Anda di halaman 1dari 34

KURVA SIGMOID

LAPORAN

OLEH:

TENGKU MUAZIZAH
150301212
AGROEKOTEKNOLOGI 4B

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2016

KURVA SIGMOID

LAPORAN

OLEH:

TENGKU MUAZIZAH
150301212
AGROEKOTEKNOLOGI 4B

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Komponen Penilaian


di Laboratorium Fisiolofi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(​Muhammad Alfi Khaira​)


NIM. 120301220

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Adapun judul laporan ini adalah ​“Kurva Sigmoid” ​yang merupakan salah

satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Ir. Ratna Rosanty Lahay, M.P., Ir. Meiriani,M.P., Ir. Lisa Mawarni, M.Pi.,

Ir. Haryati, M.P., dan Ir. Revandy I.M. Damanik, M.Sc. Selaku dosen mata kuliah

serta kepada Abang dan kakak asisten yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2016


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA
​ ​.)
Botani Tanaman Jagung (​Zea mays L
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
​ ​.).
Botani Tanaman Kacang Hijau ​(Vigna radiate L
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Pertumbuhan
Perkembangan
Kurva Sigmoid

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Bahan dan Alat
Metode Praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pembahasan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting

dalam kehidupan dan perkembangan suatu spesies. Pertumbuhan dan

perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,

bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi

pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Zulkifli, 2012).

Pola pertumbuhan tanaman digambarkan dengan kurva sigmoid. Kurva

sigmoid merupakan kurva pertumbuhan pada fase vegetatif sampai titik tertentu

akibat pertambahn sel tanaamn dan kemudian melambat. Periode awal dengan laju

pertumbuhan eksponensial yang pendek, kemudian linier yang relative panjang.

Laju pertumbuhan yang linier diikuti oleh fase yang lajunya menurun

(Perwtasari ​et al.​ , 2012).

Setiap bagian tubuh makhluk hidup pasti menjadi tempat daerah

pertumbuhan dan perkembangan, termasuk pada tumbuhan bahkan hingga pada

unit terkecil penyusun suatu makhluk hidup. Karena pada bagian inilah

pertumbuhan terjadi sehingga menambah volume serta ukuran tubuh dari suatu

makhluk hidup. Perbedaan yang terdapat pada sel penyusun antara sel hewan dan
tumbuhan, membedakan kedua kelompok ini secara signifikan. Pada tumbuhan,

daerah petumbuhan dapat terjadi pada dua tempat, yaitu pada daerah meristematik

atau daerah pertumbuhan utama serta daerah pertumbuhan sekunder

(Suparmuji, 2013).

Jagung (​Zea ​mays ​L​.) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis

rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat

kemungkinan munculnya cabang anakn pada beberapa genotipe dan lingkungan

terntenu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh setiap

buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada

satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan

tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan

dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran dan suhu

(Akil dan Dahlan, 2009).

Kacang hijau (​Vigna radiata ​L​.) merupakan salah satu jenis kacang-

kacangan yang banyak di usahakan di Indonesia, seperti halnya kacang tanah dan

kedelai, akan tetapi pembudidayaan masih terbatas, terutama pada daerah tertentu

seperti Madura, Ponorogo dan Bojonegoro. Sebaliknya pembudidayaan kacang

hijau lebih mudah dibandingkan dengan kacang-kacangan lainnya, karena

mempunyai daya adaptasi yang tinggi, umur yang relatif pendek, dan cocok

ditanam di lahan yang kurang air, di Indonesia (Sumarji, 2013).

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pola

pertumbuhan dan perkembangan tanaman Jagung ​ ​.) dan Kacang


(​Zea mays L

Hijau (​Vigna radiata​ ​L​.).

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi

pihak – pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistimatika tanaman jagung adalah sebagai berikut;

Kingdom: Plantae ; Divisi: Spermatophyta ; Sub Divisi: Angiospermae ;

Kelas: Monocotyledone ; Ordo: Graminae ; Famili: Graminaceae ; Genus: Zea ;

Species: ​Zea mays ​L. ​(Deputi Menegristek, 2000).

