Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

“Pemeriksaan Ibu Hamil”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. Elisa Pratiwi (P07220118079)


2. Christine Octavia Aneke K. P. (P07220118072)
3. Risa Asri Setianingrum (P07220118102)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KELAS C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMESKES

KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunianya sehingga penyelesaian


tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Makalah tentang “pemeriksaan ibu hamil” ini disusun dan dikemas dari
berbagai sumber sehingga memungkinkan untuk dijadikan referensi maupun
acuan. Besar harapan makalah ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap
kemajuan di bidang keilmuan khususnya dalam keperawatan anak.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penyusun ucapkan semoha makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca makalah ini.

Terima kasih.

Balikpapan, 13 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Sistematika Penulisan..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................3
A. HPL..............................................................................................................3
B. Penentuan Usia Kehamilan..........................................................................7
C. Pengukuran TBJ.........................................................................................12
D. Pemeriksaan Leopold.................................................................................15
E. Pemeriksaan Osborn..................................................................................24
F. Auskultasi...................................................................................................24
BAB III PENUTUP..............................................................................................34
A. Kesimpulan................................................................................................34
B. Saran...........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan
yang diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk
menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil
yang tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara memadai.
Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan
diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan
risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan
ibu atau janinnya. Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga kesehatan, secara
profesional akan memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil
merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang merasa puas atas pelayanan di suatu tempat,
termasuk di RB seperti pengalaman bidan selama proses pemeriksaan, fasilitas
yang lengkap, kemudahan lokasi RB yang mudah dijangkau, tarif yang
kompetitif, kecepatan dalam melakukan pemeriksaan keramahan bidan dalam
pelayanan ANC dan persalinan.
Ditinjau dari sisi pelayanan, Perawat akan melakukan upaya yang terbaik
dalam pelayanan seperti meningkatkan fasilitas pemeriksaan yang belum ada,
memperbaiki sarana seperti ruang tunggu, dan tempat parkir kendaraan
pengunjung, meningkatkan tingkat ketrampilan bidan seperti mengikuti
pelatihan atau seminar kesehatan tentang masalah ANC dan persalinan. Upaya
tersebut diharapkan agar ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan ANC
dan persalinan menjadi puas atas pelayanan yang diberikan. Penelitian Tedla
(2012) Patients satisfaction with laboratory services at antiretroviral therapy
clinics in public hospitals, Addis Ababa, Ethiopia, menyimpulkan bahwa dari
406 responden penelitian bahwa responden merasa puas atas pelayaanan
laboratorium dengan rata-rata kurang dari 30 menit. Kepuasan responden lebih
banyak dipengaruhi oleh lengkapnya fasilitas yang lengkap sehingga

1
memudahkan pelayanan kepada pasien. Sebuah rumah bersalin dituntut
mampu memberikan pelayanan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan klien. Rumah bersalin bisa memiliki pelayanan yang lebih baik
dari yang lain, misalnya dalam hal pemberian motivasi dari bidan, keramahan
pelayanan dengan memberikan senyuman, sapaan, dan salam, memberikan
harga yang murah khususnya untuk kalangan masyarakat menengah kebawah.
Kualitas pelayanan kesehatan khususnya di rumah bersalin yang bagus adalah
rumah bersalin yang benar – benar berkualitas dan mampu bersaing.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui HPL
2. Untuk mengetahui pemeriksaan leopold
3. Untuk mengetahui pemeriksaan osborn
4. Untuk megetahui pemeriksaan fisik ANC

C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. HPL
Cara menghitung HPL atau hari perkiraan lahir bisa diketahui dengan
mencari tahu dulu berapa usia kehamilan Anda sekarang. Masih banyak orang
yang sering salah paham cara menghitung HPL. Alasannya, karena Anda atau
orang-orang di sekitar mungkin selama ini menyebut usia kehamilan dengan
hitungan bulan. Sebagai contoh, hamil 6 bulan, hamil 3 bulan, atau hamil 9
bulan.
Padahal, usia kehamilan lebih tepat dinyatakan dalam hitungan minggu
dan hari. Sebab ini ada kaitannya dengan kapan hari pertama haid terakhir
(HPHT) Anda. Jadi, jangan lagi Anda menggunakan bulan dalam menerapkan
cara menghitung HPL.
Usia kehamilan umumnya berlangsung selama 38-40 minggu atau 280 hari
sampai waktunya melahirkan. Rentang waktu ini juga termasuk dua minggu
masa pembuahan setelah menstruasi terakhir meski Anda belum dinyatakan
positif hamil.
Cara menghitung HPL dengan benar adalah dengan rumus berikut ini:
Tanggal di hari pertama menstruasi terakhir + 7 hari – 3 bulan + 1
tahun.
Contoh cara menghitung HPL jika HPHT Anda adalah 11 April 2019 dan
ditambahkan 7 hari ke depan, berarti 18 April 2019. 18 April 2019
adalah minggu pertama kehamilan Anda.
Setelahnya kurangi 3 bulan dari bulan haid terakhir tersebut, yaitu 18 Januari
(April bulan ke-4 dikurang 3). Terakhir tambahkan satu tahun dari 2019.
Maka dari cara menghitung ini Anda akan mendapatkan HPL 18 Januari
2020.
Contoh lain cara menghitung HPL apabila HPHT Anda tanggal 8
November 2018. Kurangi 3 bulan sebelumnya, yaitu 8 Agustus 2018. Nah, 8
Agustus ditambah 7 hari 1 tahun adalah tanggal 15 Agustus 2019.

3
Cara menghitung HPL yang lebih praktis sebetulnya hanya dengan
mengingat hari pertama terakhir haid dan ditambahkan 266 hari. Namun, cara
menghitung HPL ini berlaku apabila siklus haid Anda normal setiap 28-30
hari sekali.

Cara menghitung HPL di dokter


Apabila lupa kapan tepatnya hari pertama haid terakhir, tidak perlu khawatir
cara menghitung HPL yang tepat seperti apa. Anda bisa konsultasi ke dokter
untuk menjalani USG (ultrasonografi) supaya tahu berapa usia kehamilan
Anda saat ini.
1. Pakai USG
Tidak semua wanita sempat melakukan USG  di awal kehamilan.
Banyak pula yang tidak menyadari bahwa mereka sedang hamil. Nah,
USG atau ultrasonografi dapat memberi tahu tanggal persalinan lebih
akurat dibanding cara menghitung HPL pakai rumus.
Namun, dokter biasanya menyarankan cari tahu HPL lewat USG hanya
jika siklus haid Anda normal. Dokter umumnya juga meragukan USG
sebagai cara untuk menghitung HPL apabila ibu hamil sudah berusia 35
tahun atau lebih.
Cara menghitung HPL dengan USG tidak dianjurkan apabila Anda
memiliki riwayat keguguran atau komplikasi kehamilan yang dalam
pemeriksaan fisik sebelumnya sudah dinyatakan bisa memengaruhi hari
perkiraan lahir bayi.
2. Menghitung detak jantung janin
Selain USG, ada juga cara menghitung HPL dengan
mengetahui detak jantung bayi pertama kali terdengar. Hal ini biasanya
muncul pada sekitar minggu ke-9 atau 10 (meski bisa bervariasi) dan
ketika ibu pertama kali merasakan gerakan janin.
Gerakan janin biasanya mulai terdeteksi antara usia kehamilan 18-22
minggu, tetapi bisa lebih awal atau lebih lambat. Dengan cara ini, dokter

4
bisa menentukan hari perkiraan lahir bayi Anda tanpa menghitung secara
manual.
3. Ketinggian fundus uteri
Cara menghitung HPL lainnya adalah melalui ketinggian fundus uteri.
Fundus wanita lokasinya berada dari tulang panggul sampai ke bagian atas
rahim Anda.
Tiap Anda periksa rutin kehamilan, dokter bisa menentukan hari
perkiraan lahir dari ketinggian fundus. Semakin tua usia kehamilan,
umumnya fundus akan semakin kecil jaraknya.

Bagaimana cara menghitung HPL untuk kehamilan IVF?


Beda cara hamil, beda pula cara menghitung HPL nya. Bahkan, tanggal
jatuh tempo kelahiran bayi IVF lebih akurat dari kehamilan lewat proses
pembuahan alami.
Lewat IVF, Anda dan dokter akan tahu pasti tanggal pembuahan sel telur
dan pemindahan embrio (sel telur yang berhasil dibuahi sperma) ke dalam
rahim.
Dari situ, hari persalinan dapat diperkirakan dengan menambahkan 266
(38 minggu) hari sejak tanggal pembuahan. Selain itu, proses pengambilan sel
telur sebelumnya juga sudah dijadwalkan sebelum wanita ovulasi. Maka, cara
menghitung HPL untuk kehamilan IVF adalah dengan cukup menambahkan
38 minggu (266 hari) setelah proses inseminasi sel telur. Hitungan 38 minggu
ini hanya untuk yang punya periode menstruasi tiap 28 hari sekali.
Cara lainnya untuk menghitung HPL dari kehamilan bayi tabung adalah
dihitung dari tanggal transfer embrio ke dalam rahim lalu ditambahkan 38
minggu.
Contoh menghitung HPL dengan cara ini yakni, jadwal transfer embrio yang
jatuh 8 Mei 2019, ditambahkan 38 minggu dari waktu itu, maka Anda akan
mendapatkan 29 Januari 2020.
Cara menghitung HPL kehamilan IVF sebetulnya tidak dihitung berdasarkan
waktu pembuahan tetapi berdasarkan tanggal transfer embrio.

5
Ini akan memberikan perkiraan tanggal bersalin yang lebih akurat. Perkiraan
dari hasil menghitung HPL ini juga dapat lebih lanjut dipastikan lewat
pengecekan dengan cara USG.

HPL suka berubah-ubah


Walaupun Anda sudah tahu kapan kira-kira buah hati Anda lahir, hasil
akhir dari cara menghitung HPL tidak bisa dijadikan patokan pasti.
Kenyataannya, hasil menghitung HPL yang dilakukan dengan cara manual
atau melalui pemeriksaan dokter, mungkin bisa lebih maju atau mundur dari
perkiraan tanggal HPL Anda saat ini.
Di dunia ini hanya 5 persen ibu hamil yang melahirkan tepat di hari
perkiraan lahirnya. Selebihnya melenceng dari jadwal.
Berikut adalah tiga penyebab umum tanggal persalinan berubah meskipun cara
menghitung HPL nya sudah benar sesuai rumus: Salah tanggal HPHT
Salah tanggal HPHT adalah penyebab paling umum kenapa perkiraan
tanggal melahirkan suka meleset. Salah menentukan HPHT maka akan salah
pula hasil cara menghitung HPL Anda.
Pembuahan umumnya terjadi dua minggu atau antara hari ke 11-21 setelah
hari pertama haid terakhir. Namun, sebenarnya tidak ada yang tahu pasti
kapan tepatnya pembuahan berlangsung, bahkan dokter sekali pun. Belum ada
teknologi medis yang dapat secara akurat memberi tahu waktu pembuahan
terjadi.
1. Perubahan ukuran leher rahim
Penyebab lain yang bisa merubah hasil dari cara menghitung HPL
manual atau lewat pemeriksaan dokter, yakni ukuran leher rahim yang
berubah.
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa wanita dengan leher
rahim pendek (kurang dari 2,5 cm) punya kecenderungan melahirkan lebih
awal. Penjelasan ini juga didukung hasil studi dari International Journal of
Obstetrics and Gynecology. Peneliti mengatakan bahwa 85 persen wanita
yang memiliki ukuran leher rahim pendek (sekitar 1 cm) melahirkan lebih

6
cepat daripada wanita yang ukuran leher rahimnya sekitar 2,5 cm.
Semakin tua usia kehamilan dan mendekati hari perkiraan lahir,
ukuran leher rahim Anda juga bisa makin memendek. Pemendekan
panjang leher rahim bertujuan agar kepala bayi lebih mudah turun dan siap
lahir. Jadi, meski cara menghitung HPL sudah benar, ukuran leher rahim
Anda berubah sehingga perkiraan tanggal lahir malah meleset.
2. Posisi bayi dalam kandungan berubah
Hasil dari cara menghitung HPL manual atau pemeriksaan doketr
juga bisa meleset karena posisi janin di dalam kandungan yang berubah.
Ternyata posisi janin menjadi salah satu faktor yang menentukan cepat
tidaknya persalinan Anda.
Bila kepala janin sudah berada di posisi seharusnya dan sesuai
dengan usia kandungan, tanggal persalinan kemungkinan akan tepat waktu
dengan hasil cara menghitung HPL yang Anda lakukan sebelumnya.
Sementara bila tidak, jadwal melahirkan Anda mungkin akan sedikit
terlambat dari tanggal perkiraan. Umumnya dokter akan menganjurkan
operasi caesar atau induksi apabila usia kandungan sudah lebih dari 40
minggu. 

2. Penentuan Usia Kehamilan


Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan.
Umur hamil dapat ditetuukan dengan:
1. Mempergunakan rumus Naegle.
Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir
(HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku
untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke
14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama
288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari
pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat
ditetapkan.

7
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh)
dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).
a. Contohnya, haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka
penghitungan perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan
Tahun 2000+1 = 2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari
2001.
b. Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada 27-
11-2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) adalah:
15-09-2005 = 2 minggu 1hari
31-10-2005 = 4 minggu 3 hari
27-11-2005 = 3 minggu 6 hari
Jumlah 9 minggu 10 hari
Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari
Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau 10
minggu genap.

Cara menghitungnya:
1 minggu terdiri atas 7 hari.
a. Tanggal 15-09-2005, berarti hari ke-15. Ini sama dengan 2 x 7 hari = 14
hari + 1 hari (2 minggu lebih 1 hari)
b. Bulan Oktober (bulan 10) terdiri atas 31 hari. Ini berarti 4 x 7 hari = 28
hari + 3 hari atau sama dengan 4 minggu lebih 3 hari
c. tanggal 27-11-2005 berarti hari ke-27 sama dengan 3 x 7 hari = 21 hari + 6
hari (3 minggu lebih 6 hari). Sementara HPL dihitung dengan rumus
Naegel = Hari + 7, Bulan ¬ 3 = 15 + 7, 9 ¬ 3 jadi HPL = 22-06-2005
Bila mempunyai kalender obstetrik maka usia kehamilan dan HPL dapat
dilihat di tabel kalender tersebut.

2. Gerakan pertama fetus.


Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada
umur hamil 16 minggu. maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.

8
3. Perkiraan tingginya fundus uteri.
a. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur
hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan
tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan
membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis
pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan
tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan
seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan
1/3 di atas simfisis = 12 minggu
½ simfisis-pusat = 16 minggu
2/3 di atas simfisis = 20 minggu
Setinggi pusat = 22 minggu
1/3 di atas pusat = 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu

Perbedaan Usia Kehamilan 8 bulan dengan 10 bulan


8 Bulan hamil
1. Perut lebih kecil
2. Epigastrium tegang
3. Pusat datar
4. Kepala teraba kecil
5. Kepala belum masuk PAP
10 bulan hamil
1. Perut besar
2. Epigastrium lembek, karena kepala janin masuk PAP
3. Pusat menonjol
4. Kepala besar.
5. Kepala telah masuk PAP

9
Ketidak akuratan metode ini :
1. Wanita bervariasi pada jarak simfisis pubis ke prosesus xifoid, lokasi
umbilikus diantara 2 titik (imajiner) ini.
2. Lebar jari pemeriksa bervariasi antara yang gemuk dan yang kurus.
Keuntungan :
1. Digunakan jika tidak ada Caliper atau pita pengukur.
2. Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara perkiraan
umur kehamilan dengan tanggal dan dengan temuan hasil pemeriksaan dan
untuk mengindikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan
ketidak sesuaian dan sebab kelainan tersebut.

b. Metode ini menggunakan alat ukur Caliper.


Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas
simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung
diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca
pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper
bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan
setelah sekitar 22-24 minggu .
Keuntungan :
Lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur
TFU setelah 22-24 minggu kehamilan (dibuktikan oleh studi yang
dilakukan Engstrom, Mc.Farlin dan Sitller)
Kerugian :
Jarang digunakan karena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis
dibawa, lebih susah dibaca, lebih susah digunakan dibandingkan pita
pengukur

c. Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat


kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik
nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita

10
pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak.
Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya
diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24
minggu kehamilan.
Keuntungan :
Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah
digunakan dan Cukup akurat
Kerugian :
Kurang akurat dibandingkan caliper

d. Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda.


Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di
garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita
pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran
dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga
pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya
dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari
pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi
dihitung secara matematika sebagai berikut ;
a.Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,
tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total
centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
b. Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,
tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total
centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
Keuntungan :
Cukup akurat

Kerugian :
Rumit, tidak praktis

11
4.Ultrasonografi
a.Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat
pada awal kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin biasanya
terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.
b. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan
dapat dengan mengunakan ukuran tubuh fetus—sehingga dapat
memperkirakan kapan tanggal persalinan.

Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:


1. Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational Sac)
untuk kehamilan 6-12 minggu.
2. Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump Length)
untuk umur kehamilan 7-14 minggu.
3. Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan lebih dari
12 minggu.

C. Pengukuran TBJ
Pengertian Berat badan janin
Mempunyai arti yang sangat penting dalam pemberian asuhan kebidanan dan
keperawatan, khususnya asuhan persalinan. Apabila mengetahui berat janin yang
akan dilahirkan, maka bidan dapat menentukan saat rujukan, sehingga tidak
terjadi keterlambatan penanganan (Cunningham 2005). Selain itu, dengan
mengetahui TBJ, penolong persalinan dapat memutuskan rencana persalinan
pervaginam secara spontan atau tidak (Masjoer 2001).

Macam-Macam Cara Menentukan TBJ


Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat badan bayi
diantaranya palpasi uterus, pemeriksaan ultrasonografi, pengukuran diameter
biparietal, pengukuran tinggi fundus uteri dan lingkar perut. Penggunaan USG
telah umum dijumpai pada rumah sakit yang telah memiliki fasilitas dan sarana
pelayanan kesehatan yang cukup moderen terutama di kota besar (Pilliterry 2002).

12
Penaksiran berat badan janin dalam suatu penelitian masih dipandang perlu oleh
banyak ahli kebidanan, meskipun demikian belum ada suatu metode yang berhasil
membuat taksiran berat badan janin yang tepat. Dibeberapa rumah sakit, masih
dilakukan taksiran berat badan j anin intra uterin dengan pengukuran tinggi
fundus uteri. Ketepatan taksiran berat badan janin baik melalui pengukuran tinggi
fundus uteri ataupun cara lain akan mempengaruhi penatalaksanaan persalinan
(Subagio 2000).

Cara Menghitung Taksiran Berat Janin


Taksiran berat janin dianggap penting pada masa kehamilan karena
pertumbuhan janin intrauterine berlangsung tidak konstan, yaitu berlangsung
cepat pada awal masa kemudian melambat seiring bertambahnya usia kehamilan
dan berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya komplikasi selama
persalinan pada ibu dan bayi seperti berat lahir rendah atau berat lahir berlebih.
Ibu yang sehat akan melahirkan bayi sehat. Salah satu factor yang mempengaruhi
terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu. Pada penelitian ini status gizi ibu
dinilai dari ukuran lingkar lengan atas (LLA) ibu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan akurasi taksiran berat


janin dengan rumus Lohnson dibandingkan dengan berat lahir actual pada ibu
hamil gizi baik dan ibu hamil gizi buruk berdasarkan lingkar lengan atas.Metode
penelitian yang digunakan adalah studi non eksperimental dengan pendekatan
cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 ibu
hamil inpartu di klinik bersalin di Yogyakarta yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi. Analisis statistik yang dipakai adalah analisis chi square.Dari hasil
analisis data, didapatkan hasil pada status gizi p=0.603 (p0.05); OR=1,6
(OR1).Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan akurasi
antara ibu hamil gizi baik dan ibu hamil gizi buruk.

1. Tinggi Fudus Uteri


Tinggi fundus adalah jarak antara tepi atas simfisis pubis dan puncak
fundus uteri. Pemeriksaan fundus dilaksanankan saat uteri sedang tidak

13
dalam keadaan kontraksi, bisa dengan cara manual atau menggunakan pita
lila.
Pemeriksaan fudus uteri bertujuan untuk menentukan usia kehamilan,
menentukan taksiran berat janin serta menilai adanya hambatan
pertumbuhan janin.
a. Rumus Lohnson
1) Jika kepala belum masuk PAP maka rumusnya:
Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 12 ) x 155 gram
2) Jika kepala sudah masuk PAP maka rumusnya:
Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 11 ) x 155 gram.  
b. HODGE
Rumus : tinggi fundus ( cm ) – N x 155
 HODGE I : N = 13 bila kepala belum melewati PAP
 HODGE II : N = 12 bila kepala berada diatas spina isciadika
 HODGE III : N = 11 bila kepala berada dibawah spina isciadika
Contohnya:
Diketahui TFU 26cm
TBJ = (TFU-13) x 155
= (26-13) x 155
= 2015 gram
Sedangkan TBJ menurut TFU normal UK 7 bulan adaah
TBJ = (TFU-13) x 155
= (30-13) x 155
= 2636 gram
Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas
keakuratannya akan meleset , karena faktor sebagai berikut :
a. Ketebalan dinding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam
menentukan lokasi fundus uteri.
b. Rumus ini tidak dikhususkan untuk wanita Indonesia, pola makan yg
berbeda akan menentukan besarnya janin.

14
D. Pemeriksaan Leopold
Satu jenis pemeriksaan menggunakan sensasi taktil untuk menemukan ciri-
ciri satu organ (Lukmanto dkk.,2006).Palpasi juga disebut periksa raba. Periksa
raba abdomen pada wanita hamil dilakukan mulai pada umur kehamilan 36
minggu untuk kehamilan normal, dan umur kehamilan 28 minggu bila pada
pemeriksaan Mc Donald ditemukan tingi fundus uteri lebih tinggi dari seharusnya.
Tujuan teknik pemeriksaan palpasi ini adalah menentukan umur kehamilan dan
mengetahui presentasi janin.
Teknik pelakasanaan palpasi menurut Leopold ada 4 tahap:
1. Leopold I
Tujuan pemeriksaan :
a. Untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tingginya fundus uteri.
b. Menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri.
Cara pemeriksaa:
Sebelum diperiksa, ibu hamil dipersiapkan antara lain diberitahu maksud dan
tujuan pemeriksaan. Pakaian dalam yang mengahalangi pemeriksaan dibuka,
pakaian luar dilonggarkan, dan bila ketat diganti dengan pakaian longgar untuk
memudahkan pemeriksaan. Ibu hamil diperiksa dalam keadaan tidur telentang,
kedua lutut agak ditekuk. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu dan menghadap
ke wajah ibu.
Suhu tangan pemeriksa disesuaikan dengan suhu ibu supaya uterus tidak
berkontraksi saat dilakukan palpasi dengan jalan: Bila cuaca dingin pemeriksa
mencuci tangan dengan air hangat, atau setelah mencuci tangan kedua telapak
tangan digosok-gosokkan sampai terasa hangat.
Mulai pemeriksaan dengan mendorong fundus uteri kebagian tengah
menggunakan tangan kiri, kemudian ditahan dengan tangan kanan, dengan
menggunakan jari-jari tangan kiri , tinggi fundus uteri diukur dari prosesus
xifoideus sampai pusat. Akan diperoleh tinggi fundus uteri beberapa jari berada
di bawah proseus xifoideus. Bila fundus uteri mendekati pusat, tangan kiri
pemeriksa menahan fundus uteri,tangan kanam mengukur tinggi fundus uteri
mulai dari pusat. Berdasarkan hasil pengukuran dari pemeriksaan palpasi

15
diperkirkan umur kehamilan disesuaikan pula dengan hasil anamnesis hari
pertama haid terakhir.
Setelah tinggi fundus uteri diukur, dilanjutkan meraba bagian-bagian janin
yang berada pada fundus uteri menggunakan tangan kanan dan tangan kiri secara
bergantian. Bila meraba dengan tangan kanan, tangan kiri menahan demikian
sebaliknya. Bila teraba bagian yang bulat, keras, dan bila ditekan terasa lentingan,
merupakan pertanda dari kepala janin. Bila kepala janin berada pada fundus uteri,
janin adalah presentasi bokong.

Perkembangan tinggi fundus uteri


Bila teraba bagian besar bulat lunak dan bila ditekan tidak terasalentingan,
merupakan pertanda dari bokong janin. Bila bokong janin berada pada fundus
uteri berarti janin presentasi kepala. Bila teraba bagian yang datar melebar adalah
pertanda dari punggung janin. Bila punggung berada pada fundus uteri, berarti
pasisi janin melintang. Bila teraba bagian yang benjol-benjol kecil-kecil
merupakan pertandadari bagian –bagian kecil janin, seperti tangan dan kaki. Bila
bagian-bagian kecil janin berada pada fundus uteri berari janin juga posisinya
melintang.
Bila pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold I kita menemukan dua
bagin besar janin, di fundus uteri itu merupakan pertanda dari kehamilan
ganda/kembar. Misalnya, dua bagian yang bulat dan keras, atau satu bagian yang
bulat dan keras, dan satu bagian yang besar dan lunak, dan biasanya disertai

16
dengan tinggi fundus uteri lebih tinggi dari umur kehamilan apabila
diperhitungkan berdasarkan hari pertama haid terakhir
2. Leopold II
Tujuan pemeriksaan:
Untuk mengetahui bagian-bagian jann yang berada pada bagian samping
kanan dan samping kiri uterus
Cara pemeriksaan:
Setelah meraba bagian-bagian janin pada fundus uteri padapemeriksaan
Leopold I, tangan kiri dipindahkan ke bagian kanan uterus ibu, dan tangan
kanan dipindahkan ke bagian kiri uterus ibu. Tangan kanan meraba bagian
janin yang ada di bagian samping kiri uterus, dan tangan kiri menahan uterus
pada bagian samping kanaan. Selanjutnya, tangan kiri meraba bagian janin
yang berada dibagian samping kiri uterus ibu. Bila yang dirasakan bagian
yang datar dan melebar adalah pertanda dari punggung janin, dan bila
dirasakan di bagian samping kiri uterus berarti posisi janin punggung kiri ,
sedangkan apabila dirasakan sebelah kanan berarti posisi janin punggung
kanan. Sebaliknya, bila ditemukan di samping kiri uterus bagian yang keras
dan bulat, mudah digerakkan dan ada lentingan, sebagai pertanda kepala
janin, dan di sebelah kanan ditemukan bagian yang besar, lunak dan sulit
digerakkan, sebagai pertanda bokong janin, berarti posisi janin melintang
dengan kepala di kiri. Demikian sebaliknya
3. Leopold III
Tujuan pemeriksaan:
a. Untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah
uterus.
b. Untuk mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian
bawah uterus sudah atau belum masuk ke pintu atas panggul ibu.
Cara pemeriksaan:
Setelah meraba bagian samping kanan dan samping kiri uterus, tangan kiri
dipindahkan ke fundus uteri, tangan kanan ke bagian bawah uterus. Tangan kiri
menahan fundus uteri, tangan kanan meraba dan menggoyangkan bagian janin

17
yang berada di bagian bawah uterus. Apabila teraba keras dan bila digoyangkan
ada lentingan pertanda kepala janin, apabila teraba lunak, dan bila digoyangkan
tidak ada lentingan pertanda bokong janin. Pada saat bagian terendah janin
digoyangkan, apabila masih bisa digoyangkan berarti bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul ibu.
4. Leopold IV
Tujuan pemeriksan:
a. Untuk memastikan apakah bagian terendah janin benar-benar sudah masuk
ke pintu atas panggul atau belum.
b. Untuk menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah masuk ke
pintu atas panggul ibu.
Cara pemeriksaan:
Pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold IV dilaksanakan apabila pada
pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold III didapatkan bagian terendah janin
sudah masuk ke pintu atas panggul ibu.
Setelah melakukan pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold III, pemeriksa
mengubah posisi menghadap ke bagian kaki ibu. Ibu diminta untuk meluruskan
kakinyaatau tidak menekuk lutut. Tangan kiri pemeriksa dipindahkan ke sebelah
lateral kiri uterus ibu, dan tangan dipindahkan ke sebelah lateral kanan uterus ibu,
ujung jari tangan kanan dan kiri berada pada tepi atas tulang simfisis pubis.
Pertemukan kedua ibu jari dan ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri bisa
bertemu satu sama lain disebut konvergen, berarti bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul ibu. Apabila ibu jari dan ujung-ujung jari tangan kanan
dan kiri sejajar, berarti sebagian kecil bagian terendah janin sudah masuk ke pintu
atas panggul ibu. Sedangkan apabila kedua ibu jari dan ujung-ujung jari tangan
kanan dan tangan kiri tidak bisa tidak bisa dipertemukan disebut divergen, berarti
sebagian besar bagian terendah janin sudah masuk ke pintu rongga panggul ibu.

ASPEK KETERAMPILAN
Pemeriksaan palpasi teknik Leopold dilaksanakan setelah melaksanakan
pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald, pada umur kehamilan

18
36 minggu, atau pada umur kehamilan 28 minggu apabila hasil pemerikasaan
tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald hasilnya lebih tinggi dari umur
kehamilan berdasarkan data hari pertama haid terakhir (HPHT).

Pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold


1. Menyiapkan alat. Persiapan alat dilaksanakan bersamaan dengan
pemeriksaan inspeksi.
2. Menyiapkan ibu:
a. Member tahu tujuan pemeriksaan dan proses pemeriksaan yang
akan menimbulkan perasaan geli atau tidak enak, tetapi tidak
membahayakan ibu dan janin.
b. Memposisikan ibu tidur telentang, memakai satu bantal di kepala
dan lutut agak ditekuk.
3. Melakukan langkah pemeriksaan:
a. Melakukan palpasi dengan teknik Leopold I
1) Pemeriksaan berdiri di sebelah kanan ibu menghadap ke bagian
wajah ibu.
2) Tangan kiri dan tangan kanan menentukan batas fundus uteri, dan
dengan sedikit mendorong fundus uteri ke tengah-tengah. Bila
fundus uteri berada di samping akan di dorong ke tengah dengan

19
tangan kiri, bila fundus uteri berada di samping kiri di dorong
dengan tangan kanan.
3) Tangan kanan menahan fundus uteri, tangan kiri mengukur tinggi
fundus uteri mulai dari atas fundus sampai xifoideus,
menggunakan jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari
kelingking. Atau tangan kiri menahan fundus uteri, tangan kanan
mengukur tinggi fundus uteri dari batas fundus sampai pusat
4) Meletakkan jari-jari tangan kanan dan tangan kiri pada fundus uteri
untuk merasakan bagian-bagian janin yang berada pada fundus
uteri, dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser tangan
secara bergantian, bila perlu sedikit menggoyangkan untuk mencari
apakah ada lentingandari bagian janin yang di raba.
5) Menganalisi hasil pemeriksaan. Bila dirasakan satu bagian besar ,
bulat, keras, ada lentingan merupakan pertanda kepala janin berada
di fundus uteri, dan janin tunggal. Bila dirasakan satu bagian besar
bulat,lunak, dan tidak ada lentingan merupakan pertanda bokong
janin berada pada fundus uteri dan janin tunggal. Bila dirasakan
bagian yang datar, melebar, merupakan pertanda punggung
janinberada pada fundus uteri , atau meraba bagian kecil-kecil yang
lunak sebagai pertanda janin letak melintang. Apabila dirasakan
pada fundus uteri ada dua atau lebih bagian besar, atau satu bagian
besar dan satu bagian yang mendatar, merupakan pertanda
kehamilan jannin ganda atau lebih dari satu.
b. Melakukan palpasi dengan Leopold II
1) Menggese ujung jari tangan kiri yang dirapatkan sehingga terletak
pada dinding perut ibu di bagian samping kanan, dan ujung jari ibu
di bagian samping kiri, sehingga posisi tangan kiri dan kanan
sejajar pada ketinggian yang sama.
2) Tangan kiri mendorong dinding perut kanan ibu dengan lembut,
jari tangan kanan yang dirapatkan meraba dinding perut ibu di
bagian janin yang terlerak pada bagian samping kiri uterus ibu.

20
3) Menganalisis hasil pemeriksaan. Bila dirasakan bagian yang rata,
memanjang, dan ada tahanan merupakan pertanda punggung janin.
Bila dirasakan bagian kecil lembut dan tidak ada tahanan
merupakan pertanda bagian-bagian kecil janin. Bila dirasakan
bagian yang bulat, keras dan melenting merupakan pertanda kepala
janin, atau bila dirasakan bagian bulat lunak tidakmelenting
merupakam pertanda bokong janin, ini berarti janin letak lintang.
Bila di bagian samping kanan, samping kiri uterus, dan di bagian
fundus dirasakan masing-masing satu bagian besar
janin,merupakan pertanda kehamilan janin ganda dengan posisi
melintang dan membujur.
c. Melakukan palpasi dengan teknik Leopold III
1) Menggeser tangan kiri ke bagian fundus uteri, kemudian
memfiksasi fundus uteri, tangan kanan digeser ke bagian bawah
uterus, ibu jari dan jari-jari lainnya meraba bagian janin yang
berada di uteris bagian bawah dan menggoyangkan.
2) Menganalisis hasil pemeriksaan. Bila dirasakan bagian yang keras
dan ada lentingan meruppakan pertanda kepala janin. Bila
dirasakan bagian lunak tidak adaa lentingan pertanda bokong janin.
Bila dirasakan mendatar dan di bawah kosong berarti pada bagian
bawah uteruspunggung atau bagian kecil janin. Bilabagian janin
yang berada pada bawah uterus bisa digoyangkan, merupakan
pertanda belum masuk pintu atas panggul, sedagkan bila bagian
janin yang berada pada bagianbawah uterus tidak bisa digoyangkan
merupakan pertanda bahwa sudah masuk ke pintu atas panggul.
Bila bagian janin yang berada pada bagian bawah uterus susah
digoyangkan, tapi masih bisa digoyangkan merupakan pertanda
bahwa bagian janin yang berada pada bagianbawah sudah mepet
dengan tepi atas tulang simfisis pubis.
d. Melakukan palpasi dengan teknik Leopold IV
1) Meminta ibu meluruskan kaki nya (lutut tidak di tekuk)

21
2) Pemeriksa menghadap ke bagian kaki ibu dengan sebelumnya
member tahu kepada ibu
3) Meletakkan tangan kiri di bagian samping kanan uterus ibu. Ujung-
ujung. Mempertemukan ibu jari kiri dan kanan, kemudian
merapatkan ujung-ujung jari tangan kiri dan tangan kanan, dan
dipertemukan.
4) Mengamati pertemuan ujung-ujung jari kedua tangan, bila ujung-
ujung jari kedua tangan bisa saling dipertemukan disebut
konvergen, merupakan pertanda bahwa bagian janin yang berada di
bawah uterus belum masuk pintu atas panggul; bila ujung-ujung
jari kedua tangan tidak dapat saling dipertemukan disebut
divergen, merupakan pertanda bahwa bagian janin yang berada di
bawah uterus sudahmasuk pintu atas panggul.
e. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu
Setelah melakukan pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold,
dilanjutkan dengan pemeriksaan auskultasi untuk mendengar denyut
jantung janin.
ASPEK SIKAP
Sikap pemeriksa dalam melaksanakan palpasi dengan teknik Leopold:
1. Berhati-hati. Dalam melaksanakan pemeriksaan palpasi pada kehamilan
harus betul-betul berhati-hati, lakukanlah sentuhan sehalus mungkin,
hindarkan melakukan goyangan yang terlalu keras pada bagian-bagian
janin, supaya tidak sampai mengganggu kesejahteraan janin yang ada di
dalam kandungan. Usahakan melakukan pemeriksaan palpasi pada saaat
uterus ibu tidak dalam keadaan berkontraksi sebab apabila uterus sedang
berkontraksi dinding rahim akan tegang, sehingga sulit meraba bagian-
bagian tubuh janin. Disamping itu, si ibu akan merasa kesakitan.lakukan
pemeriksaan palpasi pada saat letak janin sudah menetap pada kehamilan
normal, yaitu mulai umur kehamilan 36 minggu. Kecuali apabila dari hasil
pemeriksaan fundus uteri dengan teknik Mc Donald ditemukan ukurannya
lebih tinggi dari umur kehamilan bila diperhitungkan berdasrkan hari

22
pertama haid terakhir si ibu. Dalam kondisi seperti ini kita bisa melakukan
pemeriksaan palpasi pada umur kehamilan 28 minggu ke atas.
Pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada umur kehamilan sebelum 36
minggu pada kehamilan normal di pandang sia-sia sebab letak janin
kemungkinan masih bisa berubah, bahkan dengan melakukan palpasi kita
akan menganggu kesejahteraan janin yang ada di dalam kandungan, oleh
karena saat melakukan palpasi kemungkinan kita memberi sentuhan yang
kasar secara tidak disadari, dan melakukan goyangan terhadap bagian-
bagian janin tubuh janin.
2. Cermat. Cermat dalam meraba bagian-bagian tubuh janin, supaya betul-
betul bisa dihayati tanda-tanda, bagian tubuh janin yang diraskan. Ulangi
meraba apabila ada keragu-raguan, bahkan kalau perlu lakukan kolaborasi
dengan sejawat apabila ad ketidakjelasan hasil yang ditemukan.
3. Tanggap. Selama melakukan pemeriksaan palpasi pemeriksaan harus
tanggap terhadap reaksi ibu hamil yang sedang diperiksa. Amati reaksi ibu
apakah perabaan tangan kita menimbulkan rasa sakit,geli, dan lain
sebagainya. Kalau demikian rabaan tangan perlu lebih diperhalus.
Mungkin juga ibu yang pertama kali hamil merasa malu perutnya di lihat.
Semua reaksi ini hendaknya diamati dengan penuh rasa tanggap dalam arti
pemeriksaan hendaknya jangan dipaksakan, tetapi kondisi ibu yang
menjadi perhatian utama.
4. Melindungi dan menjaga privasi. Pemeriksaan melakukan pemeriksaan
palpasi perlu melindungi ibu dari perasaan malu, dengan menyiapkan
tempat pemeriksaan yang terlindungi dari pandangan orang lain selain
pemeriksa. Menutupi bagian tubuh ibu yang tidak diperiksa menggunakan
pakaiannya atau selimut yang disediakan pemeriksaan, dengan membuka
pakaian dalam yang menghalangi saat melakukan pemeriksaan, misalnya
celana dalam dan kutang/bra. Pakaian luar yang ketat diganti dengan yang
longgar. Dengan demikian, pemeriksa hendaknya perlu menyiapkan baju
atasan yang modelnya longgar dan kain panjang atau sarung ibu.

23
E. Pemeriksaan Osborn
Tujuan Osborn ini adalah untuk mengetahui adanya Cephalopelvic
disproportion/ disporsisi kepala panggul pada ibu hamil. Prosedur
pemeriksaan test Osborn adalah sebagai berikut :
(1) Dilakukan pada umur kehamilan 36 minggu
(2) Tangan kiri mendorong janin masuk/ ke arah PAP.
Apabila kepala mudah masuk tanpa halangan, maka hasil test Osborn
adalah negatif (-). Apabila kepala tidak bisa masuk dan teraba tonjolan di ukur
dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah tangan. Apabila lebar tonjolan lebih dari
dua jari, maka hasil test Osborn adalah positif (+). Apabila lebar tonjolan
kurang dari 2 jari, maka hasil test Osborn adalah ragu-ragu (±). Dengan
pertambahan usia kehamilan, ukuran kepala diharapkan bisa menyesuaikan
dengan ukuran panggul (Mooulase).
Cara lain apabila kepala tidak bisa masuk dan teraba tonjolan di atas
simfisis, maka jari tengah di letakkan tepat di atas simfisis. Apabila telunjuk
lebih rendah dari jari tengah, maka hasil test Osborn adalah negative (-).
Apabila jari telunjuk dan jari tengah sejajar, maka hasil test Osborn adalah
ragu-ragu (±). Apabila jari telunjuk lebih tinggi dari jari tengah, maka hasil
test Osborn adalah positif (+).

F. Auskultasi
Jumlah denyut jantung janin normal antara 120 sampai 140 denyut per
menit. Bila bunyi jantung kurang dari 120 per menit atau lebih dari 160 per
menit atau tidak teratur, maka janin dalam keadaan asfiksia (kekurangan
oksigen). Cara menghitung bunyi jantung ialah dengan mendengarkan 3 kali 5
detik. Kemudian jumlah bunyi jantung dikalikan empat, misalnya 5 detik
pertama, 5 detik ketiga, dan 5 detik kelima dalam satu menit adalah :
1. (11-12-11) kesimpulannya teratur, frekuensi 136 permenit, DJJ normal.
2. (10-14-9) kesimpulannya tak teratur, frekuensi 132 permenit, janin dalam
keadaan asfiksia.

24
3. (8-7-8) kesimpulannya teratur, frekuensi 92 permenit, janin dalam keadaan
asfiksia.

Jadi, kesimpulannya interval DJJ antara 5 detik pertama, ketiga, dan


kelima dalam 1 menit (Manuaba, 2010: 116).
Posisi umbilikus berada dipertengahan angka 3 dan 4. Posisi 1 dan 2
mula–mula dengarkan di pertengahan kuadran bawah abdomen. Posisi 3 jika
DJJ tidak ditemukan, dengarkan di pertengahan garis imajiner yang ditarik
dari umbilikus sampai pertengahan puncak rambut pubis. 4 jika tidak
ditemukan, dengarkan langsung di atas umbilikus. 5 dan 6 jika belum
ditemukan, dengarkan di pertengahan kuadran atas abdomen. 7 dan 8 jika
belum ditemukan, dengarkan 4 inci dari umbilikus, mendekati panggul.

Gambar 2.18
Letak Punctum Maksimum
(Sumber: Wheeler, 2006).

G. Asuhan Keperawatan Ibu hamil


a. Ukuran panggul, 7 mekanisme persalinan, kepala bayi
Pemeriksaan panggul dilakukan pada ibu hamil primigravida yang
dicurigai memiliki ukuran panggul yang kurang dari normal seperti pada
ibu dengan tinggi badan <145 cm, atau pada inspeksi panggul ibu terlihat
kecil atau sangat kurus. Jika didukung oleh pemeriksaan panggul dalam
kita dapat memprediksikan apakah proses persalinan dapat dilakukan
pervaginam atau perabdominal.

25
a. Pintu Atas Panggul
Dari ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera(CV) adalah
ukuran yang terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur
secara indirect ialah dengan tergantung dari lebar dan inklinasi
sympisis.
Cara mengukur conjugata diagonalis (CD) :
1) Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavita
dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba
promotorium.
2) Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir sympisis
dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
3) Promotorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan
pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit. Pada panggul
dengan ukuran normal, promotorium tak tercapai, tapi
menandakan bahwa CV cukup besar.
4) Kalau CV lebih besar dari 10 cm, maka pintu atas panggul
diangap cukup luas (biasanya CV = 11 cm).
b. Pemeriksaan luar
Kalau kepala janin dengan ukuran terbesarnya sudah melewati
pintu atas panggul, maka hanya bagian kecil saja dari kepala yang
dapat diraba dari luar di atas sympisis.
Ukuran-ukuran luar tidak dapat dipergunakan untuk penilaian,
apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak, Walaupun
begitu ukuran-ukuran luar dapat memberi petunjuk pada kita akan
kemungkinan panggul sempit.Ukuran-ukuran luar yang terpenting
adalah :
1) Distantia Spinarum : jarak antara spina iliaca anterior superior kiri
dan kanan normal 23-26 cm.
2) Distantia Cristarum : jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan
dan kiri normal 26-29 cm.

26
3) Conjugata Externa (Baudeloque) : jarak antara pinggir atas
sympisis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V
normal 18-20 cm.
4) Ukuran lingkar panggul : dari pinggir atas sympisis ke
pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter
major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di
pihak yang lain normal 80-90 cm.
 Catatan :
Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul kecuali
ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur.
c. Pemeriksaan dalam
Untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul : dengan
pemeriksaan dalam dapat kita ukur CD, tapi kita juga dapat kesan
mengenai bentuk panggul. Yang harus diperiksa ialah :
1) Apakah promotorium teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD
nya.
2) Apakah tidak ada tumor (exostose) pada permukaan belakang
sympisis.
3) Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian.
4) Apakah sidewalls (dinding samping) lurus, convergent atau
divergent oleh karena ukuran yang luas pada inlet tidak perlu
diikuti oleh bidang sempit panggul dan pintu bawah panggul.
5) Apakah kedua spina ischiadica menonjol atau tidak. Sering
terdapat bahwa spina yang menonjol disertai dengan dinding
samping yang convergent.
6) Apakah os sacrum mempunyai inklinasi ke depan dan belakang.
Perhatikan pula lomkavitas dari sacrum. Dalam keadaan
pathologic sacrum mempunyai bentuk hampir lurus.
7) Apakah sudut arcus pubis cukup luas atau tidak.

27
b. Pemeriksaan Fisik ANC
a. Timbang Berat Badan
Bila kita berkunjung ke tenaga kesehatan baik itu dokter kebidanan
dan kandungan atau pun seorang bidan pada saat hamil maka yang
pertama kali dilakukan adalah dengan pemeriksaan berat badan ini
(timbang badan).Tujuan pemeriksaan kehamilan ini adalah untuk
mengetahui peningkatan berat badan ibu hamil dalam setiap
bulannya.Bila berat badannya naik secara normal dan tidak ada
peningkatan berat badan berlebihan maka itu salah satu indikasi
kehamilan sehat juga.
Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester ketiga menyatakan
ibu kurus memiliki kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg
per minggu mulai trimester kedua. Normalnya pertambahan berat
badan selama kehamilan yaitu 5-15 kg.
b. Ukur Lila (tentukan status gizi)
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan
beberapa pengukuran. Bidan / dokter saat pemeriksaan masa
kehamilan akan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA).Pengukuran LILA dilakukan pada wanita usia subur (15-45
tahun) dan ibu hamiluntuk memprediksi adanya kekurangan energi dan
protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama.
Pengukuran LILA dilakukan  dengan melingkarkan pita LILA
sepanjang 33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1
cm). Saat dilakukan pengukuran, ibuhamil pada posisi  berdiri dan
dilakukan pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan
kiri,  jika ibu hamil yang bersangkutan tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal,  pengukuran dilakukan pada lengan
kanan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena
adanya pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan

28
lemak. Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan
pada lengan kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan
menapis risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah
melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh
standar LILA sebagai berikut :
1) Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status
gizi ibuhamil kurang, misalnya kemungkinan mengalami KEK
(Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan berisiko lebih
tinggi melahirkan bayi BBLR.
2) Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status
gizi ibuhamil baik, dan  risiko melahirkan bayi BBLR lebih
rendah.
c. Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC,
diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan
normal (120 / 80 mmHg).Hal yang harus diwaspadai adalah apabila
selama kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang
tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia
atau eklamsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan dapat
menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan janin / bayinya.Hal yang
juga harus menjadi perhatian adalah tekanan darah rendah (hipotensi),
seringkali disertai dengan keluhan pusing dan kurang istirahat.
d. Ukur TFU
Secara sederhana, bidan atau dokter saat melaksanakan ANC pada
seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan
pemeriksaan abdominal/perut secara seksama.  Pemeriksaan dilakukan
dengan cara  melakukan palpasi (sentuhan tangan secara langsung di
perut ibu hamil) dan dilakukan pengukuran secara langsung  untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah.

29
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu.Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator kesejahteraan
ibu dan janin selama masa kehamilan.
e. Hitung DJJ
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter
akan melakukan suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin,
terutama saat trimester III atau menjelang waktu prediksi persalinan.
Selain itu, akan dilakukan pula  pemeriksaan denyut jantung janin
(DJJ)  sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan
perkembangan janin, khususnya denyut jantung janin dalam rahim.
Denyut jantung janin normal permenit adalah sebanyak 120-160 kali.
Pemeriksaan denyut jantung  janin harus dilakukan pada ibu hamil,
dan  denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16
minggu / 4 bulan. Alat yang sering digunakan dalam menentukan
posisi janin dan denyut jantung janin saat ini adalah USG (Ultra Sono
Grafi) dan Doppler USG ini aman untuk janin dan sang ibu.
f. Tentukan Presentasi Janin
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu.Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator kesejahteraan
ibu dan janin selama masa kehamilan.
g. Beri TT
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan
angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit
tetanus, maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:
1) Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus
neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang

30
terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang
disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.
2) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal (pada ibu hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia
kurang dari 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan
dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau
dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan
8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap.TT1 dapat diberikan
sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada
kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan.Jarak pemberian
(interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.
h. Pemeriksaan Laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan
kehamilan adalah pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau
tidak pada ibu hamil. Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak
trimester I, sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan dapat
segera diterapi dengan tepat.
Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti
darah tinggi/hipertensi dan kencing manis/diabetes melitus, maka
dapat dilakukan tes laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal,
kadar protein (albumin dan globulin), kadar gula darah dan urin
lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
ibu hamil saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan bertujuan untuk
mengatasi risiko penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika
waktu persalinan dapat berlangsung dengan aman dan sehat.

31
i. Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi)
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah)
pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan
bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan
oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin,
kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil,
pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya
kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat
persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin,
abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia
pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi.
Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila
prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai
penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat
suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu
cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia.
Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah
Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu
tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan.
TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi
elemental dan 0.25 mg asam folat.
j. Temu Wicara
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu
wicara, antara lain :
1) Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat.
2) Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan

32
3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan
4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
5) Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
6) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
7) Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang
rencanaproses kelahiran
8) Persiapan dan biaya persalinan

33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara menghitung HPL atau hari perkiraan lahir bisa diketahui dengan
mencari tahu dulu berapa usia kehamilan Anda sekarang. Masih banyak orang
yang sering salah paham cara menghitung HPL. Alasannya, karena Anda atau
orang-orang di sekitar mungkin selama ini menyebut usia kehamilan dengan
hitungan bulan. Sebagai contoh, hamil 6 bulan, hamil 3 bulan, atau hamil 9
bulan.
Pemeriksaan palpasi teknik Leopold dilaksanakan setelah melaksanakan
pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald, pada umur kehamilan
36 minggu, atau pada umur kehamilan 28 minggu apabila hasil pemerikasaan
tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald hasilnya lebih tinggi dari umur
kehamilan berdasarkan data hari pertama haid terakhir (HPHT).

B. Saran
Kami penyusun berharap makalah ini dapat menjadi pengetahuan yang
berguna bagi para pembaca dan dapat menjadi pelajaran dalam rangka mengetahui
dan mempelajari proses metabolism di dalam tubuh manusia.
Akhir kata, kami penyusun mengucapkan mohon maaf apabila terdapat
banyak kekurangan pada makalah ini yang kurang berkenan. Kami sebagai
mahasiswa yang masih membutuhkan kritik dan saran untuk memperbaiki
kekurangan pada makalah ini.

34
DAFTAR PUSTAKA

Adiutomo dan Samosir. (2011). Asuhan Keperawatan dan Promosi Kesehatan

Kehamilan Persalinan. Jakarta. EGC.

Alrasyid, K. (2010). Eat Right for Your Type Ensiklopedia Lengkap Golongan

Darah. Jakarta. Dukom 2011. Arif, N. (2014).

Asuhan Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta. Pramedia Yogyakarta.

Arikunto, S. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. EGC.

Arinah, P., dan Widyowati. (2012) Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

35

Anda mungkin juga menyukai