Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT KEPULAUAN DALAM UPAYA PENINGKATAN

KESEHATAN KEMARITIMAN PADA PULAU KODINGARENG LOMPO KOTA MAKASSAR


Makmur Selomo, Agus Bintara Birawida, Anwar Daud,
Anwar, ErniwatI Ibrahim, Syamsuar

ABSTRAK

Salah satu tujuan pengabdian ini adalah memberikan penyadaran masyarakat pulau Kodingareng
Lompo untuk sadar terhadap lingkungan, kesehatan masyarakat dan kesehatan individu dengan menerapkan
Sanitasi Berbasis Masyarakat Kepulauan (SBMK). Pada pengabdian masyarakat ini, terdapat dua Tahapan
pelaksanaan yaitu; 1) Pembentukan masyarakat Sanitasi Berbasis Masyarakat Kepulauan (SBMK) di Pulau
Kodingareng Lompo Kota Makassar 2) Pelatihan masyarakat kepulauan sadar SBMK di Pulau Kodingareng
Lompo Kota Makassar dengan pendekatan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui metode
pemicuan, yaitu: tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Kata Kunci: Kodingareng Lompo, Masyarakat Kepulauan, Sanitasi

PENDAHULUAN penduduk, hasil analisis yang diperoleh masih


Indonesia sebagai negara kepulauan sangat jarang menonjolkan masalah kepulauan,
selain memiliki lima pulau besar, jawa, hal ini merupakan sebuah paradoks padahal
kalimantan, sumatera, sulawesi dan papua juga daratan utama hanya terdiri dari lima pulau besar
terdiri dari ribuan gugusan pulau-pulau kecil sedangkan kita memilki pulau sebanyak 18.000
yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km tersebar diseluruh indonesia.
termasuk negara kedua yang memiliki garis Demikian pula dengan sarana dan
pantai terpanjang setelah kanada. Luas wilayah prasarana kesehatan. profesi kesehatan seperti
laut negeri kita, termasuk di dalamnya zona dokter, bidan, perawat, mantri, kesmas dan
ekologi ekslusif, mencakup 5,8 juta kilometer paramedis lainnya masih berpikir ribuan kali
persegi, atau sekitar tiga perempat dari luas untuk ditempatkan di kawasan kepulauan.
keseluruhan wilayah Indonesia (Dahuri, 2002). Medannya yang jauh dan berat dengan
Masalah kesehatan kepulauan merupakan ketiadaan sarana dan fasilitas, menjadikan
isu yang sangat penting untuk diungkap kawasan kepulauan merupakan alternatif
kepermukaan. Isu tersebut terkait dengan terakhir bagi profesi kesehatan. Puskesmas atau
pemanasan global, kesenjangan antar wilayah, posko kesehatan yang jumlahnya sangat jarang
sulitnya mendapatkan air bersih, sanitasi buruk, di kawasan kepulauan, lebih sering tutup
penyakit menular seperti Malaria yang terbukti daripada menerima pasien. Sehingga penyakit
terjadi di beberapa pulau di Indonesia. sederhana yang seharusnya dapat sembuh
Sampai saat ini, kesehatan kepulauan dengan cepat, seringkali harus ditanggung
jarang menjadi bahasan utama baik oleh pejabat berminggu-minggu, malah berbulan-bulan.
kesehatan pusat dan daerah, mahasiswa Padahal seperti di perkotaan, mereka juga punya
kesehatan masyarakat maupun ahli-ahli hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
kesehatan masyarakat contohnya hasil survei Memang terdapat beberapa konsep atau
kesehatan nasional (Surkesnas), survei pemikiran ke arah sana, namun hanya terbatas
kesehatan daerah (Surkesda), riset kesehatan pada wacana diskusi dan implementasi semu.
dasar (Riskesdas) bahkan sensus-sensus Inisiatif program pengobatan gratis dan massal
sebagai aksi sosial sudah merupakan didata, menggunakan sumur gali yang tidak
kemewahan bagi masyarakat kepulauan. terlindung sebagai air bersih.
Masyarakat yang hidup di pulau-pulau Penelitian di Pulau Kodingareng dengan
kecil memiliki risiko kesehatan antara lain kurang responden sebanyak 87 penderita diare pada 3
tersedianya air bersih, Sampah padat, sanitasi, bulan terakhir yang terdiagnosa menderita diare
hygiene perorangan dan minimnya ketersediaan di Puskesmas Pulau Kodingareng. Hasil
makanan yang bergizi, terbatasnya pelayanan penelitian diperoleh bahwa sumber air bersih
kesehatan terutama pada saat musim badai, dan yang paling banyak digunakan responden
kondisi lingkungan yang kurang memenuhi tersebut adalah sumur bor sebesar 48,3% dan
syarat kesehatan sehingga mudah terinfeksi sumur gali tidak terlindungi sebesar 41,4%
dengan vektor dan agen penyakit (Massie, (Andriyani, 2014). Selain itu, penelitian di Pulau
2013). Barrang Caddi dengan responden sebanyak 91
Menurut Irhamiah (2014), masalah penderita diare dan tifoid. Hasil penelitian
sanitasi dasar khususnya pada wilayah pulau- diperoleh bahwa sumber air bersih utama yang
pulau kecil merupakan masalah yang perlu digunakan untuk masak dan mencuci adalah air
mendapat perhatian khusus dan perlu ditinjau sumur gali terlindung dengan persentase
lebih dalam, sebab pada wilayah terpencil sebesar 86,8% (Irma, 2014).
seperti di pulau-pulau masih memiliki fasilitas Beberapa penelitian yang telah dilakukan
sanitasi yang buruk. Bahkan penelitian Hardi kepada beberapa pulau di Kota Makassar terkait
(2012) di pulau Barrang lompo menunjukan ada kepemilikan jamban di pulau menunjukkan
hubungan yang bermakna antara faktor sanitasi bahwa sebagian besar penduduk di pulau belum
lingkungan dengan kejadian diare. memiliki jamban. Sebagaimana penelitian di
Masyarakat yang tinggal di kawasan Pulau Bonetambung dengan responden
pesisir dan pulau kecil menghadapi kesulitan sebanyak 102 rumah tangga menunjukkan
memperoleh air bersih untuk keperluan rumah bahwa terdapat 74,5% rumah tangga tidak
tangga. Padahal keberadaan air bersih memiliki jamban (Marwah, 2014). Selain itu,
menjadi sangat penting mengingat aktivitas penelitian di Pulau Lae-Lae dengan responden
kehidupan masyarakat yang sangat dinamis. sebanyak 75 rumah tangga menunjukkan bahwa
Kebutuhan air bersih meningkat seiring dengan sebanyak 53,3 % tidak memiliki jamban
bertambahnya jumlah penduduk di pulau kecil. sehingga mereka buang air besar di Laut,
Air sumur (air tanah) yang menjadi sumber air kondisi ini merupakan hal buruk dan jelas akan
bersih utama bagi masyarakat pulau kecil juga sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber
mempunyai keterbatasan baik secara kualitas air baik perairan laut maupun air tanah dangkal
maupun kuantitas. Selain itu, pengambilan air (Irhamiah, 2014).
tanah secara berlebihan akan memberikan Begitu pun, pada penelitian di Pulau
dampak lain seperti penurunan muka tanah, Kodingareng dengan responden sebanyak 87
intrusi air laut dan lain-lain. penderita diare pada 3 bulan terakhir yang
Berdasarkan data beberapa penelitian di terdiagnosa menderita diare di Puskesmas Pulau
pulau-pulau kecil yang terletak di Kota Makassar, Kodingareng menunjukkan bahwa terdapat 35
didapatkan bahwa sebagian besar penduduk responden yang tidak memiliki jamban,
pulau menggunakan sumur gali sebagai sumber bahkan rata-rata anggota keluarga responden
air bersih. Sebagaimana penelitian Marwah tersebut yakni sebanyak 25 responden (71,4%)
(2014) di Pulau Bonetambung, bahwa sebanyak buang air besar di laut (Andriyani, 2014).
96,1 % responden dari 102 rumah tangga yang
Dari situasi tersebut terlihat bahwa METODE PELAKSANAAN
banyaknya penderita diare di pulau Kodingareng
Lompo karena perilaku dan kondisi lingkungan Lokasi dan Sasaran Pengabdian
masyarakat akan sanitasi, air bersih dan hygiene Kelompok sasaran Pengabdian masyarakat ini
masih jauh dari standar kesehatan. Oleh karena adalah keluarga, tokoh masyarakat, nelayan,
itu dibutuhkan pembentukan masyarakat sadar dan siswa-siswi tingkat Sekolah Dasar yang
akan Sanitasi Masyarakat Berbasis Kepulauan berdomisili di Pulau Kodingareng Lompo.
(SMBK) dan di pulau tersebut agar derajat
kesehatan mereka tercapai lebih baik. Persiapan
Salah satu cara dalam membentuk Pada tahap ini koordinasi antara TIM
masyarakat sadar akan Sanitasi Masyarakat pengabdian masyarakat dengan Pihak Mitra,
Berbasis Kepulauan adalah dengan pendekatan persiapan ini meliputi, diskusi intern TIM
Sanitasi Total Berbasis Mayarakat (STBM). pengabdian masyarakat sampai koordinasi
STBM adalah suatu pendekatan partisipatif persiapan pelaksanaan pembentukan dan
untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi pelatihan masyarakat kepulauan sadar akan
melalui pemberdayaan masyarakat dnegan sanitasi dengan pendekatan 5 pilar Sanitasi
metode pemicuan. Ada 5 pilar dalam STBM, Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Pulau
yaitu: 1) Tidak buang air besar sembarangan, 2) Kodingareng Lompo Kota Makassar. Adapun
Cuci tangan pakai sabun, 3) Mengelola air pendekatan STBM tersebut dilaksanakan
minum dan makanan yang aman, 4) Mengelola dengan metode pemicuan.
sampah dengan benar, dan 5) Mengelola limbah
cair rumah tangga dengan aman. Pelaksanaan
Dalam STBM masyarakat diajak untuk Pada pengabdian masyarakat ini, terdapat
mengalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu dua Tahapan pelaksanaan yaitu; 1)
proses pemicuan, sehingga masyarakat dapat Pembentukan masyarakat kepulauan sadar
berpikir dan mengambil tindakan untuk SBMK di Pulau Kodingareng Lompo Kota
meninggalkan kebiasaan buang air besar Makassar, 2) Pelatihan masyarakat kepulauan
mereka yang masih di tempat terbuka dan sadar SBMK di Pulau Kodingareng Lompo Kota
sembarang tempat. Pendekatan yang dilakukan Makassar dengan pendekatan 5 pilar STBM,
dalam STBMdengan menimbulkan rasa jijik dan yaitu: tidak buang air besar sembarangan, cuci
malu kepada masyarakat tentang kondisi tangan pakai sabun (CTPS), mengelola air
lingkungannya. Melalui pendekatan ini minum dan makanan yang aman, mengelola
kesadaran akan kondisi yang sangat tidak bersih sampah dengan benar, dan mengelola limbah
dan tidak nyaman ditimbulkan. Dari pendekatan cair rumah tangga dengan aman.
