Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MAKALAH “KUFUR DAN NIFAQ”

Disusun oleh :
1. Moh.Ikhwan Faozi (1903020016)
2. Adinda Mariam Namira (1903020023)
3. Putri Rizqi Nada Salsabila (1903020038)

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kufur” ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. Di dalam makalah ini, kami menguraikaan mengenai
pengertian kufur dan nifaq.
Ucapan terima kasih kami tujukan kepada segenap pihak yang telah membantu dalam
meyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi semua pihak pada umumnya, semoga Ridho Allah
menyertai kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Purwokerto, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1
D. Manfaat ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
A. Kufur ..................................................................................................................... 3
B. Nifaq...................................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat modern saat ini karena pengaruh arus globalisasi yang cepat
tidak dapat dipungkiri menyebabkan masyarakat yang cenderung pada matrealisme-
hedonistik. Masyarakat semakin mendewa-dewakan harta, kekayaan, kedudukan, serta
kemewahan tidak menghiraukan norma-norma agama yang ada, serta pula dipengaruhi
dari berbagai faktor baik itu faktor internal maupun eksternal yang menyebabkan
manusia sering kehilangan pedoman dalam hidup.
Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamiin mempunyai dua dimensi yaitu
dimensi aqidah atau keyakinan dan amaliyah atau sesuatu yang diamalkan. Amal
perbuatan tersebut merupakan implementasi dan perpanjangan dari sebuah aqidah yang
tertanam dalam hati. Islam sebagai agama yang bersumber dari Al Qur’an yamg di
dalamnya terdapat wahyu-wahyu Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW yang berintisarikan keimanan dan amal perbuatan.
Keimanan dalam agama Islam merupakan pondasi atau dasar yang di atasnya
berdiri syariat-syariat agama Islam. Keimanan muslim seorang manusia biasa tidaklah
seperti keimanan para nabi dan rasul atau bahkan malaikat yang terus dijaga oleh Allah
maka dari itu kita harus terus menerus memupuk keimanan dalam hati kita agar semakin
kokoh dan kuat serta kita tidak terseret kepada kufur. Kekufuran apabila tertanam dalam
jiwa manusia akan menyebabkan perbuatan yang menyimpang yaitu syirik dan nifaq.
Kufur, syirik dan nifaq termasuk 3 hal yang dapat membatalkan keimanan seseorang atau
setidaknya mengurangi kesempurnaan keimanan seseorang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kufur dan nifaq?
2. Bagaimana pembagian kufur dan nifaq?
3. Apa saja bahaya kufur dan nifaq?
4. Bagaimana cara mengobati diri dari nifaq?

C. Tujuan
1. Tujuan khusus
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
2. Tujuan umum
a. Untuk mengetahui pengertian kufur dan nifaq
b. Untuk mengetahui jenis-jenis kufur dan nifaq
c. Untuk mengetahui bahaya kufur dan nifaq
d. Untuk mengetahui cara menghindarkan diri dari bahaya kufur dan nifaq

1
D. Manfaat
1. Mahasiswa/mahasiswi mengetahui apa yang dimaksud dengan kufur dan nifaq
2. Mahasiswa/mahasiswi mengetahui jenis-jenis kufur dan nifaq
3. Mahasisw/mahasiswi mengetahui bahaya kufur dan nifaq
4. Mahasiswa/mahasiswi dapat menghindarkan diri dari sifat kufur dan nifaq

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kufur
1. Pengertian Kufur
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara‟ kufur adalah
tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak
mendustakannya..
Dalam terminologi kultural kafir digunakan dalam agama Islam untuk merujuk
kepada orang-orang yang mengingkari nikmat Allah (sebagai lawan dari kata syakir,
yang berarti orang yang bersyukur). Namun yang paling dominan, kata kafir digunakan
dalam al-Quran adalah kata kafir yang mempunyai arti pendustaan atau pengingkaran
terhadap Allah Swt dan Rasul-Rasul-Nya, khususnya nabi Muhammad dan ajaran-
ajaran yang dibawanya.
a. Kufur menurut perspektif Ibn al Taimiyah
Kufur menurut bahasa berarti malam, menyembunyikan, menutupi dan
ingkar. Orang yang melakukan kekufuran, tidak beriman kepada Allah swt dan
Rasul-Nya disebut kafir. Sedangkan menurut syara’, kufur berarti menolak
kebenaran setelah mengetahuinya. Kufur menurut pengertian lain adalah tidak
beriman kepada Allah swt dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakan ataupun tidak
mendustakan. Maksud mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan
tidak mendustakan artinya hanya tidak beriman dan tidak percaya.Orang yang
kufur disebut kafir, artinya orang yang menutup hatinya dari hidayah Allah swt.
Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensikopedia Islam, yaitu : al Kufr
yang berarti tertutup atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi
ingkar, tidak percaya, ketidakpercayaan kepada Tuhan. Kata kafir mengisyarakatkan
usaha keras menolak bukti-bukti kebenaran Tuhan yakni kehendak mengingkari
Tuhan dengan tidak mensyukuri kehidupan yang telah diberikan dan mengingkari
wahyu.
b. Kufur dalam pandangan ilmu kalam
Para Ulama tafsir menyebutkan kata kafir/kufur dalam Al Qu’ran memiliki
lima makna, yaitu:
1) Kafir terhadap tauhid
• Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan
beriman.” (Q.S. Al Baqarah/2: 6)

3
• Dalam ayat lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan
Allah dan Masjidil haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik
yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di
dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan
kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” (Q.S. Al Hajj/22:25)

2) Kufur Nikmat
• Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
(Q.S. Al Baqarah/2:152)

3) Berlepas diri/ saling mengingkari


• Sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala:
“Dan berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah
selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu
dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu
mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati
sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali- kali
tak ada bagimu Para penolongpun.”(QS. Al ‘Ankabut/29:25)

Dalam ayat di atas terdapat kalimat “kemudian di hari kiamat sebahagian


kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati
sebahagian (yang lain)” maksudnya adalah kebahagian kalian saling berlepas diri
dari kebahagian yang lain.

4) Pengingkaran
• Sebagaimana dalam firman Alah Subhanahu wata’ala:
“Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan
apa yang ada pada mereka[70], Padahal sebelumnya mereka biasa memohon
(kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir,
Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka
lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar
itu.”(QS. Al Baqarah/2:89)

4
5) Menutupi
• Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan
dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan
yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.”(QS. Al Hadid/57:20)
Orang-orang kafir yang dimaksud dalam ayat di atas adalah para
petani yang menanam benih biji-bijian (menutupinya dengan tanah).
Seorang muslim dapat menjadi kufur karena beberapa hal di antaranya:
a. Mendustakan atau tidak mempercayai sesuatu yang harus diyakini
dalam syariat.
b. Ragu terhadap sesuatu yang jelas dalam syariat.
c. Berpaling dari agama Allah.
d. Kemunafikan yakni menyembunyikan kekafiran dan menampakkan
keislaman.
e. Sombong terhadap perintah Allah I seperti yang dilakukan Iblis.
f. Tidak mau mengikrarkan kebenaran agama Allah bahkan terkadang
dibarengi dengan memeranginya, padahal hatinya yakin kalau itu
benar.

2. Jenis-Jenis Kufur
Kufur dibagi menjadi 2 macam, yaitu kufur besar dan kufur kecil.
a. Kufur Besar
Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Terkadang kufur
besar terjadi dengan ucapan atau perbuatan yang sangat bertolak belakang dengan
iman seperti mencela Allah dan Rasul-Nya atau menginjak Al Qur`an dalam keadaan
tahu kalau itu adalah Al Qur`an dan tidak terpaksa. Kufur besar ada lima macam,
yaitu:
1) Kufur karena mendustakan
Misalnya: Jika seseorang berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad adalah
pendusta, Al Qur’an adalah buatan Muhammad, Al Qur’an tidak otentik berarti
dia kufur karena mendustakan wahyu Allah Subhanahu wata’ala. Dalil bahwa
mendustakan Islam termasuk kekufuran yang akbar/sangat besar terdapat
dalam firman Allah Subhanahu wata’ala sebagai berikut:

5
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan
kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak[1159] tatkala yang hak itu
datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi
orang-orang yang kafir?”(QS. Al Ankabut/26:68)

2) Kufur karena enggan dan sombong, padahal membenarkan


Contohnya adalah kekufuran iblis. Dia percaya Allah itu Maha Esa, tidak
ada sesembahan yang wajib disembah kecuali Allah Subhanahu wata’ala, bahkan
Iblis pernah berdialog dengan Allah Subhanahu wata’ala. Namun iblis tidak mau
tunduk kepada Allah Subhanahu wata’ala karena dia bersikap sombong. “Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah [36] kamu
kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.”(QS. Al Baqarah/2:34)
Kata sujud di dalam ayat di atas berarti menghormati dan memuliakan
Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud
memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

3) Kufur karena ragu


Misalnya ada orang yang ragu, apakah Al Qur’an itu wahyu Allah
Subhanahu wata’ala atau buatan manusia, atau orang itu ragu terhadap adanya
hari kiamat, maka orang tersebut telah terjerumus dalam kekufuran yang akbar.
Dan Dia memasuki kebunnya sedang Dia zalim terhadap dirinya sendiri, ia
berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak
mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika Sekiranya aku kembalikan kepada
Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada
kebun-kebun itu". Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya - sedang Dia
bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (tuhan) yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia
menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? Tetapi aku (percaya bahwa):
Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan
Tuhanku.

4) Kufur karena berpaling


Maksud berpaling di sini adalah berpaling dari ajaran agama Islam, dia
tidak mau tahu mengenai agamanya, tidak peduli dengan Islam, tidak pernah
ibadah, tidak mengenal Islam dan lain sebagainya.
“Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan
orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.”
(QS. Al Ahqaf/: 3)
6
5) Kufur karena nifaq
Bentuknya adalah dengan menampakkan keIslaman secara lahiriah,
sedangkan dalam hatin menyembunyikan kekufurannya.
“Yang demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman,
kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka
tidak dapat mengerti.”(QS. Al Munafiquun/63:3)

b. Kufur Kecil
Kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia
adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-
Qur‟an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat
kufur besar. Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya.
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. An-Nahl:83)

Dari pengertian kufur besar dan kufur kecil diatas, juga dapat dijelaskan tentang
perbedaan antara kufur besar dan kufur kecil, yaitu:
a. Kufur besar mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menghapuskan (pahala)
amalnya, sedangkan kufur kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama
Islam, juga tidak menghapuskan (pahala)nya sesuai dengan kadar kekufurannya,
dan pelakunya tetap dihadapkan dengan ancaman.
b. Kufur besar menjadikan pelakunya kekal dalam neraka, sedangkan kufur kecil, jika
pelakunya masuk neraka maka ia tidak kekal di dalamnya, dan bisa saja Allah
memberikan ampunan kepada pelakunya, sehingga ia tiada masuk neraka sama
sekali.
c. Kufur besar menjadikan halal darah dan harta pelakunya, sedangkan kufur kecil
tidak demikian.
d. Kufur besar mengharuskan adanya permusuhan yang sesungguhnya, antara
pelakunya dengan orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin tidak boleh
mencintai dan setia kepadanya, meskipun ia adalah keluarga terdekat. Adapun
kufur kecil, maka ia tidak melarang secara mutlak adanya kesetiaan, tetapi
pelakunya dicintai dan diberi kesetiaan sesuai dengan kadar keimanannya, dan
dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kemaksiatannya.

Menurut syara’ kufur terbagi menjadi dua, yaitu:


a. Kufur Akidah, yaitu mengingkari apa yang wajib diimani. Seperti iman kepada Allah,
para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari kiamat serta yakin
terhadap qada dan qadar.

7
b. Kufur Amaliyah, yaitu tidak mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah
Subhanahu wata’ala kepadanya.

Para ulama dari kalangan empat madzhab membagi kufur menjadi tiga macam,
diantaranya:
a. Kufur I’tiqodi yaitu kufur yang bersumber dari keyakinan atau hati , seperti
keyakinan bahwa Allah bertempat , ada pada satu arah atau semua arah ,
bersemayam , duduk di atas singgahsana, Allah di atas arrasy, atau juga
berkeyakinan bahwa Allah adalah cahaya dan semacamnya.
b. Kufur Fi’li yaitu kufur yang bersumber dari perbuatan, seperti sujud kepada
berhala, melempar mushaf atau lembaran-lembaran yang bertuliskan ayat alquran
atau nama-nama yang di agungkan ketempat sampah atau kotoran yang najis atau
menginjaknya dengan sengaja dan lain-lain.
c. Kufur Qauli yaitu kufur yang bersumber dari ucapan, seperti mencaci Allah,
mencaci Nabi, melalaikan dan agama islam, meremehkan janji dan ancaman Allah,
mengharamkan perkara-perkara yang jelas-jelas halal atau sebaliknya
menghalalkan yg haram, dll. seperti juga mengatakan bahwa Allah adalah akal yang
mengatur/al aqlu al mudabbir atau bulu yang menciptakan/arrisyah al mubdi‟ah ,
sebagaimana terdapat dalam kitab fi zhilal al quran karangan sayyid quthb
pimpinan satu kelompok yang di namakan jamaah islamiyah yang menghalalkan
darah umat islam.

3. Bahaya-Bahaya Kufur
Ucapan dan keyakinan yang menyebabkan kufur, diantaranya:
a. Setiap orang yang mencaci Allah atau mencaci seorang Rasul dari para Rasul Allah,
atau satu Malaikat dari para Malaikat Allah, maka sungguh orang itu telah kafir.
b. Setiap orang yang mengingkari Rububiyah (hanya Allah Dzat yang menciptakan dan
memelihara alam ini) atau Uluhiyah (hanya Allah Dzat yang berhak disembah) atau
risalah dari seorang Rasul dari para Rasul Allah, atau mempunyai keyakinan bahwa
akan ada Nabi akhir zaman, Muhammad SAW, maka orang itu telah kafir.
c. Setiap orang yang mengingkari salah satu yang difardhukan (diwajibkan) dari
kewajiban-kewajiban agama yang telah disepakati (Ijma') seperti Sholat, zakat,
puasa, ibadah haji, berbuat baik pada orang tua atau Jihad misalnya, maka orang
itu telah Kufur.
d. Setiap orang yang membolehkan segala macam yang diharamkan agama yang
keharamannya telah disepakati, diketahui secara dhoruri (mudah) dalam syari'at,
seperti zina, minum khamr, mencuri, membunuh, dan menyihir, maka sungguh
orang itu telah kufur.

8
e. Setiap orang yang mengingkari satu surat, satu ayat, satu huruf dalam al-Quran,
maka sungguh orang itu telah kufur.
f. Setiap orang yang mengingkari satu sifat-sifat Allah, seperti sifat hidup, Maha
Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Penyayang, maka
sungguh orang itu telah kufur.
g. Setiap orang yang jelas kelihatan meremehkan agama, apa yang diwajibkan atau
disunnahkan, mempermainkan, menghinanya, melempari al-Quran dengan
kotoran, menginjak dengan kakinya, karena menghina dan merendahkannya, maka
sungguh orang itu telah kufur.
h. Setiap orang yang memiliki keyakinan bahwa tidak ada bi'tsah (kebangkitan setelah
alam kubur), tidak ada siksa, tidak ada nikmat pada hari qiyamat, atau
berkeyakinan bahwa siksa atu nikmat pada hari qiyamat nanti bersifat ma'nawi
saja, maka orang itu menjadi kufur.
i. Setiap orang yang berpendapat bahwa para Wali itu lebih utama dari para Nabi,
atau bahwa ibadah itu gugur (tidak wajib) dari sebagian para Wali, maka sungguh
orang itu telah kufur.
Hukuman bagi orang yang kufur adalah diperintahkan untuk bertaubat selama 3
hari, jika ia bertaubat dari ucapan dan keyakinannya itu, maka taubatnya diterima.
Tetapi jika ia tidak bertaubat dengan ucapan dan keyakinannya maka ia harus dibunuh
sebagai hukumannya. Dan hukumannya setelah mati adalah sama dengan hukuman
bagi orang yang murtad. Para ahli ilmu ada yang membuat pengecualian bahwa orang
yang mencaci maki Allah atau Rasul-Nya maka ia harus dibunuh pada saat itu juga dan
tidak diterima taubatnya. Sebagian lagi ada yang berpendapat bahwa ia diperintahkan
untuk bertobat lebih dulu dan tobatnya itu diterima, lalu ia mengucapkan dua kalimah
syahadat, membaca istighfar dan bertobat kepada Allah.

B. Nifaq
1. Pengertian Nifaq
Nifaq berasal bahasa arab yang diambil dari kata (naafiqaa‟). Nifaq secara
bahasa (etimologi) berarti salah satu lubang tempat keluarnya yarbu‟ (hewan sejenis
tikus) dari sarangnya yang ada di padang pasir, di mana jika ia dicari dari lobang yang
satu, maka ia akan keluar dari lobang yang lain. Dikatakan pula, ia berasal dari kata
(nafaq) yaitu lobang tempat bersembunyi. Dia masuk ke dalam tanah dari satu lobang,
dan keluar dari lobang yang lain. Orang Indonesia, menyebutnya “bunglon”, yaitu
makhluk yang punya 2 (dua) wajah. Ketika berada di masjid, kelihatan jelas
keislamannya. Tetapi didalam kegiatan yang lain (di luar masjid), misalnya didalam
kehidupan ekonomi, budaya, dan kehidupan politiknya, ternyata memakai program
(sistem) yang lain, bukan program Islam.

9
Dalam istilah agama, yang disebut nifaq atau munafiq adalah “sesorang yang
(yuth hirul islam, wa yubtinu al-kufra) memperlihatkan ke-Islam-annya (dia shalat,
sedekah, haji dan juga umrah), tetapi ternyata dia menyembunyikan kekufuran.”
Sehingga, keislamannya hanya untuk pergaulan di masyarakat, tetapi hatinya sangat
membenci Islam, dan di hatinya menyembunyikan kekafiran.
Nifaq menurut syara‟ (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan
kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian
karena dia masuk pada syari‟at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain. Karena
itu Allah memperingatkan dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya orang-orang munafiq itu mereka adalah orang-orang yang fasiq.” Q.S
At-Taubah: 67. Dan Allah menjadikan orang-orang munafiq lebih jelek dari orang-
orang kafir.

2. Jenis-Jenis Nifaq
Nifaq I‟tiqadi (Keyakinan) : Yaitu nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan
keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan pelakunya
keluar dari agama dan dia berada di dalam kerak Neraka. Nifaq jenis ini ada 4 macam,
diantaranya:
a. Mendustakan Rasulullah SAW atau mendustakan sebagian dari apa yang
beliau bawa.
b. Membenci Rasulullah SAW atau membenci sebagian apa yang beliau bawa.
c. Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.
d. Tidak senang dengan kemenangan Islam.
Nifaq „Amali (perbuatan): Yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan
orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak
mengeluarkannya dari agama, tetapi merupakan wasilah (perantara) kepada yang
demikian. Pelakunya berada dalam iman dan nifaq. Lalu jika perbuatan nifaqnya
banyak, maka akan bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam nifaq
sesungguhnya.
Sedangkan perbedaan dari nifaq besar dan nifaq kecil, yaitu:
a. Nifaq besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifaq kecil
tidak mengeluarkannya dari agama.
b. Nifaq besar adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal
keyakinan, sedangkan nifaq kecil adalah berbedanya yang lahir dengan
yang batin dalam hal perbuatan bukan dalam hal keyakinan.
c. Nifaq besar tidak terjadi dari seorang Mukmin, sedangkan nifaq kecil bisa
terjadi dari seorang Mukmin.

10
d. Pada umumnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun
bertaubat, maka ada perbedaan pendapat tentang diterimanya taubatnya
di hadapan hakim. Lain halnya dengan nifaq kecil, pelakunya terkadang
bertaubat kepada Allah, sehingga Allah menerima taubatnya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia merupakan khalifah dimuka bumi ini, Allah SWT pun
mengkaruniakan kepada manusia kesempurnaan melebihi ciptaan Allah yang lain,
meskipun dalam kesempurnaan tersebut juga terkandung keterbatasan. Oleh Allah
SWT manusia dikaruniai Akal dan Nafsu dalam diri manusia pun dihembuskan Nur
Ilahia, dari nur Ilahiah ini dalam diri manusia terdapat sifat-sifat Allah, namun selain
sifat-sifat Allah tersebut ternyata manusia juga memiliki beberapa sifat yang pada
makalah ini dibahas oleh penulis.Sifat-sifat tersebut ialah sifat kufur dan nifaq. Kata
kufur dalam bahasa Arab berarti menyembunyikan dan menutup. Kufur secara
bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’, kufur adalah tidakberiman
kepada Allah dan Rosul-Nya, baikdengan mendustakannya atau tidak. Kufur terbagi
menjadi dua macam, yaitu kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar diantaranya,
kufur dengan cara mendustakan, kufur karena enggan dan takabur dengan padahal
sebenarnya ia percaya, kufur dengan cara ragu-ragu, kufur dengan cara nifaq, dan
kufur dengan cara menentang. Kufur kecil diantaranya, kufur nikmat dan kufur amal.
Nifaq ialah bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik berupa ucapan,
tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

ul Qadir Jawas,Syarah Aqidah Ahlus sunah waljamaah,Bogor ; pustaka iman asyafi’i , 2006,
Mu’in, Taib Thahir Abdul,Ilmu Kalam ,Jakarta :Widjaya,1966
Abdurrahman Madjrie, Meluruskan Akidah, Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997
http://adadisinisaja.blogspot.co.id/2013/09/iman-kufur-nifaq-dan-syirik.html
http://duniarafah.blogspot.co.id/2012/11/iman-kufur-syirik-dan-nifak.html
http://dokumen.tips/documents/iman-kufur-nifaq-dan-syirik.html

13

Anda mungkin juga menyukai