Perakaran tanaman jagung terdiri dari 4 macam akar, yaitu akar utama,

akar cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi

sebagai alat untuk mengisap air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam

tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat

pernapasan. Akar jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat mencapai

kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman

yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah

yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Sihotang, 2010).


Batang tanaman yang kaku ini tingginya berkisan antara 1,5 dan 2,5 meter

dan terbungkus pelepah daun yang berselang seling yang berasal dari setiap

buku.Buku batang mudah dilihat.Pelepah daun terbentuk pada buku dan

membungkus rapat-rapat panjang batang utama,sering melingkupi hingga buku

berikutnya. Lidah daun,setiap pelepah daun kemudian membengkok menjauhi

batag sebagai daun yang panjang, luas dan melengkung (Harahap,2007).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, pelepah

dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.

Permukaan daun ada yang licin dan ada pula yang berambut. Setiap stoma

dikelilingi oleh sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting

dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Sihotang, 2010).

Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan

berat rata-rata 250-300 mg. biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar

yang merupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung

diklasifikasikan sebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung memiliki

struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang dibutuhkan oleh individu baru

untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman jagung

(Tambunan, 2013).

Buah jagung tersusun dari tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm bervariasi tergantung

jenisnya. Umumnya buah jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara

lurus atau berkelok- kelok (Sihotang, 2010).


Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu

tanaman (​monoecious​). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari

suku Poaceae, yang disebut floret. Bunga jantan tumbuh di bagian puncak

tanaman, berupa karangan bunga (​inflorescence​). Serbuk sari berwarna kuning

dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh diantara

batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat

menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga

(Sihotang, 2010).

Syarat Tumbuh

Iklim

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung adaah antara 21​o​C-30​o​C. Akan

tetapi, untuk pertumbuhan yang baik bagi tanaman jagung khusunya jagung

hibrida, suhu optimum adalah 23​o​C-27​o​C. Suhu yang terlalu tinggi dan

kelembaban yang rendah dapat mengganggu peroses persarian. Jagung hibrida

memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhan, terutama saat berbunga dan

pengisian biji. Curah hujan normal untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah

sekitar 250 mm/tahun sampai 2000 mm/tahun (Sihotang, 2010).

Jagung dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi yang

memiliki ketinggian 1000 m atau lebih diatas permukaan tinggi.Umumnya jagung

yang di tanam di daerah dengan ketinggian kurang dari 800 m dpl akan
memberikan hasil yang tinggi.Jagung yang ditanam dengan ketinggian antara

800-1200 m dpl masih jug adapt berproduksi dengan baik (Harahap, 2007).

Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah

daerahdaerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang

basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 °LU hingga

0-40 °LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan

curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase

pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.

Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman

jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan

memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 °C, akan tetapi bagi

pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27°C.

Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar

30°C (Deputi Menegristek, 2000).

Tanah

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar dapat

tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.Jenis tanah yang

dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol,

grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih

dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara
baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah

yang terbaik untuk pertumbuhannya ( Deputi Menegristek, 2000).

Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus mempunyai

kandungan hara yang cukup. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang

khusus, hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman

jagung. Tanah yang gembur, subur, dan kaya akan humus dapat memberi hasil

yang baik. Drainase dan aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan

membantu keberhasilan usaha pertanaman jagung. Jenis tanah yang dapat

ditanami jagung adalah tanah andosol, tanah latosol, tanah grumosol, dan tanah

berpasir (Sihotang, 2010).

Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara

tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH

antara 5,6 - 7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan

ketersediaan air dalam baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat

ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil.

Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan

pembentukan teras dahulu ( Deputi Menegristek, 2000).

​ ​.).
Botani Tanaman Kacang Hijau ​(Vigna radiate L

Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Adapun klasifikasi

botani tanaman kacang hijau sebagai berikut ;Divisi : Spermatophyta ; Subdivisi :

Angiospermae ; Kelas : Dicotyledonae ; Ordo : Rosales ; Family : Leguminosae

(Fabaceae) ;Genus : Vigna ; Spesies : ​Vigna radiate​ L.​ ​( Jasmani, 2006).


Tanaman ini mempunyai batang tegak dengan cabang-cabang menyebar.

Tinggi tanaman antar varietas mempunyai variasi ketinggian tersendiri. Kisaran

ketinggian kacang hijau mencapai 30-110 cm, sedangkan umurnya berkisar antara

50-120 hari tergantung pada lama penyinaran dan temperatur udara sekitar

temperatur tumbuh tanaman ini (Sumarji, 2013).

Bunganya besar, berdiameter 1 – 2 cm kehijauan sampai kuning cerah,

terletak pada tandan ketiak yang tersusun atas 5 – 25 kuntum bunga, panjang

tandan bunga 2 – 20 cm. Polongnya menyebar dan menggantung berbentuk

silinder, panjangnya mencapai 15 cm, sering lurus berbulu atau tanpa bulu dan

berwarna hitam atau coklat soga (towny brown) berisi sampai 20 butir biji yang

bundar. Biji berwarna hijau, memiliki warna yang kusam atau berkilap.

Perkecambahannya secara epigeal (Putra, 2011).

Pasangan daun pertama berhadapan dan berupa daun tunggal, daun

berikutnya berseling-seling serta beranak daun tiga, anak daunnya bundar telur

sampai berbentuk delta. Tangkai daunya cukup panjang dan lebih panjang dari

daunnya.Warna daun hijau muda sampai hijau tua (Jasmani, 2006).

Kacang hijau berakar tunggang dan mempunyai akar lateral yang banyak

serta agak berbulu. Biasanya kacang hijau mempunyai akar dengan

cabang-cabang sempurna dan meluas (Sumarji, 2013).

Syarat Tumbuh

Iklim

Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang

bersuhu 25°C-27°C dengan kelembaban udara 50%- 80% curah hujan antara 50
mm -200 mm perbulan, dan cukup mendapat sinar matahari (tempat terbuka).

Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman ini

cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya

rendah. Didaerah curah hujan tinggi, pertanaman kacang hijau mengalami banyak

hambatan dan gangguan, misalnya mudah rebah dan terserang penyakit

(Jasmani, 2006).

Kacang hijau dapat ditanam di daerah iklim hangat dan di daerah

subtropik. Sebagian besar genotipnya memperlihatkan tanggapan terhadap hari

pendek. Kacang hijau adalah tanaman musim hangat dan tumbuh dibawah suhu

rata-rata yang berkisar 20 – 40 °C dengan suhu optimumnya 20 – 30 °C

(Sumarji, 2013).

Tanaman kacang- kacangan membutuhkan air yang cukup selama

pertumbuhannya (kondisi tanah yang lembab). Kondisi air yang berlebihan

(tergenang) tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Apabila air irigasi tidak

tersedia, maka curah hujan 100 – 200 mm /bulan dinilai cukup bagi pertumbuhan

tanaman (Putra, 2011).

Tanah

Jenis tanah yang dikehendaki tanaman kacang hijau adalah liat

berlempung atau tanah lempung yang banyak mengandung bahan organik, seperti

tanah podsolik merah kuning (pmk) dan latosol. Kacang hijau dapat tumbuh pada

ketinggian < 2000 m dpl, dan tumbuh subur pada tanah liat atau liat berpasir yang

cukup kering, dengan pH 5.5 – 7.0 (Putra, 2011).


Lahan pertanaman kacang hijau sebaiknya di dataran yang rendah hingga

500 m dpl. Curah hujan yang rendah cukup di toleransi tanaman ini apalagi pada

tanah yang diairi seperti padi. Tanah yang ideal adalah tanah ber pH5,8 dengan

kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang yang cukup agar

bisa maksimalkan produksi (Jasmani, 2006).

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman satu musim dan dapat tumbuh

di segala macam jenis tanah yang mempunyai drainase baik, akan tetapi kacang

hijau 4 dapat tumbuh lebih baik pada tanah lempung sampai yang mempunyai

bahan organik tinggi. Biasanya jenis tanah yang bagi jagung, padi, kedelai, juga

baik bagi pertumbuhan kacang hijau. Keasaman tanah (pi I) tanah yang ideal bagi

pertumbuhan tanaman kacang hijau adalah sedikit asam (5,8-6,5) pada tanah yang

sangat asam baik karena akan menghambat penyediaan makanan bagi tanaman

(Sumarji, 2013).