ini juga ditimbulkan kesadaran bahwa sanitasi
(kebisaan BAB di sembarang tempat) adalah Waktu Pelaksanan
masalah bersama karena dapat berimplikasi Waktu pelaksaan mulai 19 Juni 2016
kepada semua masyarakat sehingga sampai 10 Oktober 2016 yang merupakan
pemecahannya juga harus dilakukan dan intergrasi mulai tahapan persiapan sampai survei
dipecahkan secara bersama. awal lokasi, pelaksanaan, sampai dengan tahap
penyusunan laporan kemajuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN warga yang selalu menawarkan penginapan
ketika tamu datang ke Pulau Kodingareng
Pengabdian pembentukan dan pelatihan Lompo. Beliau sangat banyak membantu
masyarakat kepulauan sadar SBMK (Sanitasi kami selama kegiatan mulai dari
Berbasis Masyarakat Kepulauan) di Pulau memobilisasi ibu-ibu sampai pada konsumsi
Kodingareng Lompo Kota Makassar, telah kami selama di pulau. Kemudian Kami
dilaksanakan sejak bulan Juli 2015 . Adapun menjadwalkan pembentukan jumantik.
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah Jumlah jumantik yang dibentuk sebanyak
sebagai berikut : 30 ibu rumah tangga, 5 anak sekolah dasar
1) Sosialisasi akan diadakan kegiatan setiap Dusun jadi jumlah keseluruhan
pengabdian IBM pada masyarakat di Pulau sebanyak 30 orang, sedangkan satu orang
Kodingareng Lompo oleh tim Pengabdian. ketua RW yang diharapkan bisa menjadi
2) Peninjauan lokasi tempat-tempat bermasalah motivator terlaksananya masyarakat
yang berhubungan dengan sanitasi pada nelayan sadar Sanitasi Berbasis
mitra pengabdian. Masyarakat Kepulauan di Pulau
3) Identifikasi bahan yang dibutuhkan kepada Kodingareng Lompo Kota Makassar.
mitra pengabdian. 3. Kami memilih ibu PKK sebagai kader
4) Mempersiapkan kegiatan pembentukan dan karena kebiasaan masyarakat pulau adalah
pelatihan masyarakat sadar SBMK (Sanitasi istri selalu berada di rumah selanjutnya
Berbasis Masyarakat Kepulauan) di Pulau kami juga memilih anak-anak sekolah dasar
Kodingareng Lompo kepada mitra kelas 4, 5 dan 6 karena mulai diajarkan
pengabdian. akan pentingnya menjaga kebersihan
Setelah Proses sosialiasi Pembentukan lingkungan agar penularan penyakit
dan pelatihan masyarakat sadar Sanitasi berbasis lingkungan dapat di minimalisir.
Berbasis Masyarakat Kepulauan di Pulau Sedangkan para laki-laki dewasa selalu
Kodingareng Lompo Kota Makassar, maka melaut untuk mencari nafkah oleh karena
tanggal 1 Oktober 2016 adalah : itu jarang ditemukan di rumah.
1. Pembentukan masyarakat SBMK (Sanitasi 4. Pelatihan masyarakat sadar sanitasi
Berbasis Masyarakat Kepulauan) di Pulau dengan pendekatan STBM di Pulau
Kodingareng Lompo Kota Makassar. Kodingareng Lompo Kota Makassar.
Setelah menempuh perjalanan dari Kegiatan pelatihan dengan pendekatan
Makassar ke Pulau Kodingareng Lompo, STBM bertujuan untuk menstimulus kesadaran
tim langsung berkunjung ke Kantor masyarakat agar selalu menjaga kebersihan
Kelurahan, yang membawahi 6 RW di lingkungan untuk memupuk generasi cerdas
kelurahan Kodingareng. Kami berdiskusi kedepannya. Salah satu langkah yang
membicarakan kegiatan yang akan kami dilaksanakan adalah dengan membangun
lakukan dan meminta petunjuk apa yang partisipasi aktif masyarakat dalam dialog
harus dilakukan selama berada di Pulau kesehatan lingkungan. Pelaksanaan kegiatan
Kodingareng Lompo dan permasalahan STBM berdasarkan 5 pilar di Pulau Kodingareng
terkait kesehatan masyarakat Pulau Lompo Kota Makassar, yaitu: tidak buang air
Kodingareng Lompo. besar smebarangan, cuci tangan pakai sabun,
2. Penginapan kami bersama masyarakat mengelola air minum yang aman, mengelola
setempat tepatnya di rumah Dg. Choi sampah rumah tangga dengan aman, dan
dimana beliau memang sebagai salah satu
mengelola limbah cair rumah tangga dengan saja kita butuh melakukan hal yang kecil tetapi
aman. dilakukan secara konsisten dan dengan
Untuk kegiatan pilar pertama STBM, yaitu komitmen sepenuhnya untuk mewujudkan
tidak buang air besar sembarangan dilakukan generasi dan bangsa yang lebih baik. Salah satu
dengan metode pemicuan di mana masyarakat langkah yang dapat dilakukan adalah dengan
dipicu untuk menemukan sendiri masalah yang selalu menjaga kebersihan diri (hygiene
telah dihadapinya, misal dengan menyusun perorangan) dan kebersihan lingkungan agar kita
gambar yang telah kami sediakan. Gambar terhindar dari berbagai ancaman penyakit
tersebut meliputi proses atau bagaimana berbasis lingkungan. Bangsa yang hebat adalah
sehingga bakteri atau penyebab penyakit dapat bangsa yang mampu membangun masyarakat
masuk kedalam melalui tangan yang dapat yang cerdas dan terbebas dari penyakit yang
menimbulkan masalah kesehatan. dapat dicegah dengan upaya-upaya preventif.
