HORDEOLUM INTERNA
Oleh
pemeliharaan agar mata, sebagai organ pengluhatan, tetap sehat dan dapat berfungsi
Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin. Oleh
karena itu, mata dan bagian-bagian lain yang mendukungnya harus dijaga
kesehatannya. Salah satu bagian dari mata yang tidak boleh dilupakan adalah
kelopak mata (palpebra). Kelopak mata berperan dalam memberikan proteksi fisik
untuk mata, berperan juga dalam mempertahankan film air mata serta drainase air
mata. Kasus yang banyak dan biasa ditemukan di masyarakat adalah hordeolum.
(Menkes, 2005)
Hordeolum adalah salah satu penyakit infeksi yang terkait dengan kelopak
mata. Infeksi yang meradang, purulen, dan terlokalisir pada satu atau lebih kelenjar
yang tedapat di kulit 90-95% ditemukan sebagai penyebab hordeolum. Kuman lain
1
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk melakukan manajemen pada
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
M. Rioland. M. Orbicularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi
Nervus Fasial M. Levator palpebra, yang berorigo pada annulus foramen
orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.
Orbicularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat
insersi M. levator palpebral terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot
ini depersarafi oleh n.III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata.
c. Didalam mata terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar
didalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.
d. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan batas isi orbita dengan kelopak depan.
e. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada
seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Pembuluh darah yang
memperdarahinya adalah a. palpebra.
f. Persarafan sensorik kelopak mata atas di dapatkan dari rumus frontal n.V,
sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus
okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang
menghasilkan musin (Ilyas, 2010).
2.2 Hordeolum
2.2.1 Definisi
Hordeolum yakni benjolan dikelopak mata yang disebabkan oleh peradangan
di folikel atau kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang terdapat di akar bulu
mata. Bila terjadi didaerah ini, penyebab utamanya adalah infeksi akibat bakteri.
Hordeolum secara histopatologi gambarannya seperti abses.
Hordeolum adalah infeksi supuratif akut kelenjar kelopak mata yang biasanya
disebabkan oleh stafilokokkus. Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi
2 jenis, yaitu (Vaughan, D.G, 2000) :
a. Hordeolum Eksterna
4
Hordeolum eksterna terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan
nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).
2.2.2 Etiologi
5
individual, tidak menggunakan barang yang sama dengan penderita, dan tidak
menyentuh mata yang terinfeksi (Sutphin J, et al, 2005)
2.2.3 Patofisiologi
Hordeulum adalah infeksi pada kelenjar kelopak mata. Infeksi pada
kelenjar meibom disebut hordeolum internal dan infeksi pada kelenjr zeis atau moll
disebut hordeolum eksterna. Infeksi pada kelenjar di kelopak mata menyebabkan
penebalan dan penyumbatan pada kelenjar sekresi. Penyumbatan pada kelenjar
sekresi menyebakan infeksi sekunder. Secara histologi, pada hordeolum terdapat
leukosist polimorfonuklear dan debris nekrotik seperti pada abses. Hordeolum tidak
boleh disamakan dengan chalazion, Chalazion terbentuk ketika meibomitis yang
mendasari menghasilkan stasis kelenjar sekresi, dan isi kelenjar (sebum) dilepaskan
ke tarsus dan jaringan yang berdekatan untuk memicu reaksi inflamasi yang tidak
menular. Secara histologis, chalazion muncul sebagai reaksi granulomatosa.
2.2.5 Penatalaksanaan
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2
minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal
(salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral
(diminum). Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
6
2. Membersihkan kelopak mata dengan air bersih dan sampo bayi dapat
mempercepat proses penyembuhan
3. Antibiotik
a) Topikal : Salep mata Neomycin, Polimyxin B, Gentamycin,
klorampenikol, ciprofloxacin diberikan 7 – 10 hari pada masa inflamasi
b) Sistemik : dapat diberikan jika terdapat komplikasi seperti selulitis
palpebra dan abses palpebra.
4. Insisi hordeolum dilakukan jka terdapat abses yang besar.
- Berikan anestesi topical dengan pantocain 2% tetes mata
- Anestesi infiltasi dengan procain atau lidokain di daerah hordeolum
- Hordeoulum eksternum, insisi sejajar margo palpebra (horizontal), untuk
meminimalkan bekas luka parut
- Hordeolum internum,binsisi tegak lurus margo palpebra (vertical) untuk
menghindari memotong kelenjar meibom.
- Setelah inisi lakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan yang
meradang. Kemudian beri salep antibiotik.
2.2.6 Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan baik, hordeolum dapat menjadi infeksi yang
menyebar pada jaringan periorbita seperti selulitis, dapat terjadi gangguan visual
jika terdapat penekanan pada kornea, terjadi hordeolum rekuren apabila kurang
menjaga higienitas, dan deformitas palpebra atau fistula palpebra merupakan
komplikasi pada tindakan drainase atau kuretasi (Nessette, 2012).
2.2.7 Prognosis
Hordeolum biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi
lebih cepat dengan penggunaan kompres hangat dan ditutup yang bersih.
Hordeolum interna terkadan g berkembang menjadi chalazia, yang mungkin
memerlukan steroid topikal atau intralesi atau bahkan insisi dan kuretase.
Hordeolum dapat kambuh kembali (Ehrenhaus, 2017)
7
2.2.8 Pencegahan
a. Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar mata
dan Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara perlahan.
b. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh
wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
c. Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk
membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
d. Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh
kuman.
e. Gunakan kacamata pelindung jika berpergian di daerah berdebu.
2.2.9 Edukasi
Ajuran untuk penderita hordeolum yaitu :
a. Hindari memanipulasi seperti mengucek-ucek atau menekan hordeolum.
b. Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
c. Jaga kebersihan wajah dan selalu mencuci tangan saat akan menyentuh mata
d. Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada mata.
e. Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.
8
BAB III
LAPORAN KASUS
Usia : 11 tahun
Alamat : Surabaya
Pekerjaan : Pelajar
di kelopak mata kiri bawah . Benjolan ini dialami sejak 3 hari sebelum pemeriksaan,
ditemukan pasien saat bangun tidur. Keluhan disertai rasa mengganjal dan nyeri
saat ditekan. Pasien tidak merasa benjolan bertambah besar, selain itu keluhan
perdarahan dan mata kabur disangkal. Keluhan mata belekan, mata berair, gatal,
melihat tirai, kilat-kilatan cahaya, cahaya pelangi dan mata terasa cekot-cekot
disangkal. Pasien sebelumnya pernah mengalami sakit yang serupa pada November
(-) , HT (-), Trauma (-). Riwayat operasi (-) riwayat operasi mata (-) riwayat
9
3.2.4 Riwayat Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa dengan pasien. Riwayat HT,
Pasien tidak menggunakan kacamata dan tidak pernah menggunakan lensa kontak.
RR : 20 kali/menit
o
Suhu : 36,4
10
Dalam Bilik Mata Depan Dalam
Radier Iris Radier
Bulat, 3mm, RC (+) Pupil Bulat, 3mm, RC (+)
Jernih Lensa Jernih
Dalam batas normal Funduskopi Dalam batas normal
Gambar 3.1 kiri Oculi Sinistra 17 Feb 2020, kanan Oculi Sinistra 17 Feb 2020pada pasien
hordeolum interna
11
1. Benjolan di kelopak mata kiri bawah bagian dalam
3.6 Assesment
3.7 PLANNING
3.7.1 Diagnosis : -
3.7.2 Terapi
! Eye Hiegiene
! Kompres hangat selama 10-15 menit, 3-4 kali sehari
jam
3.7.3 Monitoring
! Visus Naturalis
3.7.4 Edukasi
terjadinya kekambuhan
12
! Edukasi ke pasien supaya datang kontrol ke poli mata untuk melihat
meninggi
13
BAB IV
PENUTUP
keluhan utama benjolan di kelopak mata kiri bawah. Didapatkan rasa mengganjal
dan nyeri saat ditekan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan palpebra inferior oculi
sinsitra didapatkan edema dan hiperemi. Pemeriksaan lain-lain dalam batas normal.
secara perlahan dapat disingkirkan satu per satu dan ditemukan data yang
adalah dengan kompres hangat dan pemberian obat yaitu Gentamycin topikal dan
asam mefenamat per oral. Adapun monitoring yang perlu dilakukan pada pasien ini
penyakit pasien dan gejala penyertanya, serta pemeriksaan segmen anterior okuli
14
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S., Mailangkay, H.H.B., Taim, H., Saman, R.R., Simarmata, M., Widodo,
P.S., 2002. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran
Edisi ke-2. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Kanski, J. J., Bowling, B., Nischal, K., & Pearson, A. (2016). Clinical
Ophthalmology. Edinburg: Elsevier
th
Khurana AK. 2007, Comprehensive Ophthalmology 4 ed. India, New Age
International Limited Publishers
%20Gangguan%20Penglihatan%20Untuk%20Mencapai%20Vis.pdf.
Sutphin J, et al. External Disease and Cornea Section 8. USA: American Academy
of Ophtalmology; 2005.
Tim Editor EGC. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 1996.
Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta,
2000: Hal 17-20
15