Anda di halaman 1dari 5

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN IVA


(INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT)

1. Pengertian
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara melakukan pulasan asam
asetat 3–5% pada serviks.
2. Manifestasi Klinis
Jika pada pulasan Asam Asetat 3–5% terjadi perubahan warna “aceto white epithelial”
pada serviks, dapat ditegakkan diagnosis adanya lesi prakanker.
3. Kriteria Diagnosis
Dari temuan pemeriksaan IVA, dapat dikategorikan:
·(Servisitis)
·IVA (+) mengindikasikan Lesi prakanker serviks
·Kanker.

4. Langkah Pemeriksaan
Alat dan Bahan :
a. Sabun dan air untuk cuci tangan
b. Lampu yang terang untuk melihat serviks
c. Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi
d. Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi
e. Meja ginekologi
f. Lidi kapas
g. Asam asetat 3 – 5% atau anggur putih (white vinegar)
Cara pembuatan asam asetat:
1) Cuka dapur/ asam asetat/ asam etanoat (mengandung asam asetat 20%)
2) Asam asetat untuk IVA (3 – 5%)
3) Untuk membuat asam asetat 5% dengan cara mengambil 1 bagian cuka dapur +
4 bagian air
4) Untuk membuat asam asetat 3 % dengan cara mengambil 2 bagian cuka dapur
+ 11 bagian air

(Rasjidi, 2010)
h. Larutan iodium lugol
i. Larutan klorin 0,5% untuk dekomentasi instrument dan sarung tangan

NO LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBERIKAN PEMERIKSAAN IVA

1. Menyambut ibu dan mengucapkan salam

2. Mempersilahkan ibu masuk dan duduk

3. Mananyakan nama ibu dan memperkenalkan diri

4. Menanyakan alasan ibu datang

5. Mendengarkan keluhan ibu

6. Memberi tahu ibu akan dilakukan pemeriksaan IVA untuk menindaklanjuti


keluhan ibu

7. Menanyakan syarat untuk pemeriksaan IVA


a. Tidak melakukan hubungan seksual 1 hari sebelumnya
b. Tidak menggunakan obat yang dimasukkan dalam vagina
c. Tidak sedang haid

8. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan IVA

9. Meminta persetujuan dari ibu untuk dilakukan pemeriksaan.

10. Mempersilahkan ibu untuk masuk dalam ruangan pemeriksaan

11. Tutup tirai untuk menjaga privasi ibu

12. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kencing

13. Meminta ibu untuk membuka pakaian bawah

14. Membantu ibu untuk tidur dalam posisi litotomi pada meja ginekology

15. Mencuci tangan 6 langkah di bawah air mengalir

16. Keringkan tangan dengan handuk bersih

17. Persiapkan alat, buka tutup bak instrument


18 Hidupkan lampu sorot dan atur hingga tepat pada vagina ibu

19 Memakai handscoon

20. Lakukan vulva hygiene

21. Memasang speculum dengan benar ( tangan kanan memegang speculum, tangan
kiri membuka labia minora,masukkan secara miring dalam keadaan tertutup
kemudian putar kembali 45° kea rah bawah hingga menjadi melintang)

22. Buka speculum pada tangkainya secara perlahan dan atur sampai portio terlihat
dengan jelas. ( kunci speculum dengan mengencangkan bautnya kemudian
tangan kiri memegang bagian bawah speculum )

23. Bersihkan portio ibu dengan kasa memakai tampon tang

24. Buang kasa pada bengkok, tampon tang di masukkan pada larutan klorin

25. Ambil lidi wotten dan celupkan ke dalam asam asetat 3-5

26. Masukkan lidi wotten ke dalam vagina ibu sampai menyentuh porti

27. Oleskan lidi wotten ke seluruh permukaan portio ( oleskan secara memutar 360°
searah jarum jam )

28. Buang lidi wotten pada bengkok

29. Tunggu 30 detik hingga 1 menit lihat perubahan pada portio

30. Tutup kembali speculum dengan mngendurkan bautnya, putar 45° ke arah kanan,
tarik speculum secara perlahan dan masukkan pada larutan klorin

31. Memberitahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai mempersilahkan ibu untuk
menggunakan pakaian bawah lagi.

32. Cuci handscoon dan lepas secara terbalik dalam larutan klorin

33. Matikan lampu sorot dan kemaskan alat

34. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan

35. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.


a. Jika terjadi perubahan warna pada portio, minta ibu untuk datang lagi untuk
pemeriksaan lebih lanjut
b. Jika tidak ada perubahan, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat
kelaminnya.

36. Mengucapkan terimakasih atas kedatangan ibu.


Setelah inspekulo dan serviks dapat ditampakkan, ada empat langkah:
a) Ada dugaan kanker serviks
b) Tampak SSK?
c) Jika SSK tampak, IVA positif?
d) Jika IVA positif, apakah kelainan serviks itu dapat di krioterapi?

5. Pelaksana IVA :
-Perawat terlatih
-Bidan
-Dokter Umum
-Dokter Spesialis.
6. Kompetensi Pemeriksa IVA
Agar pemeriksaan IVA dapat terjaga akurasinya serta menghindari penyalahgunaan,
maka yang berhak memeriksa IVA perlu diberikan pernyataan kompetensi yang
diberikan oleh organisasi POGI/ HOGI.
7. Terapi
Pada pendekatan See and Treat, setelah diidentifikasi adanya kelainan lesi prakanker
serviks, maka dilakukan terapi dengan krioterapi, jika memenuhi kondisi yang
disyaratkan (a.l. lesi tidak lebih dari 75% permukaan serviks, lesi tidak melebar ke
vagina).

8. Perawatan
Setelah pemeriksaan IVA tidak perlu ada perawatan khusus. Namun setelah terapi
dengan krioterapi, perlu pengamatan oleh pasien sendiri terhadap keluarnya cairan
dari vagina yang berlebih.
9. Keterbatasan pemeriksaan IVA
Karena disyaratkan penilaian IVA dapat dilakukan pada serviks yang dapat
diidentifikasi SSK (Sambungan Skuamo Kolumnar)-nya, maka IVA kurang memadai
jika dilakukan pada usia post menopause.
10. Informed Consent
Penjelasan tentang cara pemeriksaan, akurasinya, pilihan terapi jika ditemukan
kelainan lesi prakanker .
11. Training
Agar seseorang mampu melakukan pemeriksaan IVA, perlu mengikuti training yang
terakreditasi.
Lama training adalah 5 hari (2 hari teori dan 3 hari training di klinik/lapangan), serta
dilanjutkan dengan supervisi ketat hingga mencapai tahap kompeten.

Anda mungkin juga menyukai