Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

TENTANG
MEMBRAN EKSTRA EMBRIONAL
OLEH:
RIFA DESRINA : 1830106047
KELAS : TBIO 4C

DOSEN PENGAMPU:
ROZA HELMITA, M.Si

ASISTEN DOSEN:
ELA MELISA SAPUTRI
MUHAMMAD RIFKI PRATAMA
RAHMAT APRIL FERNANDO
YOLA REFENDRA AUDINA

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Membran ekstra embrional adalah perluasan-perluasan berlapis membran dan
jaringan-jaringan embrio. Membran ekstra embrional adalah selaput yang terbentuk pada
waktu pralahir/pratetas yang bukan merupakan bagian dari tubuh embrio. Jumlah dan
jenis membran ekstra embrional berbeda pada hewan vertebrata. Ikan dan amphibia
hanya memiliki membran ekstra embrional berupa kantong yolk (yolk sack), Reptil dan
aves memiliki empat membrane ekstra embrional yaitu amnion, chorion, allantois dan
saccus vitellinus. Membran ekstra embrional ini dugunakan embrio yang sedang
berkembang untuk nutrisi, sarana untuk mengeluarkan sisa nmetabolisme dan
perlindungan, baik dari faktor fisik, kemis maupun biologis di lingkungan mikro dan
makro, agar embrio dapat tumbuh dan berdiferensiasi dengan baik. Berdasarkan latar
belakang maka kami melakukan praktikum tentang membrane ekstra embrional.
B. Tujuan praktikum
Adapun tujuan praktikum mengidentifikasi dan menggambar morfologi membran
ekstra embrional serta menjelaskan fungsinya masing-masing.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian membran ekstra embrional
Membran ekstra embrional merupakan membran atau selaput seluler yang
dibentuk bersamaan dengan perkembangan embrio dan berperan penting dalam
perkembangan embrio. Membran ekstra embrional pada dasarnya merupakan lipatan-
lipatan yang akan tumbuh mengelilingi embrio yang sedang berkembang.Struktur
membran ekstra embrional dibentuk dari jaringan embrional tetapi tidak menjadi bagian
tubuh organisme pada periode setelah kelahiran ataupun penetasan (Yatim, 1982).
B. Secara umum membran ekstra embrional yaitu
1) Amnion merupakan jaringan semi transparan tipis yang membentuk lapisan
terdalam membran ekstra embrional. Amnion berasal dari jaringan ekstra
embrional yang terdiri dari komponen fetus/embrio dan komponen maternal.
Seperti kantung tipis yang berasal dari somaotopleura, membentuk suatu kantung
menyelubungi embrio dan berisi dengan cairan (Campbell, 1987).
2) Chorion, berasal dari bahasa Yunani, chorion yang berarti kulit. Chorion adalah
membran embrio yang paling luar dan berbatasan dengan cangkang atau jaringan
induk, jadi merupakan tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan
sekitarnya (Nawangsari, 2011).
3) Allantois berasal dari pelipatan ke luar bagian abdomen ke belakang embrio.
Allantois adalah kantung yang memanjang ke dalam selom ekstra embrional.
Selama perkembangannya allantois menekan chorion ke saccus vitellinus.
Allantois bersama chorion membentuk organ respirasi yang mendukung embrio
(Campbell, 1987).
4) Saccuss vitellinus merupakan membran ekstra embrio yang terbentuk paling awal
dari splanknopleura dengan endoderm di sebelah dalam dan mesoderm splanknik
di luarnya. Saccuss vitellinus ini meluas di atas massa kuning telur. Sel-sel
saccuss vitellinus akan mencerna kuning telur, dan pembuluh darah yang
berkembang di membran itu akan membawa nutrien ke dalam embrio. Lipatan
lateral jaringan ekstra embrional menjulur di atas bagian atas embrio itu dan
menyatu untuk membentuk dua membran tambahan, yaitu amnion dan chorion,
yang dipisahkan oleh perluasan ekstra embrionik selom (Campbell, 1987).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum pada hari kamis, tanggal
3 april 2020, pada jam 13.00 sampai selesai, yang dilaksanakan bertempat dirumah
Lintau Buo Utara Jurusan Tadris Biologi Institut Agama Islam Negri IAIN Batusangkar.
B. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum alat tulis, cangkir, kamera,
dan telur ayam.
C. Prosedur kerja
1) Membran ekstra embrional ayam yang telah disediakan diamati morfologinya.
2) Membran ekstra embrional tersebut difoto dan digambar serta diidentifikasi
bagian-bagian dan fungsinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Membran ekstra embrional telur ayam
Gambar Pengamatan Gambar Literatur

Berdasarkan hasil praktikum membran ekstra embrional menunjukan bahwa pada


telur ayam yang telah diinkubasi selama 4 hari menunjukan adanya membran ekstra
embrional. Membran ekstra embrional kurang jelas terlihat hal ini dapat disebabkan
karena masa pengeraman telur kurang maksimal, sehingga embrio ayam belum
berkembang dengan sempurna. Walaupun tidak terlihat secara jelas, tetapi pada embrio
ayam tesebut dapat dibedakan antara amnion, chorion, allantois dan saccus vitellinus.
Berdasarkan literatur hal ini sesuai dengan pernyataan Stewart (2011) yang
menyatakan bahwa aves memiliki membran ekstra embrional berupa amnion, chorion,
allantois dan saccus vetellinus. Membran ekstra embrional dibentuk dari jaringan
embrional tetapi tidak menjadi begian tubuh organisme pada periode setelah kelahiran
ataupun penetasan. Temperatur menjadi salah satu faktor lingkungan yang sangat penting
selama proses inkubasi (Stewart,2011).
Pada embrio ayam berumur 4 hari kuntum sayap dan kaki terlihat lebih panjang
dan lebar. Plat jari pada kuntum sayap belum terpisah sedangkan plat jari pada kuntum
kaki namun jari-jari belum terpisah dan celah pada protuberensia prosesus mandibularis
mulai membentuk garis (Kusumawati,2016).
Amnion berisi cairan, amnion berperan sebagi pelindung langsung embrio,
menjaga dari kekeringan, mencegah dari guncangan, tekanan dan menjaga suhu pada
uterus. Chorion berfungsi sebagai pertukaran gas bagi respirasi. allantois berfungsi
sebagai tempat penampung dan penyimpan urin dan sebagai organ pertukaran gas antar
embrio dan lingkungan luarnya. Saccus vettelinus (yolk sacs) sebagai tempat
penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan
plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2 (Yatim,W.1982).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum membran ekstra embrional pada embrio telur ayam
dapat diambil kesimpulan bahwa membran ekstra embrional pada embrio ayam yaitu
amnion, chorion, saccus vettelinus (yolk sacs) dan allantois. Amnion berfungsi
melindungi embrio dari dehidrasi, pelekatan organ-organ tubuh yang terbentuk. Chorion
berfungsi sebagai pertukaran gas O2, CO2 antara embrio dengan udara. Saccus vettelinus
(yolk sacs) berfungsi untuk transport nutrisi ke tubuh embrio dan allantois berfungsi
menampung sisa metabolism embrio terutama dalam bentuk asam urat.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Kusumawati,Asmarani,dkk.2016. Perkembangan Embrio dan Penentuan Jenis Kelamin
DOC (Day-Old Chicken) Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner.Vol. 34.No 1,
ISSN : 0126 – 0421.
Nawangsari. 2011. Zoologi Umum. Jakarta : Erlangga.
Yatim, W. 1982. Embriologi dan Reproduksi. Bandung : Tarsit.
Stewart, James R., Tom W. Ecay, Benoit Heulin, Santiago P. Fregoso and Brent J.
Linville. 2011. Developmental expression of calcium transport proteins in
extraembryonic membranes of oviparous and viviparous zootoca vivipara
(lacertilia, lacertidae). Journal of Experimental Biology. Vol. 214. ISSN: 2999-
3004.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai