Anda di halaman 1dari 15

KEGIATAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

PERTEMUAN 10

Petunjuk:
1. Bacalah petunjuk kegiatan praktikum terlampir secara cermat.
2. Kerjakan secara cermat dan jujur
3. File dikumpulkan dalam bentuk PDF
Nama File: Laporan_Chondrichthyes_PBB_NAMA_NIM (3 digit akhir)
4. Kegiatan Praktikum akan dilakukan untuk 2 kelas yaitu Chondrichthyes
(Kegiatan 1-3)
dan Osteichthyes. Karena materi Osteichthyes belum kita diskusikan, maka kami
lampirkan Penuntun Kelas Osteichthyes yang ada pada Buku SH Jilid 2.
5. Waktu : 3 x 50 menit (Batas akhir kelas Pagi (PBA dan PBB) hingga pukul 13.00)
dan kelas siang (PBU) hingga pukul 18.00

1. Kerjakan Kegiatan 1, 2 dan 3 yang terdapat di buku Penuntun Praktikum


Sistematika Hewan Jilid 2. (Terlampir kami sertakan File Buku SH Jilid 2 barangkali
Anda tidak membawa). Tuliskan jawaban Anda, tidak perlu menulis ulang. Kerjakan
di word lalu dikumpulkan dalam bentuk pdf

2. Kegiatan 4 (Pada Buku SH Jilid 2) dan Kegiatan 5

Untuk kegiatan 5 silahkan memilih salah satu dari jenis ikan


A. Jenis A : ikan lele, ikan patin, ikan sapu-sapu
B. Jenis B: ikan mujaer, ikan kembung, ikan gurami, ikan kakap

a) Lengkapi gambarnya dengan keterangan gambar yang menunjukkan ciri


penting dalam identifikasi. Tuliskan sumber websitenya Gambar yang Anda
gunakan untuk mendeskripsikan ciri morfologi.
Anda bisa menggunakan web identifikasi ikan yaitu:
https://www.fishbase.se/identification/SpeciesList.php?genus=Quietula
b) Tuliskan klasifikasi hingga tingkat ordo dan famili
c) Tulislah deskripsinya secara singkat
Deskripsi yang Anda buat berdasarkan hasil pengamatan Anda sendiri, bukan
copy paste dari internet, gunakan bahasa Anda sendiri, perhatikan cara
deskripsi yang baik.

*Semangat belajar dan sehat selalu*


1. SUPER CLASSIS PISCES: CLASSIS CHONDRICHTHYES

A. Tujuan:
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri Classis Chondrichthyes pada
spesimen amatan ikan hiu dan ikan pari.
2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri Classis Chondrichthyes pada
spesimen amatan ikan hiu dan ikan pari.
3. Mahasiswa dapat menggambar morfologi dari spesimen amatan ikan hiu
dan ikan pari disertai dengan keterangan gambar.
4. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan ikan hiu dan ikan pari sampai
pada tingkatan famili.

B. Materi:
Ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) merupakan kelas ikan yang
mencakup hiu dan pari. Ikan ini tulang belakangnya tidak terdiri atas
tulang sejati/tulang keras, tetapi tersusun atas bahan putih serta keras
yang dinamai tulang rawan. Kulitnya tertutup sisik, mirip gigi parut sehingga
menyerupai amplas, insang berbeda dengan insang ikan bertulang biasa,
setiap insang ikan hiu memiliki lubang insang yang terpisah disebut celah
insang.
Hiu menyerap air untuk mengambil oksigen terutama melalui mulut,
kebanyakan hiu juga bernapas melalui lubang di belakang kedua matanya
yang disebut "lubang pernapasan" atau spirakulum. Namun tidak semua jenis
hiu (Squalus) memiliki lubang pernapasan, hiu perenang bebas umumnya tidak
memiliki lubang pernapasan. Pari bernapas hanya lewat lubang pernapasan
macam itu saja. Gigi tajam kebanyakan Chondrichthyes merupakan
modifikasi sisik yang selalu terbentuk di mulutnya yang berbentuk celah.
Semua Chondrichthyes menghasilkan telur yang besar dan
mengandung banyak kuning telur. Telur ini sudah dibuahi, terbungkus
selaput tanduk.Pembuahannya terjadi di dalam tubuh melalui alat khusus
yang terletak di sepanjang tepi sirip perut ikan jantan (=clasper).

C. Kegiatan 1:
Berdasarkan morfologi ikan hiu pada Gambar 1, isilah nama dari bagian-
bagian yang ditunjuk!

Gambar 1. Morfologi Hiu


1. 6 b.

2. 7.

3. 8.

4. 9.

5. 10

6. 11.

6 a. 12

Kegiatan 2:

Jelaskan pengertian dan fungsi dari istilah-istilah di bawah ini!


1. Spiracle (spirakulum):
2. Ampullae of Lorenzini (ampula lorenzini):
3. lateral line (gurat sisi):
Kegiatan 3:

Dengan menggunakan kunci determinasi yang ada, tentukan nama famili


dari beberapa gambar ikan hiu yang disediakan!

1. ………………...………………. 2 ………………...……………….

3 ………………...………………. 4 ………………...……………….

5 ………………...………………. 6 ………………...……………….
8 ………………...……………….
7 ………………...……………….

9 ………………...………………. 10 ………………...……………….

12 ………………...……………….
11 ………………...……………….

13 ………………...………………. 14 ………………...……………….
Kunci Determinasi Famili

1 A Badan seperti layang-layang jika dilihat


dari atas 12
B Badan tidak seperti layang-layang jika
dilihat dari atas 2

2 A Sirip pelvic tidak ada, hidung seperti gergaji Famili


…………………… Pristiophoridae
B Sirip pelvic ada ……………… 3

3 A Terdapat enam celah insang ………… Famili Hexanchidae (


B Terdapat lima celah insang 4

4 A Hanya terdapat satu sirip dorsal ……… Famili


Scyliorhyinidae (
B Terdapat dua sirip dorsal … 5

5 A Mulut terdapat di depan moncong …… Family


Rhinocodontidae

B Mulut terdapat di bawah kepala … 6

6 A Kepala menonjol ke samping dengan bagian Famili Sphyrnidae


mata pada ujungnya …………
B Kepala tidak menonjol …… 7

7 A Sirip caudal, bagian atas dan bawah, Famili Isuridae


mempunyai bentuk dan ukuran yang sama
…………
B Sirip caudal, bagian atas dan bawah, tidak 8
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama

8 A Sirip dorsal pertama sangat panjang, Famili


hampir setengah dari panjang badan Pseudotriakidae

B Sirip dorsal pertama mempunyai panjang 9


yang regular …………………………….

9 A Sirip caudal sangat panjang hampir Famili Alopiidae


sepanjang badan ……………………………
B Sirip caudal mempunyai panjang yang 10
regular ……………

10 A Pada hidung, terdapat bentukan seperti Famili Scapanor-


jarum panjang …………………… hynchidae

B Hidung tidak memanjang …… 11

11 A Sirip ekor sangat panjang, hampir sama Famili


Panjang dengan tubuhnya, gurat samping Stegostomatidae
yang tampak pada tubuh
……………………………
B Sirip ekor lebih pendek, kurang separuh Famili
dari panjang tubuhnya, tidak terdapat Ginglymostomatidae
gurat sisi pada tubuhnya
…………………………
12 A Sirip dorsal kecil terdapat dekat ujung ekor Famili
…………………………… Rajidae (Skate)
B Sirip dorsal kecil tidak terdapat dekat 13
ujung ekor …………………………

13 A Terdapat bentukan seperti tanduk … Famili Mobulidae


(Devil ray)
B Tidak terdapat bentukan seperti tanduk Famili Dasyasidae
…………… (Sting ray)
2. SUPER CLASSIS PISCES: CLASSIS OSTEICHTHYES

A. Tujuan:

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri Classis Osteichthyes pada


spesimen ikan amatan yang telah ditentukan.
2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri Classis Osteichthyes pada
spesimen ikan amatan yang telah ditentukan.
3. Mahasiswa dapat menentukan rumus sirip pada spesimen ikan amatan
yang telah ditentukan.
4. Mahasiswa dapat menggambar morfologi dari spesimen ikan amatan
disertai dengan keterangan gambar.
5. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan spesimen ikan amatan sampai
pada tingkatan genus.

B. Materi:
Osteichtyes merupakan kelompok ikan bertulang sejati atau bertulang
keras. Anggotanya sangat beragam dan dapat ditemukan di perairan tawar,
payau, maupun laut. Untuk mempelajari taksonomi ikan, terdapat beberapa
karakter yang penting untuk diketahui. Karakter atau ciri morfologi yang penting
untuk identifikasi ikan, antara lain adalah karakter sirip, linea lateralis, sisik
dan tulang-tulang insang, serta morfometri.

Sirip (pinna; fin)


Sirip ikan sangat beragam baik bentuk, susunan maupun jumlahnya.
Selain dinyatakan secara deskriptif dalam deskripsi spesies, karakter sirip suatu
ikan dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sirip. Rumus sirip adalah suatu
rumus yang menggambarkan bentuk dan jumlah sirip serta jumlah dan macam
jari-jari sirip.

Menghitung jari-jari sirip


Untuk memberikan rumus suatu sirip tertentu, pertama
dicantumkan dahulu notasi yang menentukan sirip mana y ang
dimaksud (Gambar 1).

Gambar 1. Jenis-jenis sirip


Notasi yang biasanya digunakan untuk penulisan rumus sirip adalah
sebagai berikut:
- sirip punggung (pinna dorsalis= dorsal fin) = D
- sirip punggung pertama (di muka, first dorsal fin) = D1
- sirip punggung kedua (di belakang, second dorsal fin) = D2
- sirip ekor (pinna caudalis= caudal fin )= C
- sirip dubur (pinna analis= anal fin) = A
- sirip perut (pinnae ventralis= pelvic fins) = V
- sirip dada (pinnae pectoralis= pectoral fins) = P
Misal suatu jenis ikan mempunyai jari-jari sirip punggung 6 dan jari-jari
sirip dubur 4 maka rumusnya adalah D.6; A.4. Menghitung jari-jari sirip yang
berpasangan, dilakukan pada sirip yang terletak pada sebelah kiri, terkecuali
jika ada ketentuan yang lain. Pada pengamatan, ikan diletakkan dengan
posisi perut (bagian ventral) menghadap pengamat dan kepala di sebelah
kiri.

Jenis jari-jari sirip


Jari-jari sirip t dibedakan menjadi 2 macam (Gambar 2):

Gambar 2. Jenis-jenis jari sirip


1) Jari-jari keras (a)
Jari-jari keras tidak beruas-ruas, pejal (tidak berlubang), keras dan tidak
dapat dibengkokkan. Biasanya jari-jari keras ini berupa duri atau patil dan
merupakan alat untuk mempertahankan diri bagi ikan. Jumlah jari-jari
keras dinotasikan dengan huruf Romawi (I, II, III,).
2) Jari-jari lemah (b)
Jari-jari lemah biasanya bening, seperti tulang rawan, mudah
dibengkokkan dan beruas-ruas. Bentuknya berbeda-beda tergantung
pada jenis ikan, jari-jari lemah ini mungkin sebagian mengeras, salah satu
bergerigi, bercabang atau satu sama lain berhimpitan. Jumlah jari-jari lemah
dinotasikan dengan angka biasa (1,2, 3,).
Misal suatu jenis ikan mempunyai jari-jari sirip punggung 6 jari-jari
lemah, sirip ekor 12, serta jari-jari sirip dubur 6 dan 2 di antaranya keras,
maka hal ini dapat ditulis: D.2; C.12; A.II.4. Pada ikan yang jari-jari ekornya
bercabang, jumlah jari-jari ini ditetapkan sebanyak jumlah jari-jari bercabang
ditambah dua.

Morfometri
Morfometri merupakan pengukuran ikan dan bagian-bagian tertentu
yang dapat menjadi karakter taksonomi. Karena ukuran satu jenis ikan
berbeda-beda akibat pengaruh umur dan lingkungannya, maka tidak
mungkin memberikan ukuran untuk identifikasi secara mutlak. Pada
umumnya, yang digunakan untuk identifikasi adalah ukuran
perbandingan yang diolah dari hasil pengukuran secara langsung. Beberapa
parameter morfometri seperti pada Gambar 3 dengan penjelasan sebagai berikut.
 Panjang total (total length) (a): Jarak garis lurus antara ujung
kepala paling depan dengan ujung sirip paling belakang.
 Panjang baku/badan (standard length) (b): Jarak garis lurus
antara ujung kepala paling depan (biasanya ujung salah satu
rahang) dengan pelipatan pangkal sirip ekor.
 Panjang bagian muka sirip punggung (c): Jarak antara ujung
hidung (antara bibir) hingga ke pangkal jari-jari pertama sirip
punggung.
 Panjang batang ekor (length of caudal peduncle) (d): Jarak
miring antara tepi caudal dari sirip dubur sampai dengan pangkal
jari-jari tengah sirip ekor.
 Panjang dasar sirip punggung (dorsal-fin base) (e): Jarak antara
pangkal jari-jari pertama sampai dengan selaput sirip di belakang jari-
jari terakhir.

 Tinggi badan (depth of body) (f): Jarak antara pangkal sirip


punggung sampai pangkal sirip perut.
 Tinggi batang ekor (depth of caudal peduncle) (g): Jarak terendah
dari kelipatan atau pangkal ekor.
 Panjang dasar sirip dubur (anal-fin base): Jarak antara pangkal jari-
jari pertama sampai dengan selaput sirip di belakang jari-jari terakhir.
 Panjang kepala (head length): Jarak antara ujung hidung sampai
dengan tepi belakang keping tutup insang (operkulum).

Gambar 3. Morfometri ikan

Linea lateralis (lateral line)


Linea lateralis adalah garis pada bagian lateral ikan yang
dibentuk oleh barisan sisik yang berpori atau berlubang. Linea lateralis
berfungsi sebagai indra untuk mengetahui perubahan-perubahan
hidrostatis dalam air. Garis ini disebut juga garis rusuk. Pada ikan yang
tidak mempunyai linea lateralis, digunakan istilah garis sisi, yaitu suatu
garis khayal yang ditarik dari pertengahan belakang tutup insang secara
lurus sampai pangkal ekor.
a. Bentuk garis rusuk (linea lateralis) dan sisik yang membentuk
linea lateralis tersebut.
Linea lateralis umumnya berjumlah satu, tetapi ada yang lebih.
Bentuknya bervariasi (Gambar 4), yaitu lengkap, terputus, lurus,
bengkok dan melengkung ke bawah. Sisik membentuk linea lateralis
berlubang atau berpori dan di bawah sisik ini terdapat berkas saraf.
Untuk menghitung jurnlah sisik pada garis linea lateralis dirnulai dari
sisik belakang lengkung bahu sampai sisik pada permulaan pangkal ekor,
atau pada ruas tulang belakang bagian ekor yang terakhir.

Gambar 4. Macam linea lateralis

b. Jumlah sisik pada linea lateralis serta jumlah sisik di atas dan di bawah
linea lateralis (Gambar 5). Untuk menentukan jumlah sisik di atas linea
lateralis, dimulai dari permulaan sirip punggung dan dihitung miring ke
arah ventral. Sisik penyusun linea lateralis tidak ikut dihitung.

sisik di atas
linea lateralis Linea
lateralis

sisik di bawah
linea lateralis

Gambar 5. Sisik pada linea lateralis


Sisik (scale)
Bentuk susunan dan tempat melekatnya sisik-sisik. Pada Pisces
dikenal 4 tipe sisik, yaitu: siklloid, stenoid, ganoid, dan placoid.
 Sikloid (a): sisik tipe ini terbentuk dari corium/dermis. Bentuknya
sirkuler atau ovoid, secara mikroskopis tampak adanya garis-garis
konsentris, garis-garis radier, guanophore da sel-sel pigmen.
 Stenoid (b): bagian tepi luarnya mempunyai satu baris/lebih
rigi-rigi seperti duri-duri halus atau gigi-gigi sisir, sedangkan
bagian tepi yang melekat mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga
memperkuat pelekatannya.
 Placoid(c dan d): sisik ini paling primitif, berasal dari dermis.
Squama ini mempunyai suatu memipih, tertanam di dalam kulit,
dengan suatu spina yang meruncing atau membulat yang menonjol
yang terdiri atas dentin yang keras.
 Ganoid (e): bagian terbesar tipe ini terdiri atas lapisan-lapisan
tukang, dan permukaan luarnya diselubungi oleh ganion, yaitu suatu
material yang mempunyai email yang dibentuk oleh corium.

Gambar 6. Tipe-tipe sisik


Kegiatan 4

A. Tujuan: Mempelajari karakter pembeda beberapa ordo dalam Kelas


Osteichtyes

B. Cara Kerja:
1. Perhatikan beberapa sketsa ikan yang mewakili beberapa ordo dalam Kelas
Osteichtyes di bawah ini.
2. Rangkumlah karakter morfologi eksternal setiap kelas yang dapat digunakan
sebagai pembeda dalam tabel berikut ini.

Karakter Anguili- Siluri- Gonoryn- Perci- Pleuronec Tetraodon-


formes formes chiformes formes -tiformes tiformes

Bentuk
tubuh

Bentuk
kepala

Sirip
punggung

Jari-jari
penyusun
sirip

Kegiatan 5

Kunci Identifikasi Kelas Osteichtyes

Ordo Siluriformes Kunci Menuju Famili

1 a Permukaan tubuh halus, tidak bersisik …… 2


b Permukaan tubuh tertutup plat tulang (bony 4
plates) …
2 a Sirip dorsal pendek ……… 3
b Sirip dorsal sangat panjang, terputus atau
bersambung dengan sirip ekor, memiliki Clariidae
empat pasang sungut (barbel) ………………
3 a Tidak memiliki sirip adiposa …………………… Siluridae
b Memiliki sirip adiposa yang terletak di antara
sirip punggung dan sirip ekor, sirip anal 26-46 Pangasidae
jari-jari ……
4 a Mulut terletak di bagian ventral, dengan 1-2
pasang sungut (barbel), mempunyai sirip Callichthyidae
adiposa yang berduri …
b Mulut terletak di bagian ventral, umumnya
tanpa sungut (barbel), tidak mempunyai sirip Loricariidae
adiposa berduri …
Ordo Perciformes Kunci Menuju Famili

1 a Sisik berukuran sedang hingga besar,


umumnya stenoid, tersebar merata ………… 2
b Sisik berukuran kecil, umumnya sikloid,
sebagian besar permukaan tubuh terbuka 5
(tanpa sisik) ...
2 a Linea lateralis lengkap …………………… 3
b Linea lateralis terputus ……………………… Cichlidae
3 a Mata berukuran kecil, kepala berukuran
relatif lebih kecil dibanding ukuran tubuh Osphronemidae
b Mata berukuran sedang-besar …… 4
4 a Operkulum terdapat modifikasi berupa duri Serranidae
…………
b. Operkulum tanpa tonjolan ………… Lutjanidae
5 a Ekor bercangak, tubuh sangat pipih, jari-
jari pertama sirip perut sangat panjang …… Menidae
b Ekor sangat bercangak (forked), peduncula
caudal sempit …. Carangidae

Anda mungkin juga menyukai