Pertumbuhan

Pertumbuhan didefinisikan sebagai suatu proses bertambahnya ukuran atau

volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel tubuh makhluk hidup, proses ini tidak

dapat dibalik atau dikembalikan serta dapat diukur dengan satuan pengukuran

tertentu dan dapat dinyatakan dengan suatu satuan karena bersifat kuantitatif.

Misal, bertambahnya ukuran panjang batang pada tanaman jagung dari 5 cm

menjadi 7 cm, atau pertambahan banyaknya daun (Suparmuji, 2013).

Pertumbuhan tanaman merupakan suatu hasil dari metabolisme sel – sel

hidup yang dapat diukur sebagai pertambahan bobot basah atau kering, isi,

panjang atau tinggi. Faktor iklim mempengaruhi pertumbuhan dan hasil seperti
Suhu, cahaya dan curah hujan mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi

sehingga berimplikasi pada pertumbuhan (Zulkifli, 2012).

Setiap makhluk hidup pasti mengalami masa kecil, karena hidup adalah

sebuah proses. Dimana semua makhluk hidup pasti tumbuh dan berkembang.

Pertumbuhan tidak dapat ditahan, apa pun tindakan makhluk hidup untuk

mencegahnya selama makhluk hidup itu masih hidup ia akan tetap tumbuh,

berbeda dengan perkembangan, tidak semua makhluk hidup mengalami

perkembangan yang sempurna. Dalam pembahasan kali ini, penyaji akan

membawakan materi tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman

(Suparmuji, 2010).

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik

kedalam ukuran pada sistem biologi. Secara umum pertumbuhan berarti

pertambahan ukuran karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertumbuhan

itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya

protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan biologis terjadi dengan dua

fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertumbuhan volume sel dan

pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan

akumulasi protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan

sel (Siska, 2000).

Pertumbuhan suatu tanaman dengan serangkaian hasil dari pertumbuhan

sel-sel yang meristematik yang saling menyatu. Pada ujung batang atau akar

menjadi 3 daerah, yaitu daerah pembentukan sel, daerah pembesaran sel dan
daerah pendewasaan sel. Pertumbuhan dan perkembangan berlansung secara terus

menerus sepanjang daur hidup (Nasution dan Sri, 2010).

Perkembangan

Perkembangan didefinisikan sebagai suatu proses menuju kedewasaan,

ketika fungsi-fungsi fisiologi organ-organ tubuh yang telah menjadi lebih

sempurna. Prosesnya tidak sama, meski pada makhluk hidup yang memiliki

indukan yang sama. Kemudian, pada proses ini tidak dapat dinyatakan dengan

suatu ukuran tertentu karena bersifat kualitatif sehingga tidak dapat diukur dengan

satuan pengukuran. Contoh dari proses ini adalah waktu siapnya suatu tumbuhan

untuk berbunga dan berbuah, atau ketika telah terjadi diferensiasi fungsi

organ-organ tubuh tumbuhan (Suparmuji, 2013).

Perkembangan adalah suatu proses menuju tercapainya kedewasaan, yang

tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dinyatakn perubahan bentuk dan

tingkat kedewasaan. Perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan karena

sama-sama terjadi pertambahan volume juga jumlah sel dan bertambah

kompleksnya susunan sel. Dari pertumbuhan untuk menjadi perkembangan diikuti

dengan adanya proses diferensiasi untuk menuju pendewasaan (Simbolon, 1992).

Perkembangan dan pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam

dan luar dan penyesuaian diri antara genetic dan lingkungan. Faktor lingkungan

juga penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tidak hanya

lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan, tetapi juga banyak faktor seperti

cahaya, temperature, kelembaban dan faktor nutrisi memperngaruhi akhir

morfologi dari tanaman. Cahaya meliputi pada lekukan dari batang morfogenesis.
Temperature, kelembaban dan nutrisi mempunyai efek yang lebih halus, tetapi

juga mempengaruhi perubahan morfologi (Siska, 2000).

Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses

ini berlangsung secara kualitatif.Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat

irreversibel. Bila kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke

hari terjadi perubahan tinggi. Secara kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang

demikian sederhana menjadi bentuk tanaman yang lengkap. Pada tanaman yang

sedang tumbuh, terlihat adanya pembentukan organ-organ baru. Misalnya daun

semakin banyak, akar semakin panjang dan bertambah banyak (Mariska, 2012).

Faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada

tumbuhan adalah gen dan zat pengatur tumbuh. Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuhan. Faktor gen Faktor penurunan sifat pada keturunan terkandung di

dalam gen. Informasi genetik pada gen mengendalikan terbentuknya sifat

penampakan secara fisik (fenotip) melalui interaksinya dengan faktor lingkungan.

Zat pengatur tumbuh (hormon) pada tanaman ialah senyawa organik yang dalam

jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat, dan mengubah proses fisiologis

tumbuhan. Pada konsentrasi tertentu hormon dapat memacu pertumbuhan, tetapi

pada konsentrasi yang tinggi dapat menekan pertumbuhan (Rinaldi, 2009).

Kurva Sigmoid

Pola pertumbuhan tanaman digambarkan dengan kurva sigmoid. Kurva

sigmoid merupakan kurva pertumbuhan pada fase vegetatif sampai titik tertentu

akibat pertambahn sel tanaamn dan kemudian melambat. Periode awal dengan laju

pertumbuhan eksponensial yang pendek, kemudian linier yang relative panjang.


Laju pertumbuhan yang linier diikuti oleh fase yang lajunya menurun

(Perwtasari ​et al.​ , 2012).

Kurva pertumbuhan berbentuk-S (Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan

oleh banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian terbentuk dari tumbuhaN.

Kurva sigmoid menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dan waktu. Tiga

fase utama biasanya mudah dikenali, fase logaritmik, linier dan penuaan

(Salisbury dan Ross, 1995).

Kurva menunjukkan ukuran komulatuf sebagai fungsi dari waktu .Tiga

fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase

penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran bertambah secara eksponensial sejalan

dengan waktu ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi

kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme;

semakin besar organisme,semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan

ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada laju maksimum selama

beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan yang konstan ditunjukkan oleh

kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman dan oleh

bagianmendatar kurva laju tumbuh di bagian bawah. Fase penuaan dicirikan oleh

laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan

mulai menua (Yulia, 2011).

Pola pertumbuhan tegakan antara lain dapat dinyatakan dalam bentuk

kurva pertumbuhan yang merupakan hubungan fungsional antara sifat tertentu

tegakan , antara lain volume , tinggi, bidang dasar, biomassa dan diameter dengan

umur tegakan . Bentuk kurva pertumbuhan tegaan yang ideal akan mengikuti
bentuk ideal bagi pertumbuhan organisme ( termasuk tumbuh – tumbuhan ) , yaitu

berbentuk kurva sigmoid (Latifah, 2004).

Model pertumbuhan digunakan untuk mengetahui hubungan antara produk

pertumbuhan terhadap waktu. Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang

paling sering dijumpai adalah biomassa tanaman yang menunjukkan pertumbuhan

mengikuti bentuk S sering dengan pertambahan waktu yang dikenal dengan nama

model sigmoid (Ramadani ​et al.​ , 2010).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum dilaksanakan di lahan percobaan Laboratorium

Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan pada ketinggian ± 25 m dpl. Pada

Maret 2016 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih

​ .​) dan benih Kacang Hijau (​Vigna radiate L


Jagung (​Zea mays L ​ .) ​sebagai objek

yang diteliti, tanah top soil sebagai media tanam berupa lapisan atas tanah yang

subur, pasir sebagai media tanam tambahan dalam penyusun media tanam dan

pupuk kompos sebagai campuran media tanam tambahan untuk menambah unsur

hara dengan rasio (top soil : kompos = 4:1) air untuk menyiram tanaman Jagung

dan Kacang Hijau. Polibag sebagai wadah media tanam, Label sebagai tanda per

polibag, Plang untuk tanda per grup, tali plastik untuk membuat batas lahan,

spanduk sebagai pagar lahan.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul sebagai

alat untuk mengolah tanah, batu bata sebagai alas polybag, meteran sebagai alat

untuk mengukur luas lahan, gembor sebagai alat tempat air untuk menyiram

tanaman, buku data sebagai alat untuk tempat data dituliskan, pena sebagai alat

untuk menulis data, penggaris sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, beko
sorong sebagai alat untuk memindahkan polybag, pacak untuk menandai batas

pengukuran tinggi tanaman.

Prosedur Praktikum

- Dibersihkan lahan dari gulma dan kotoran.

- Diisi media kedalam polybag yaitu campuran top soil kompos dengan

perbandingan 4:1

- Direndam benih jagung dan kacang hijau yang hendak ditanam dalam air selama

15 menit.

- Dibersihkan lahan dari gulma dan disusun batu bata sebanyak 4 buah dengan 2

batu bata sebagai ganjalan setiap polybag.

- Dibuat 2 lubang pada setiap polybag.

- Ditanam benih yang sudah ditentukan pada polybag sebanyaj 2 benih tiap

polybag.

- Diamati jumlah daun (helai) dan tinggi tanaman (cm) tiap minggu.

- Dicatat dan digambar grafiknya.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data Kurva Sigmoid

Tanggal Tanam : 10 Maret 2016

Komoditi ​ ​.)
: Jagung (​Zea mays L

Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

Tanggal Pengamatan MST Sampel 1 Sampel 2 Rataan


17 Maret 2016 1 14,6 14,8 14,7
24 Maret 2016 2 29,8 28,1 29
31 Maret 2016 3 46,8 43,3 45
7 April 2016 4 76,7 71,5 74,1
14 April 2016 5 93,8 98,5 96,2
21 April 2016 6 104,3 106,7 105,5
28 April 2016 7 110,2 116,8 113,5
5 Mei 2016 8 115,5 122,8 119,1

Kurva Sigmoid Tinggi Tanaman Jagung


Tanggal Tanam : 10 Maret 2016

Komoditi ​ ​.)
: Jagung (​Zea mays L

Parameter : Jumlah Daun

Tanggal Pengamatan MST Sampel 1 Sampel 2 Rataan


17 Maret 2016 1 1.3 1.3 1.3
24 Maret 2016 2 3.0 2.7 2.9
31 Maret 2016 3 3.2 3.9 3.5
7-Apr-16 4 4.0 4.7 4.4
14-Apr-16 5 3.9 4.8 4.4
21-Apr-16 6 5.2 5.6 5.4
28-Apr-16 7 7.0 7.1 7.0
5 Mei 2016 8 9.8 10.1 10.0

Kurva Jumlah Daun Tanaman Jagung


Tanggal Tanam : 17 Maret 2016

Komoditi ​ .​)
: Kacang Hijau (​Vigna radiate L

Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

Tanggal Pengamatan MST Sampel 1 Sampel 2 Rataan


24 Maret 2016 1 8.8 9.5 9.2
31 Maret 2016 2 13.6 13.3 13.5
7-Apr-16 3 17.7 16.2 17.0
14-Apr-16 4 21.4 22.3 21.9
21-Apr-16 5 32.7 30.6 31.7
28-Apr-16 6 36.1 35.2 35.7
5 Mei 2016 7 39.9 38.5 39.2
12 Mei 2016 8 42.7 41.3 42.0

Kurva Sigmoid Tinggi Tanaman Kacang Hijau

Tanggal Tanam : 17 Maret 2016

Komoditi ​ .​)
: Kacang Hijau (​Vigna radiate L

Parameter : Jumlah Daun

Tanggal Pengamatan MST Sampel 1 Sampel 2 Rataan


24 Maret 2016 1 2.4 2.4 2.4
31 Maret 2016 2 2.5 2.5 2.5
7-Apr-16 3 3.0 3.5 3.3
14-Apr-16 4 4.1 4.4 4.3
21-Apr-16 5 6.2 5.3 5.8
28-Apr-16 6 7.2 6.9 7.1
5 Mei 2016 7 8.2 8.2 8.2
12 Mei 2016 8 9.0 9.3 9.2
Kurva Sigmoid Jumlah Daun Kacang Hijau

Pembahasan

Pada hasil pengamatan pertumbuhan tanaman jagung didapatkan bahwa

tinggi tanaman jagung pada 1 mst adalah 14,7 cm , pada 2 mst adalah 29 cm, pada

3 mst dalah 45 cm, pada 4 mst adalah 74,5 cm, pada 5 mst adalah 96,2 cm, pada 6

mst adalah 105,5 cm, pada 7 mst adalah 113,5 cm dan pada 8 mst adalah 119,1

cm. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tanaman jagung mengalami

pertambahan tinggi dari minggu pertama pertambahan tinggi terus terjadi. Hal ini

terjadi karena tanaman jagung terus melakukan pertumbuhan, yaitu melakukan


pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi. Hal ini sesuai dengan literatur

Suparmuji (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan didefinisikan sebagai

suatu proses bertambahnya ukuran atau volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel

tubuh makhluk hidup, proses ini tidak dapat dibalik atau dikembalikan serta dapat

diukur dengan satuan pengukuran tertentu dan dapat dinyatakan dengan suatu

satuan karena bersifat kuantitatif.

Pada hasil pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman Kacang hijau pada 1

mst sebesar 9,2 cm, pada 2 mst sebesar 13,5 cm, pada 3 mst sebesar 17 cm, pada 4

mst sebesar 21,9 cm, pada 5 mst sebesar 31,7 cm, pada 6 mst sebesar 35,7 cm,

pada 7 mst sebesar 39,2 cm dan pada 8 mst sebesar 42 cm. Berdasarkan data hasil

pengamatan di atas terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman kacang

hijau. Pertumbuhan terjadi terutama pada fase vegetatif, yaitu saat awal

pertumbuhan atau setelah massa berbunga. Hal ini sesuai dengan literatur

Nasution dan Sri (2010) yang menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman

dengan serangkaian hasil pertumbuhan sel-sel yang meristematik.

Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah genetic, enzim,

hormone, seperti auksin, gyberelin, sitokinin dan lainnya. Faktor eksternal yang

mempengaruhi pertumbuhan adalah lingkungan, seperti unsure hara, suhu,

kelembaban dan cahaya. Hal ini sesuai dengan literatur Siska (2000) faktor dalam

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah gen

dan zat pengatur tumbuh dan faktor luar adalah lingkungan.


Berdasarkan data hasil pengamatan jagung mengalami fase logaritmik

pada I mst sampai 4 mst yaitu dari tinggi tanaman 14,7 cm sampai 71,1 cm.Pada

tanaman kacang hijau fase logaritmik terjadi 1 mst sampai 4 mst. Fase ini

menunjukkan adanya pertambahan ukuran dan seiring dengan jalannya waktu,

laju pertumbuhan lambat pada awalnya kemudian meningkat terus. Hal ini sesuai

dengan literatur Yulia (2011) yang menyatakan bahwa pada fase logaritmik,

ukuran bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu ini berarti bahwa laju

pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus.

Dari data hasil pengamatan tanaman jagung mengalami fase linier pada

minggu ke 5 sampai ke 7. Pada tanaman kacang hijau fase linier terjadi pada 5 mst

sampai 6 mst. Pada fase ini pertumbuhan tanaman terjadi secara konstan dan

pertambahan tinggi dan daun tanaman tidak terlalu meningkat. Hal ini sesuai

dengan literatur Yulia (2011) yang menyatakan bahwa pada fase linier,

pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada laju maksimum

selama beberapa waktu lamanya.

Dari hasil pengamatan tanaman jagung akan mengalami fase penuaan

(asimptot) pada 8 mst. Pada tanaman kacang hijau mengalami fase penuaan

(asimptot) yaitu mulai dari 7 mst. Fase penuaan ini ditandai dengan laju

pertumbuhan yang menurun dari fase sebelumnya karena tumbuhan sudah

mencapai kematangan dan mulai menua. Hal ini sesuai dengan literature

Perwtasari (2012) yang menyataka bahwa kurva pertumbuhan pada fase

vegetative sampai titik tertentu akibat pertumbuhan sel tanaman dan kemudian

melambat.
KESIMPULAN

1. Tanaman jagung mengalami pertumbuhan tinggi dan jumlah daun dari

1mst sebesar 14,7 cm dan jumlah daun 1,3 sampai 8 mst dengan tinggi

tanaman 119,1 cm dan jumlah daun 10.


