Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERSTRUKTUR

BIONOMIKA PETERNAKAN

“PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP NILAI


KONVERSI PAKAN BURUNG PUYUH”

AHLU RIDLO ELKAFI


D2A019001

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
MAGISTER ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah


satu hal menyebabkan prospek dunia peternakan semakin cerah.
Jumlah penduduk yang semaik bertambah akan diikuti dengan
meningkatnya konsumsi protein hewani. Hal ini ditunjang dengan
kesadaran masyarakat akan arti pentingnya nilai gizi yang
menyebabkan konsumsi terhadap hasil peternakan akan mengalami
peningkatan.
Usaha peternakan yang banyak diminati oleh masyarakat saat
ini salah satunya adalah peternakan unggas. Hal ini dikarenakan
peternakan unggas merupakan usaha yang dapat diusahakan mulai
dari skala usaha rumah tangga hingga skala usaha besar. Salah satu
peternakan unggas yang saat ini kembali diminati oleh masyarakat
adalah peternakan puyuh.
Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) merupakan jenis unggas
darat yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil
telur karena produktivitasnya cukup tinggi. Telur burung puyuh
sangat disukai masyarakat karena rasanya yang gurih, selain itu
harganya juga terjangkau dan memiliki kualitas yang baik. Hingga
saat ini produksi telur puyuh belum dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat karena permintaannya yang tinggi, sehingga selain untuk
memenuhi kebutuhan telur, peternakan puyuh banyak dikembangkan
untuk meningkatkan populasinya.
Produktivitas puyuh, selain dipengaruhi oleh faktor genetik
juga dipengaruhi oleh lingkungan. Secara genetik produksi telur pada
puyuh jepang (Coturnix- coturnix japonica) sangat tinggi, tetapi sifat
ini tidak akan tercapai apabila faktor lingkungan tidak menunjang.
Faktor lingkungan meliputi pakan dan manajemen. Salah satu hal
terkait manajemen yaitu perkandangan. Kandang merupakan tempat
ternak dapat bernaung, karena fungsi kandang dapat memberikan
naungan dari panas dan hujan. Selain itu, kandang sebagai tempat
berlangsungnya proses produksi ternak. Untuk mendukung
keberlangsungan produksi pada ternak, maka perlu menciptakan
kondisi kandang yang nyaman. Beberapa hal yang berkaitan dengan
perkandangan diantaranya konstruksi, ukuran/ kepadatan,
penerangan/ pencahayaan, suhu dan kelembaban serta sirkulasi udara.
Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba untuk mengupas satu hal
terkait pengaruh kepadatan kandang (luas kandang per ekor) terhadap
nilai konversi pakan burung puyuh.
II. PERUMUSAN MASALAH

Puyuh merupakan ternak penghasil protein yang mempunyai


keuntungan secara ekonomis karena biaya untuk pemeliharaan
khususnya kandang tidak terlalu tinggi. Bobot yang kecil tidak
memerlukan area yang luas. Kepadatan kandang menjadi faktor
ekonomi penting dalam industri perunggasan. Kepadatan yang terlalu
rendah akan menyebabkan tidak efisiensinya kandang dan lahan.
Namun demikian perlu dikaji apakah kepadatan kandang akan
mempengaruhi nilai konversi pakan burung puyuh.
III. PEMBAHASAN

Manajemen perkandangan merupakan faktor yang penting


pada produksi ternak. Unggas akan menghasilkan performa yang
optimal jika disediakan ruang yang nyaman. Permentan No.
33/Permentan/OT.140/2/2014 tentang Pedoman Budidaya Burung
Puyuh Yang Baik salah satunya tercantum bahwa konstruksi
bangunan kandang harus memenuhi daya tampung untuk menjamin
masuknya udara segar ke dalam kandang, dan keluarnya udara kotor
secara bebas dari kandang, serta dapat dicapai suhu yang konstan.
Hal ini tentunya berkaitan dengan ukuran dan atau kepadatan
kandang. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan kepadatan
kandang adalah ukuran ternak, tempat pakan dan minum. Tujuannya
adalah memaksimalkan performa per satuan luas.
Konversi Pakan merupakan sejumlah pakan yang dikonsumsi
untuk dapat menghasilkan setiap satuan produksi. Oleh karena itu
konversi pakan sangat tergantung dari jumlah pakan yang dikonsumsi
dan jumlah produksi diperoleh. Nilai konversi pakan yang semakin
kecil maka akan semakin baik karena konsumsi pakan yang rendah
dapat dimanfaatkan oleh ternak secara optimal untuk berproduksi.
Konversi pakan dapat menunjukkan efisiensi ternak dalam
penyerapan pakan. Akbarillah (2002) dalam Destia et al (2017)
menyatakan bahwa konversi pakan merupakan ukuran efisiensi
dalam penggunaan pakan. Semakin kecil nilai konversi pakan maka
semakin efisien penggunaan pakan begitupun sebaliknya.
Hasil penelitian Destia et al (2017) dengan perbandingan
ukuran penjang dan lebar kandang yang berbeda memengaruhi nilai
konversi pakan. Kandang dengan perbandingan panjang dan lebar 1 :
1 ( luas 170 cm2 per ekor) mempunyai angka konversi pakan yang
lebih besar dari pada kandang dengan perbandingan panjang dan
lebar 1,5 : 1 ( 171 cm2 per ekor) dan 2 : 1 (171,5 cm2 per ekor). Hal
ini berarti puyuh kandang dengan perbandingan ukuran 1:1 tidak
efisien dalam menyerap pakan/pakan. Dengan kepadatan yang tinggi
tentunya akan berpengaruh terhadap suhu lingkungan. Akibatnya
lebih banyak energi atau panas yang dilepaskan daripada untuk
berproduksi.
Choeronisa et al (2016) dalam penelitian terkait flock size
yang berbeda ( 1 ekor ,5 ekor,10 ekor dan 30 ekor) menunjukan
bahwa nilai konversi pakan flock size 1 paling rendah dari pada flock
size 5, 10, dan 30. Flock size merupakan banyaknya puyuh yang
berkerumun dalam kandang sehingga dapat menggambarkan
kepadatan suatu dalam kandang. Namun flock size 10 ekor ternyata
mempunyai nilai konversi pakan yang lebih rendah dari flock size 5.
Hal ini dapat diakibatkan karena puyuh juga mempunayi sifat meniru
yang akan muncul saat berada dalam satu lingkungan yang sama.
Sifat meniru ini kemungkinan yang berpengaruh pada jumlah pakan
yang dikonsumsi dan keterbatasan ruang menyebabkan terbatasnya
aktivitas sehingga makanan akan diserap untuk berproduksi.
Sementara itu Rokhana, E dan Waryani (2016) dalam
penelitiannya dengan kepadatan kandang 40 ekor puyuh / meter 2
( luas 75 cm2 per ekor) dan 60 ekor puyuh / meter 2 ( luas 50 cm2 per
ekor) dengan dikombinasi perlakuan warna lampu ternyata
mempengaruhi nilai konversi pakan atau pakan. Kandang dengan
kepadatan 40 ekor puyuh / meter2 dengan kombinasi lampu putih
mempunyai nilai konversi pakan paling lebih rendah . Namun apabila
dilihat dari setiap perlakuan ternyata kepadatan 60 ekor per meter
persegi mempunyai nilai rata-rata konversi pakan yang lebih rendah.
Ini berarti ada faktor lain yang berpengaruh seperti suhu lingkungan
saat perlakuan maupun warna cahaya.
Anggorodi (1995) dalam Destia et al (2017) menyatakan
bahwa konversi pakan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: umur
ternak, bangsa, kandungan gizi pakan, keadaan temperatur dan
kesehatan ternak. Salah satu akibat kepadatan kandang yang memiliki
pengaruh besar yaitu stres panas. Produksi panas tubuh disebabkan
oleh aktivitas metabolis dari hasil konsumsi pakan, selanjutnya
diimbangi dengan pelepasan panas melalui panting. Akibatnya tidak
tersedianya energi metabolis yang cukup untuk mendukung produksi
yang normal sehingga performa akan menurun.
IV. KESIMPULAN

Kepadatan kandang memberikan pengaruh terhadap nilai


konversi pakan, semakin rendah kepadatan kandang maka nilai
konversi pakan semakin rendah. Hal ini berarti terjadi efisiensi
penyerapan pakan/ pakan. Namun demikian perlu adanya penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kepadatan yang paling tepat
sehingga mendapatkan nilai konversi pakan paling baik. Selai itu
perlu diteliti factor-faktor lain yang ikut mempengaruhi konversi
pakan.
V. DAFTAR PUSTAKA

M Destia, D Sudrajat, dan E Dihansih. 2017. Pengaruh Rasio Panjang Dan Lebar
Kandang Terhadap Produktivitas Burung Puyuh (Coturnix Coturnix
Japonica) Periode Produksi. Jurnal Peternakan Nusantara. Volume 3
Nomor 2.

Efi Rokhana, Waryani. 2016. Pengaruh Perbedaan Jenis Warna Cahaya Lampu
Dan Kepadatan Kandang Terhadap Pada Pembesaran Burung Puyuh
(Coturnix Coturnix Japonica) Jantan. Jurnal Fillia Cendekia. Volume 1
Nomor 1.

Choeronisa, Sania, Endang Sujana, dan Tuti Widjastuti. 2016. Performa Produksi
Telur Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica) Yang Di Pelihara Pada Flock
Size Yang Berbeda. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai