Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hewan coba adalah hewan yang dipergunakan dalam suatu penelitian

biologis dan biomedis berdasarkan syarat atau standar dasar yang diperlukan

dalam penelitian tersebut (Ridwan, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan

hewan coba mencit (Mus musculus). Menurut Aria, Fedri, dan Muqoddar

(2017) alasan penggunaan mencit karena mudah didapat, harga relatif murah,

dan mudah dalam perawatan serta pemberian perlakuan (Djamal, 1998; Frank

1995).

Sel- sel hepar atau hepatosit merupakan sel epitel yang membentuk

lempeng- lempeng saling berhubungan dan lempeng sel ini tersusun radial di

sekeliling vena sentral. Hepatosit menyusun ribuan lobulus. Setiap lobulus

memiliki tiga sampai enam area portal dibagian perifernya dan satu venula

yang disebut vena sentral dibagian pusatnya. (Mescher, 2014).

Tahapan yang paling krusial dalam pengolahan jaringan adalah tahap

fiksasi. Fiksasi merupakan langkah awal yang mendasari histoteknik untuk

mencegah autolisis dan degradasi jaringan sehingga dapat menjaga sel atau

jaringan tersebut tetap seperti aslinya. (Khristian dan Inderiati, 2017).

1
Pentingnya tahapan fiksasi sebagai tahap dasar mikroteknik untuk

memperoleh preparat histologi yang baik mengharuskan dilakukannya pemilihan

larutan fiksasi yang tepat. Larutan fiksasi yang umum digunakan adalah Neutral

Buffer Formalin 10% (NBF 10%). Kelebihan larutan fiksasi ini adalah pH

mendekati netral, dapat disimpan dalam jumlah besar dan waktu yang lama.

Kekurangan larutan fiksasi ini adalah memiliki daya fiksasi yang lama yaitu 12-

24 jam. Durasi waktu fiksasi menggunakan Neutral Buffer Formalin10% lebih

lama dibandingkan dengan durasi waktu fiksasi larutan Zenker yang hanya

membutuhkan waktu 4 sampai 24 jam serta baik digunakan dalam pengawetan

inti sel (Musyarifah & Agus, 2018) . Bahkan menurut Ulmer (n.d.) fiksasi

menggunakan Zenker hanya membutuhkan waktu 2-3 jam dengan ketebalan

pemotongan jaringan ≤ 3 mm. Hal itu menandakan efektifitas waktu fiksasi

larutan Zenker lebih baik. Waktu fiksasi yang cepat ini membantu laboratorium

untuk melakukan pemeriksaan histologi dengan waktu 4 kali lebih cepat daripada

fiksasi menggunakan NBF 10%, dengan demikian diagnosis terhadap kelainan

histologi pasien bisa segera ditegakkan.

Organ yang digunakan dalam penelitian ini adalah hepar karena mudah

dalam pengambilan dari tubuh mencit, sering digunakan dalam berbagai

penelitian, dan inti hepatosit lebih mudah diidentifikasi. Inti sel hepatosit menjadi

target pengamatan yang utama karena relevan dengan kelebihan larutan Zenker

yaitu baik dalam pengawetan inti sel. Pengamatan pada sitoplasma, dan

2
keseragaman warna preparat dilakukan untuk mendukung penilaian terhadap

kualitas gambaran mikroskopis preparat hepar mencit (Mus musculus). Menurut

Shield & Heinbockel (2017), Musyarifah & Agus (2018), kekurangan larutan

Zenker antara lain : perendaman dalam waktu lama (2-3 hari) dapat menyebabkan

jaringan menjadi keras dan rapuh; jaringan yang akan difiksasi harus mempunyai

ketebalan ≤ 3mm, harga merkuri klorida cukup mahal dan bersifat toksik.

Kemasan 250 gr merkuri klorida seharga ±2,7 juta. Akan tetapi, dalam 100 ml

larutan Zenker hanya membutuhkan 5 gr merkuri klorida, dan larutan Zenker

sebanyak 100 ml tersebut dapat digunakan sebanyak ± 5 kali tahapan fiksasi

dengan tetap memperhatikan dimensi spesimen yang digunakan.

Merkuri klorida sebagai salah satu bahan penyusun larutan Zenker dapat

digantikan dengan seng sulfat (ZnSO4) atau seng klorida (ZnCl2) tanpa mengubah

waktu fiksasi (Musyarifah & Agus, 2018). Hal tersebut bisa menjadi salah satu

langkah untuk mengeliminasi efek toksik pada larutan Zenker akibat penggunaan

merkuri klorida. Apabila merkuri klorida tetap digunakan sebagai bahan

pembuatan larutan Zenker, maka laboratorium harus menerapkan tindakan

pencegahan untuk mengurangi efek toksik merkuri, baik bagi kesehatan maupun

lingkungan.

Menurut PMK No. 57 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional

Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Merkuri Tahun 2016-2020,

tubuh terpapar merkuri melalui jalur inhalasi, skin contact, atau tertelan.

Pencegahan paparan merkuri ketika bekerja di laboratorium adalah dengan

3
menggunakan APD yang dapat melindungi jalur- jalur masuknya merkuri

kedalam tubuh, yaitu dengan menggunakan masker, sarung tangan, jas

laboratorium, kaca mata pelindung, dan sepatu laboratorium. Pajanan merkuri

pada lingkungan dapat mencemari badan air, tanah, udara, bahkan rantai

makanan. Cemaran merkuri tersebut dapat berasal dari alam dan aktivitas manusia

salah satunya adalah penggunaan merkuri di laboratorium. Menurut Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.56/

Menlhk-setjen/ 2015, pemusnahan limbah B3 merkuri diserahkan ke pihak ketiga

yang telah memiliki izin pemusnahan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “ Gambaran Mikroskopis jaringan hepar mencit (Mus

musculus) yang difiksasi dengan larutan Zenker”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah “ Bagaimanakah gambaran

mikroskopis jaringan hepar mencit (Mus musculus) yang difiksasi dengan larutan

Zenker?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran mikroskopis jaringan hepar mencit (Mus musculus)

yang difiksasi dengan larutan Zenker

2. Tujuan Khusus

4
a. Membuat preparat mikroskopis jaringan hepar mencit (Mus musculus)

yang difiksasi dengan larutan Zenker

b. Mengamati gambaran mikroskopis preparat hepar mencit (Mus musculus)

yang difikasi dengan larutan Zenker

c. Mendeskripsikan gambaran mikrokopis preparat hepar mencit (Mus

musculus) yang difiksasi dengan larutan Zenker.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sitohistoteknologi

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini menambah wawasan dan keterampilan dibidang

sitohistoteknologi khususnya mikroteknik dan dapat mengetahui kualitas

jaringan secara mikroskopis yang difiksasi dengan larutan Zenker.

2. Bagi Akademik

Penelitian ini dapat menambah sumber pustaka dan ragam penelitian lain

dalam bidang sitohitoteknologi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian lain

yang berkaitan dengan fiksasi jaringan menggunakan larutan Zenker.

F. Keaslian Penelitian

5
Peneliti belum menemukan atau membaca penelitian dengan judul “Gambaran

mikroskopis jaringan hepar mencit (mus musculus) yang difiksasi dengan larutan

Zenker” tetapi peneliti menemukan penelitian yang serupa

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

No Nama Peneliti Judul penelitian Hasil


1 Shawn E. Sautire, Difference in Ada perbedaan
Clarke Tankersley, alveolar size in genetic yang
Wayne Mitzner (2004) inbred mouse strains
signifikan dalam
struktur paru diantara
strain tikus yang
berbeda. Namun,
apabila strain tikus
memiliki volume paru
yang sama, perbedaan
struktur parunya tidak
begitu signifikan.
Kesamaan penilitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian Sautire,

Transkley, dan Mitzner (2004) adalah larutan fiksasi menggunakan larutan Zenker.

Perbedaan penelitian Sautire, Transkley, dan Mitzner (2004) adalah strain hewan

coba tikus dan organ paru.

6
7

Anda mungkin juga menyukai