2. Tanaman kacang hijau mengalami pertumbuhan tinggi dan jumlah daun

dari 1mst sebesar 9,2 cm dan jumlah daun 2,4 sampai 8 mst dengan tinggi

tanaman 42 cm dan jumlah daun 9,2.

3. Faktor internal adalah genetik, enzim, hormone dan faktor eksternal yang

mempengaruhi pertumbuhan adalah lingkungan, seperti unsure hara, suhu,

kelembaban dan cahaya.

4. Fase logaritmik pada tanaman jagung terjadi pada 1 mst sampai 4 mst dan

pada kacang hijau dari 1 mst sampai 4 mst.

5. Fase linier pada jagung terjadi dari 5 mst sampai 7 mst dan pada kacang

hijau pada 5 mst sampai 6 mst

6. Fase penuaan pada jagung terjadi mulai dari 8 mst dan pada kacang hijau

mulai terjadi dari 7 mst.

DAFTAR PUSTAKA

Akil,M. dan H.A Dahlan. 2009. Budidaya Jagung dan Diseminasi Teknologi.
Balai Penelitian Tanaman Serelia Maros
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.2000.Jagung.Jakarta: Kantor Deputi Menegristek
Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu dan Teknologi.

Harahap,H.2007.Pola Pertumbuhan dan Produksi Jagung(​Zea mays​ L.) Pada


Musim Kering Terhadap Perbedaan Waktu Tanam.Medan:Universitas
Sumatera Utara.

Jasmani. 2006. Respon Kacang Hijau (​Phaseolus radiatus​) Varietas Walet


terhadap Jarak Tanam dan Pemupukan Phospor. Universitas Mercu
Buana.Yogyakarta.

Latifah, S. 2004. Tinajuan Konseptual Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan


Hutan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mariska, I. 2012. Mekanisme Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan


Tanaman. BB Biogen. Bogor.

Nasution, A.H. dan Sri Endah. 2010. Kurva Sigmoid. Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Perwtasari, B., M. Tripatmasari dan C. Wasonowati. 2012. Pengaruh Media


Tanam dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi dengan
Sistem Hidroponik. Universitas negeri Malaysia. Malaysia.

Putra,A.S. 2011. Evaluasi Varietas Kacang Hijau (​Vigna radiata​ (L.) Wilczek)
Untuk Kecambah (Tauge). Universitas Sumatera utara.Medan.

Ramadani, B. W., N. Wayan dan Loekito. 2010. Penerapan ​Schnute Growth p​ ada
Pertumbuhan Tanaman Jagung (​Zea mays ​L​.). Universitas Brawijaya.
Malang.

Rinaldi. 2009. Pola Pertumbuhan Tanaman Pangan Holtikultur. Universitas


Andalas. Padang

Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.

Sihotang, B. P. 2010. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung


Manis (​Zea mays ​Saccharata Sturt) Terhadap Pemberian Limbah Kopi Dan
Tepung Darah Sapi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Simbolon, H. 1992. Biologi SMA. Erlangga. Jakarta.

Siska. 2000. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Universitas Bengkulu.


Bengkulu.
Sumarji.2013. Teknik Budidaya Tanaman Kacang Hijau (​Vigna radiata​ (L)
Wilczek). Universitas Islam Kediri. Kediri.

Suparmuji. 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan. Diktat Pembelajaran.


Nunukan Selatan.

Suparmuji. 2013. Insight Pertumbuhan dan Perkembangan. Diktat Pembelajaran.


Nunukan Selatan.

Tambunan,A.S.2013. Efisiensi Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi


Tanaman Jagung (Zea mays ​L​.) Pada Tanah Andisol Dan Ultisol.Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Yulia. 2011. Kurva Sigmoid. Universitas Tanjung Pura. Pontianak.

Zulkifli, T. 2012. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Terhadap


Pemberian Kompos Jerami. Universitas Sumatera Utara. Medan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai