Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN KEPUTUSAN DILEMA ETIK

BERKAITAN DENGAN HUKUM KEPERAWATAN

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Etika Keperawatan
Yang dibina oleh Ibu Kasiati ,S.kp., Ns,. M.kep

Disusun Oleh :

Oleh Kelompok 3 :
Anis Mahmudah (P17220194051)
Riska Fitriani (P17220194052)
Alifia Nanda P.S (P17220194066)
Rahil Salsabilaning D (P17220194071)
Nur Cholif Wahyu N (P17220194080)
Yessicha Putri Juliana (P17220194083)
Edwin Wibisono (P17220194087)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN D-III KEPERAWATAN
Februari, 2020

0
0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tugas matakuliah
tentang “PENERAPAN KEPUTUSAN DILEMA ETIK BERKAITAN DENGAN
HUKUM KEPERAWATAN”. Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Kasiati ,S.kp., Ns,. M.kep selaku dosen pembimbing.
2. Orang tua yang selalu memberikan bantuan dan dorongan baik berupa materil
dan juga spiritual.
3. Semua rekan-rekan yang telah membantu dan bekerja sama sehingga tersusun
makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi
pembaca.

Lawang, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Bab II Pembahasan

2.1 Konsep Pelanggaran moral dan etika keperawatan

2.2 Definisi dilema etik menurut para ahli

ii
2.3 Konsep pelanggaran etika moral berdasarkan hukum keperawatan

2.4 Langah pengambilan keputusan dilemma etik menurut para ahli

Bab III Pengambilan Keputusan.............................................................................10

Bab IV Penutup.........................................................................................................15

4.1 Kesimpulan...............................................................................................15

4.2 Saran..........................................................................................................15

Daftar Rujukan

16

iii
0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu
yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral
sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan
memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah
selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab
etik dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka
dalam praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan
sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standart
perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan
internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu
menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan
keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat
memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai
advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan
dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap
keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001).
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan
didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai
alternative jawaban yang belum tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan
semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam
dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak
adanya  kasus  dilema  etik  sehingga  seorang  perawat  harus  benar-benar   tahu  ten
tang etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan

1
keputusan yang terbaik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik
dan dilema etik supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan
berguna ketika bekerja di klinik atau institusi yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah konsep pelanggaran moral dan etika keperawatan menurut
hukum keperawatan?
2. Apa definisi dilema etik menurut para ahli?
3. Bagaimana konsep pelanggaran etika moral berdasarkan hukum
keperawatan?
4. Bagaimana langkah pengambilan keputusan dilemma etik menurut
para ahli?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pelanggaran moral dan etika
keperawatan menurut hukum keperawatan
2. Untuk mengetahui definisi dilema etik menurut para ahli
3. Untuk mengetahui konsep pelanggaran etika moral berdasarkan
hukum keperawatan
4. Untuk mengetahui langkah pengambilan keputusan dilemma etik
menurut para ahli

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pelanggaran Moral dan Etika Keperawatan Menurut


Hukum Keperawatan
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan bukan hanya di
Indonesia melainkan juga di negara-negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, kebutuhan akan tenaga perawat
semakin meningkat. Perawat menjadi aspek penting dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan sebuah negara.  Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
38 Tahun 2014, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan. Pelayanan keperawatan yang
diberikan oleh seorang perawat kepada pasien harus berdasarkan pada standar profesi,
standar operasional, dan kebutuhan penerima pelayanan kesehatan. Perawat harus
dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan etika profesi dan nilai-nilai
profesionalisme. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika
merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk mengenai suatu perbuatan
yang dilakukan seseorang. Menurut Aristoteles, etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah perilaku atau tindakan manusia. Etika
berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia yang
terikat dengan pengertian "baik atau buruk" tingkah laku manusia.
            Di Indonesia, berlaku kode etik keperawatan yang telah disusun oleh Dewan
Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) melalu munas
PPNI pada 29 November 1989. Etika keperawatan merupakan pedoman bagi perawat
agar tindakan yang dilakukan tetap memperhatikan kebaikan pasien.
Menurut International Council of Nurses (ICN), kode etik keperawatan bersifat
universal dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. ICN merumuskan sepuluh kode
etik keperawatan pada tahun 1953, yaitu:

3
1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai hakikat manusia dan
keunikan pasien, tidak membedakan sosial ekonomi, keadaan pribadi, atau
hakikat masalah kesehatan.
2. Perawat menyelamatkan hak pasien dengan memelihara hak pasien.
3. Perawat menyelamatkan pasien atau masyarakat bila asuhan dan keamanan
kesehatan pasien dijamah oleh orang yang tidak berwenang, tidak sesuai etik,
atau tidak resmi.
4. Perawat bertanggung jawab atas kegiatan dan pertimbangan keperawatan
kepada seseorang.
5. Perawat membina kompetensi keperawatan.
6. Perawat menggunakan pertimbangan akan kualifikasi kompetensi orang yang
akan diminta konsultasi atau diberi tanggung jawab dan menerima delegasi
tugas.
7. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk mengadakan dan membina
keadaan tugas tenaga kerja yang memungkinkan untuk mencapai kualitas
keperawatan yang tinggi.
8. Perawat turut serta dalam kegiatan pengembangan profesi ilmu pengetahuan.
9. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk melindungi umum dari
informasi yang salah dan penyajian yang salah untuk memelihara integrasi
keperawatan.
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota profesi kesehatan dan warga lain
dalam meningkatkan usaha nasional dan masyarakat untuk memperoleh
kebutuhan kesehatan masyarakat.
            Kode etik menjadi dasar yang sangat penting bagi perawat dalam membina
hubungan yang baik dengan semua pihak pada saat memberikan pelayanan kesehatan.
Jika hubungan perawat dengan pasien dan pihak lainnya terjalin dengan baik, maka
kesembuhan dan kepuasan pasien menjadi lebih mudah dicapai. Perawat yang setiap
saat berada di sisi pasien seharusnya memberikan asuhan keperawatan dengan baik
dan menerapkan kode etik keperawatan selama melakukan pelayanan kesehatan.
Namun kenyataannya masih banyak ditemukan kasus pelanggaran kode etik pada saat

4
pelaksanaan pelayanan keperawatan. Pasien sering kali merasa tidak puas atas
pelayanan kesehatan yang diberikan. Pasien juga merasa kebutuhannya tidak
terpenuhi dengan baik oleh perawat. Permasalahan etika yang terjadi telah
menimbulkan konflik antara perawat dengan pasien sehingga upaya untuk mencapai
kesembuhan pasien menjadi tidak maksimal.
2.2 Definisi Dilema Etik Menurut Para Ahli
Pengertian dilema etik adalah pilihan sulit yang sama-sama tidak mengenakka
untuk dipilih. Menurut kamus besar bahasa Indonesia dilema dapat dimaknai sebagai
situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan
yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan; situasi yang sulit
dan membingungkan

Menurut Gunz dan McCutcheon (2002) dilema etis adalah situasi dimana para
pekerja professional harus memilih antara dua pilihan atau lebih yang relevan, namun
pilihan tersebut bertentangan secara arahan etika. Setiap alternative pilihan akan
menghasilkan hasil yang tidak diinginkan untuk satu orang atau lebih.Setiap profesi
pasti pernah mengalam dilemma etika. Dilemma etika merupakansituasi yang
dihadapi oleh seseorang dimana ia merasa bingung untuk mengambilsuatu keputusan
tentang prilaku apa yang seharusnya dilakukan.

Menurut Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu


masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana
alternatif  yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik
tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Sehingga untuk membuat keputusan
yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan
emosional.
Dilema Etik yaitu siatuasi dimana seseorang dihadapkan pada dua alternative
pilihan dimana tidak ada jalan keluar yang memuaskan pada masalah tersebut
(Jones,Shirley R. 2000. Ethics In Midwifery Second Edition Mos by Cambell 1984 ).

5
2.3 Konsep Pelanggaran Etika Moral Berdasarkan Hukum Keperawatan
Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasikeperawatan internasional, nasional, dan negera bagian atau provinsi.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak
yangterlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien
denganbertindak sebagai advokat klien (R. Rizal Isnanto. 2009). Para perawat
harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan
karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan
profesional yang mereka lakukan. Secara umum terhadap dua alasan terhadap
pentingnya para perawat tahu tentang hukum yangmengatur praktiknya. Alasan
pertama untuk memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat
yang dilakukan konsisten dengan prinsip-prinsip hukum. Kedua, untuk
melindungi perawat dari liabilitas (Mujtahid, 2010).  
Selain itu setiap tindakan apapun yang dilakukan oleh tenaga medis,
pasien selalu berhak untuk menuntut setiap hak-hak pribadi yang
dimiliki manusia sebagai pasien (SE Direktur Jenderal Pelayanan Medik
No.YM.02.04.3.5.2504 Tahun1997) tentang pedoman Hak dan Kewajiban Pasien,
Dokter dan RumahSakit (Mirzal Tawi, 2009).
Masalah malpraktik dapat menyangkut dua aturan hukum, yakni pasal
338& 344 KUHP. Dalam hal ini terdapat apa yang disebut “Concursus Idealis”
yang diatur dalam pasal 63 KUHP, yang menyebutkan bahwa:

 Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih dari satu aturan pidana, maka
yang dikenakan hanya salah satu diantara aturan-aturan itu, jika berbeda-
beda yang dikenakan yang memuat ancaman pidana pokokyang paling
berat.
 Jika suatu perbuatan yang masuk dalam suatu aturan pidana yang umum
diatur pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus
itulah yang dikenakan.Pasal 63 (2) KUHP ini mengandung asas

6
“specialis derogat legi generalis” yaitu peraturan yang khusus
akanmengalahkan peraturan yang sifatnya umum.

Hak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak hidup, damai dan
sebagainya. Tapi tidak tercantum dengan jelas adanya hak seseorang untuk mati.
Mati sepertinya justru dihubungkan dengan pelanggaran hak asasi manusia. Hal
ini terbukti dari aspek hukum malpraktik yang cenderung menyalahkan tenaga
medis. Sebetulnya dengan dianutnya hak untuk hidup layak dan sebagainya,
secara tidak langsung seharusnya terbersit adanya hak untuk mati,apabila dipakai
untuk menghindarkan diri dari segala ketidak nyamanan atau lebihtegas lagi dari
segala penderitaan yang hebat (Aprilia Eka Puspita, 2010)

2.4 Langkah Pengambilan Keputusan Dilema Etik Menurut Para Ahli


Memecahkan dilema etik adalah tantangan bagi para professional  kesehatan.
Kita tidak dilahirkan dengan keterampilan ini, keterampilan ini datang melalui
pengalaman, kematangan, dan hubungan dengan orang lain yang dapat menerapkan
prinsip yang disebutkan di atas. Ada banyak model dan panduan yang tersedia untuk
membantu para professional  medis untuk proses pembuatan keputusan.
Pada dilema etik sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat
menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai
perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul
pertentangan dalam mengambil keputusan. Kerangka pemecahan dilema etik banyak
diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses
keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:
1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral

7
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2.   Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )
a. Mengembangkan data dasar.
Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi sebanyak
mungkin meliputi :
1. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana
keterlibatannya
2. Apa tindakan yang diusulkan
3. Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4. Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan
yang diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3.   Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g. Memberi keputusan

8
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
4.   Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981) Purtilo dan cassel
menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
5.   Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

9
BAB III
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILEMA ETIK MENURUT KOZIER

Menurut Geoffrey (1994) kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh
para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/ pemecahan
masalah secara ilmiah, antara lain :

Menurut Kozier et al menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik adalah sebagai


berikut :
1)         Mengembangkan data dasar
Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin
meliputi :
a.       Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
b.      Apa tindakan yang diusulkan
c.       Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
d.      Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang
diusulkan.
2)         Mengidentifikasi konflik  yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
3)         Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
4)         Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil yang
tepat
5)         Mendefinisikan kewajiban perawat
6)         Membuat keputusan

10
Pengambilan Keputusan Dilema Etik Pada Roleplay

1. Mengembangkan Data Dasar


a. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya ?
1. Perawat : terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Dokter : terlibat dalam kolaborasi tindakan dengan pasien.
3. Mahasiswa keperawatan : terlibat dalam membantu perawat melakukan
asuhan keperawatan walaupun melakukan kelalaian.
4. Pasien dan keluarga pasien : sebagai penerima asuhan keperawatan yang
telah diberikan.
5. Kepala Ruangan : sebagai pengambil keputusan pada kelalaian tindakan.
6. Keluarga pasien lain : sebagai pemberi saran kepada keluarga pasien
untuk ditindak lebih lanjut.
b. Apa tindakan yang diusulkan ?
 Perawat melakukan kompres pada pasien.
 Keluarga pasien lain menyarankan untuk melaporkan pada kepala
ruangan.
 Dokter menyarankan untuk pengambilan darah pada pasien guna
pemeriksaan laboratorium.
c. Apa maksud tindakan yang diusulkan?
 Supaya menormalkan suhu tubuh pasien karena menggigil.
 Karena keluarga merasa sedih dan tidak terima keluarga pasien
lain menyarankan untuk melaporkan pada kepala ruangan agar
merasa lega dan perawat yang lalai mendapatkan sanksi sesuai
kesalahannya.
 Untuk menegakkan diagnosa pasien apakah mengalami keracunan
atau tidak.
d. Apakah konsekuensi yang didapatkan dari tindakan yang dilakukan ?
 Mendapatkan teguran dan sanksi dari Rumah Sakit dan mahasiswa
yang melakukan kesalahan dikembalikan kepada pihak Universitas.

11
2. Mengidentifikasi Masalah Yang Terjadi
Masalah yang terjadi adalah ketika mahasiswa keperawatan lalai dalam
pemberian obat yang seharusnya memberikan dengan dosis 1 ml tertukar
dengan obat yang berdosis 2 ml dikarenakan mahasiswa keperawatan merasa
kelelahan karena tugas jaga shift pagi hingga malam, sehingga membuat
konsentrasi mahasiswa menurun dan lalai untuk memeriksa apakah obat
tersebut sudah benar setelah menabrak perawat lain hingga obat yang
diberikan salah yang menyebabkan pasien mengalami mual, muntah dan
menggigil.
3. Membuat Tindakan Alternatif Tentang Rangkaian Tindakan Yang
Direncanakan dan Mempertimbangkan Hasil Akhir atau Konsekuensi
Tindakan
Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat
bersama tim medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik
seperti ini. Adapun alternatif rencana yang bisa dilakukan antara lain :
 Memberikan kompres dan melakukan pengambilan darah.
- Dilakukan guna menormalkan suhu tubuh pasien agar tidak mengigil
lagi dan dilakukan pemeriksaan darah guna menegakkan diagnosa
apakah pasien benar – benar mengalami keracunan obat. Dengan
konsekuensi :
a. Meningkatkan kecemasan pada keluarga pasien.
 Mengadakan konferensi antara Dokter, Perawat dan Keluarga pasien.
- Diadakannya pertemuan antara dokter, perawat dan keluarga pasien
guna membicarakan bagaimana baiknya setelah terjadinya konflik
karena kesalahan dosis obat. Dengan konsekuensi :

12
a. Keluarga pasien tidak terima dan akan melanjutkan masalah
hingga ke jalur hukum.
b. Karena adanya tindakan lanjut dari keluarga pasien akan
menurunkan akreditasi atau citra dari Rumah Sakit.
c. Semakin banyaknya kasus malpraktik sehingga pasien takut untuk
periksa kesehatan ke Rumah Sakit dan memilih ke pengobatan
yang tradisional.

4. Menentukan Siapa Yang Terlibat Dalam Masalah Dan Siapa Pengambil


Keputusan
- Dokter
- Perawat
- Mahasiswa keperawatan
- Pasien dan keluarga pasien
- Kepala ruangan
Yang bertindak sebagai pengambilan keputusan disini adalah kepala
ruangan yang memiliki wewenang lebih tinggi dari pada perawat
pelaksana.

5. Mengidentifikasi Kewajiban Perawat


- Perawat wajib memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.
- Memberikan prinsip moral yang melindungi kehidupan pasien dan
mencegah bahaya yang timbul.
- Merujuk klien atau pasien kepada perawat lain atau
tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan
yang lebih baik.
- Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan
atau kebidanan kepada klien/pasien dan atau keluarganya sesuai
dengan batas kewenangannya.

13
6. Membuat Keputusan
Dalam kasus hukum kesehatan karena kelalaian pemberian dosis obat pada
pasien ini. Kepala ruangan memutuskan memberikan sanksi dan akan
dirundingkan dengan pihak Universitas mahasiswa tersebut. Keputusan ini
diambil agar menjaga reputasi Rumah Sakit dan mengurangi resiko terjadinya
masalah lanjutan. Mahasiswa keperawatan tersebut bersedia menerima sanksi
yang diberikan karena kelalaiannya. Sanksi yang kemungkinan akan diberikan
seperti peringatan secara tertulis maupun lisan, diputuskannya kontrak
kerjasama antara Rumah Sakit dan pihak Universitas, bahkan sanksi yang
berat dapat melalui jalur hukum seperti denda atau penjara bergantung dari
keparahan kesalahan yang telah dilakukan. Dan keputusan tersebut harus
disepakati oleh pihak – pihak terkait.

14
BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan bukan hanya
di Indonesia melainkan juga di negara-negara lain seperti Jepang dan
Korea Selatan. Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia,
kebutuhan akan tenaga perawat semakin meningkat. Perawat menjadi
aspek penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan sebuah negara.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang perawat sering kali menemukan
masalah dilema etik sehingga ragu memutuskan tindakan yang akan
dilakukan. Dalam makalah ini mengambil pengambilan keputusan menurut
Kozier yang berisi mengenai data dasar, identifikasi masalah, rencana
tindakan alternatif dan konsekuensinya, menentukan si pengambil
keputusan, mengidentifikasi kewajiban perawat dan membuat keputusan
yang akan diambil.

4.2 Saran
Sebagai perawat sudah seharusnya mampu berpikir kritis seperti pada
pengambilan keputusan sehingga tidak terjadi kelalaian dan dilema, tidak
menutup kemungkinan perawat juga akan melakukan kesalahan. Selain itu,
perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien
tanpa memandang suku dan ras pasien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin Salam. (2000). Etika Individual Pada Dasar Filsafat Moral. Rineka Cipta.

Hendrik. (2010). Etika dan Hukum Kesehatan. penerbit buku kedokteran.

Rismalinda, STT. (2011). Buku Saku Etika Profesi Hukum Kesehatan. Trans Info Media.

16

Anda mungkin juga menyukai