Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATA KULIAH

“LAPORAN KEUANGAN PROFORMA”


Mata Kuliah: Analisis Informasi Keuangan EKA426 (C)

Dosen Pengampu: Ayu Aryista Dewi, S.E.,M.Acc.

Oleh:
Ajeng Winda Febryanti 1707531055
Putu Repa Lioni 1707531144
Ni Ketut Wardayanti 1707531145

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A. LAPORAN KEUANGAN PROFORMA

Laporan keuangan proforma (Proforma Financial Statement) merupakan laporan yang


digunakan untuk memproyeksikan kondisi keuangan di masa yang akan datang (Projected
Financial Statement) secara formal untuk suatu periode tertentu dan dalam format yang
konsisten. Pada umumnya bisnis menggunakan proforma laporan keuangan dalam melakukan
perencanaan maupun kontrol untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan
keuangan proforma, yaitu:

a. Menganalisis kondisi keuangan perusahaan di masa lalu dan sekarang.


b. Memproyeksikan kondisi keuangan perusahaan saat ini dan posisi keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.

B. MEMPROYEKSIKAN LAPORAN LABA RUGI

a) Meproyeksikan Penjualan

Jika penjualan tumbuh relatif stabil, maka tingkat pertumbuhan tersebut bisa dipakai untuk
memproyeksikan penjualan di masa yang akan datang. Misalkan tingkat pertumbuhan
penjualan empat tahun terakhir diperoleh rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 7,4%.
Misalkan analis menganggap bahwa pola masa lalu akan terjadi lagi pada masa yang akan
datang, maka analis akan menggunakan tingkat pertumbuhan 7,4% untuk memproyeksikan
tingkat penjualan di masa yang akan datang.

b) Memproyeksikan Biaya Operasional

Proyeksi biaya operasional pada asumsi perilaku biaya. Jika analis mengasumsikan biaya
operasional mempunyai perilaku sebagai biaya variabel sepenuhnya, maka analis bisa
memproyeksikan biaya operasional pada masa mendatang dengan menggunakan laporan
keuangan common size (proporsional). Biaya operasional diperoleh dengan mengalikan
proporsinya terhadap penjualan saat ini (untuk masing-masing komponen biaya) dengan
penjualan yang diproyeksikan.

tahun 3 Commo Tahun Tahun 5 Tahun


Proyeksi laporan laba rugi (ny n 4 (Proy 6
ata) size eksi)
Dengan menggunakan pendekatan common size
Penjualan 4.868,9 100,0 5.229,2 5.616,2 6.031,8
Harga Pokok Penjualan 3.392,8 69,7 3.644,8 3.914,5 4.204,2
Biaya Penjualan & umum 1.029,4 21,1 1.103,4 1.185,0 1.272,7

1
Pendapatan lainnya 36,4 0,7 36,6 39,3 42,2
Pajak Penghasilan 179,1 3,7 193,4 207,8 223,2
Pendapatan Operasional 304,0 62%. 324,2 348,2 373,9
Biaya Bunga (Bersih Pajak) 35,6 44,5 50,1 56,4
Item Lainnya 5,7 - - -
  274,1 279,7 298,1 317,5
Dengan menggunakan pendekatan common size
Penjualan 4.868,9 7,4 5.229,2 5.616,2 6.031,8
Harga Pokok Penjualan 3.392,8 5,9 3.593,0 3.805,0 4.209,5
Biaya Penjualan & umum 1.029,4 14,1 1.174,5 1.340,2 1.529,1
Pendapatan lainnya 36,4 18,2 43,0 50,9 60,1
Pajak Penghasilan 179,1 0,3 179,6 180,2 180,7
Pendapatan Operasional 304,0 325,1 341,7 352,6
Biaya Bunga (Bersih Pajak) 35,6 44,5 50,1 56,4
Item Lainnya 5,7 - - -
  274,1   280,6 291,6 296,2

Jika proporsi biaya tetap cukup tinggi, biaya operasional tidak akan berubah dengan
tingkat yang sama dengan perubahan penjualan, dalam hal ini lebih lambat. Sebagai
contoh,HPP meningkat dengan tingkat kenaikan 5,9%, sementara penjualan meningkat
dengan tingkat 7,4%. Perbedaan ini karena HPP diperkirakan mempunyai komponen biaya
tetap cukup tinggi. Sebaliknya, biaya penjualan dan administrsi meningkat cepat, yaitu
14,1%. Penjelasan yang mungkin adalah karena biaya tersebut mempunyai komponen biaya
variabel tinggi.