Kegiatan 5 pilar STBM ini dilakukan di Terlaksananya kegiatan penyuluhan
Pulau Kodingareng Lompo Kecamatan Ujung kesehatan di Pulau Kodingareng Lompo sangat
Tanah Kota Makassar 1 Oktober 2016. Sasaran diharapkan membawa perubahan ke arah yang
utama kegiatan ini adalah masyarakat lebih baik. Masyarakat mampu
khususnya Ibu rumah tangga dan anak-anak, mengimplementasikan ilmu yang kami bagikan
dengan pertimbangan ibu rumah tangga adalah sehingga dapat memberikan dampak positif
salah satu pemeran utama dalam rumah tangga. terhadap masyarakat dan lingkungan itu sendiri.
Makanan, minuman, kebersihan rumah dan lain- Besar harapan kami dengan adanya kegiatan ini
lain semuanya diatur oleh ibu rumah tangga masyarakat perlahan mulai merubah kebiasaan
sehingga seorang ibu perlu dibekali ilmu yang dulunya tidak ramah lingkungan dan
pengetahuan dan kesadaran akan kebersihan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
diri dan lingkungan. mejadi lebih ramah lingkungan dan
Selain itu anak-anak juga merupakan meminimalkan risiko kesehatan masyarakat.
objek kegiatan, mengingat anak-anak rentan Adapun materi pelatihan dengan
akan penyakit berbasis lingkungan yang pendekatan 5 pilar STBM, yaitu :
didukung oleh perilaku yang tidak higiene. Pada A. Tidak Buang Air Besar Sembarangan
kesempatan tersebut anak-anak diajarkan Sanitasi yang buruk secara terus menerus
bagaimana cara mencuci tangan pakai sabun akan menyebabkan kejadian penyakit-penyakit
yang baik dan benar sebagai langkah untuk berbasis lingkungan seperti Diare, Thypoid,
tetap menjaga kesehatan individu. Upaya ini Hepatitis A dan lain sebagainya. Sedangkan dari
merupakan upaya preventif terhadap aspek kerugian ekonomi dari dampak buruknya
kontaminasi bakteri atau agen penyakit lainnya sanitasi nilainya sangat besar. Di Indonesia,
yang bisa ditularkan melalui tangan. Perlu pada tahun 2006 perkiraan biaya yang
didasari bahwa ada banyak faktor risiko dikeluarkan per tahun mencapai Rp 56 triliun.
kesehatan yang dapat ditularkan melalui tangan, Biaya sebesar itu setara dengan 2,3% GDP
untuk itu perlu kesadaran untuk terus menjaga (Gross Domestic Product), dan dapat
kebersihan tangan. dibelanjakan untuk perawatan dan
Sebagai generasi penerus bangsa penyembuhan penyakit yang kejangkitannya
Indonesia harus sadar betul akan kemajuan dan berakar pada air dan sanitasi buruk serta
perkembangan bangsa itu sendiri. Kita tidak perilaku tidak higiene.
membutuhkan langkah atau tindakan yang besar Buang air besar (BAB) sembarangan di
untuk mencapai perubahan yang besar, hanya laut, sungai, atau daratan merupakan masalah
kesehatan dan sosial yang perlu mendapatkan oleh karakteristikpenjamu (imunitas, status gizi,
perhatian khusus. Pasalnya, kebiasaan buruk status kesehatan, usia dan jenis kelamin) dan
yang masih dilakukan oleh sekitar 63 juta perilaku penjamu (kebersihan diri dan
penduduk di Indonesia ini sangat berdampak kebersihan makanan).
pada sanitasi dan kesehatan lingkungan. Menurut informasi yang kami dapatkan
Menurut data Unicef, sanitasi dan prilaku masyarakat Pulau Kodingareng Lompo masih
kebersihan yang buruk, serta air minum yang ada sebagaian yang buang air besar di laut.
tidak aman berkontribusi terhadap 88 persen Walaupun sebagian masyarakat telah memiliki
kematian anak akibat diare di seluruh dunia. jamban keluarga. Masyarakat yang biasa buang
Di Indonesia, jumlah orang yang BAB di air besar di laut dikarenakan faktor kebiasaan
sembarang tempat menempati peringkat kedua walaupun sudah memiliki jamban dan sebagian
tertinggi di dunia setelah India. Kasus yang buang air besar di laut karena memang belum
paling banyak terdapat di Indonesia bagian timur memiliki jamban.
dari NTT sampai Papua. Bahkan tidak hanya Hal ini merupakan hal yang negatif
orang miskin di pedesaan, orang kaya di masyarakat pulau yang mencemari lingkungan
perkotaan pun melakukan praktik BAB khususnya lingkungan perairan sehingga
sembarangan. penyakit dapat timbul disebabkan karena
Buang Air Besar di laut dapat cemaran tinja. Walaupun sebagian lagi
menimbulkan pencemaran lingkungan dan masyarakat telah memiliki jamban, yang harus
teracuninya biota atau makhluk hidup yang diperhatikan adalah kondisi septic tank jamban.
berekosistem di daerah tersebut. Selain itu, Sekalipun masyarakat buang air besar di toilet
buang air besar di laut dapat memicu tetapi tinja langsung dialirkan saja ke laut
penyebaran wabah penyakit yang dapat menggunakan pipa hal ini sama saja akan
ditularkan melalui tinja. menimbulkan pencemaran air laut. Selain itu
Dampak penyakit yang paling sering kondisi septic tank yang tidak memenuhi syarat
terjadi akibat buang air besar sembarangan ke akan mencemari sumber air tanah sehingga
laut adalah tersebarnya  bakteri Escherichia Coli, terjadi kotaminan yang akan mengakibatkan
yang dapat menyebabkan penyakit diare. permasalahan kesehatan yang lebih serius.
Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena Oleh karena itu dilaksanakan pilar
kondisi tubuh turun maka masuklah penyakit- pertama STBM, yaitu pemicuan untuk tidak
penyakit lain. Selain menyebabkan kematian, buang air besar sembarangan. Proses fasilitasi
diare yang berulang juga menyebabkan gizi STBM di masyarakat pada prinsipnya adalah
buruk, sehingga menghalangi anak-anak untuk “pemicuan” terhadap rasa jijik, rasa malu, rasa
dapat mencapai potensi maksimal mereka. Pada takut sakit, rasa berdosa dan rasa tanggung
akhirnya, kondisi ini menimbulkan dampak yang jawab yang berkaitan dengan kebiasaan BAB di
serius terhadap kualitas sumber daya manusia sembarang tempat.
dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa Adapun langkah-langkah pemicuan yang
mendatang. dilakukan adalah:
Penyakit – penyakit infeksi yang a. Perkenalan dan menjalin kebersamaan
berhubungan dengan oral - fekal transmisi Pada tahap ini, kami memperkenalkan diri
sebenarnya penyakit yang dapat dikontrol dan dan menyampaikan maksud dan tujuan
dicegah melalui sanitasi yang baik, khususnya pelaksanaan kegiatan. Setelah itu
sistem pembuangan tinja manusia, karena dilanjutkan dengan beberapa permainan
proses penularan penyakit tersebut dipengaruhi untuk membuat suasana menjadi cair
sehingga terjalin keakraban bersama dapat mencapai berton-ton yang dapat
masyarakat. mengejutkan mereka. Perhitungan
b. Analisa situasi dengan pemetaan, simulasi jumlah kotoran yang dihasilkan oleh
air kotor, dan perhitungan volume tinja masyarakat seharusnya memancing
Pada tahap ini masyarakat diajak untuk pertanyaan dan diskusi yang lebih jauh lagi,
melakukan analisa secara menyeluruh misalnya, Kemana perginya semua kotoran
terhadap sanitasi di Pulau Kodingareng manusia itu? Apakah akibat yang mungkin
Lompo Kota Makassar melalui pemetaan, terjadi pada lingkungan dengan begitu
simulasi air kotor, dan perhitungan volume banyaknya kotoran manusia di tanah?
tinja. Pertama, salah satu masyarakat Pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan
disuruh menggambarkan peta Pulau membuat mereka berpikir sendiri mengenai
Kodingareng Lompo di atas tanah dengan akibat yang mungkin timbul karena buang
menggunakan bubuk putih sebagai batas air besar di tempat terbuka.
wilayah. Potongan-potongan kertas Untuk memicu rasa jijik, dilakukan dengan
disiapkan kemudian masyarakat diminta simulasi air yang telah terkontaminasi.
untuk mengambil potongan-potingan kertas Segelas air putih disediakan, kemudian
dan menuliskan nama kepala keluarga sehelai rambut diibaratkan sebagai kaki lalat
masing-masing serta menempatkannya dan hinggap di bubuk kuning (tinja
pada peta di lokasi rumah masing-masing, manusia). Sehelai rambut tersebut
kemudian berdiri di atas tanda rumah dicelupkan ke dalam segelas air dan
mereka tersebut. Minta mereka untuk meminta masyarakat untuk meminumnya.
menyebutkan tempat BABnya masing- Hasilnya, tidak ada satupun dari mereka
masing. Jika seseorang BAB di tempat yang bersedia meminum air tersebut.
terbuka atau di laut, tunjukkan tempatnya Dengan simulasi air ini, muncullah rasa jijik
dan tandai dengan bubuk kuning. Dari masyarakat untuk minum air yang telah
pemetaan tersebut terlihat banyaknya bubuk terkontaminasi tinja.
kuning yang tersebar dalam peta sehingga Proses selanjutnya yaitu alur penularan
menggambarkan banyaknya masyarakat penyakit akibat kontaminasi tinja. Pada
yang buang air besar di sembarangan. tahap ini masyarakat diajak untuk melihat
Proses pemicuan selanjtunya adalah bagaimana kotoran manusia dapat dimakan
dengan melakukan analisa perhitungan. oleh kita sehingga menyebabkan diare.
Maksudnya adalah Beberapa gambar telah disiapkan,
menghitung jumlah kotoran manusia yang kemudian masyarakat diminta untuk
dihasilkan dapat membantu menyusun dan menjelaskan gambar
mengilustrasikan betapa besarnya tersebut. Dengan melihat gambar yang
permasalahan sanitasi. Berapa banyak disusun, mereka mengetahui alur penularan
jumlah kotoran manusia yang dihasilkan tiap penyakit dari tinja ke manusia.
individu atau keluarga tiap harinya? Jumlah Dari proses-proses tersebut, mulai dari
dari tiap keluarga lalu dapat ditambahkan pemetaan, penghitungan volume tinja,
untuk memperoleh angka untuk seluruh simulasi air hingga gambar alur kontaminasi
lingkungan. Jumlah harian dapat dikalikan tinja ke manusia, masyarakat akan terpicu
untuk mengetahui berapa banyak kotoran rasa jijik, takut sakit, malu, dan berdosa.
manusia yang dihasilkan tiap minggu, tiap Selanjutnya, bagi masyarakat yang ingin
bulan, atau tiap tahunnya. Jumlah tersebut merubah perilaku BABSnya diminta untuk
menulis nama dan bertanda tangan di atas saja. Dari tangan yang tercemar, kuman masuk
kertas yang telah disiapkan. ke mulut lewat makanan yang kita pegang. Tak
Kegiatan pemicuan stop buang air besar terhitung berapa jumlah kuman yang ikut dan
sembarangan di Pulau Kodingareng Lompo secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh
Kota Makassar menghasilkan sebanyak 12 bersamaan dengan makanan tersebut. Kuman
orang terpicu dari 30 masyarakat yang yang tentu saja akan menimbulkan berbagai
hadir untuk merubah perilaku buang air penyakit. Jadi tangan menjadi jembatan
sembarangan ke jamban yang sehat. tersebarnya kuman dari kotoran atau tinja ke
Masyarakat yang terpicu tersebut mulut.
