Indonesia
Penggunaan huruf tebal yang benar sesuai EYD adalah topik pembahasan kita kali ini.
Sebelumnya pembahasan tentang penggunaan huruf kapital dan penggunaan huruf miring
telah diuraikan secara gamblang. Untuk melengkapi informasi tentang tata cara penulisan
yang baik dan benar maka pedoman penggunaan huruf tebal juga akan dijelaskan lebih rinci
pada bahasan kali ini. Selamat belajar. Sebuah huruf, kata, frasa, klausa atau kalimat yang
ditulis menggunakan cetakan tebal tentunya memuat arti tersendiri. Penggunaan cetakan tebal
dimaksudkan untuk menunjukkan bagian-bagian yang penting atau ingin ditonjolkan
daripada bagian yang lainnya. Huruf tebal, miring, atau kapital mempunyai fungsi dengan
pedoman penggunaannya masing-masing.
Penggunaan huruf tebal dalam laporan atau karya ilmiah digunakan untuk menuliskan judul
buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang/ simbol, daftar pustaka, indeks,
dan lampiran.
Contoh:
Judul :
Bab :
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Bagian Bab :
A. Algoritma
1. Dasar Algoritma
2. Penyajian Algoritma
B. Graf
2. Keterhubungan (Connectivity)
D. Algoritma Optimasi
1. Swarm Intelligence (SI)
Penggunaan huruf tebal dalam cetakan kamus berfungsi untuk menuliskan lema dan sublema.
Selain itu, huruf tebal ditujukan untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan
polisemi. Polisemi adalah suatu kata yang bermakna lebih dari satu.
Contoh:
Pakai v cak 1 mengenakan; ber-…: pelajar SLTP – seragam putih biru; 2 dibubuhi dengan
…; diberi ber-…; dengan: satu gelas es teh – gula;
Pada kata yang telah ditulis miring, huruf tebal dapat digunakan. Perhatikan contoh berikut:
Suku kata logi pada kata psikologi menunjukkan suatu keilmuan yang dipelajari, dalam hal
ini berhubungan dengan perilaku kejiwaan manusia.
Kata adenium pada nama ilmiah kamboja yaitu adenium obseum menunjukkan genus.
4. Huruf Tebal Tidak Dipakai untuk Penegasan Huruf atau Kata Tertentu
Penegasan atau pengkhususan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata tidak
menggunakan huruf tebal melainkan huruf miring.
Contoh:
Penggunaan huruf tebal dan huruf miring sering terbalik. Kata yang seharusnya di tulis
menggunakan huruf tebal terkadang ditulis dengan huruf miring. Begitu juga sebaliknya, kata
yang seharusnya di tulis menggunakan huruf miring terkadang ditulis dengan huruf tebal.
Atau terkadang malah tidak ditulis baik menggunakan huruf tebal maupun huruf miring. Oleh
karena itu, memahami cara penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia sangatlah
diperlukan.