontak dengan membran, spesimen

akan melarutkan konjugat terliofilisasi. Dalam sampel reaktif, antigen hCG

akan menempel pada antibodi dalam larutan koloid. Ketika konjugat bergerak

maju pada membran, antibodi monoklonal anti-hCG yang ditempel pada zona

uji (T) akan mengikat kompleks konjugat hCG-emas, membentuk garis merah

muda (T). Reaksi tersebut yang terjadi apabila tes positif untuk hCG (dan

karena itu kehamilan), sehingga warna akan muncul pada test line dan control

line.

3. Sedangkan pendeteksian ke control line tidak tergantung pada hCG, sehingga

untuk hasil negative hanya warna pada control line yang muncul.

 Komponen alat

37
1. Sample pad berfungsi untuk mengaplikasikan spesimen (urin) dan

memungkinkan specimen untuk mengalir ke bagian lain.

2. Labeled antibodies on conjugate pad berfungsi sebagai tempat penyimpanan

antibodi.

3. Reaction membrane

a. Test line (antibodies against hCG) berfungsi membawa antibodi khusus pada

kehamilan

b. Control line (antibodies against antibodies) berfungsi membawa antibody

lain yang tidak berhubungan dengan kehamilan

4. Wicking pad dirancang untuk menarik spesimen melintasi membran reaksi.

Gambar. Komponen Pregnancy self testing

 Manfaat

Mengidentifikasi protein hCG (Human Chorionic Gonadotropin) dalam urin

yang merupakan antibody penanda kehamilan. Hormon hCG diproduksi 6-12 hari

setelah pembuahan sel telur. Alasannya digunakan senyawa ini untuk mendeteksi

kehamilan adalah kadar hCG terus meningkat pada saat kehamilan. Sembilan puluh

delapan persen wanita hamil memiliki konsentrasi urin hCG > 25 mIU / mL).

38
Sehingga alat ini juga bermanfaat bagi ibu yang ingin melakukan program keluarga

berencana, karena sebelum menggunakan kontrasepsi, ibu harus dipastikan tidak

dalam kondisi hamil. Selain itu alat ini bisa membantu mendiagnosis kondisi

abnormal (keguguran dan kehamilan ektopik) yang dapat meningkatkan kadar hCG.

 Klasifikasi

Berdasarkan resiko, Pregnancy Self testing termasuk dalam kelas B yang artinya

produk DIV (Diagnostic In Vitro) yang memiliki resiko terhadap individu sedang

(moderate individual risk) dan resiko terhadap kesehatan publik rendah (low public

health risk).

Berdasarkan Aplikasi Specimen

1. Cassette

Strip uji terbungkus dalam kaset plastik. Fitur utamanya adalah: control line (C),

test line (T) dan sampel pad (S) yang menunjukkan di mana spesimen urin akan

39
ditambahkan. Cara menggunakan alat ini dengan mengumpulkan urin dalam gelas

(V) atau wadah tabung yang bersih. Urin dengan volume tertentu di aplikasikan

dengan menggunakan alat transfer sampel atau penates (D) ke dalam sampel pad

(ditempatkan pada permukaan datar dengan result window menghadap ke atas).

Pembacaan hasil setelah periode waktu yang ditentukan.

2. Dipstick

Strip uji dipasang pada strip yang dilaminasi. Fitur utama adalah: control line

(C), test line (T) dan absorbent pad untuk mengaplikasikan urin (A). Cara

menggunakan alat ini dengan mengumpulkan urin dalam gelas atau tabung yang

bersih. Kemudian celupkan dipstick ke dalam urin sampai ke garis yang ditunjukkan

oleh tanda panah (A) selama periode waktu yang telah ditentukan.Tempatkan dipstick

pada permukaan datar dengan result window menghadap ke atas selama beberapa saat

untuk menunggu hasil.

3. Midstream test strip

40
Bentuk dan fitur alat ini pada dasarnya identik dengan dipstick, tetapi memiliki

absorbent pad yang lebih panjang untuk memungkinkan pemosisian alat secara

langsung dalam aliran urin. Fitur utamanya adalah: control line (C), test line (T) dan

absorbent pad yang lebih lama untuk secara langsung menahan aliran urin (A).

Midstream dan dipstick dilapisi plastic untuk mencegah urin membasahi area selain

dari tempat yang dimaksudkan untuk menyerapnya. Cara menggunakan alat ini

dengan memegang ujung absorbent pad (A) dalam aliran urin untuk periode waktu

yang ditentukan. Tempatkan midstream pada permukaan datar dengan result window

menghadap ke atas selama beberapa saat untuk menunggu hasil.

a) Berdasarkan Waktu Tes

1. Tipe normal yang digunakan satu minggu setelah keterlambatan siklus haid

2. Tipe awal yang dapat digunakan 6 hari sebelum siklus haid

b) Berdasarkan Jenis Result Window

1. Konvensional

41
2. Digital

4. Glucose Meter

Gambar. Glucose Meter

 Komponen Alat

Alat cek gula darah (glucometer) terdiri atas dua bagian utama, yaitu strip

pengukur dan alat pengukur. Kedua hal inilah yang berperan langsung dalam

42
pengukuran kadar gula secara mandiri, sementara lancet dan lancet device (alat

penyuntiknya) merupakan pendukung agar tes gula darah mandiri dapat dilakukan.

Strip pengukur ini digunakan untuk mengambil sampel darah. Strip pengukur

biasanya bersifat sekali pakai. Begitu juga dengan jarum yang digunakan untuk

mengambil sampel darah (lancet).

 Manfaat

Blood glucose meter (Glucometer) adalah alat yang berfungsi untuk mengukur

kadar glukosa di dalam darah. Nilai pengukuran dinyatakan dalam mg/dl atau mmol

memiliki nilai klinis yang penting untuk mengetahui adanya gangguan metabolisme

seperti diabetes melitus, denutrisi dan beberapa gangguan lain seperti koma

hyperosmolar, sindrom malabsorbsi dan hipoglikemia yaitu suatu keadaan dimana

kadar glukosa dalam darah lebih rendah dari nilai kadar normal.

 Langkah-langkah dalam Menggunakan Glucometer

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan glucometer :

1. Sebelum melakukan pengukuran glukosa darah selalu periksa kode, nomor pada

kartu yang sesuai dengan label nomor pada botol tes strip, bila kode nomor pada

kartu tidak sesuai maka hasil yang didapatkan akan salah.

2. Menulis dan mengingat kapan pertama kali botol tes strip dibuka karena strip tes

baik untuk digunakan 3 bulan setelah pertama kali dibuka.

Langkah-langkah penggunaan glukometer dalam mengukur kadar glukosa darah :

43
1. Memasukkan kode nomor glukosa yang sesuai dengan kode yang tertera pada

botol tes strip glukosa ke dalam celah kode yang berada di belakang alat

glukometer.

2. Membersihkan tangan dan jari yang akan diambil darahnya dengan kapas

beralkohol dan pastikan tangan sudah dalam keadaan kering

3. Mengambil satu strip tes glukosa dari botol lalu tutup kembali. Gunakan strip

yang baru setiap kali akan dilakukan pemeriksaaan gula darah

4. Memasukkan strip tes glukosa ke dalam celah strip yang ada pada glucometer

5. Menusukkan lanset yang telah dimasukkan ke dalam alat penusuk (lancet device)

ke sisi jari untuk mengurangi rasa sakit. Gunakan lanset yang baru setiap kali

akan dilakukan pemeriksaaan gula darah. Gunakan jari yang berbeda setiap kali

dilakukan pemeriksaaan gula darah.

6. Perlu juga untuk meremas dengan lembut jari yang akan ditusuk dengan lanset.

Meremas terlalu keras dapat menyebabkan pembacaan yang tidak akurat

7. Sentuhkan strip test dengan benar pada tetesan darah bukan pada kulit, lalu

glucometer akan meampilkan tingkat gula darah pada layar

8. Catat tiap hasil pemeriksaan di log book

9. Membuang strip tes yang telah digunakan

 Kelebihan Glucometer

1. Presisi tinggi

2. Tidak memerlukan proses pemipetan

3. Menggunakan darah kapiler

44
4. Harga yang relatif murah

5. Mudah digunakan

 Kelemahan Glucometer

1. Interval pengukuran yang terbatas

2. Ketidaktepatan pengukuran

3. Kurangnya kompatibilitas dengan sampel control

4. Efek suhu menyebabkan hasil yang salah

5. Lebih tinggi biaya bahan habis pakai

6. Sampel darah yang dipakai harus cukup

7. Alkohol dapat menyebabkan ketidakakuratan pengukuran,

8. Tes strip yang telah dibuka lebih dari 3 bulan maka akan menyebabkan hasil

tidak akurat.

 Klasifikasi Alat Glucometer

Klasifikasi kelas resiko produk DIV dipengaruhi oleh faktor resiko terhadap

individu dan resiko terhadap public health (kesehatan masyarakat).Berdasarkan

resiko tersebut, alat cek gula darah (glucometer) termasuk alat kesehatan Kelas C

yaitu produk DIV yang memiliki Resiko terhadap individu tinggi (high individual

risk) dan resiko terhadap kesehatan publik sedang (moderate public health risk).

5. Alat CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay)

45
Gambar. Alat CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay)

CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay) adalah teknik immunoassay


dimana indikatornya adalah molekul luminescent. Metode chemiluminescent bisa
menjadi langsung (menggunakan penanda luminofor) atau tidak langsung
(menggunakan penanda enzim). Dalam metode chemiluminescent langsung,
luminofor marker yang digunakan adalah acridinium dan ruthenium ester, sementara
penanda enzimatik yang digunakan dalam metode tidak langsung bersifat basa
fosfatase dengan adamantyl 1, 2-dioxetane aryl substrat fosfat (AMPPD) dan
peroksidase dengan luminol atau turunannya sebagai substrat. Enzim mengkonversi
substrat menjadi produk yang mengemisi foton cahaya sehingga menghasilkan warna.
Luminescence adalah emisi cahaya dari suatu substansi akibat loncatan elektron ke
tahap atau tingkat yang lebih rendah. Energi potensial yang dihasilkan dalam atom
akan dilepaskan dalam bentuk cahaya. Reaksi luminescent diukur dalam relative light
units (RLU) menggunakan alat luminometer pada panjang gelombang 425 nm. Di
Indonesia, merk CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay) yang tersedia adalah
Architech i1000sr dan dilengkapi dengan uji saring NAT (Nucleic Acid Test).
NAT (Nucleic Acid Test) adalah teknik molekuler untuk mendeteksi asam
nukleat, virus, atau bakteri tertentu yang bertindak sebagai patogen dalam darah,
jaringan, urin, dan lain sebagainya dengan menyaring darah donor sehingga
mengurangi risiko infeksi menular transfusi (TTI) pada penerima. Teknik NAT
sangat sensitif dan spesifik untuk asam nukleat virus. Ini didasarkan pada amplifikasi

46
daerah target dari asam ribonukleat virus atau asam deoksiribonukleat (DNA) dan
mendeteksi mereka lebih awal sehingga mempersempit periode jendela infeksi HIV,
hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Periode jendela adalah lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui secara pasti adanya infeksi penyakit.
 Komponen alat
1. Processing center
 Area aktivitas utama yang juga mengatur suhu inkubasi
 Sampel dan reagen disiapkan and dicampurkan kedalam RVs (reaction
vessels)
2. Probe
 Biasa digunakan untuk reagen dan sampel
 Dilengkapi dengan perakitan jarum suntik
3. The washing unit
4. Disposable reaction vessels (RV) untuk menaruh sampel
5. SCC (System Control Center)
Adalah sistem komputer yang menyediakan perangkat lunak ke sistem serta
menyalurkan hasil ke komputer utama agar dapat diprint. Sistem ini juga
dapat mengkonfigurasi sistem, memasukkan sampel, kontrol data dan
kalibrasi, meninjau hasil pasien dan lain sebagainya.
6. Waste storage area
7. Samples handlers
Adalah sistem yang digunakan untuk kalibrator, control dan sampel.
 Manfaat
CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay) dapat digunakan untuk pengukuran
antigen dalam lisat sel, plasma, urin, saliva, jaringan, dan sampel medium kultur
secara kuantitatif serta dilengkapi dengan uji saring NAT (Nucleic Acid Test)
untuk mengetahui lebih awal apakah darah donor terinfeksi virus HIV, hepatitis B,
maupun hepatitis C.
 Kelebihan CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay)

47
Kelebihan utama dari metode analitik chemiluminescent berada di spesifisitas
tinggi (tidak adanya emisi yang mengganggu), mengurangi waktu inkubasi dan
kompatibilitas penuh dengan protokol uji imunologi.
 Kekurangan CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay)
Kekurangan dari alat ini adalah biaya tinggi, panel tes terbatas serta sistem
analitik tertutup.
 Langkah-Langkah Penggunaan Alat
1. Pelayanan di unit transfusi merekrut donor darah sukarela di sejumlah
instansi, mal, perguruan tinggi, atau yang datang ke unit donor darah.
2. Seleksi DDS (Donor Darah Sukarela) untuk menjaga keselamatan donor dan
pasien. Pendonor diminta mengisi formulir yang berisi riwayat kesehatan.
Lalu hemoglobin dan tekanan darahnya diperiksa. Ada dua kantong yang
diambil. Satu kantong yang berisi 350 cc dimasukkan ke dalam karantina
dulu. Satu kantong yang berisi 5 cc dijadikan sampel untuk melihat
keamanan darah.
3. Sampel dimasukkan ke dalam sumur microplate buram berwarna hitam pada
CLIA.
4. Lalu dilakukan skrining menggunakan NAT (teknik mengekstraksi RNA
menjadi DNA). Jika ternyata terdapat sampel yang tercemar virus, darah
yang dikarantina dimusnahkan. Jika tidak, dipindahkan ke bagian stok darah
untuk diberikan kepada yang membutuhkan.
 Klasifikasi Alat CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay)
Berdasarkan resiko, CLIA (Chemiluminescent Immuno Assay) termasuk alat
kesehatan Kelas D yaitu produk DIV yang memiliki Resiko terhadap individu
tinggi (high individual risk) dan resiko terhadap kesehatan publik tinggi (high
public health risk).

48
BAB III

KESIMPULAN

1. Alat kesehatan
 Elektromedik meliputi APF (Automatic Processing Film), Dental X-ray,
CT-Scan, X-ray, Mammography unit.
 Alat kesehatan Diagnostik in vitro meliputi test asam urat, clinical
chemistry analyzer, pregnancing selt testing, glucose meter, CLIA
(Chemiluminescent Immuno Assay).
2. Maanfaat alat kesehatan
 Alat kesehatan elektromedik: APF (Automatic Processing Film)
dimanfaatkan untuk Mengubah gambaran laten yang diciptakan oleh x-ray
menjadi gambar radiografi. Dental x-ray dimaanfaatkan untuk membantu
dokter gigi untuk mendiagnosis masalah yang terjadi pada area gigi. CT
Scan (Computed Tomography Scan) dimanfaatkan untuk membantu para
ahli dokter melihat bagian dalam tubuh pasien tanpa harus melakukan isisi.
Mammography unit dimanfaatkan untuk mendeteksi dan mendiagnosa
adanya kanker payudara.
 Alat kesehatan diagnostic in vitro: Test asam urat dimaanfaatkan untuk
pemantauaan kadar asam urat. Clinical chemistry analyzer dimanfaatkan
untuk memantau dan mendiagnosis suatu penyakit. Pregnacing selt testing
dimannfaatkan untuk mendiagnosis awal kehamilan. Glucose meter
dimanfaatkan untuk pemantauan kadar gula darah. CLIA
(Chemiluminescent Immuno Assay) dapat digunakan untuk pengukuran
antigen dalam lisat sel, plasma, urin, saliva, jaringan, dan sampel medium
kultur secara kuantitatif serta dilengkapi dengan uji saring NAT (Nucleic

49
Acid Test) untuk mengetahui lebih awal apakah darah donor terinfeksi virus
HIV, hepatitis B, maupun hepatitis C.

50

Anda mungkin juga menyukai