Kunci Determinasi
Kunci determinasi adalah Kunci determinasi dapat dibuat berbentuk daftar ciri-ciri yang telah disusun
secara berurutan. Tujuannya untuk menemukan nama dari spesies makhluk hidup. Selain itu, kunci
determinasi ini juga bersifat dikotomis. Pada kunci determinasi dan dikotomi ini berbentuk urutan
nomor yang didalamnya memuat 2 daftar ciri dari makhluk hidup dan untuk dijawab ya & tidak.
a. Tubuhnya lunak, dan kaki tak berbuku-buku …………………………siput (jika ya jawabannya ialah siput)
b. Tubuhnya tidak lunak & berbuku-buku ………………………….4 (jika ya lanjut pada nomor 4)
Pengamatan Mikroskop
Disajikan preparat yang sudah jadi. Jika tidak, menggunakan sel bawang.
Gunakan perbesaran 10x
Apabila gambar sudah dapat ditemukan pada mikroskop, beritahu pengawas terlebih dahulu.
Gambar hasil yang ditemukan
Menurut Soetrisno (1996) sifat-sifat jamur Rhizopus yaitu koloni berwarna putih berangsur-
angsur menjadi abu-abu. Suhu optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan
maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba
heterofermentatif. Rhizopus memiliki tiga tipe hifa, yaitu : Stolon, hifa yang membentuk
jaringan pada permukaan subtrat. Rizoid, hifa yang menembus subtrat dan berfungsi
sebagai jangkar untuk menyerap makanan. Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada
permukaan subtrat dan memilikisporangium globuler di ujungnya. Reproduksi Rhizopus
secara aseksual dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan cara konjugasi.
Sel gabus
sel gabus termasuk sel mati karena di dalam sel tidak terdapat
aktivitas apapun. Hanya terdapat dinding sel dan vakuola saja.
Struktur sel adalah ruang sel yang kosong karena organ-organ di
dalamnya telah mati.
Sel epidermis bawang merah mempunyai dinding sel yang berbentuk tidak beraturan ada yang
berbentuk segi enam yang memanjang dan ada juga yang mempunyai bentuk segi empat yang
memanjang. Sel epidermis bawang merah mempunyai bentuk yang tetap dan tidak berudah –
ubah karena di dalam sel ter dapat dinding sel . Sel epidermis bawang merah tersusun oleh
dinding sel, sitoplasma, dan inti sel.
Uji Zat Makanan
Bahan :
2. Kertas buram
3. Bahan makanan yang ingin di uji ( Santen kelapa, singkong, tepung kanji, pisang ambon, putih telur,
kunung telur)
V. LANGKAH KERJA
a. Menghaluskan bahan yang diuji dengan menggunakan lumpang proselin dan penumbuk.
e. Mengocok tabung reaksi tersebut hinggga ada perubahan warna menjadi ungu, maka bahan
makanan tersebut mengandung protein.
f. Memasukkan data kedalam table pengamatan, dan lakukan hal yang sama dengan bahan makanan
yang lain.
a. Menghaluskan bahan yang diuji dengan menggunakan lumpang proselin dan penumbuk.
d. Tetesi tabung reaksi tersebut dengan reagen benedict sebanyak 10 -15 tetes.
f. Memasukkan data kedalam table pengamatan, dan lakukan hal yang sama dengan bahan makanan
yang lain
c. Apabila ada noda transparan, maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.
VII. PEMBAHASAN
Ø Pada uji amilum, santan kelapa tidak mengandung amilum karena setelah ditetesi reagen lugol santan
berubah menjadi ungu.
Ø Pada uji protein, santan kelapa mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna
menjadi ungu.
Ø Pada uji glokusa santan kelapa mengandung glokusa karena setelah ditetesi denan reagen benedict
dan memanaskannya di atas pembakar spritus berubah warna menjadi merah bata.
Ø Uji lemak, senten kelapa dioleskan pada kertas buram dan memanaskannya diatas pembakar spritus
dan mengakibatkan noda tramparan pada kertas buram tersebut, hal itu menunjukkan bahwa santan
kelapa mengandung lemak.
Ø Pada uji amilum, pisang di tetesi dengan reagen lugol dan tidak menghasilkan warna biru kehitaman.
Hal itu berarti pisang tidak mengandung amilum.
Ø Uji protein, pisang ambon setelah di tetesi dengan reagen biuret retnyata tidah menghasilkan
perunahan warna. Hal itu berarti pisang ambon tidak mengandung protein.
Ø Uji glokusa, pisang ambon yang ditetesi dengan reagen benedict dan memanaskannya di atas
pembakar spritus reaksinya berubah warna menjadi merah bata. Maka pisang ambon mengandung
glukosa.
Ø Uji lemak, pisang ambon yang dioleskan pada kertas buram dan dipanaskan pada pembakar spritus
tidak meninggalkan noda transparan. Maka pisang ambon tidak mengandung lemak.
Ø Uji protein, putih telur mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna menjadi
ungu.
Ø Uji glukosa, putih telur ditetesi benedict kemudian di panggang di atas pembakar spritus ternyata
tidak mengakibatkan perubahan warna atau bisa disebut putih telur tidak mengandung glukosa.
Ø Uji lemak, putih telur yang dioleskan pada kertas buram dan dipanaskan pada pembakar spritus tidak
meninggalkan noda transparan. Maka putih telur tidak mengandung lemak.
Ø Uji amilum, kuning telur di tetesi dengan reagen lugol bereaksi dan menghasilkan warna putih
kekuning-kuniangan. Hal itu berarti tidak menunjukkan bahwa kuning telur memiliki amilum. karena bila
memiliki amilum setelah di uji seharusnya memiliki warna biru kehitaman.
Ø Uji protein, kuning telur mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna menjadi
ungu.
Ø Uji glukosa, kuning telur ditetesi benedict kemudian di panggang di atas pembakar spritus ternyata
tidak mengakibatkan perubahan warna atau bisa disebut kuning telur tidak mengandung glukosa.
Ø Uji lemak, kuning telur yang dioleskan pada kertas buram dan dipanaskan pada pembakar spritus
meninggalkan noda transparan. Maka kuning telur mengandung lemak.
Uji Tempe
Ø Uji amilum, tempe di tetesi dengan reagen lugol bereaksi dan menghasilkan warna putih kekuning-
kuniangan. Hal itu berarti tidak menunjukkan bahwa tempe memiliki amilum. karena bila memiliki
amilum setelah di uji seharusnya memiliki warna biru kehitaman.
Ø Uji protein, tempe mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna menjadi ungu.
Ø Uji glukosa, tempe ditetesi benedict kemudian di panggang di atas pembakar spritus ternyata tidak
mengakibatkan perubahan warna atau bisa disebut tempe tidak mengandung glukosa.
Ø Uji lemak, tempe yang dioleskan pada kertas buram dan dipanaskan pada pembakar spritus tidak
meninggalkan noda transparan. Maka tempe tidak mengandung lemak
Uji Singkong
Ø Uji amilum, singkong mengandung amilum karena setelah ditetesi reagen lugol berubah warna
menjadi biru kehitaman.
Ø Uji protein, singkong tidak mengandung protein karena setelah di tetesi dengan reagen biuret
berubah warna menjadi biru.
Ø Uji glukosa, singkong ditetesi benedict kemudian di panggang di atas pembakar spritus ternyata
mengakibatkan perubahan warna dari biru menjadi merah bata.
Ø Uji lemak, singkong yang dioleskan pada kertas buram dan dipanaskan pada pembakar spritus tidak
meninggalkan noda transparan. Maka singkong tidak mengandung lemak.
Uji tepung kanji
Ø Uji amilum, tepung kanji yang ditetesi dengan lugol berubah warna menjadi biru kehitaman. Hal itu
menunjukkan bahwa tepung kanji mengandung amilum.
Ø Uji protein, tempe mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna menjadi ungu.
Ø Uji glukosa, tepung kanji ditetesi benedict kemudian di panggang di atas pembakar spritus ternyata
tidak mengakibatkan perubahan warna atau bisa disebut tempe tidak mengandung glukosa.
Ø Uji lemak, tepung kanji yang dioleskan pada kertas buram dan dipanaskan pada pembakar spritus
tidak meninggalkan noda transparan. Maka tepung kanji tidak mengandung lemak.
A. Kesimpulan
Reagen lugol digunakan untuk mengetahui bahwa makanan yang mengandung amilim, Reagen biuret
digunakan untuk mengetahui bahwa makanan yang mengandung protein. Reagen benedict digunakan
untuk mengetahui bahwa makanan yan mengandung glukosasedangkan kertas buram digunakan unuk
mengetahui bahwa makanan yang mengandung lemak.
Bahan makanan yang apabila ditetesi dengan lugol berubah warna menjadi biru kehitaman berarti
bahwa makanan tersebut mengandung amlum. Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan
mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung
protein.bahan makanan yang didenan reagen benedict dsn memanaskannya diatas pembakar spritus
dan warna menjadi merah bata, maka bahan makanan tersebut mengandung glikosa. Sebahan
makanan yang dioleskan pada kertas buram dan memanaskannya pada pembakar spritus, jika
meninggalkan bekas noda tranparan maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.
