Anda di halaman 1dari 4

A.

Klasifikasi Dan Morfologi Genus Cymothoa

1. Klasifikasi Cymothoa berdasarkan Myer et al.(2014) :

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Ordo : Isopoda
Famili : Cymothoidae
Genus : Cymothoa
Spesies : Cymothoa oestrum
Cymothoa merupakan ektoparasit pada ikan laut dan ikan air tawar. Bentuk tubuh cirolanid
like. Dactyl pada pereopod lebih panjang dibandingkan dengan propi. Maxilliped menyusut
menjadi palp kecil pada article ke 2. Maxilla 1 dan 2 kuat dan membengkok. Chepalon
bergabung ke pereonite I, basal article tidak lebar. Lapisan coxal anterior tidak mencapai
batas masing-masing pereonite. Pleon lebih sempit dan bergabung ke pereon.
Pleonitememanjang dan melebar pada bagian posterior. Pleonites 1-5 dilengkapi dengan
medial elevation, pleonites 4-5 paling lebar dan 5 terpanjang. Pleotelson lebih lebar, dan pada
bagian posterior cekung. Uropod kecil dan panjang tapi tidak melebihi bagian
pleotelson(Brusca and Iverson, 1985).

Gambar . Cymothoa oestrum (Thatcher et al., 2003).


Cymothoa merupakan jenis yang berukuran besar, ukuran panjangnya dapat mencapai 6 - 8
cm. Jenis ini hidup pada beberapa jenis ikan, menempel dalam rongga mulut. Binatang ini
berpegang pada dinding (selaput lendir) dengan mengkaitkan kuku-kukunya.

2. Cymothoa exigua

Cymothoa exigua adalah crustacea parasit yang termasuk dalam famili Cymothoidae.

Parasit ini memasuki ikan melalui insang, dan kemudian menempel di lidah ikan. Parasit

betina menempel di lidah, sementara parasit jantan menempel di lengkungan insang di bawah

dan di belakang parasit betina. Cymothoa exigua betina memiliki panjang sekitar 8–29

milimeter (0.3–1.1 in) dan lebar sekitar 4–14 mm (0,16–0,55 in), sementara yang jantan

memiliki panjang sekitar 7.5–15 mm (0.3–0.6 in) dan lebar sekitar 3–7 mm (0,12–0,28 in).

Klasifikasi Cymothoa exigua menurut (Schiødte & Meinert, 1884) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Isopoda
Famili : Cymothoidae
Genus : Cymothoa
Spesies : Cymothoa exigua

Gambar . Cymothoa exigua Gambar . Cymothoa exigua

B. Dampak kerugian bagi ikan


Parasit ini menghisap darah melalui cakarnya di depan, sehingga lidah ikan mengalami

atrofi akibat kekurangan darah. Cymothoa exigua kemudian menggantikan lidah ikan dengan

menempelkan tubuhnya sendiri ke otot potongan lidah. Ikan yang menjadi inang kemudian

mampu menggunakan parasit tersebut seperti lidah biasa. Tampaknya parasit ini tidak

mengakibatkan kerusakan lain bagi ikan yang menjadi inangnya. Begitu C. exigua menjadi

lidah pengganti, beberapa parasit menghisap darah inangnya, sementara banyak parasit

lainnya yang memakan ingus inangnya. Parasit ini sejauh ini merupakan satu-satuna parasit

yang menjadi organ pengganti. Terdapat banyak spesies Cymothoa, namun hanya C. exigua

yang menggantikan lidah inangnya.

C. Siklus hidup

Tidak banyak yang diketahui mengenai siklus hidup C. exigua. Spesies ini

menunjukkan reproduksi seksual. Kemungkinan spesies yang masih muda pertama-tama

menempel di insang ikan dan menjadi jantan. Begitu dewasa, C. exigua menjadi betina, dan

perkawinan kemungkinan terjadi di insang. Jika tidak ada betina, dengan adanya sepasang

jantan, satu jantan dapat menjadi betina setelah panjangnya membesar menjadi 10 mm.

Spesies betina lalu memasuki mulut ikan dan menempel di lidahnya.

D. Cara penanggulangannya

Cara penanganannya yaitu melalui pengendalian kualitas air (Yuasa, 2003).

Daftar Pustaka

Brusca, R. C and E. W. Iverson. 1985. A Guide to Marine Isopoda Crustacea of


Pacific Costa Rica. Rev. Biol. Trop. 33 (1) : 6-7; 39-42; 44-50; 66-67.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey.


2014. http://animaldiversity.org. 01 Maret 2014. pp. 1.
Thatcher, V. E., J. L. Silva, G. F. Jost and J. M. Souza-Concelcao. 2003.
Comparative morphology of Cymothoa spp. (Isopoda, Cymothoidae) from Brazillian
fishes, with the description of Cynmothoa catarinensis sp. nov. And redescription of
C. Excisa and C. Oestrum (Linnaeus). Revista Brasileira de Zoologia 20 (3). pp. 546-
551.

Yuasa, K., N. Panigoro, M. Bahnan, E.B. Kholidin. 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan.
Balai Budidaya Air Tawar Jambi dan Japan International Cooperation Agency :
Jambi. 75 Hal.

Anda mungkin juga menyukai