menandatangani kontrak sosial dengan Sasaran masyarakat dalam melakukan
rencana pembuatan/pembangunan jamban penyuluhan dan praktek cuci tangan pakai
sehat dimulai pada bulan Oktober 2016 sabun adalah siswa dan siswi kelas 4, 5, 6 SD
hingga Maret 2017. Rencana pembuatan Kodingareng Lompo Kota Makassar yang
jamban didasarkan pada analisa biaya berjumlah 30 orang. Siswa/i diajarkan 7
hingga mencukupi untuk membangun langkah cara cuci tangan yang baik dan benar
jamban pribadi. Mereka berjanji untuk tidak dengan bernyanyi sehingga mereka mudah
lagi buang air besar di laut dengan cara mengingatnya. Pengetahuan tentang kapan
menumpang di tetangga yang memiliki waktu, manfaat dan pentingnya cuci tangan,
jamban sambil mengumpulkan biaya untuk serta penyakit yang disebabkan oleh tangan
membangun jamban milik sendiri. yang kotor juga diberitahukan kepada mereka.
Selanjutnya dilakukan praktek CTPS di bawah
B. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) air mengalir secara bergiliran sehingga semua
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik anak mendapat kesempatan untuk
Kota Makassar Tahun 2014, Pulau mempraktekkannya.
Kodingareng Lompo masuk kedalam peringkat
5 terbesar Pulau dengan penyakit Diare C. Mengelola air minum yang aman
tertinggi yaitu sebesar 98 penderita pada tahun Air bersih merupakan salah satu masalah
2012. Pada tahun 2013 penderita diare yang paling sering kita temui di pulau.
meningkat menjadi 387 kasus, tahun 2014 Kekurangan air bersih merupakan masalah yang
meningkat menjadi 431 kasus dan sampai akhir dapat menimbulkan berbagai masalah lain
tahun 2015 meningkat menjadi 478 kasus termasuk masalah kesehatan masyarakat. Akan
(Puskesmas Kodingareng Lompo, 2015). Hal tetapi, di pulau Kodingreng Lompo kuantitas air
ini berarti tiap tahunnya terjadi peningkatan masih memenuhi kebutuhan masyarakat tetapi
kasus diare di Pulau Kodingareng Lompo. belum diketahui secara jelas tentang kualitas air
Ada banyak penyakit yang bisa hinggap di tersebut.
dalam tubuh kita bila kita sering lalai mencuci Sumber air utama masyarakat Pulau
tangan. Mulai dari bisul, jerawat, tifus, Kodingareng Lompo adalah air sumur gali atau
leptospirosis, jamur, polio, disentri, diare, sumur bor. Air sumur dominan digunakan
kolera, cacingan, hepatitis A, SARS hingga flu masyarakat untuk mencuci, mandi dan buang
burung. Penyakit-penyakit ini dengan mudah air. Sedangkan untuk air minum, kebanyakan
memasuki tubuh lewat tangan yang tercemar menggunakan air galon. Tetapi berdasarkan
oleh kuman, virus, atau parasit. Apakah itu saat hasil pemeriksaan kualitas air galon di
memegang buku, memijit nomer telepon, Puskesmas Kodingareng Lompo 3 dari 4
bersalaman, memegang uang, atau barang apa
distributor air galon, air tersebut mengandung e- Sampah adalah salah satu masalah
coli. lingkungan yang sering terjadi dilingkungan
Idealnya, air bersih harus selalu cukup masyarakat Indonesia, tak terkecuali masyarakat
dalam jumlah/kuantitas, terjamin kontinusitasnya pesisir. Masyarakat umumnya tidak memberikan
serta memenuhi syarat dalam kualitas. Jumlah perhatian khusus terhadap pengolahan sampah
air yang dibutuhkan tergantung pada aktivitas baik sampah organik maupun anorganik.
dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktivitas Banyak permasalahan yang dapat
yang dilakukan maka kebutuhan air akan ditimbulkan akibat sampah.  Pertama, sampah
semakin besar.Air bersih yang digunakan organik, yaitu limbah yang dihasilkan atau
terkadang berasa asin. Air yang berasa asin merupakan sisa dari berbagai bahan hayati, baik
bersumber dari air sumur baik air sumur hewani maupun nabati, seperti sisa makanan,
terlindung maupun air sumur tidak terlindung. dedaunan, buah-buahan, sayuran, daging, ikan
Ruhmawati (2002) dalam Irma (2014) dan sebagainya.  Sampah inilah yang kemudian
menyatakan bahwa air berasa asin disebabkan dapat membusuk dan mengundang bau yang
adanya intrusi air laut ke dalam air tanah yang menyengat dan dapat menimbulkan penyakit,
menyebabkan tingginya kadar Klorida (Cl -) dalam seperti muntaber, karena sampah organik
air tanah. berpotensi mengundang lalat, belatung dan
Klorida merupakan anion pembentuk NaCl mikroba lainnya.  Kedua, sampah non-organik,
yang menyebabkan rasa asin dalam air bersih yaitu limbah yang dihasilkan dari bahan selain
(air sumur). Kadar klorida umumnya lebih tinggi organik, seperti kertas, kardus, kaleng, plastik,
untuk air dekat ke arah pantai. Hambling dalam kain, dan sebagainya.  Sampah ini, dapat
Wiwik (2010) dalam Irma (2014) menyatakan membuat lingkungan menjadi kotor dan kumuh,
bahwa pada daerah kepulauan atau daerah sehingga nilai estetika lingkungan sekitar
semenanjung dengan batuan poros yang menjadi rusak dan tidak menarik. 
bersinggungan dengan laut maka air tanah akan Selain itu, banyaknya sampah non-
mengapung diatas air asin, dibawahnya organik dapat menyebabkan tersumbatnya
membentuk lensa air tanah (lens-shaped body of selokan dan atau sungai kecil, sehingga pada
groundwater). Air tanah secara faktual saat hujan dapat menyebabkan banjir, karena
mengambang di atas air asin dalam kondisi yang aliran air tidak dapat berjalan dengan lancer atau
setimbang. tersumbat.  Ketiga, sampah yang mengandung
B3 (bahan beracun dan berbahaya) seperti oli
D. Mengelola sampah rumah tangga dengan bekas, bekas batu baterai atau hp/laptop, tiner,
benar timbal serta bahan beracun dan berbahaya
Pengelolaan sampah rumah tangga lainnya.  Sampah ini bersifat toksik dan dalam
adalah proses pengelolaan sampah dengan kadar tertentu dapat menimbulkan gangguan
aman pada tingkat rumah tangga dengan kesehatan seperti kanker dan sebagainya.
mengedepankan prinsip mengurangi, memakai Sampah organik yang dibuang ke laut
ulang dan mendaur ulang. Pengelolaan sampah menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran
yang aman adalah pengumpulan, pengangkutan, responden untuk menjaga lingkungannya. Laut
pemprosesan, pendaurulangan atau dianggap sebagai tempat akhir pembuangan
pembuangan dari material sampah dengan cara sampah. Sampah organik biasanya berupa sisa
yang tidak membahayakan kesehatan makanan yang mudah membusuk karena
masyarakat dan lingkungan. aktivitas mikroorganisme. Slamet (2009)
menyebutkan bahwa pengelolaan sampah yang
sifatnya mudah membusuk harus cepat baik Salah satu langkah sederhana
dalam pengumpulan maupun dalam pengolahan sampah yang dapat dilakukan
pembuangannya. Pembusukan sampah akan masyarakat pulau adalah penggunaan kembali
menghasilkan gas metan, gas H2S yang bersifat barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan
racun bagi tubuh, selain itu bau busuk dari seperti kaleng-kaleng bekas, baskom atau
pembusukan sampah juga mengganggu. Bagi ember bekas dll dapat dijadikan pot bunga agar
lingkungan sampah organik relatif kurang tidak menjadi breeding site vektor penyakit.
berbahaya karena dapat terurai dengan Beberapa rumah tangga di pulau Kodingreng
sempurna menjadi zat-zat anorganik yang Lompo telah melakukan hal ini, akan tetapi
berguna bagi fotosintesa tumbuhan. jumlahnya masih sangat kecil jika dibandingkan
Sedangkan sampah anorganik dikelolah dengan keseluruhan penduduk yang menghuni
dengan cara di bakar dan dibuang ke laut. pulau tersebut.
Sampah anorganik biasanya berupa kertas, Selain itu, alternatif lain yang dapat
plastik, karet yang tidak dapat/sulit membusuk. dilakukan adalah dengan mengaktifkan
Bila memungkinkan sampah anorganik partisipasi masyarakat dengan mendirikan bank
sebaiknya didaur ulang sehingga bermanfaat sampah. Bank sampah ini telah terbukti berhasil
kembali baik melalui suatu proses ataupun mengurangi limpasan sampah di lingkungan
secara langsung. Pengelolaan sampah dibeberapa daerah. Hal serupa juga diharapkan
anorganik dengan cara membakar sampah terjadi di Pulau Kodingreng Lompo, akan tetapi
sebaiknya tidak dilakukan di lingkungan yang perlu koordinasi dan kerjasama yang baik untuk
padat penduduknya karena akan menimbulkan menyukseskan bank sampah di Pulau mengingat
ketidaknyamanan serta pencemaran udara akses pulau dapat menjadi kendala
(Slamet, 2009). pengangkutan sampah yang telah terkumpul ke
Berdasarkan pengamatan yang kami pusat pengumpulan sampah di perkotaan.
lakukan di Pulau Kodingreng Lompo pengolahan Jika program ini dapat terlaksana akan
sampah masih tergolong sangat kurang. Hal ini memberikan dampak positif terhadap
dikarenakan masih adanya masyarakat yang masyarakat pulau. Sebab selain lingkungan
membuang sampah dilaut. Ini dibuktikan dengan bersih dari sampah plastik, juga dapat
adanya sampah yang berserakan dibibir pantai memberikan keuntungan secara ekonomi dari
yang otomatis akan mempengaruhi nilai estetika. penjualan di bank sampah.
Akan tetapi ada pula masyarakat yang mengolah Pemerintah dan swasta juga harus
sampahnya dengan cara membakar. menjadi pilar kolaborasi penanganan sampah di
Pengolahan sampah dengan prinsip 5R pulau kecil.  Integrasi peranan pemerintah dan
di lingkungan Pulau Kodingreng Lompo masih swasta menjadi bagian terpenting yang tidak
belum diterapkan, hal ini bisa jadi dikarenakan terpisahkan dalam upaya penanganan
masih sangat kurangnya kesadaran masyarakat masyarakat berbasis masyarakat ini. Kolaborasi
akan kerugian yang dapat diakibatkan oleh penanganan sampah ini disinyallir akan
limpasan sampah salah satunya adalah kerugian memberikan peluang pengelolaan sampah
berupa gangguan kesehatan. Masyarakat pulau secara efektif dan efisien dalam rangka
khusunya Pulau Kodingreng Lompo menyeimbangkan antara pelestarian lingkungan
membutuhkan suatu program perencanaan dan pemanfaatan ekonomi. Penanganan
tentang pengolahan sampah yang berbasis sampah secara kolaboratif dinilai lebih aplikatif
masyarakat. (applicable) dan adaptif (acceptable), mengingat
peran masyarakat, swasta dan pemerintah penyebar penyakit. Adapula masyarakat yang
dijalankan secara seimbang (Wahyuddin, 2013). langsung membuang air limbah hasil dari rumah
tangganya tanpa melalui saluran pembuangan
E. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan yang memenuhi syarat kesehatan sehingga air
aman limbah tersebut mencemari tanah dan dapat
Air limbah adalah semua air/zat cair yang menjadi media penularan penyakit.
tidak lagi dipergunakan, sekalipun kualitasnya Saluran pembuangan air limbah harus
semakin baik. Air limbah meliputi semua air baik dan sesuai standar dimaksudkan agar tidak
kotoran yang berasal dari perumahan (kamar ada air yang tergenang di sekitar rumah, hingga
mandi, kamar cuci, juga dapur) yang berasal tidak menjadi tempat perindukan serangga
dari industri-industri dan juga air hujan (Slamet, ataupun dapat mencemari lingkungan/sumber
2004). Pengelolaan limbah cair rumah tangga air. Dengan melihat kondisi saluran
adalah proses pengelolaan limbah cair yang pembuangan air limbah yang tidak memenuhi
aman pada tingkat rumah tangga untuk syarat masih tinggi hal ini disebabkan karena
menghindari terjadinya genangan air limbah ketidaktahuan masyarakat tentang cara-cara
yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis pembuangan air limbah yang memenuhi syarat
lingkungan. dan dampak yang ditimbulkan antara lain
Pengolahan air limbah yang kurang baik sebagai tempat penularan bibit penyakit, dari
dapat menimbulkan akibat buruk terhadap aspek estetika dapat menimbulkan bau yang
kesehatan masyarakat dan terhadap lingkungan tidak sedap dan pandangan yang kurang
hidup antara lain menjadi transmisi atau media menyenangkan baik bagi keluarga maupun
penyebaran berbagai penyakit, menjadi media masyarakat sekitarnya dan dapat menyebabkan
berkembangbiaknya mikroorganisme patogen, kejadian penyakit yang berbasis lingkungan
merupakan sumber pencemaran air permukaan, seperti penyakit diare. Air limbah yang tidak
tanah, dan lingkungan hidup lainnya. dikelola dengan baik dapat menimbulkan
Pembuangan air limbah di Pulau pencemaran air permukaan atau air tanah yang
Kodingareng Lompo, baik dari kamar mandi atau mungkin digunakan untuk keperluan sehari-hari
dapur sebagian besar tidak memiliki sarana seperti mandi, air minum, membersihkan
sehingga berakhir di jalanan atau halaman. Hal peralatan dapur dan lain-lain.
ini mempermudah penyebaran penyakit sesuai
dengan teori Slamet (2004), bahwa air limbah KESIMPULAN
domestik termasuk air bekas mandi, bekas cuci
pakaian, maupun perabot dan bahan makanan, 1. Kegiatan pengabdian masyarakat di Pulau
dan lain-lain. Air ini mengandung banyak sabun Kodingareng Lompo meliputi dua program
atau detergen dan mikroorganisme. Selain itu, yaitu pembentukan Kader SBMK dan
ada juga air limbah yang mengandung tinja dan pelatihan masyarakat sadar SBMK.
urin manusia. Dibandingkan air bekas cuci, tinja 2. Perlu adanya pendampingan yang lebih
dan urin ini jauh lebih berbahaya karena terarah agar masyarakat pulau betul-betul
mengandung banyak kuman patogen dan sadar akan pentingnya kesehatan
merupakan cara transpor utama bagi penyakit masyarakat
bawaan air. 3. Perlu adanya integrasi program pemerintah
Adanya saluran pembuangan air limbah terutama mengenai sanitasi karena sanitasi
yang tidak tertutup,sehingga menimbulkan bau merupakan masalah utama di Pulau
dan menjadi sarang berkembang biaknya vektor Kodingareng Lompo.
DAFTAR PUSTAKA Wilayah Kerja Puskesmas Baranglompo
Kecamatan Ujung Tanah Tahun 2012 .
Ahmadi, Umar Fahmi. 2009. Manajemen Repositroy Universitas Hasanuddin
Penyakit Berbasis Wilayah. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 3, No. 4, Februari Irhamiah, Magfirah. 2014. Kecamatan Ujung
2009 Pandang Kota Makassar Kondisi Sanitasi Dasar
Pada Masyarakat Pulau Lae-Lae. Repositroy
Andriyani. 2014. Studi Sanitasi Dasar Pada Universitas Hasanuddin
Penderita Diare Di Pulau Kodingareng
Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Irma, Ulfa Ade. 2014. Studi Sanitasi Dasar Pada
Repositroy Universitas Hasanuddin Penderita Diare Dan Tifoid Di Pulau Barrang
Caddi Kota Makassar. Repository Unhas
Ashbolt, Nicholas J dan Grabow, Willie O K.
2001. Indicators of microbial water quality. Marwah. 2014. Penilaian Risiko Kesehatan
Lingkungan Di Pulau Bonetambung Kota
Ballance, Richard dan Bartram, Jamie. 1996. Makassar. Repositroy Universitas Hasanuddin
Water Quality Monitoring - A Practical Guide to
the Design and Implementation of Freshwater Massie, Roy G.A. dan Kandou, Grace D. 2012.
Quality Studies and Monitoring Programmes . Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi
United Nations Environment Programme and the Utara Kebutuhan Dasar Kesehatan Masyarakat
World Health Organization (UNEP and WHO) Di Pulau Kecil: Studi Kasus Di Pulau Gangga
Kecamatan Likupang Barat. Pascasarjana Ilmu
Hardi, Amin Rahman. 2012. Faktor-Faktor Yang Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Batita Di Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai