FAKULTAS FARMASI
MAKALAH KELOMPOK 5
ANATOMI DAN FISIOLOGI TEMPAT PEMBERIAN MELALI PARENTERAL
(PEMBULUH DARAH)
KELOMPOK 5
BALKIS MA’RUF SANRANG
POPPY ALFIANI RATNOTO
ANDI ALWIYAH HASRAL
RAHMA SARITA
Pemberian obat secara parenteral (harfiah berarti “di luar usus”) biasanya dipilih
bila diinginkan efek yang cepat, kuat, dan lengkap atau obat untuk obat yang
merangsang atau dirusak getah lambung (hormone), atau tidak direarbsorbsi usus
(streptomisin), begitupula pada pasien yang tidak sadar atau tidak mau bekerja sama.
Keberatannya adalah lebih mahal dan nyeri, sukar digunakan oleh pasien sendiri.
Selain itu, adapula bahaya terkena infeksi kuman (harus steril) dan bahaya merusak
pembuluh atau saraf jika tempat suntikan tidak dipilih dengan tepat.
a. Subkutan (hypodermal)
Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak
merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat injeksi
intramuscular atau intravena. Mudah dilakukan sendiri, misalnya insulin pada
penyakit gula.
Tempat yang paling tepat untuk melakukan injeksi subkutan meliputi area
vaskular di sekitar bagian luar lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai
krista iliaka, dan bagian anterior paha. Tempat yang paling sering direkomendasikan
untuk injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi daerah scapula di
punggung atas dan daerah ventral atas atau gloteus dorsal. Tempat yang dipilih ini
harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot atau saraf
besar dibawahnya.
Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air
(0,5 sampai 1 ml). Jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat
dalam volume besar. Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril
yang tak tampak seperti gumpalan yang mengeras dan nyeri di bawah kulit.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ
tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling
tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi
tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan
mengendur sert makin kehilangan kontur.
b. Intrakutan (di dalam kulit)
Perawat biasanya memberi injeksi intrakutan untuk uji kulit. Karena keras, obat
intradermal disuntikkan ke dalam dermis. Karena suplai darah lebih sedikit, absorbsi
lambat.
Pada uji kulit, perawat harus mampu melihat tempat injeksi dengan tepat supaya
dapat melihat perubahan warna dan integritas kulit. Daerahnya harus bersih dari
luka dan relatif tidak berbulu. Lokasi yang ideal adalah lengan bawah dalam dan
punggung bagian atas.
c. Intramuskuler (i.m)
Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena
pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan
berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada
resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Dengan injeksi di dalam
otot yang terlarut berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna memperlambat
reabsorbsi dengan maksud memperpanjag kerja obat, seringkali digunakan larutan
atau suspensi dalam minyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone kelamin.
Tempat injeksi umumnya dipilih pada otot pantat yang tidak banyak memiliki
pembuluh dan saraf.
Tempat injeksi yang baik untuk IM adalah otot Vastus Lateralis, otot
Ventrogluteal, otot Dorsogluteus, otot Deltoid.
Otot vastus lateralis yang tebal dan berkembang baik adalah tempat
injeksi yang dipilih untuk dewasa, anak-anak dan bayi. Otot ini terletak di bagian
lateral anterior paha dan pada orang dewasa sepanjang satu tangan diatas lutut
sampai sepanjang satu tangan dibawah trokanter femur. Sepertiga tengah otot
merupakan tempat terbaik injeksi. Lebar tempat injeksi membentang dari garis
tengah bagian atas paha sampai kegaris tengah sisi luar paha.
Pada anak kecil atau klien
kakeksia, memegang badab otot
selama injeksi akan membantu
memastikan obat tersimpan
dijaringan otot. Untuk membantu
merelaksasikan otot, perawat
meminta klien berbaringan datar
dengan lutut agak fleksi rendah
atau klien dalam posisi duduk.
2. Otot Ventrogluteal
4. Otot Deltoid
Untuk menentukan lokasi otot deltoid, perawat meminta klien memajankan
seluruh lengan atas dan bahunya. Perawat sebaiknya tidak menciba
menggulung lengan baju yang ketat. Perawat meminta klien merelaksasi lengan
disamping dan menekuk sikunya. Klien dapat duduk, berdiri atau berbaring.
Perawat mempalpasi batas bawah prosesus akromialis yang membentuk basis
sebuah segitiga yang sejajar dengan titik tengah bagian lateral lengan atas.
d. Intravena (i.v)
Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik,
yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi,
lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai
penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat.
Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan
protein atau butiran darah.
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat
koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung
dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan
timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga
kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap
injeksi i.v sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.