Bahan makanan yang mengandung amilum yaitu : singkong dan tepung kanji. Bahan makanan yang
mengandung glokusa : Santan kelapa, singkong dan pisang ambon. Bahan makanan yang mengandung
protein :santan kelapa, tempe, dan tepung kanji, putih telur dan kuning telur. Sedangkan bahan yang
mengandung lemak antara lain : santan kelapa dan kuning telur.
Dalam satu bahan makanan tidak hanya mengandung nutrisi, tetapi banyak yang mempunyai lebih dari
dua nutrisi. Seperti santan kelapa terdapat glokusa, protein dan lemak.
Uji Vitamin
Alat – alat :
4. Gelas kimia
Bahan – bahan :
Cara Kerja
1. Mengambil kira-kira 3 sendok makan tepung, memasukkan kedalam gelas kimia dan
menambahkan air secukupnya. Memanaskan larutan tepung dalam gelas kimia di atas
pembakar spritus sampai homogen.
2. Menyaring larutan tepung menggunakan kertas saring ekstrak larutan tepung.
3. Memasukkan beberapa tetes larutan iodium ke dalam larutan tepung yang sudah disaring
hingga larutan tepung berubah menjadi biru sampai kehitaman. Mengaduk hingga homogen.
B. Membuat ekstrak sari buah
C. Uji Vitamin C
1. Menyediakan tabung reaksi sesuai jumlah ekstrak sari buah dan bahan uji yang telah disediakan,
mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 5 tetes larutan amilum iodida dan memberi label
masing-masing tabung sesuai dengan sari buahnya.
2. Meneteskan larutan vitamin C tablet ke dalam tabung dengan menggunakan pipet tetes sampai
warna amilum iodida hilang.
3. Mencatat berapa tetes larutan vitamin C yang diperlukan untuk menetralkan larutan amilum
iodida tersebut (warna biru menghilang).
Catatan : Larutan tablet vitamin C digunakan sebagai acuan penelitian
perubahan warna dan jumlah tetesan pada vitamin C.
4. Menguji ekstrak sari buah yang telah di buat dengan cara yang sama (no.2). Meneteskan ekstrak
sari buah ke dalam tabung reaksi yang berisi amilum iodida, sampai larutan amilum iodida
menjadi netral (warna biru menghilang).
5. Mencatat hasil pengamatan pada tabel yang sudah disediakan.
TEORI DASAR
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam
menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu
asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai
radikal bebas ekstraseluler. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas,
cahaya, dan logam. Buah-buahan seperti jeruk merupakan sumber utama vitamin ini.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan
semua jaringan serabut, kulit,urat, tulang rawan, dan jaringan lainnya di tubuh manusia. Struktur
kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran.
Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh
pencahar, vitamin ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu
menangkal nitrit penyebab kanker.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat sariawan, baik di mulut maupun di perut, kulit
kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, pendarahan di bawah kulit (sekitar mata
dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan
masalah kesehatan yang lain, seperti kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.
Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga bila vitamin yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan,
kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya
dikonsumsi setiap hari. Dosis yang rata-rata dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tapi
bisa juga lebih tergantung kondisi tubuh dan daya tahan masing-masing orang yang berbeda-beda. Batas
maksimum yang diizinkan untuk mengkonsumsi vitamin C adalah 1000 mg/hari.
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan gusi berdarah, sariawan, nyeri otot atau gangguan syaraf.
Kekurangan lebih lanjut mengakibatkan anemia, sering mengalami infeksi dan kulit kasar. Sementara
kelebihan vitamin C dapat menyebabkan diare. Bila kelebihan vitamin C akibat penggunaan suplemen
dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan batu ginjal, sedangkan bila kelebihan vitamin C
yang berasal dari buah-buahan umumnya tidak menimbulkan efek samping.
Makanan yang mengandung vitamin C umumnya adalah buah-buahan dan sayuran. Buah yang
mengandung vitamin C tidak selalu berwarna kuning, misalnya pada jambu biji yang merupakan buah
dengan kandungan vitamin C paling tinggi yang dapat kita konsumsi. Bahkan, pada beberapa buah,
kulitnya mengandung vitamin C lebih tinggi daripada buahnya. Misalnya pada kulit buah apel dan jeruk
walaupun tidak semua kulit buah bisa dimakan.
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup
masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, mnum kopi,
atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin,
antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam
darah. Selain nikotin, senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu, stress,
demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.
Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengkonsumsi beraneka buah dan sayur
seperti jeruk, tomat, arbei, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.
ANALISIS DATA
Pada percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui kandungan vitamin C pada berbagai larutan sari
bua dan minuman sari buah. Percobaan ini dilakukan dengan membuatterlebih dahulu larutan amilum
iodide dan kemudian ditetesi oleh larutan yang mengandung vitamin C sampai warna larutan amilum
iodide yang berwarna unu menjadi netral (tidak berwarna ungu lagi). Dari warna yang dihasilkan dapat
diketahui larutan mana yang mempunyai kandungan vitamin C yang lebih banyak dilihat dari beberapa
tetes larutan itu menetralkan larutan amilum iodida.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, laruatn vitamin C tablet
memerlukan 2 – 9 tetes untuk menetralkan larutan amilum iodida dan larutan berubah menjadi bening
kekuningan. Larutan sari buah jeruk memerlukan 2 – 20 tetes untuk menetralkan larutan amilum iodida
dan larutan berubah menjadi kuning tua. Larutan sari buah tomat memerlukan 3 – 30 tetes untuk
menetralkan larutan amilum iodidadan larutan berubah warna menjadi jingga muda keruh. Larutan sari
buah nanas memerlukan 3 – 10 tetes untuk menetralkan larutan amilum iodide dan larutan berubah
warna menjadi kuning. Larutan sari buah belimbing memerlukan 2 – 22 tetes untuk menetralkan larutan
amilum iodide dan larutan berubah warna menjadi putih tulang. Larutan sari buah papaya memerlukan
2 – 16 tetes untuk menetralkan larutan amilum iodide dan larutan berubah warna menjadi jingga.
Larutan sari buah lmon memerlukan 4 – 40 tetes untuk menetralkan larutan amilum iodide dan larutan
berubah warna menjadi putih keruh.
Pada pengamatan yang dilakukan pada minuman sari buah dapat diketahui, minuman floridina
memerlukan 1 – 17 tetes untuk menetralkan larutan amilum iodida dan larutan berubah warna menjadi
bening kekuningan. Minuman vitamin water memerlukan 38 – 61 tetes untuk menetralkan larutan
amilum iodida dan larutan berubah warna menjadi merah muda. Minuman U 1000 orange memerlukan
1 – 6 tetes untuk menetralkan larutan amilum iodida dan larutan berubah warna menjadi kuning tua.
Perbedaan jumlah tetesan larutan sari buah dan minuman sari buah untuk menetralkan larutan amilum
iodide disebabakan karena beberapa factor antara lain, kebersihan masing – masing tabung reaksi,
perbedaan cara penetesan larutan kedalam tabung reaksi, dan perbedaan suhu.
Pengujian vitamin C pada umumnya digunakan tritrasi iodimetri, yaitu dengan penambahan Iod kepada
vitamin C atau komoditi yang diduga terdapat vitamin C. Vitamin C bersifat pereduksi (reduktor)
sedangkan Iod bersifat pengoksidasi (oksidator) sehingga keduanya menghasilkan reaksi redoks
(reduksi-oksidasi).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan larutan yang memiliki kandungan vitamin C yang paling
tinggi adalah larutan vitamin C tablet dan larutan sari buah belimbing. Sedangkan larutan yang memiliki
kandungan vitamin C yang paling rendah adalah minuman vitamin water.
Dalam pengamatan oleh mata, dapat terlihat warna Iod yang berubah dari ungu menjadi kuning karena
ditetesi larutan vitamin C. Reaksi yang terjadi dapat tertulis seperti :
2e- + I2 → 2I-
KESIMPULAN
1. Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting
dalam menangkal berbagai penyakit.
2. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal
bebas ekstraseluler.
3. Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, berperan penting dalam membantu
penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran.
4. Dari percobaan didpatkan hasil pengamatan antara lain :
a. Larutan vitamin C tablet memerlukan 2 – 9 tetes untuk menetralkan larutan amilum
iodide.
b. Larutan berbagai sari buah seperti jeruk 2 – 9 tetes, tomat 3 – 30 tetes, nanas 3 – 10
tetes, belimbing 2 – 22 tetes, pepeaya 2 – 16 tetes, dan lemon 4 – 40 tetes yang
diperlukan untuk menetralkan larutan amilum iodida.
c. Minuman vitamin water memerlukan 38 – 61 tetes, minuman floridina memerlukan 1 –
17 tetes dan minuman C 1000 orange memerlukan 1 – 6 tetes untuk menetralkan
larutan amilum iodide.
5. Larutan yang paling tinggi kandungan vitamin C adalah larutann vitamin C tablet dan sari buah
belimbing, sedangkan yang paling rendah kandungan vitamin C adalah vitamin water.