C. MEMPROYEKSIKAN NERACA

Cara memproyeksi dilakukan dengan memproyeksikan sisi kiri neraca (sisi aktiva) terlebih
dahulu, kemudian menyusun komposisi yang dinginkan untuk sisi kanan (passive) dan
pendanaan) neraca untuk tingkat total aset yang dilakukan.

1) Memproyeksikan total aset

Ada dua pendekatan untuk memproyeksikan aset:

a) Memproyeksi totak aset, kemudian memproyeksikan neraca common size untuk


memproyeksikan total aset ke komponenya.
Total Aset diproyeksikan dengan menggunakan pendekatan tingkat pertumbuhan aset pada
masa lalu. Misalkan pertumbuhan aset selama lima tahun dengan rata-rata 12,6%, dan
analisis menganggap tingkat pertumbuhan ni juga terjadi di masa mendatang, maka perkiraan
total aset tahun-tahun proyeksi adalah:

2
  Jumlah % Perubahan
Tahun 3 (nyata) 3.609,6  
Tahun 4 (Proyeksi) 4.064,4 12,6%
Tahun 5 (Proyeksi) 4,576,5 12,6%
Tahun 6 (Proyeksi) 5.153,2 12,6%

Cara lain dengan menggunakan pendekatan perputaran aktiva yang konstan, bisa dilihat
pada tabel berikut:

  Perputara
Total Aset Total Aset
n Akhir
Penjualan rata- Awal
Total Tahun
rata Tahun
Aset
Tahun 3 (nyata) 4.868,9 1,5 - - 3.609,6
Tahun 4 5.229,2 1,5 3.486,1 3.609,6 3.362,6
Tahun 5 5.616,2 1,5 3.744,1 3.362,6 4.125,7
Tahun 6 6.031,8 1,5 4.021,2 4.125,7 3.916,7

Perputaran aset = Penjualan/Rata-rata Total Aset.

Rata-rata total aset = Aset awal tahun + aset akhir tahun dibagi dua.

b) Memproyeksikan aset secara individual, kemudian menjumlahkan aset-aset individual


tersebut untuk memperoleh total aset.

Adapun cara kedua dengan memproyeksikan aset secara individual, kemudian


menjumlahkan aset aset tersebut menjadi total aset, analisis bisa menggunakan tingkat
pertumbuhan historis atau menggunakan asumsi perputaran aktiva yang tetap. Misalkan
piutang dagang tumbuh dengan tingkat 15,5% selama lima tahun terakhir dan analisis akan
menggunakan tingkat pertumbuhan tersebut, dapat memproyeksikan piutang dagang selama
tiga tahun mendatang. Misalkan persediaan juga tumbuh dengan tingkat 7,8% maka berikut
ini proyeksi untuk kedua rekening tersebut.

Tahun 3 Tingkat Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6


(nyata) pertumb
uhan
Piutang dagang 486,9 15,5% 562,4 649,5 750,2
664,7 7,8% 716,5 772,4 832,7

Diagram berikut ini meringkaskan pendekatan yang bisa dipakai untuk memproyeksi aset

3
Memproyeksi total aset Memproyeksi aset
individual
Menggunakan tingkat x x
pertumbuhan historis
Menggunakan perputaran x x
aset untuk proyeksi aset
Manfaat dari penggunaan perputaran aset untuk memproyeksi aset adalah karena
jumlah aset dikaitkan dengan proyeksi penjualan. Terkadang prestasi manajemen
dikaitkan dengan perputaran aktiva untuk menaikkan profitabilitas.

2) Memproyeksi Utang dan Modal Saham

Cara paling mudah untuk menyusun komposisi pasiva yaitu dengan menggunakan
common size sisi kanan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa komposisi semacam itu
tidak akan berubah untuk masa mendatang. Ada peristiwa yang dapat merubah total sisi
kanan neraca misalkan pada peristiwa pembelian perusahaan dan restrukturisasi.

Tahun3 Common Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6


(nyat size
a)
Pasiva
Utang dagang 446,7 12,4% 504,0 567,5 639,0
Utang wesel 138,0 3,8 154,4 173,9 195,8
Utang Jk. Pendek lainnya 278,6 7,7 313,0 352,4 396,8
Total utang lancar
Utang Jk. Panjang 863,3 23,9 971,4 1.093,8 1.231,6
Utang Jk. Panjang lainnya 525,8 14,6 593,4 668,1 752,4
Total utang 325,5 9,0 365,8 411,9 463,8
Total modal saham
Total utang dan modal 1.714,6 47,5 1.930,6 2.173,8 2.447,8
saham 1.895,0 52,5 2.133,8 2.402,7 2.705,4

3.609,6 100,0 4.064,4 4.576,5 5.153,2

3) Memproyeksi Biaya Pendanaan

4
Setelah struktur modal diproyeksikan, analisis bisa menghitung biaya pendanaan.
Langkah ini memerlukan asumsi bahwa struktur modal tidak akan berubah pada masa
mendatang, dan juga dengan tingkat bunga. Jika struktur modal berubah maka risiko
perusahaan berubah dan tingkat bunga juga bisa berubah untuk mengkompensasi
kenaikan risiko. Perhitungan tingkat bunga untuk utang-utang perusahaan dengan utang
yang memiliki bunga diasumsikan dari utang jangka panjang dan utang wesel, serta
diketahui juga bahwa utang pada tahun ke 2, yaitu utang wesel sebesar 93,5 dan utang
jangka panjang sebesar 380,2) dan utang pada tahun ke 3 yaitu utang wesel sebesar 138
dan utang jangka panjang sebesar 525,8. Sehingga perhitungan tingkat bunga untuk
utang-utang perusahaan, yaitu:

Biaya bunga bersih pajak


Rata−rata utang yang mempunyai beban

( 1−tingkat pajak ) × ( biayabunga sebelum pajak )


¿
(utang wesel +utang jangka panjang tahun ke 2,3 ) × jumlah periode tahun

(1−0,34 ) × ( 53,9 ) 35,6


¿ ¿
( 93,5+380,2+138+525,8 ) ×0,5 568,8

Setelah persentase tingkat bunga diketahui, tingkat bunga tersebut dipakai untuk
menentukan bunga dengan mengalihkan tingkat bunga tersebut dengan rata-rata utang.
Adapun perhitungannya :

Utang yang berbunga Rata-rata Biaya bunga Biaya bunga


Awal tahun Akhir tahun
utang bersih
berbu pajak
nga
Tahun 4 663,8 747,8 705,8 6,3% 44,5
Tahun 5 747,8 842,0 794,9 6,3% 50,1
Tahun 6 842,0 948,2 895,1 6,3% 56,4

D. MEMPROYEKSIKAN LAPORAN ALIRAN KAS

Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6


Operasi
1. Laba bersih 279,7 298,1 317,5
2. Plus depresiasi dan amortisasi 182,4 205,4 231,3
3. (kenaikan) penurunan piutang 10,0 11,3 12,7

5
dagang (61,8) (69,1) (77,9)
4. (kenaikan) penurunan persediaan (83,2) (94,2) (106,1)
5. (kenaikan) penurunan rekening (11,1) (12,8) (14,4)
dibayar dimuka
6.(kenaikan) penurunan utang 57,3 63,5 71,5
dagang 34,4 39,4 44,4
7. (kenaikan) penurunan utang lancar
lainnya 407,7 441,6 479,0
Aliran kas dari operasi
Investasi (5,6) (5,2) (5,7)
8. (kenaikan) penurunan surat-surat
berharga (372,4) (419,5) (472,3)
9. (kenaikan) penurunan bangunan,
pabrik dan peralatan, bersih
depresiasi (101,4) (115,7) (130,4)
10. (kenaikan) penurunan aktiva
lainnya, bersih amortisasi (479,4) (540,4) (608,4)
Aliran kas dari Investasi
Pendanaan 16,4 19,5 21,9
11. (kenaikan) penurunan utang
jangka pendek
12. (kenaikan) penurunan utang 67,6 74,7 84,3
jangka panjang
13. (kenaikan) penurunan utang 40,3 46,1 51,9
jangka panjang lainnya
14. dividen (114,5) (125,4) (137,3)
15. (kenaikan) penurunan modal 73,6 96,2 122,5
saham bersih dari laba bersih
dan dividen
Aliran kas dari pendanaan 83,4 111,1 143,3
16. Perubahan dalam kas 11,7 12,3 13,9
Penjelasan mengenai penyusunan laporan arus kas:

(1) Laba bersih, diambil dari laporan laba rugi proforma

6
(2) Depresiasi dan amortisasi, diasumsikan naik dengan tingkat kenaikan yang sama dengan
aset. Aset ini diasumsikan tumbuh dengan tingkat 12,6%.

(3),(4),(5),(6),(7) Perubahan-perubahan dalam aktiva dam utang lancar selain kas diambil
langsung dari neraca yang diproyeksikan

(8) Perubahan surat-surat berharga, diindikasikan adanya pembelian dan penjualan surat-surat
berharga dan invetasi pada surat berharga, dimasukkan ke dalam aliran kas dari investasi.
Perubahan ini diambil dari neraca.

(9) Perubahan dalam bangunan, pabrik, dan peralatan (bersih depresiasi), pembelian dan
penjualan bersih aktiva masuk ke dalam aliran kas dari investasi. Perubahan ini diambil
dari neraca

(10) Perubahan aktiva lainnya, biasanya dari goodwill yang timbul dari selisih harga
pembelian akuisisi dengan harga aset yang dibeli. Jumlah ini bersih dari amortisasi,
karena amortisasi sudah dimasukkan ke baris (3) perubahan dalam aktiva dan utang
lancar selain kas

(11),(12),(13) Perubahan dalam pinjaman, dan utang non-lancar lainnya dalam mausk ke
aliran kas pendanaan kecuali ada infromasi lain.

(14) Perubahn yang terjadi pada dividen, tergantung dari kebijakan dividen peruahaan. Ada
yang membayar dividen dengan jumlah konstan tiap tahunnya da nada yang
menggunakan pay-out ratio.

(15) Perubahan pada modal saham, adalah perubahan belum termasuk dalam laba operasional
dan dividen.

(16) Perubahan dalam kas, perubahan tersebut akibat penambahan (pengurangan apabila ada
perubahan negatif) kas pada awal periode tersebut akan menghasilkan kas akhir periode.

E. RASIO KEUANGAN PROFORMA

Setelah dilaporan keuangan proforma selesai disusun, analisis bisa menyusun analisis rasio
untuk laporan keuangan proforma dengan cara yang sama dengan membuat analisis rasio
untuk laporan keuangan. Pada rasio keuangan proforma membahas mengenai perbandingan
profitabilitas dan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur risiko perusahaan dengan
membandingkan hasil kinerja pada tahun 3, tahun 4, tahun 5, dan tahun 6. Dalam tabel rasio
keuangan proforma dijabarkan angka perbandingannya dari tahun ketahun, dan juga

7
menghasilkan penjelasan atau interpretasi dari tabel tersebut. Yang mana telah menjelaskan
bahwa profitabilitas perusahaan diproyeksikan akan menurun sesuai dengan penurunan ROA
dan ROE. Penurunan terjadi karena adanya turunnya perputaran aktiva, yang tidak diimbangi
oleh kenaikan profit margin yang diproyeksikan untuk tetap selama tiga tahun mendatang.
Adapun rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur risiko perusahaan tidak berubah selama
tiga tahun mendatang yang disebabkan karena common size dari neraca diproyeksikan untuk
tetap sama untuk tahun-tahun mendatang. Rasio yang melibatkan laporan laba rugi atau
laporan arus kas diproyeksikan untuk menurun. Hal ini disebabkan karena aset diproyeksikan
tumbuh lebih cepat dibandingkan penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh M. Dan Abdul Halim (2016). Analisis Laporan Keuangan. Edisi kelima.
Yogyakarta: UPP-STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai