Anda di halaman 1dari 12

Pengertian, Prinsip, Langkah, Metode, dan Model

Pembelajaran Bersastra

TUGAS
“Mata Kuliah Pembelajaran Bersastra”

Dosen Pengampu: 1. .Dr. Mukh Doyin, M.Si.


2. Zuliyanti, S. Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Alfin Sukma ( 2101418079 )
2. Fatqurrahman Anugrah Utomo ( 2101418098 )
3. Farah Fadhila Rahmadhani ( 2101418104 )
4. Didit Aditya Prayoga ( 2101418105 )

UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019


KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia, taufik dan hidayah-NYA sehingga kami dapat menyeselaikan tugas mata kuliah
Sejarah Sastra Miodern dengan lancar.
Harapan kami semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Dalam penyusunan laporan ini, kami telah
berusaha sebaik baiknya. Meskipun demikian, kami menyadari bahwa dalam penulisan
karya tulis ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan karya tulis ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala urusan
kita.

Semarag, 17 Maret 2018


Tim Penyusun,
DATAR ISI

HALAMAN JUDUL I
KATA PENGANTAR II
DATAR ISI III

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian dan Prinsip Pembelajaran Apresiasi Puisi 3
B. Langkah-langkah Apresiasi Puisi 5
C. Metode Pembelajaran Apresiasi Puisi 8
D. Metode Pembelajaran Apresiasi Puisi 15

BAB III PENUTUP 18


A. Kesimpulan 18
B. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia kesusastraan selalu terkait dengan ihwal sejarah, teori, kritik, dan apresiasi.
Banyak permasalahan muncul terhadap pembelajaran sastra di sekolah, khususnya apresiasi
sastra. Pembelajaran sastra merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat
dilihat dalam kurikulum yang berlaku, yang memuat mata pelajaran bahasa Indonesia meliputi
materi kebahasaan dan sastra.
Pembelajaran sastra yang dilaksanakan di sekolah bertujuan menumbuhkan suatu
kemampuan untuk menghargai dan memahami sastra sebagai sesuatu yang bermakna dalam
kehidupan. Suryaman (2012: 37) mengemukakan bahwa pembelajaran sastra dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menikmati, menghayati dan memahami karya sastra. Namun, kegiatan bersastra juga belum
berkembang secara maksimal oleh karena kemampuan dan kebiasaan membaca dan menulis yang
masih rendah.
Salah satu jenis sastra yang diajarkan di sekolah adalah puisi. Puisi merupakan karya
sastra dengan bahasa yang dipadatkan dengan pemilihan kata-kata kias. Pembelajaran puisi di
sekolah merupakan hal yang penting karena untuk mengenalkan dan menumbuhkan kesenangan
anak didik terhadap sastra. Salah satu cara mengajarkan puisi sebagai salah satu jenis karya sastra
adalah dengan mengapresiasi.
Untuk merealisasikan perbaikan dalam pembelajaran, berbagai cara dapat dilakukan
guru untuk mengimplementasikan pembelajaran yang telah dirancang. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa adalah dengan mengembangkan kegiatan belajar
mengajar secara bervariasi. Cara yang ditempuh adalah dengan mengembangkan salah satu
model mengajar, menyusun uraian dan program pembelajaran sesuai dengan model yang dipilih,
kemudian menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Namun selama ini, pembelajaran
apresiasi puisi masih dilakukan secara monoton sehingga tidak dapat membangkitkan minat dan
keaktifan siswa dalam belajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Apa yang dimaksud pembelajaran apresiasi puisi itu?
2) Bagaimana penerapan pembelajaran apresiasi puisi?
3) Bagaimana tingkat keefektifan pembelajaran apresiasi puisi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan secara spesifik seperti berikut ini.
1) Mengetahui makna dan prinsip pembelajaran apresiasi puisi
2) Memahami model, metode, dan langkah-langkah dalam pembelajaran apresiasi puisi
3) Mampu menerapkan pembelajaran apresiasi puisi dengan baik dan benar
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip Pembelajaran Apresiasi Puisi


Sebelum memahami makna pembelajaran apresiasi puisi kita perlu memahami bahwa
puisi merupakan salah satu ranah pembelajaran bersastra. Pembelajaran sastra tidak terlepas
dari kegiatan pendidikan. Pembelajaran lebih menekankan pada usaha perpindahan atau
pengawasan pengetahuan, kecakapan dan pembinaan keterampilan kepada mahasiswa serta
dapat mengetahui lingkungan kebudayaan. Sedangkan pendidikan lebih menekankan usaha
pembentukan nilai-nilai hidup, sikap norma-norma, dan pribadi mahasiswa. Setiap perilaku
tersebut tidak terlepas dari usaha pembentukan pribadi individu. Pembelajaran sastra
bertujuan untuk membina apresiasi sastra, mahasiswa dapat lebih kreatif, yaitu membina agar
memiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati dan menghargai suatu karya sastra.
Seharusnya pengajaran apresiasi sastra yang disampaikan guru kepada siswa mampu
mengubah sikap siswa dari acuh tak acuh menjadi lebih bersimpati terhadap sastra. Karena
materi sastra yang disuguhkan tidak sekadar representation of life (Imitation of life)
melainkan interpretation of life (Endraswara, 2002: 7). Dengan demikian, karya sastra harus
dipahami sebagai fenomena yang tidak hanya sekedar memuaskan emosi melainkan
memercikkan ide-ide dan pikiran. Karya sastra sebagai salah satu kebutuhan manusia
menawarkan kisi-kisi kemanusian yang indah menuju kesempurnaan hidup.
Adapun tujuan pembelajaran sastra dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: dilihat secara
umum dan kurikulum yan-g digunakan di sekolah. Secara umum, tujuan pembelajaran sastra
adalah agar siswa: (a) memperoleh pengalaman bersastra, dan (b) memperoleh pengetahuan
sastra. Tujuan untuk memperoleh pengalaman bersastra dimaksudkan agar siswa memperoleh
pengalaman berapresiasi dan berekspresi sastra. Pengalaman tersebut dilakukan siswa dengan
membaca hasil karya sastra, mendengarkan pembacaan karya sastra, menonton pementasan
sastra. Jadi dalam hal ini siswa siswa mampu berekspresi sastra melalui pengekspresian karya
sastra. Kegiatan pengekspresian tersebut dapat dilakukan dengan cara: menulis (puisi, cerpen,
dialog), berdeklamasi, mementaskan drama, dan lain-lain. Selain itu juga bisa dilakukan
dengan menulis surat kepada penulis hasil karya sastra tersebut.
Setelah tujuan sastra tercapai maka harus ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan
pembelajaran apresiasi sastra yaitu (1) pembelajaran sastra berfungsi untuk meningkatkan
kepekaan rasa pada budaya bangsa, (2) pembelajaran sastra memberikan kepuasan batin dan
pengayaan daya estetis melalui bahasa, (3) pembelajaran apresiasi sastra bukan pelajaran
sejarah, aliran, dan teori sastra, dan (4) pembelajaran apresiasi sastra adalah pembelajaran
untuk memahami nilai kemanusiaan di dalam karya yang dapat dikaitkan dengan nilai
kemanusiaan di dalam dunia nyata.
Pembinaan apresiasi sastra dan pembelajaran sastra melalui usaha mendekatkan
kepada sastra yakni, menumbuhkan rasa peka, dan rasa cinta kepada sastra dan
menumbuhkan minat baca mahasiswa terhadap karya sastra. Dengan usaha ini diharapkan
pembelajaran sastra dapat membantu menumbuhkan aspek kejiwaan, sehingga terbentuk
suatu pertumbuhan pribadi yang utuh.
Pembelajaran apresiasi puisi sebagai bagian dari pembelajaran apresiasi sastra
mempunyai salah satu tujuan agar mahasiswa mampu memahami puisi yang dibacanya.
Untuk memahami dengan baik, diperlukan pembelajaran apresiasi puisi yang baik pula, yaitu
pembelajaran yang memperhatikan konsep dasar pengajaran apresiasi sastra.
Pembelajaran puisi, sungguh akan dapat memberi warna bagi perkembangan mental
mahasiswa ke arah yang lebih positif. Sebuah keniscayaan, kalau materi pembelajaran
Bahasa Indonesia (terutama pembelajaran sastra) tentulah memiliki perbedaan yang cukup
signifikan dengan materi pelajaran lain. Materi pembelajaran sastra (puisi) harus hadir
sebagai pembelajaran yang tidak saja sebagai ladang ilmu pengetahuan, namun lebih dari itu
harus hadir untuk dinikmati bersama-sama oleh dosen dan mahasiswa.
Pembelajaran puisi bukan sekadar pembelajaran yang diselaraskan dengan
kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan matematis yang diajukan
dosen. Pembelajaran puisi (juga), sebuah proses pematangan diri mahasiswa yang hasilnya
akan diperoleh dalam sebuah proses yang panjang. Proses ketika mahasiswa melakoni
kehidupannya yang akan banyak memiliki hubungan simetris dengan peristiwa-peristiwa
yang dihadirkan dalam (pembelajaran) puisi, bukan sekadar pembelajaran. Dosen harus
mampu menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan. Ini tentu saja sesuai dengan
yang diamanatkan oleh Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, seperti yang termaktub pada Pasal 40 ayat 2 yang menyatakan,
seorang pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, inovatif, kreatif, dinamis dan dialogis.
Pembelajaran puisi juga harus diselaraskan antara pembelajaran yang menghasilkan
kemampuan mahasiswa dalam menguasai konsep-konsep dasar puisi dengan kompetensi
komunikatif mahasiswa secara praktis tentang puisi. Kalau ditarik benang merah, porsi untuk
kemampuan praktis mahasiswa harus menjadi prioritas.
B. Langkah-langkah Apresiasi Puisi
Didalam melakukan pembelajaran apresiasi puisi perlu dipahamkan terkait langkah-
langkah yang harus ditempuh untuk mengapresiasi sebuah puisi. Berikut ini merupakan
langkah-langkah didalam apresiasi puisi diantaranya:
1. Membaca puisi secara berulang-ulang,
Yaitu dapat dikatakan dengan membaca memindai dimana kita pada saat mau
mengapresiasi kita perlu membaca secara berulang kali agar kita dapat mengetahui benar
benar apa isi puisi tersebut
2. Melakukan pemenggalan puisi.
Arti tanda jeda/pemenggalan kata kalimat puisi adalah agar memperjelas makna.
Pembahasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi adalah Ketepatan
ekspresi/mimikGerak anggota tubuh, Kejelasan artikulasi, yaitu ketepatan dalam
melafalkan kata-kata, Warna bunyi suara yang dimiliki, dan Panjang pendek, keras
lembut, tinggi rendahnya suara (irama).
3. Membuat parafrase.
Yang dimaksud parafrase adalah mengubah puisi menjadi bentuk sastra lain (prosa).
Hal itu berarti bahwa puisi yang tunduk pada aturan-aturan puisi diubah menjadi prosa
yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah isi puisi tersebut. Lebih mudahnya
parafrase puisi adalah memprosakan puisi.
4. Menentukan makna konotatif kata atau kalimat.
Menentukan makna konotatif juga menjadi salah satu langkah dalam mengapresiasi
puisi, seperti penjelasannya sendiri makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang
timbul dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual.
5. Menceritakan kembali isi puisi.
Menceritakan kembali isi puisi disini maksudnya adalah yaitu dengan cara
menghayati isi puisi tersebut sampai benar-benar tahu tentang isi puisi tersebut dan
selanjutnya kita tinggal menceritakan kembali sesuai apa yang telah kita cerna didalam
pikiran kita.

C. Metode Pembelajaran Apresiasi Puisi


Metode berhubungan dengan cara (bagaimana) membelajarkan sastra yang tepat. Cara
ini akan merujuk pada kiat-kiat yang efektif dan efisien dalam pengajaran. Oleh karena itu,
melalui metode yang tepat, tentu tidak akan memakan waktu dan menguras energi dalam
proses pengajaran. Metode pengajaran sastra yang kondusif dapat disebut juga metode yang
sinergis.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran puisi didasarkan pada pendekatan
komunikatif dan keterampilan proses yang dapat memberi peluang kepada siswa untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan penggunaan metode adalah agar guru dapat
menggiring siswa kepada aktivitas belajar secara aktif selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran apresiasi puisi dapat ditingkatkan dengan menerapkan berbagai metode
pembelajaran sastra. Salah satu di antaranya adalah metode hermeneutik. Metode ini efektif
diterapkan karena pembelajaran didesain melalui tahap pembacaan puisi secara mendalam
sampai pada tahap pemaknaan isi puisi. Melalui penerapan metode ini, siswa diharapkan
dapat memahami dan mengkaji puisi. Memahami merupakan suatu kegiatan. Kegiatan adalah
suatu perilaku yang dikerjakan secara sungguh-sungguh dan terencana untuk mencapai salah
satu tujuan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kegiatan apresiasi puisi adalah
perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan terencana sehingga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan (Hasjin dalam Baharuddin, 1999: 10).
Metode pembelajaran apresiasi puisi yang ke dua yaitu dengan menerapkan metode
parafrase. Aminudin (2010) mengungkapkan bahwa parafrase merupakan kegiatan mengubah
puisi menjadi bentuk prosa atau narasi tanpa mengurangi makna/inti puisi tersebut.
Aminuddin memberi batasan bahwa "parafrase adalah suatu langkah memahami kandungan
makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan apresiasi kembali gagasan yang disampaikan
pengarang dengan menggunakan kata-kata maupun kalimat yang digunakan pengarangnya".
Metode selanjutnya yaitu inkuiri. Usman (1993) menyatakan bahwa metode inkuiri
adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari
secara kritis, analisis, dan inkuiri adalah suatu argumentatif (ilmiah) dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan. Sementara Sudjana (1986) mengemukakan
bahwa inkuiri adalah metode mengajar yang meletakkan dan mengembangkan cara berpikir
ilmiah. Metode inkuiri memberikan perhatian dalam mendorong diri peserta didik
mengembangkan masalah.

D. Model Pembelajaran Apresiasi Puisi


Dalam proses pembelajaran apresiasi puisi maka tak terlepas dengan model
penyampaiannya. Ada banyak model yang diterapkan didalam proses pembelajaran apresiasi
puisi namun kita ambil dua untuk bahan pembandingnya. Dari sini terdapat dua contoh model
yaitu model jigsaw dan model pembelajaran stratta. Dari dua model tersebut memiliki tingkat
keefektifan yang berbeda dalam pembelajaran apresiasi puisi untuk membelajarkan peserta
didik sehingga dapat dengan mudah memahami aspek apresiasi puisi. Berikut penjelasan dari
kedua model tersebut:
1. Jigsaw
Di dalam pelaksanaan Jigsaw, lebih ditekankan pada teknik bertukar pikiran, gagasan,
maupun jawaban dari satu kelompok ke kelompok lain. Selain itu, penggunaan model
pembelajaran Jigsaw menjadi lebih berpengaruh terhadap kemampuan siswa dikarenakan
adanya pembentukan kelompok ahli. Dalam kelompok ahli tersebut setiap siswa dari masing-
masing kelompok yang memiliki kemampuan intelektual tinggi dibentuk dalam satu
kelompok yang disebut kelompok ahli. Tujuan dari expert group ini tidak lain sebagai
penentu dalam pengambilan jawaban dari persoalan dalam pembelajaran yang pada akhirnya
jawaban tersebut akan disalurkan kepada kelompoknya masing-masing.
2. Stratta
Model pembelajaran Stratta merupakan pola pengajaran berproses dengan
menerapkan tiga langkah pembelajaran, yaitu tahap penjelajahan, tahap interpretasi, serta
tahap re-kreasi. Peningkatan kemampuan apresiasi puisi menggunakan model Stratta diukur
menggunakan tes tulis dengan memparafrasakan puisi.
BAB 3
PENUTUP
A. Keimpulan

Karya sastra harus dipahami sebagai fenomena yang tidak hanya sekedar memuaskan
emosi melainkan memercikkan ide-ide dan pikiran. Karya sastra sebagai salah satu kebutuhan
manusia menawarkan kisi-kisi kemanusian yang indah menuju kesempurnaan hidup. Setelah
tujuan sastra tercapai maka harus ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran
apresiasi sastra yaitu (1) pembelajaran sastra berfungsi untuk meningkatkan kepekaan rasa
pada budaya bangsa, (2) pembelajaran sastra memberikan kepuasan batin dan pengayaan
daya estetis melalui bahasa, (3) pembelajaran apresiasi sastra bukan pelajaran sejarah, aliran,
dan teori sastra, dan (4) pembelajaran apresiasi sastra adalah pembelajaran untuk memahami
nilai kemanusiaan di dalam karya yang dapat dikaitkan dengan nilai kemanusiaan di dalam
dunia nyata. Pembelajaran apresiasi puisi sebagai bagian dari pembelajaran apresiasi sastra
mempunyai salah satu tujuan agar mahasiswa mampu memahami puisi yang dibacanya.
Untuk memahami dengan baik, diperlukan pembelajaran apresiasi puisi yang baik pula, yaitu
pembelajaran yang memperhatikan konsep dasar pengajaran apresiasi sastra.
Didalam melakukan pembelajaran apresiasi puisi perlu dipahamkan terkait langkah-
langkah yang harus ditempuh untuk mengapresiasi sebuah puisi seperti, Membaca puisi
secara berulang-ulang, Melakukan pemenggalan puisi, Membuat paraphrase, Menentukan
makna konotatif kata atau kalimat, Menceritakan kembali isi puisi.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran puisi didasarkan pada pendekatan
komunikatif dan keterampilan proses yang dapat memberi peluang kepada siswa untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang cocok yaitu dengan
menerapkan metode parafrase dan metode inkuiri. Sedangkan model yang efaektif dalam
pembelajaran apresiasi puisi adalah jigsaw dan strata.

B. Saran
Dari berbagai pemaparanyang disampaikanmasih butuh banyak lagi penilaian dan
penilitian terkait keefektian dalampembelajaran besastra. Selainitu, banyak sekali metode,
model, dan teknik yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran bersastra ini. Namun,
kekurangan referensi dan juga pengalaman membuat penulis hanya mampu memberikan
beberapa contoh. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan dalampengembangan keilmuan
terkait pembelajaran bersastra baik tingkat SD maupun SMA.
DAFTAR PUSTAKA

https://jaririndu.blogspot.com/2014/12/pembelajaran-apresiasi-puisi.html

Fitriah, Wasis. 2018. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dan Percaya Diri
Terhadap Kemampuan Apresiasi Puisi Siswa SDN Ngrayudan Kabupaten Ngawi.
Linguista, Vol.2, No.2, hal 113 – 117.

Rohmah, Akmala Liana. Peningkatan Kemampuan Apresiasi Puisi Menggunakan Model


Stratta Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 Smk Koperasi Yogyakarta. Peningkatan
Kemampuan Apresiasi Puisi, hal 417.

Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Miartria. 2012/03/apresiasi-sastra-2-cara-mengapresiasi. Mian's blog.

Anda mungkin juga menyukai