Makala H
Makala H
PENDAHULUAN
1
selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8 sampai 12 jam.
Formulasi sediaan lepas lambat diharapkan dapat menghasilkan konsentrasi
obat dalam darah yang lebih seragam, kadar puncak yang tidak fluktuatif.
1.4 Permasalahan
Membahas tentang mekanisme atau rute kerja obat dalam bentuk sediaan
dan karakter sustained release serta drug delivery system sediaan sustained
release.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
diinginkan secara berangsur-angsur dan terus-menerus melepaskan
sejumlah obat lainnya untuk memelihara tingkat pengaruhnya selama
periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8 sampai 12 jam. Keunggulan
tipe bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata
tanpa perlu mengurangi pemberian unit dosis. (1)
Gambar Profil kadar obat versus waktu yang menunjukkan perbedaan antara pelepasan sediaan konvensional dan
pelepasan pada sediaan lepas lambat (Ansel, et al, 2005).
4
3. Jika sediaan gagal memberikan pelepasan diperlambat, maka
konsentrasi toksik dari obat dapat terlampaui
4. Ukuran tablet kemungkinan lebih besar. Hal ini menyulitkan
terutama untuk pasien yang tidak dapat menelan obat
b. Aspek biofarmasi
Informasi sifat biofarmasi zat aktif merupakan hal penting dalam
pengembangan sediaan lepas lambat. Aspek biofarmasi meliputi:
Lokasi utama di mana obat diabsorpsi
Kecepatan absorpsi
Waktu paruh eliminasi obat
5
kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi
pemberian dosis.
2) Prolonged action
Prolonged action dirancang untuk melepaskan obat secara lambat
dan member suatu cadangan obat secara terus-menerus selama
selang waktu yang panjang, mencegah absorbsi yang sangat cepat,
yang dapat mengakibatkan konsentrasi puncak obat dalam plasma
5 yang sangat tinggi.
3) Controlled Release
Controlled release menunjukkan bahwa penglepasan obat dari
bentuk sediaan terjadi sesuai dengan yang direncanakan, dapat
diramalkan dan lebih lambat dari biasanya.
6
B. Kelarutan
Obat dengan kelarutan dalam air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
tidak cocok untuk sediaan lepas lambat. Batas terendah untuk kelarutan
pada sediaan lepas lambat adalah 0,1 mg/ml. Obat yang kelarutannya
tergantung pda pH fisiologis akan menimbulkan masalah yang lain
karena variasi pH pada saluran cerna dapat mempengaruhi kecepatan
disolusinya.
C. Koefisien Partisi
Obat yang mudah larut dalam air memungkinkan tidak mampu
menembus membran biologis sehingga obat tidak sampai ke tempat
aksi. Sebaliknya, untuk obat yang sangat lipofil akan terikat pada
jaringan lemak sehingga obat tidak mencapai sasaran.
D. Stabilitas obat
Bahan aktif yang tidak stabil terhadap lingkungan yang bervariasi di
sepanjang saluran cerna (enzim, variasi pH, flora usus) tidak dapat
diformulasikan menjadi sediaan lepas lambat.
E. Ukuran molekul
Molekul obat yang besar menunjukkan koefisien difusi yang kecil dan
kemungkinan sulit dibuat sediaan lepas lambat.
7
B. Volume Distribusi
Obat dengan volume distribusi yang tinggi dapat mempengaruhi
kecepatan eliminasinya sehingga obat tersebut tidak cocok untuk
sediaan lepas lambat.
C. Durasi
Obat dengan waktu paruh pendek dan dosis besar tidak cocok untuk
sediaan lepas lambat. Obat dengan waktu paruh yang panjang dengan
sendirinya akan dapat mempertahankan kadar obat pada indeks
terapetiknya sehingga tidak perlu dibuat sediaan lepas lambat.
D. Indeks terapetik
Obat dengan indeks terapetik yang sempit memerlukan kontrol yang
teliti terhadap kadar obat yang dilepaskan dalam darah. Sediaan lepas
lambat berperan dalam mengontrol pelepasan obat agar tetap dalam
indeks terapetiknya.
8
Sediaan lepas lambat (modified-release) dapat diformulasi dalam system
berikut ini:
A. Sistem monolitik atau matrik
Dalam sistem ini dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Matrik koloid hidrofilik, partikel obat didispersikan dalam suatu
matrik yang larut (soluble matrix) dan obat dilepaskan ketika
matrik terlarut atau mengembang.
2. Matrik lipid atau polimer tidak larut, partikel obat didispersikan
dalam suatu matrik yang tidak larut (insoluble matrix) dan obat
dilepaskan ketika pelarut masuk ke dalam matrik dan melarutkan
partikel obat. Pelepasan obat tergantung kemampuan medium air
untuk melarutkan channeling agent sehingga membentuk matrik
yang porous dan berkelok–kelok. Partikel obat erlarut dalam
medium air, dan mengisi porous yang dibentuk channeling agent,
berdifusi keluar dari matriks.
9
semipermiabel (dapat dilewati air yang masuk ke dalam tablet inti dan
melarutkannya). Ketika tablet inti terlarut maka timbul tekanan
hidrostatik dan menekan larutan obat keluar melewati lubang membrane
(Collett and Moreton, 2002).
10
2.8 Metode Pembuatan Tablet
Metode pembuatan tablet ada tiga, yaitu granulasi basah, granulasi kering
dan kempa langsung.
1. Granulasi Basah (wet granulation)
Pada granulasi basah, bahan yang akan dicetak dilembabkan dengan
semacam cairan yaitu bahan pengikat, sampai terbentuk adonan yang
siap dibuat granul. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan
tablet dengan metode ini adalah menimbang dan mencampur bahan,
pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi
granul, pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin
dan pembuatan tablet dengan kompresi.
11
akibat pengkristalan kembali yang tidak terkendali selama proses
pengeringan. (Sheth et al., 1980).
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
Pada sistem matrik polimer hidrofilik yang bersifat larut air, polimer
hidrofilik dicampur dengan obat dan bahan tambahan lain yang kemudian
dikempa menjadi tablet, dalam kontak dengan cairan, air akan berpenetrasi
kedalam matrik mengubah polimer menjadi elastis, lapisan akan mengembang dan
membentuk gel, obat dalam lapisan gel akan larut dan berdifusi keluar
matrik.Pada waktu yang sama, polimer matrik juga akan terlarut (Wang and
Sheneis,2006).
Penempatan membran semipermeabel di sekeliling tablet, partikel
ataularutan obat, menyebabkan adanya pembentukan perbedaan tekananosmotik
antara bagian dalam dan bagian luar tablet sehingga memompalarutan obat keluar
dari tablet melalui celah kecil dan memberikan sifatpelepasan obat yang
diperlama.
Ketika suatu polimer kontak dengan air, maka terjadi penyerapan air
yang menyebabkan polimer dapat mengembang, sehingga obat yang terdispersi di
dalam polimer akan berdifusi keluar. Akibatnya, pelepasan obat bergantung pada
dua proses kecepatan yang simultan yaitu antara proses berdifusinya air ke dalam
polimer dan peregangan rantai polimer.
14
BAB IV
KESIMPULAN
1. Tablet lepas lambat adalah tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga
zat aktif akan tersedia dalam jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.
Istilah lepas lambat digunakan untuk tujuan zat aktif obat yang
mempunyai indeks terapetik sempit farmakope dan persyaratan pelepasan
obat dijelaskan dalam masing-masing monografi.
2. Zat aktif pada sediaan Sustained release berdifusi keluar melalui matriks.
Mekanisme pelepasan obat berawal dari terlarutnya obat di dalam
membran dan diikuti oleh difusi dan terlepasnya obat dari permukaan pada
sisi lain dari membran.
15