Kalazion Lapsus
Kalazion Lapsus
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. N
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sukadamai, Makassar
Pekerjaan : Mahasiswi
Tgl. Pemeriksaan : 20 April 2017
Nomor RM : 153414
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada kelopak mata atas
kiri.
1
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat menggunakan kaca mata : disangkal
Riwayat dengan keluhan serupa : disangkal
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat 1 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama dan
telah mengkonsumsi Doksisiklin selama 7 hari dan ®Cendo Xitrol.
.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital:
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Pernapasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,8o c
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
KETERANGAN OD OS
KEDUDUKAN BOLA MATA Ortotropia
- Deviasi Tidak ada Tidak ada
- Gerakan Bola mata
SUPERSILIA
- Warna Hitam, distribusi normal Hitam, distribusi
normal
- Simetris Simetris Simetris
2
PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Massa tumor Ada (superior daerah Tidak ada
tarsus) ukuran
±0.3x0.3x0.3 cm, warna
sama kulit sekitar,
Konsistensi keras,
terfiksir, permukaan rata.
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
- Ekteropion Tidak ada Tidak ada
- Entropion Tidak ada Tidak ada
- App Lakrimal Sumbatan (-) Sumbatan (-)
3
- Warna Hitam kecoklatan Hitam kecoklatan
- Sinekia Tidak ada Tidak ada
PUPIL
- Letak Sentral Sentral
- Bentuk Bulat, isokor Bulat, isokor
- Ukuran 3mm 3mm
- Refleks cahaya + +
langsung
- Refleks cahaya + +
tidak langsung
LENSA
- Kejernihan Jernih Jernih
- Letak Sentral Sentral
STATUS LOKALIS
Visus
VOD = 6/6
VOS = 6/6
Resume
Telah diperiksa pasien perempuan usia 24 tahun dengan benjolan pada kelopak
mata atas kanan. Benjolan dirasakan sejak ± 6 bulan yang lalu dan perlahan
4
pasien, tanpa disertai rasa nyeri, gatal, maupun rasa terbakar. Pada pemeriksaan
didapatkan terdapat massa pada kelopak mata kanan atas bagian luar maupun
dalam dan berwarna kemerahan. Benjolan berukuran ± 0.3 x 0.3 x 0.3 cm dengan
konsistensi lunak dan permukaan rata. VOD: 6/6 dan VOS: 6/6.
Diagnosis Kerja
Kalazion OD
Differential Diagnose
- Hordeolum
- Blefaritis
Penatalaksanaan
- Non Farmakologis : Edukasi penyakit kalazion.
Insisi kalazion.
- Farmakologis: ®Xendo Citrol 3x1 tetes OD
Na Diclofenac 2 x 500 mg
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Prognosis
OD OS
Quo ad vitam ad bonam ad bonam
Quo ad Functionam ad bonam ad bonam
Quo ad Sanactionam dubia ad bonam ad bonam
Diskusi
Diagnosis pada pasien ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologis. Dari anamnesis pada pasien didapatkan adanya benjolan pada
kelopak atas mata kanan, benjolannya keras, tidak nyeri pada penekanan, dan
tidak hiperemis, Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa
5
Kalazion berupa benjolan yang tanpa keluhan, rabaan keras, tidak hiperemis, tida
ada nyeri tekan, melekat pada tarsus. Terjadinya perlahan-lahan sampai beberapa
minggu. Pada pemeriksaan fisis oftalmologis didapatkan benjolan yang tidak
nyeri pada palpebra superior okulus dextra, tidak hiperemis. Benjolan yang
melekat pada tarsus akan tetapi terpisah dari kulit. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan bahwa Kalazion merupakan paradangan pada kelenjar Meibom atau
kelenjar Zeis yang tersumbat ditandai dengan adanya benjolan yang tidak
hiperemis dan tidak nyeri tekan.
Penanganan pada pasien yaitu dengan dilakukan insisi kalazion, pemberian
steroid dan antibiotik topikal yaitu obat tetes ®Cendo Xitrol (Dexametason,
Neomicin, Polimicin), antibiotik sistemik yaitu Ciprofloxacin, dan Anti inflamasi
non steroid yaitu Natrium diclofenac. Insisi kalazion dilakukan karena pengobatan
konservatif tidak memberikan efek pengobatan yang maksimal. Pasien pernah
berobat 1 bulan yang lalu dengan antibiotik sistemik berupa doksisiklin dan
antibiotk topical berupa Xendo Citrol. Pemberian Ciprofloksasin bertujuan agar
mencegah terjadinya infeksi setelah dilakukan insisi kalazion. Natrium diklofenak
diberikan untuk mengurangi rasa nyeri post operasi. Pemberian ®Xendo Citrol
(antibiotic-steroid topical) untuk mencegah infeksi lokal dan mengurangi
peradangan pada lokasi setempat setelah dilakukan operasi. Menurut kepustakaan,
tatalaksana aawal kalazion dapat diberikan antibiotik sistemik dan lokal. Bila
tidak memberikan hasil, dapat disuntik steroid intralesi, ataupun dilakukan insisi
dan kuretase.
Prognosis pada penderita yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh
hasil yang baik. Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi
yang sama akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh
perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan
akut intermiten.