Anda di halaman 1dari 14

ELEMEN DASAR PROSES PEMESINAN

[RESUME]

Abstrak

Pemesinan adalah suatu proses produksi dengan menggunakan mesin perkakas dengan memanfaatkan
gerakan relatif antara pahat dengan benda kerja sehingga menghasilkan suatu produk sesuai dengan
hasil geometri yang diinginkan. Pada proses Pemesinan Bubut terdiri dari sudut pahat yang menentukan
proses, yaitu : sudut potong utama ( principal Cutting edge angle atau disingkat Kr), dan sudut buang
tatal (rake angle atau disingkat Y ). Sudut-sudut ini akan berpengaruh terhadap penampang tatal, gaya
pemotongan, dan umur pahat. Dari kedua sudut ini dapat disimpulkan bahwa proses Pemesinan adalah
sama.

Noviandini Galuh Permatasari

DM-4A / 0618040025

Teknik Desain dan Manufaktur

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya


BUBUT DAN OPERASINYA

I. Kondisi Pemotongan dalam Bubut


Proses bubut merupakan satu diantara 7 (tujuh) jenis proses pemesinan yang digunakan pada
pemotongan logam. Dalam prosesnya digunakan mesin bubut yang memiliki chuck atau pencekam
dan berputar pada sebuah sumbu, alat potong bergerak arah aksial terhadap benda kerja sehingga
terjadi pemotongan dan menghasilkan permukaan yang konsentris dengan sumbu putar benda
kerja. Proses pembubutan biasanya digunakan untuk memproses benda kerja dengan hasil atau
bentuk penampang lingkaran atau benda kerja berbentuk silinder (Fajar Kurniawan,2008).
Elemen – elemen pada dasar pemotongan pada proses bubut dapat diketahui dengan rumus
yang dapat diturunkan dengan memperhatikan gambar teknik,di mana di dalam gambar teknik
dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin yang di gambar.setelah itu harus
dipilih suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Salah satu cara atau
prosesnya adalah dengan bubut, pengerjaan produk, komponen mesin, dan alat – alat
menggunakan mesin bubut akan ditemui dalam setiap perencanaan proses permesinan.untuk itu
perlu kita pahami lima elemen dasar permesinan bubut,yaitu :
1.1 Kecepatan Potong (cutting speed)
Kecepatan potong adalah panjang ukuran lilitan pahat terhadap benda kerja atau dapat juga
disamakan dengan panjang tatal yang terpotong dalam ukuran meter yangdiperkirakan apabila
benda kerja berputar selama satu menit.
Kecepatan potong ditentukan dengan rumus :
V=
Dimana : V = Kecepatan potong (m/min)
= konstanta (3,14)
d = diameter
n = kecepatan putar poros utama (rpm)

1.2 Kecepatan Gerak Pemakanan


Kecepatan gerak pemakanan adalah kecepatan yang dibutuhkan pahat untuk bergeser
menyayat benda kerja tiap radian per menit. Kecepatan tersebut dihitung tiap menit. Untuk
menghitung kecepatan gerak pemakanan didasarkan pada gerak makan (f).
Gerak makan ini biasanya disediakan dalam daftar spesifikasi yang dicantumkan pada mesin
bubut bersangkutan.
Kecepatan gerak pemaknaan dapat ditentukan dengan rumus :

Dimana : V = Kecepatan gerak pemakanan (m/min)


f = gerak makan (mm/rev)
n = putaran benda kerja (rad/min)
1.3 Kedalaman Pemakanan
Kedalaman pemakanan adalah rata – rata selisih dari diameter benda kerja sebelum dibubut
dengan diameter benda kerja setelah di bubut. Kedalaman pemakan dapat diatur dengan
menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar menunjukan selisih
harga diameter).
Kedalaman pemakanan dapat diartikan pula dengan dalamnya pahat menusuk benda kerja saat
penyayatan atau tebalnya tatal bekas bubutan. Kedalaman pemakan dirumuskan sebagai
berikut :

Dimana : a = kedalaman pemakanan (mm)


d0 = diameter awal (mm)
dm = diameter akhir (mm)
1.4 Waktu Pemotongan
Waktu pemotongan bisa diartikan dengan panjang permesinan tiap kecepatan gerak
pemakanan. Satuan waktu permesinan adalah milimeter. Panjang permesinan sendiri adalah
panjang pemotongan pada benda kerja ditambah langkah pengawalan ditambah dengan
langkah pengakhiran, waktu pemotongan dirumuskan dengan :

Dimana : tc = waktu pemotongan


Λt = panjang permesinan
Vf = kecepatan pemotongan

II. Operasi pada Bubut


2.1 Pembubutan silindris
Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut sejajar
dengan sumbu benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk
dengan diameter seragam (seperti poros lurus).
2.2 Pembubutan muka (facing)
Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus
dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode pembubutan muka digunakan untuk
menyayat permukaan ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda kerja. Ketika
melakukan pembubutan kasar (roughing) gerakan pahat dari luar ke dalam lebih disukai.
Sebaliknya ketika melakukan finishing gerakan pahat dari dalam ke luar lebih cocok diterapkan.

2.3 Cutting Off


Cutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat bubut. Pada proses cutting off,
pahat bubut yang digunakan memiliki ujung potong yang miring menuju sumbu benda kerja.
Oleh karena itu pahat bubut ini memiliki sudut kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung potong
yang miring, akan diperoleh permukaan pemotongan tanpa sisa (permukaan yang rata) pada
ujung benda kerja.

2.4 Recessing
Recessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan untuk membentuk sebuah
alur. Ujung potong pahat yang digunakan biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut
pahat 90°). Recessing mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya terletak pada
bentuk atau sudut pahat saja. Recessing biasanya digunakan untuk membuat alur pemisah
antara bentuk pembubutan silindris dan ulir.
2.5 Parting
Parting merupakan pembubutan di mana pahat bubut bergerak sejajar maupun tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja. Sesuai dengan namanya, parting digunakan untuk
memotong/memisahkan benda kerja. Beberapa juga mengenal parting sama dengan cutting
off.
2.6 Bitting
Biting merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah pemakanan ujung pahat sejajar
dengan sumbu benda kerja. Metode biting biasanya digunakan untuk membuat alur atau
lubang besar pada permukaan ujung benda kerja.

2.7 Pembubutan Bentuk (Form Turning)


Pada pembubutan bentuk, ujung potong pahat bubut berukuran besar membentuk kontur
pada benda kerja. Teknologi pembubutan bentuk seperti recessing namun perbedaannya
terdapat pada bentuk pahat yang unik pada pembubutan bentuk. Bentuk pahat yang unik ini
dapat disebut dengan istilah pahat bubut bentuk.

2.8 Pembubutan Tirus


Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan perbedaan diameter
secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus/konis.

2.9 Pembubutan Copy


Pembubutan copy merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk benda kerja sesuai
dengan geometri benda replika yang telah ada. Replika tersebut ditransmisikan dengan eretan
melintang dan eretan memanjang.
2.10 Pembubutan Ulir
Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir. Pembubutan ulir
terdiri dari pembubutan ulir luar dan ulir dalam. Pembubutan ulir tergolong dalam
pembubutan silindris di mana pemakanannya sama dengan pola kisar ulir dari ulir yang akan
dibuat.

2.11 Chamfering
Chamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung pahat. Hasil
dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.

2.12 Boring
Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan sumbu benda
kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan pembubutan silindris. Namun
perbedaaanya adalah boring dilakukan pada bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan untuk
memperbesar diameter lubang pada benda kerja.

2.13 Pengeboran (Drilling)


Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan dengan pengeboran pada
mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar (yang
berputar benda kerjanya).
2.14 Reaming
Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk memperbesar diameter lubang hasil
pengeboran. Selain itu reaming juga digunakan untuk memperhalus permukaan lubang. Proses
reaming merupakan proses lanjutan dari drilling (meskipun tidak wajib dilakukan proses
reaming).
2.15 Knurling
Knurling sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling merupakan proses
pembentukan logam yang digunakan untuk membuat pola arsiran yang bersilangan pada
permukaan benda kerja.

III. Bagian-Bagian mesin Bubut

3.1 Sumbu Utama (Main Spindel)


Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama mesin bubut
yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain
3.2 Meja mesin
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam
(steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai
ketinggian tertentu
3.3 Eretan
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas
mesin, eretan melintang(cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan
atas(top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di ataseretan melintang.
Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikanpemakanan yang besarnya dapat diatur menurut
kehendak operatoryang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada
roda pemutarnya
3.4 Tail Stock
Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja
pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala
lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan
tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap
3.5 Tool Post
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat,yang bentuknya ada beberapa
macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4(empat) buah sekaligus sehingga
dalam suatu pengerjaan bilamemerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan
disetel sekaligus
3.6 Transporter dan Sumbu Pembawa
Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium yang
biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis,
misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan
sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa
atau mendukung jalannya eretan
3.7 Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pengatur kecepatan digunakan untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu
pembawa.Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan
tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan
penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur,
mengkartel dan pemotongan (cut off).

IV. Boring Machine


Pengeboran (boring) proses kerjanya hampir sama dengan pembubutan. Baik pengeboran
maupun pembubutan sama-sama menggunakan perkakas mata tunggal. Pembubutan
mengerjakan diameter luar sebuah benda kerja sedangkan pengeboran mengerjakan diameter
dalam suatu lobang. Jadi sebenarnya pengeboran merupakan proses pembubutan sisi dalam
suatu benda kerja. Perkakas mesin yang digunakan untuk operasi pengeboran disebut mesin
pengeboran (boring machines) atau (boring mills).
Mesin pengebor horizontal digunakan untuk melebarkan lobang, baik tembus maupun buntu,
dengan posisi operasi mendatar. Pengoperasian mesin pengebor horisontal ini dapat dilakukan
dengan dua cara, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini.
MESIN BOR DAN OPERASINYA

Mesin bor merupakan mesin yang digunakan untuk membuat lubang pada benda padat. Proses
pembuatan lubang tersebut menggunakan tool yang berputar. Prosesnya dikenal dengan istilah
pengeboran, sedangkan tool yang digunakan dikenal dengan istilah drill.

I. ELEMEN DASAR PROSES DRILL


1.1 Kecepatan potong v dalam m/menit

1.2 Kecepatan pemakanan vf dalam mm/menit

1.3 Kedalaman potong a dalam mm

1.4 Waktu pemotongan sesungguhnya tc dalam menit

1.5 Kecepatan penghasilan geram Z dalam cm3/menit

II. Operasi mesin drilling


2.1 Reaming. Digunakan untuk sedikit menambah lebar lubang, menghasilkan toleransi yang lebih
baik pada diameternya. Pahatnya disebut reamer, biasanya berbentuk galur lurus.
2.2 Tapping. Proses ini dilakukan dengan pahat tap, untuk membuat internal ulir pada permukaan
dalam sebuah lubang.
2.3 Counter-boring. Menghasilkan lubang bertingkat, lubang diameter besar diikuti dengan lobang
diameter lebih kecil. Digunakan untuk "menyimpan" kepala baut agar tidak menonjol
2.4 Counter-sinking. Serupa dengan counter-boring, tetapi lubang lebar berbentuk kerucut untuk
"menyimpan" kepala sekrup bebentuk kerucut.
2.5 Centering. Disebut juga center-drilling, digunakan untuk membuat lubang awal sehingga drilling
dapat dilakukan pada posisi yang lebih akurat. Pahatnya disebut center-drill
2.6 Spot-facing. Mirip dengan proses milling. Digunakan untuk meratakan permukaan tertentu
benda kerja yang menonjol, terutama setelah proses drilling.

III. Pahat pada Drilling


Mata bor adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien, macam-macam ukuran
daripada mata bor terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya ialah: didalam satuan inchi, di
dalam pecahan dari 1/64” sampai 3/8” dan seterusnya. Di dalam satuan millimeter dengan
setiap kenaikan bertambah 0,5 mm, dengan nomor dari 80 – 1 dengan ukuran 0,0135 – 0,228”,
dengan tanda huruf A sampai Z dengan ukuran 0,234 – 0, 413”. Terdapat beberapa hal yang
harus kita perhatikan untuk memilih mata bor yaitu : 1. Ukuran lubang 2. Benda kerja yang akan
dibor 3. Sudut bibirnya Ukuran lubang menentukan ukuran garis tengah dari mata bor, setiap
mata bor akan menghasilkan lubang yang lebih besar daripada garis tengahnya, sudut spiral dan
sudut bibir tergantung dari benda kerja yang akan dibor.
1. Mata bor pilin dengan spiral kecil
Mata bor pilin dengan spiral kecil, sudut penyayatnya 130° digunakan untuk mengebor
aluminium, tembaga, timah, seng, dan timbel.

2. Mata Bor pilin spiral besar sudut penyayat 130 derajat


Bor pilin dengan spiral besar, sudut penyayat 130° digunakan untuk mengebor kuningan dan
perunggu.

3. Mata bor pilin spiral besar sudut penyayat 80 derajat


Mata bor pilin dengan spiral besar, sudut penyayat 80° digunakan untuk mengebor batu
pualam/ marmer, batu tulis, fiber, ebonit, dan sebagainya.
MILLING DAN OPERASINYA
I. Elemen Dasar Mesin Milling
Proses Freis adalah jenis proses pemesinan dengan proses pemotongan menggunakan mesin
freis dan produk yang dihasilkan dengan penampang segiempat. Pahat freis mempunyai empat
mata potong jamak dengan jumlah mata potong sama dengan jumlah gigi freis. Pahat freis
terdapat dua jenis, yaitu : pahat freis selubung (slab milling cutter) dan pahat freis muka atau
tegak ( face milling cutter).
Proses freis dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu :
 Proses freis datar (slab milling) yaitu sumbu putaran pahat freis selubung sejajar dengan
permukaan benda kerja.

 Proses fries tegak (face milling) yaitu sumbu putaran pahat freis muka tegak lurus dengan
permukaan benda kerja

Proses freis naik dan turun untuk proses freis datar

Proses freis naik (up milling) Proses freis turun (down milling)
Proses freis naik dan turun untuk proses freis tegak

Proses freis naik (up milling) Proses freis turun (down milling)

Elemen dasar proses freis tegak dapat dihitung dengan menggunakan rumus dengan
memperhatikan gambar sebagai berikut :

1.1 Kecepatan potong v dalam m/menit

1.2 Kecepatan Pemakanan v f dalam mm/menit

1.3 Waktu pemotongan sesungguhnya tc dalam menit


II. Operasi mesin Milling
2.1 Mesin Frais Knee-and-Column Horizontal

Arbor merupakan poros yang berfungsi untuk meneruskan putaran ke cutter dan
menumpu cutter.

Cutter tentu saja merupakan alat potong yang berputar dengan sumbu horizontal.

Column merupakan tumpuan spindle.

Worktable merupakan tempat diletakkannya benda kerja. Worktable bergerak paralel


dengan sumbu x.

Saddle merupakan komponen yang berfungsi untuk menggerakkan worktable dengan arah
paralel sumbu y.

Knee merupakan tumpuan utama worktable dan dapat menggerakkan worktable dengan
arah paralel sumbu z.

2.2 Mesin Frais Knee-and-coulumn Vertikal


Fungsi dari komponen pada mesin frais vertikal hampir sama dengan mesin frais horizontal.
Akan tetapi ada perbedaan pada spindle utama mesin. Seperti yang ada pada gambar di
atas, spindle mesin berputar dengan sumbu vertikal.

Head merupakan tumpuan spindle mesin.

Cutter tentu saja merupakan alat potong yang berputar dengan sumbu vertikal.

Anda mungkin juga menyukai