Asma bronchiale merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan yang
banyak di jumpai di masyarakat. Penyakit pernapasan ini merupakan penyebab tingginnya angka kesakitan (Morbiditas) dan angka kematian ( Mortalitas ) terbanyak di Indonesia ( Sihombing ,2010). Saluran pernapasan tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang masuk sampai menimbulkan manisfestasi klinis sehingga miuncul masalah. Salah satu masalah tersebut adalah gangguan pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas merupakan masalah utama yang muncul pada penyakit asma brochiale . Karena pada umumnya pasien dengan penyakit Asma akan mengeluh sesak nafas ( Muttaqin,2008) Asma brochiale dapat menyerang dari semua golongan usia dari usia anak – anak hingga dewasa. Yang paling umum terjadi pada anak – anak dan sebagian besar kematian terjadi pada orang dewasa . Menurut WHO terbaru, ada 383.000 orang meninggal akibat asma pada tahun 2015 ,sebagian besar kematian terkait asma terjadi di negara ber pengahasilan rendah dan menengah ke bawah. Sekitar 235 juta orang saat ini menderita asma. Di Indonesia pada tahun 2015, kematian akibat penyakit asma mencapai 16 % balita di perkirakan 920.136 balita , secara nasional terdapat 3,55% penderita asma ( Profil Kesehatan Indonesia ,2016) Di Propinsi Jawa Tengah sebesar 2,46 % yang menderita asma ( Profil Kesehatan Indonesia ,2016 Asma bronchiale di sebabkan oleh beberapa faktor penyebab diantaranya allergen, polusi, infeksi napas, Perubahan cuaca, aktivitas berlebihan dan sebagainya. Salah satu gejala dari reaksi tersebut adalah dengan adanya sesak napas . Sesak napas ini disebabkan oleh adanya penyempitan saluran napas Penyempitan saluran napas terjadi karena adanya hypereaktivitas dari saluran napas sehingga proses pertukaran gas terganggu. Gangguan pertukaran gas menjadi masalah utama yang sering muncul pada pasien asma. Apabila masalah pertukaran gas ini tidak segera di tangani akan dapat menimbulkan masalah yang lebih berat seperti pasien mengalami obtruksi saluran napas yang lebih parahnya akan menimbulkan kematian ( Muttaqin,2008). Upaya yang dapat dilakukan pada pasien asma bronchiale adalah memulihkan kemampuan pernapasan, terutama pada pasien dengan gangguan pertukaran gas. Pengobatan, renang dan senam asma dilakukan secara rutin oleh pasien asma dapat memulihkan kemampuan pernapasan , dengan cara melemaskan otot- otot pernapasan , mengendalikan pernapasan bahkan meningkatkan kapasitas pernapasan . Kebutuhan cairan dan nutrisi harus terpenuhi , mengontrol emosional serta menjaga lingkungan yang bersih dan aman ( Muttaqin,2008). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , penulis tertarik untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut tentang penyakit gangguan pernapasan khususnya asma brochiale dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah( KTI ) yang berjudul Asuhan Keperawatan pada klien Asma brochiale dengan masalah Gangguan Pertukaran Gas di Ruang IGD RSUD SIMO Boyolali . 3 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami Asma Bronchiale dengan Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) RSUD SIMO Boyolali C. Tujuan Penelitihan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dilakukannya studi kasus ini adalah untuk mendapatkan Asuhan Keperawatan pada klien asma bronchiale dengan masalah Gangguan pertukaran Gas Di Ruang Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) RSUD SIMO Boyolali 2. Tujuan Khusus Tujuan Khusus penulisan proposal karya tulis ini untuk : a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami asma bronchiale dengan masalah gangguan pertukaran gas di ruang IGD RSUD SIMO Boyolali b. Merumuskan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami asma bronchiale dengan maslah gangguan pertukaran gas di ruang IGD RSUD SIMO Boyolali c. Menyusun perencanaan keperawatan pad klien yang mengalami asma bronchiale dengan masalah gangguan pertukaran gas di ruang IGD RSUD SIMO Boyolali d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien yang mengalami asma bronchiale dengan gangguan pertukaran gas di IGD RSUD SIMO Boyolali e. Melaksanaka evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami asma bronchiale di ruang IGD RSUD SIMO Boyolali D. Manfaat Penelitihan 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis studi kasus ini adalah untuk pengembangan ilmu keperawatan terkait asuhan keperawatan pada klien asma bronchiale dengan masalah gangguan pertukaran gas 2. Manfaat praktis a. Bagi klien dan keluarga klien Dari segi pengetahuan klien dan keluarga klien diharapakan dapat mengambil manfaat karya tulis ini yang berkaitan dengan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mortalitas asma,sehingga klien dan keluarga klien tahu tentang asma serta mampu memberikan pertolongan pertama pada klien asma bronchiale b. Bagi Perawat Dapat digunakan dalam pengkajian sampai evaluasi keperawatan dengan teliti yang mengacu pada fokus permasalahan yang tepat sehingga dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara tepat khususnya pada klien asma bronchiale c. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ( KTI) ini dapat
di jadikan refrensi untuk penelitihan selanjutnya tentang masalah gangguan pertukaran gas pada klien asma bronchiale