Anda di halaman 1dari 38

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji

yang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi dan uji organoleptik. Uji

mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat

menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai

indikator sanitasi makanan atau indicator keamanan makanan.

Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap pangan,

meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya sutu

makanan, uji kualitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu

makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat

keamananya dan uji bakteri indikator untuk menentukan tingkat sanitasi

makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap setiap bahan pangan

tidak sama tergantung dari berbagai faktor seperti jenis dan komposisi bahan

pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara penanganan dan

konsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya.

Uji bakteri patogen terdiri dari beberapa pengelompokkan lagi, dan

dapat dibedakan atas beberapa tahap yaitu uji penduga, uji penguat dan uji

identifikasi lengkap. Tetapi tidak semua tahap perlu dilakukan terhadap suatu

bahan pangan, tergantung dari tujuan analisis serta waktu dan biaya yang

tersedia.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

Dalam praktikum kali ini, cara dan prinsip yang digunakan adalah

ALT ( angka lempeng total ) dan AKK ( angka kapang khamir ). Dimana

bahan pangan atau sampel yang digunakan adalah jamu dan hanya

menghitungan pertumbuhan koloni yang dapat dihitung secara manual tanpa

menggunakan mikroskop. Oleh karena itu, praktikum ini sangat penting

dilakukan, agar dapat menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji

kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamananya dan uji

bakteri indikator untuk menentukan tingkat sanitasi pada jamu tersebut.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui kadar dan prinsip uji angka lempeng total (ALT)

dengan menggunakan sampel jamu serbuk.

2. Untuk mengetahui kadar dan prinsip uji angka kapang khamir (AKK)

dengan menggunakan sampel jamu serbuk.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI UMUM

Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang

masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut

akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung

dan dihitungan dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode

hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan

jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu:

1. Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung

2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus.

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikrobe, karena

koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu mikrobe yang

mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik (Lud Waluyo,

2010).

Selain keuntungan-keuntungan terseBut, metode hitungan cawan

juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan tidak menunjuukkan jumlah sel yang


sebenarnya karena beberapa sel yang berdekatan mungkin
membentuk satu koloni.
2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin
menghasilkan nilai yang berbeda pula.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium


padat dan membentuk koloni yang kompak, jelas, tidak
menyebar.
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga

pertumbuhan koloni dapat dihitung (Lud Waluyo, 2010).

Dalam metode cawan, bahan pangan yang diperkirakan mengandung

lebih dari 300 sel jasad renik per mL atau per gram atau per cm (jika

pengambilan contoh dilakukan pada permukaan), memerlukan perlakuan

pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri.

Setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah

yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah 30-300 koloni.

Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000

dan seterusnya, atau 1:100, 1:10000, atau 1:1.000.000 dan seterusnya.

Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan buffer

fosfat, 0,85 % NaCl, atau larutan Ringer.

Cara pemupukan dalam metode hitungan cawan dapat dibedakan atas

2 cara, yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan

(surface/spread plate). Dalam metode tuang, sejumlah contoh (1 mL atau

0,1 mL) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan

petri, kemudian ditambahkan agar cair steril yang telah didinginkan (47-

50°C) sebanyak 15-20 mL dan digoyangkan supaya contoh menyebar rata.

Pada pemupukan dengan metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar

pada cawan kemudian sebanyak 0,1 mL contoh yang telah diencerkan

dipipet pada permukaan agar tersebut, dan diratakan dengan batang gelas

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

melengkung yang steril. Jumlah koloni dalam contoh dapat dihitung sebagai

berikut :

Koloni per mL atau per = jumlah koloni per 1


×
faktor pengenceran
gram cawan
Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan

cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Counts (SPC)

sebagai berikut:

1. Cawan yang dipilih ndan dihitung adalah yang mengandung

jumlah koloni antara 30-300

2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu

kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloni diragukan

dapat dihitung sebagai satu koloni

Dalam SPC ditentukan cara pelaporan dan perhitungan koloni

sebagai berikut :

1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari 2 angka yaitu angka

pertama ( satuan ) dan angka kedua ( desimal ). Jika angka yang

ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu

angka lebih tinggi dari angka kedua. Sebagai contoh, 1,7 x 103

atau 2,0 x 106 kolono/gram.

2. Jika pada semua pengenceran dihasilkan kurang dari 30 koloni

pada cawan petri, bearti pengenceran yang dilakukan terlalu

tinggi. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang

terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang ari

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang

sebenarnya harus dicantumkan didalam tanda kurung.

3. Jika pada semua pengenceran dihasilkan lebih dari 300 koloni

pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu

rendah. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang

tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari

300 dikalikan dengan factor pengenceran, tetapi jumlah yang

sebenarnya harus dicantumkan didalam tanda kurung.

4. Jika pada cawan dari dua tingkat pengenceran dihasilkan koloni

dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil

tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih

kecil atau sama dengan dua, dilaporkan rata-rata dari kedua nilai

tersebut dengan memperhitungkan factor pengencerannya. Jika

perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah lebih besar dari

2, yang dilaporkan hanya hasil yang terkecil.

5. Jika digunakan dua cawan petri ( duplo ) per pengenceran, data

yang diambil haru dari kedua cawan ersebut, tidak boleh diambil

salah satu. Oleh karena itu, harus dipilih tingkat pengenceran

yang menghasilkan kedua cawan duplo dengan koloni diantara

30 dan 300 (Fardiaz, 1992).

Prinsip hitungan cawan dapat digunakan untuk menghitung jumlah

mikroba di dalam contoh, yaitu dengan menggunakan PCA (Plate Count

Agar) sebagai medium pemupukan. Dimana, PCA adalah suatu medium

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

yang mengandung 0,5% Trypthone, 0,25% ekstrak kamir dan 0,1 % glukosa

sehingga semua mikroba termasuk bakteri, kapang dan kamir dapat tumbuh

dengan baik pada medium.

Selanjutnya, jumlah kapang dan kamir di dalam contoh makanan

dihitung dengan metode hitungan cawan dengan menggunakan medium

PDA (Potato Dextrose Agar). Jika didalam contoh diduga mengandung juga

bakteri dalam jumlah tinggi, maka pertumbuhan bakteri dapat dihambat

dengan menambahkan asam tartarat 10% steril ke dalam PDA setelah

sterilisasi. Jumlah yang ditambahkan biasanya 1 mL asam tartarat 10% ke

dalam setiap 100 mL PDA steril.

PDA adalah suatu medium yang mengandung sumber karbohidrat

dalam jumlah cukup, yaitu terdiri dari 20% ekstrak kental dan 2% glukosa,

sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik

untuk pertumbuhan bakteri. Akan tetapi, karena beberapa bakeri juga

menfermentasi karbohidrat dan menggunakannya sebagai sumber energy,

maka beberapa bakteri masih mungkkin tumbuh pada PDA ( Fardiaz, 1993).

2.2 URAIAN BAKTERI

Bakteri adalah suatu organisme prokariot yang pada umumnya

mempunyai ukuu generasi yaituran sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm dan

terdiri waktu yang dibutukan oleh seldari tiga bentuk dasar yaitu: bentuk

bulat atau kokus, bentuk batang atau basilus dan bentuk spiral. Bakteri

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

tumbuh dengan cara pembelajan biner, yang berarti satu sel membelah

menjadi dua sel.

2.2.1 Klasifikasi Bakteri

Salah satu contoh bakteri adalah E. Coli.

Kingdom : Protista

Filum : Protophyta

Kelas : Schyzomycutes

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species : Escherichia Coli

2.2.2 Morfologi Bakteri

E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel

dengan panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari

bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran

filamentous. Tidak ditemukan spora.. E. Coli batang gram negatif.

Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek,

biasanya tidak berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic

fakultatif. E. Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali

menyebabkan infeksi. Morfologi Kapsula atau mikrokapsula terbuat

dari asam – asam polisakarida. Mukoid kadang – kadang

memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau

terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. Coli

seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutna digambarkan sebagai

antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik.

Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E. Coli

memproduksi macam – macam fimbria atau pili yang berbeda,

banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain

filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling sel

dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan

mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi.

Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting.

E.coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan

koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat

bertahan hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C selama

60 menit.

2.3 URAIAN KAPANG KHAMIR

Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih dari satu sel berupa

benang benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium,

dan berkembang biak dengan spora. Khamir adalah mikroba bersel tunggal

berbentuk bulat lonjong dan memperbanyak diri dengan cara membentuk

tunas (askospora), tetapi tidak membentuk miselum.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

Kapang adalah multiseluler yang bersifat aktif karena merupakan

organisme saprofit dan mampu memecah bahan – bahan organic kompleks

menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat

bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini

dikenal sebagai miselium.

Kapang Monascus purpureus sudah digunakan sebagai bumbu

masakan oriental sejak berabad silam. Kapang ini menjadi sumber berbagai

senyawa penting, seperti pigmen biotek, toksin dan penghambat enzim.

Kapang Monascus purpureus ini dapat berfungsi sebagai pewarna alami dan

penghambat aktivitas biologi. Terdapat 14 senyawa monacolin yang terdapat

dalam kapang merah ini, antara lain Monacolin K,J,L,M,X dan bentuk asam

hidroksinya. Angkak atau beras merah merupakan produk olahan dari beras

yang difermentasikan oleh kapang Monascus purpureus. Manfaat dari

angkak adalah sebagai pengawet atau pewarna makanan yang alami serta

sebagai bahan alami yang terbukti efektif untuk mereduksi kadar kolesterol

dalam darah. Berkat berbagai senyawa itu angkak dapat dipakai untuk obat

memperbaiki peredaran darah sampai meredakan sakit lambung, mengobati

memar, gangguan pencernaan dan mulas pada bayi.

Morfologi Kapang yang bentuknya hifa biasa dikenal sebagai

jamur/mould. Morfologinya sangat khas yaitu sel yang memanjang dan

bercabang, koloninya kering sehingga bentuknya seperti kapas. Morfologi

khamir yang bentuknya berupa ragi biasa dikenal sebagai yeast. Morfologi

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

khas dari jamur ini adalah bentuknya yang bulat, licin, dan menyerupai

bakteri.

Jamur yang tergolong sebagi kapang diantaranya:

1. Microsporum canis

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Divisi : Ascomycota

Class : Eurotiomycota

Order : Onygenales

Family : Arthrodermataceae

Genus : Microsporum

Spesies : Microsporum canis

Morfologi

Microsporum canis memiliki konidia yang besar, berdinding kasar,

multiseluler, berbentuk kumparan, dan terbentuk pada ujung-ujung hifa.

Konidia yang seperti ini disebut makrokonidia. Spesies ini membentuk

banyak makrokonidia yang terdiri dari 8-15 sel, berdinding tebal dan

sering kalu mempunyai ujung-ujung yang melengkung atau kail

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

berduri. Pigmen kuning-jingga biasanya terbentuk pada sisi berlawanan

dari koloni.

2. Tricophyton mentagrophytes

Klasifikasi

Kingdom :Fungi

Phylum :Ascomycota

Class :Euascomycetes

Order :Onygenales

Family :Arthrodermataceae

Genus :Trichophyton

Spesies :Trichophyton mentagrophytes

Bentuk makroskopis Trichophyton mentagrophytes adalah merupakan

tenunan lilin, berwarna putih sampai putih kekuningan yang agak

terang atau berwarna violet merah. Kadang bahkan berwarna pucat

kekuningan dan coklat.

Karakter dari jamur: merupakan jamur filamentous yang menyerang

kulit yang menggunakan keratin sebagai nutrisinya. Keratin adalah

protein utama dalam kulit, rambut dan kuku.

3. Aspergilus sp

Aspergilus niger  merupakan fungi dari filum ascomycetes yang

berfilamen, mempunyai hifa berseptat dan dapat

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

ditemukan melimpah di alam. Fungi ini biasanya diisolasi dari tanah,

sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruangan.  Koloninya berwarna putih

pada Agar Dekstrosa Kentang (PDA) 25 °C dan berubah menjadi hitam

ketika konidia dibentuk. Kepala konidia dari A. niger berwarna hitam,

bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar

seiring dengan bertambahnya umur.

A.niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C, dengan

suhu minimum 6-8 °C, dan suhu maksimum  45-47 °C.  Selain itu,

dalam proses pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang

cukup (aerobik). A. niger memiliki warna dasar berwarna putih atau

kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai

hitam.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

2.4 URAIAN SAMPEL


Nama sampel : JAMU TRADISIONAL JASA TEMU GEMUK

SEGAR
Kegunaan : 1. Menambah nafsu makan

2. Melancarkan pencernaan makanan

3. Membuat tidur nyenyak

4. Memulihkan kesehatan setelah sembuh dari sakit

5. Menyegarkan badan
Komposisi : Temulawak
Pemerian : Serbuk, agak halus, berwarna kuning kecoklatan,

bau khas menusuk atau tajam.


Pabrik : PT. Jasa Agung. Cilacap – Indonesia
Aturan minum : 2 kali sehari 1 bungkus diseduh dengan air matang

atau panas ½ gelas (100 mL), diminum pagi dan

sore
Gambar :

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN

3.1.1 Alat-Alat Yang Digunakan

1. Autoklaf

2. Batang pengaduk

3. Botol sprayer + alkohol

4. Cawan petri

5. Erlenmeyer

6. Gelas kimia

7. Hot plate

8. Inkubator

9. Kapas

10. Kassa

11. Lampu bunsen

12. Lap kasar dan lap halus

13. Ose bulat

14. Rak tabung

15. Sendok tanduk

16. Sikat tabung

17. Spoit 1 cc, 10 cc dan 20 cc

18. Tabung reaksi

19. Timbangan digital

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

3.1.2 Bahan Yang Digunakan :

1. Alcohol 70%

2. Alumunium foil

3. Aquadest

4. Kloramfenikol

5. Media Letheen Broth (LB)

6. Media Plate Count Agar (PCA)

7. Media Potato Dextrose Agar (PDA)

8. NaCl 0,9%

9. Triphenyl Tetrazolium Chloride (TTC)

3.2 PROSEDUR KERJA

1. Sterilisasi Alat

 Disiapkan alat yang akan digunakan

 Dibersihkan alat dengan menggunakan air, kemudian dikeringkan.

 Sebelum tabung reaksi dibungkus, mulut tabung reaksi ditutup dengan

kapas yang dilapisi dengan kain kasa

 Setelah mulut tabung reaksi ditutup dengan kapas, tabung reaksi

dibungkus dengan kertas HVS

 Kemudian dimasukkan kedalam oven pada suhu 180ºC selama 1 jam

 Untuk cawan petri disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama

15 menit

 Setelah selesai, keluarkan semua alat.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

2. Pembuatan media LB

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

 Ditimbang LB 6,5 gram

 Dimasukkan kedalam Erlenmeyer, lalu tambahkan aquades

secukupnya, lalu kocok hingga homogen

 Cukupkan dengan aquadest sampai 500 mL

3. Pembuatan media PDA dan PCA

A. Media PDA

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

 Ditimbang media PDA 7,8 gram menggunakan timbangan digital

 Dimasukkan kedalam Erlenmeyer

 Dilarutkan dengan aquadest, dicukupkan volumenya sampai 200

mL

 Dipanaskan diatas hotplate sambil diaduk hingga homogen, dan

berubah warna menjadi bening

 Kemudian di dinginkan

B. Media PCA

 Ditimbang media PCA 3,5 gram menggunakan timbangan digital

 Dimasukkan kedalam Erlenmeyer

 Dilarutkan dengan aquadest dicukupkan volumenya sampai 200

mL

 Dipanaskan diatas hotplate sambil diaduk dan dinginkan.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

4. Pembuatan media PDA + Kloramfenikol

 Setelah media disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C selama

15 menit, kemudian dimasukkan kedalam kulkas hingga media

menjadi padat

 Dikeluarkan dari kulkas, kemudian dipanaskan diatas hotplate agar

mencair setelah itu dinginkan

 Ditimbang kloramfenikol 0,02 gram setelah itu dimasukan kedalam

media PDA kocok hingga homogen.

5. Penyiapan sampel

 Ditimbang sampel (jamu) 10 gram

 Dimasukan dalam Erlenmeyer 250 mL

 Ditambahkan LB 90mL kedalam sampel, kocok hingga homogen

dan diberi label pengenceran 10-1

 Disiapkan 6 buah tabung reaksi dan pipet 9 mL NaCl ke dalam

tabung reaksi dan disimpan pada rak tabung.

 Dipipet 1 mL suspensi pengenceran 10-1 ke dalam tabung reaksi

yang berisi 9 mL NaCl, dikocok homogen hingga diperoleh

pengenceran 10-2.

 Dilakukan pengenceran bertingkat hingga diperoleh pengenceran

10-6.

 Pengenceran dilakukan secara aseptis.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

6. Pengujian sampel

6.1 Pengujian sampel AKK

1. Alat, tempat dan lainnya disemprotkan alcohol karena

pengerjaannya dilakukan secara aseptis.

2. Dinyalakan lampu Bunsen.

3. Disiapkan 6 buah cawan dan masing-masing diberi label 10 -2

sampai 10-6.

4. Diambil PDA + kloramphenicol dengan menggunakan spoit 20

mL dan dimasukkan pada setiap cawan petri kosong secara

aseptis, masing-masing 20 mL (dilakukan secara duplo).

5. Dihomogenkan dan didinginkan hingga memadat.

6. Pada tabung reaksi 10-2 dihomogenkan lalu dipijarkan dan

dipipet 0,5 mL dengan menggunakan mikropipet kemudian

cawan petri dipijarkan dengan lampu Bunsen kemudian

pengenceran 10-2 tersebut dimasukkan dalam cawan petri dn

diberi label 10-2 (duplo).

7. Tip mikropipet diganti dengan tabung reaksi 10-3 dipijarkan

dilampu Bunsen dan dipipet 0,5 mL. dengan mikropipet dan

dimasukkan dalam cawan petri yang sudah dipijarkan pada

lampu bunsen dan diberi label 10-3. Tahap tersebut dilakukan

duplo sampai 10-6.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

8. Dibungkus kertas masing-masing cawan petri dan diinkubasi

pada inkubator dengan suhu 20-250C (suhu kamar) selama 5

hari dengan posisi cawan tidak terbalik.

9. Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh

10. Setelah itu cawan petri dibungkus kembali dengan kertas dan

dimasukkan dalam autoklaf untuk mematikan bakteri tersebut

6.2 Pengujian sampel ALT

1. Alat, tempat dan lainnya disemprotkan alkohol karena

pengerjaannya dilakukan secara aseptis.

2. Dinyalakan lampu bunsen.

3. Disiapkan 6 buah cawan petri dan masing-masing diberi label

10-2 sampai 10-6.

4. Diambil PCA + TCC 0,5% dengan menggunakan spoit 20 mL

dan dimasukkan pada setiap cawan petri yang masih kosong

secara aseptis, masing-masing 20 mL (dilakukan secara duplo).

5. Dihomogenkan dan didinginkan hingga memadat.

6. Pada tabung reaksi 10-2 dihomogenkan lalu dipijarkan dan

dipipet 0,5 mL dengan menggunakan mikropipet kemudian

cawan petri dipijarkan dengan lampu Bunsen kemudian

pengenceran 10-2 tersebut dimasukkan dalam cawan petri dn

diberi label 10-2 (duplo).

7. Tip mikropipet diganti dengan tabung reaksi 10-3 dipijarkan

dilampu Bunsen dan dipipet 0,5 mL. dengan mikropipet dan

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

dimasukkan dalam cawan petri yang sudah dipijarkan pada

lampu bunsen dan diberi label 10-3. Tahap tersebut dilakukan

duplo sampai 10-6.

8. Dibungkus kertas masing-masing cawan petri dan diinkubasi

pada inkubator dengan suhu 20-250C (suhu kamar) selama 5

hari dengan posisi cawan tidak terbalik.

9. Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh

10. Setelah itu cawan petri dibungkus kembali dengan kertas dan

dimasukkan dalam autoklaf dengan suhu 1210C selama 15

menit.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

Uji AKK (Angka Kapang Khamir) duplo 2-5 hari

Hari Jumlah koloni / gram pengenceran tingkat Kontrol


Sampel 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6
Tgl media
Senin, 06- 69 18 1 1 1 0
Jamu serbuk -
05-2013 48 12 1 0 0
Rabu, 08- 74 26 2 3 3 2
Jamu serbuk -
05-2013 59 15 3 2 2

Berdasarkan data pengamatan AKK, interprestasi koloni jumlahnya

antara 10-150 koloni adalah pengencaran 10-2 dan 10-3. Namun, karena dipilih

pengenceran yang lebih rendah maka yang dihitung dan ditetapkan sebanyak

AKK dalam tiap g/mL adalah 10-2.

Pengenceran 10-2

1
jumlah koloni ×
AKK = jumlah pengenceran ¿
¿

1
=(7 4+59)×
10−2

= 13.300 CFU/gram = 13,3 x 103 koloni/gram

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

Pengenceran 10-3

1
jumlah koloni ×
AKK = jumlah pengenceran ¿
¿

1
=(26+15) ×
10−3

= 41.000 CFU/gram = 4,1 x 104 koloni/gram

Uji Angka Lempeng Total (2 hari)

Hari Jumlah koloni /gram pengenceran tingkat Kontrol


Sampel 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6
Tgl media
Senin, 06-
Jamu serbuk ~ 123 10 22 6 6 1
05-2013
Rabu, 08-
Jamu serbuk - - - - - - -
05-2013
Keterangan : ~ = tak terhingga

Berdasarkan data pengamatan ALT, interprestasi koloni jumlahnya antara

30-300 koloni adalah pengencaran 10-2 dan 10-3. Namun, karena dipilih

pengenceran yang lebih rendah maka yang dihitung dan ditetapkan sebanyak ALT

dalam tiap g/mL adalah 10-2.

1
ALT = jumlah koloni ×
jumlah pengenceran

1
= 123 ×
10−2

= 123 x 102¿ 12.300 CFU/mL

= 12,3 x 103 koloni/mL

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

4.2 GAMBAR PENGAMATAN

1) Uji Angka Lempeng Total

Sebelum diinkubasi, cawan petri yang berisi 20 mL PDA + klorampenikol

yang telah padat yang telah dicampurkan dengan suspensi pengenceran.

Hasil pengamatan setelah diinkubasi pada suhu 35-370C selama 48 jam

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

2) Uji Angka Kapang Khamir

Sebelum diinkubasi, cawan petri yang berisi 20 mL PDA + klorampenikol

yang telah padat yang telah dicampurkan dengan suspensi pengenceran.

Gambar 2.1

Setelah inkubasi pada suhu 20-25°C selama 5 hari

Blanko

Cawan 10-2

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

Cawan 10-4

Cawan 10-5

Cawan 10-6

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

4.3 PERHITUNGAN MEDIA

1) Perhitungan bahan pada pembuatan media PDA, 39 gram dalam 1 L

Jadi, untuk 200 mL adalah

200 ml
× 39 gram=7 , 8 gram
1000 ml

2) Perhitungan bahan pada pembuatan media PCA, 17,5 gram dalam 1 L

Jadi, untuk 200 mL adalah

20 ml
× 17,5 gram=7,8 gram
1000 ml

3) Perhitungan bahan pada pembuatan media LB, 13 gram dalam 1 L

500 ml
× 13 gram=6,5 gram
1000 ml

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

BAB V

PEMBAHASAN

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total yaitu mengamati pertumbuhan

koloni bakteri yang terbentuk sedangkan prinsip pengujian Angka Kapang

Khamir yaitu pertumbuhan koloni jamur baik dalam bentuk kapang khamir,

setelah sampel diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang

maupun sebar dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Namun, dalam praktikum

kali ini metode yang digunakan adalah metode sebar yaitu terlebih dahulu dibuat

agar pada cawan dan dibirarkan sampai memadat kemudian sebanyak 1 mL atau

0,5 mL contoh sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar

tersebut dan diratakan dengan batang gelas melengkung atau ose yang steril.

Sampel yang digunakan dalam pengujian ALT (Angka Lempeng Total) dan AKK

(Angka Kapang Khamir) adalah jamu serbuk yang diencerkan menggunakan LB

(Lactose Broth) .

Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan LB ( lactose Broth )

sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai

media padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Triphenyl Tetrazalim Chlotide

0,5 % (TTC). Penambahan TTC pada media PCA yaitu digunakan untuk

memberikan warna pada bakteri ketika saat dihitung koloninya.

Prosedur pengujian Angka Lempeng Total yaitu dengan cara aseptik

dipipet 1 mL sampel yang telah disuspensi ke dalam tabung reaksi steril yang

telah berisi 9 mL NaCl 0,9 %, kemudian dihomogenkan dengan selama 30 detik

sehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml NaCl 0,9 %. Hasil dari

homogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-1 dipipet

sebanyak 1 mL ke dalam tabung NaCl pertama, dikocok homogen hingga

diperoleh pengenceran 10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-6. Karena

dalam angka hitung lempeng ini digunakan metode permukaan atau sebar maka,

dipipet media PCA sebanyak 20 mL pada tiap cawan 10-1 sampai 10-6 dan dibuat

juga kontrol media (blangko) yang bertujuan untuk membuktikan sterilitas media

dilakukan pembuatannya secara aseptis atau tidak. Jika pada blangko tumbuh

sejumlah koloni bakteri, berarti dalam perlakuan membuat media PCA kurang

aseptis dalam melakukan pembuatan media PCA. Setelah media dalam cawan

telah padat, maka setiap suspensi pengenceran dari 10-1 sampai 10-6 dipipet 1 mL

ke dalam cawan petri yang berisi media yang telah memadat. Cawan petri segera

digoyang sedemikian rupa dengan bantuan ose bulat yang steril hingga suspensi

tersebar merata. Setelah merata, cawan dibungkus dengan kertas kemudian

diinkubasi suhu 35-37°C dimana suhu tersebut merupakan pertumbuhan bakteri

yang paling optimal dan dilakukan selama 2×24 jam dengan posisi tidak terbalik.

Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung. Perlu diingatkan

bahwa semua perlakuan diatas harus secara aseptis, agar tidak terjadi kontaminasi

terhadap mikroorganisme lain.

Dari hasil praktikum, pengenceran yang dihitung hanya 10-2 karena

berdasarkan atas interprestasi hasil yang diambil hanya rage antara 30-300.

Diamana, koloni bakteri yang terbentukpada pengenceran 10-2 sebanyak 123

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

koloni. Jadi, berdasarkan perhitungan Standart Count Plates (SCP) jumlah koloni

per mL dalam pengenceran 10-2 adalah 12,3×103 koloni per mL jumlah koloni.

Pengujian selanjutnya adalah uji Angka Kapang Khamir digunakan LB

(Lactose Broth) sebagai pengencer sampel dan menggunakan PDA (Potato

Dextrose Agar) sebagai media padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus

kloramfenikol sebanyak 0,02 gram. Penambahan kloramfenikol pada media PDA

yaitu digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat terjadi pada

pengujian Angka Kapang Khamir karena jumlah koloni yang akan dihitung adalah

hanya pertumbuhan koloni jamur (kapang dan khamir).

Prosedur pengujian Angka Kapang Khamir yaitu dengan cara aseptik

dipipet 0,5 mL sampel jamu yang telah disuspensi ke dalam tabung reaksi steril

yang telah berisi 9 mL NaCl 0,9 %, kemudian dihomogenkan dengan selama 30

detik sehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10 -1. Disiapkan 5 tabung

atau lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml NaCl 0,9 %. Hasil dari

homogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-1 dipipet

sebanyak 1 mL ke dalam tabung NaCl pertama, dikocok homogen hingga

diperoleh pengenceran 10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-6. Karena

dalam Angka Kapang Khamir ini digunakan metode permukaan atau sebar maka,

dipipet media PDA sebanyak 20 mL pada tiap cawan 10-2 sampai 10-6 dan dibuat

blangko yang bertujuan untuk membuktikan sterilitas media dilakukan secara

aseptis atau tidak. Jika pada blangko tumbuh sejumlah koloni, berarti dalam

perlakuan membuat media PDA berarti praktikan kurang aseptis dalam melakukan

pembuatan media PDA. Setelah media dalam cawan telah padat, maka setiap

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

pengenceran dari 10-2 sampai 10-6 dipipet 0,5 mL ke dalam cawan petri yang berisi

media yang telah memadat dan dilakukan secara duplo. Cawan petri segera

digoyang sedemikian rupa dengan bantuan ose bulat yang steril hingga suspensi

tersebar merata. Setelah merata, cawan dibungkus dengan kertas kemudian

diinkubasi suhu 20-25°C dimana suhu tersebut merupakan pertumbuhan jamur

yang paling optimal dan dilakukan selama 5 hari dengan posisi tidak terbalik.

Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati pada tiap 2 hari dan dihitung.

Dari hasil praktikum pengamatan AKK, interprestasi koloni jumlahnya

antara 10-150 koloni adalah pengencaran 10-2 dan 10-3. Namun, karena dipilih

pengenceran yang lebih rendah maka yang dihitung dan ditetapkan sebanyak

AKK dalam tiap g/mL adalah 10-2. Jadi, berdasarkan perhitungan jumlah koloni

per mL dalam pengenceran 10-2 adalah 13,3×103 koloni/mL.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

BAB VI

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. Bakteri adalah suatu organisme prokariot yang pada umumnya

mempunyai ukuu generasi yaituran sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm dan

terdiri waktu yang dibutukan oleh seldari tiga bentuk dasar yaitu: bentuk

bulat atau kokus, bentuk batang atau basilus dan bentuk spiral. Bakteri

tumbuh dengan cara pembelajan biner, yang berarti satu sel membelah

menjadi dua sel.

2. Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih dari satu sel berupa

benang benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium,

dan berkembang biak dengan spora.

3. Khamir adalah mikroba bersel tunggal berbentuk bulat lonjong dan

memperbanyak diri dengan cara membentuk tunas (askospora), tetapi tidak

membentuk miselum.

4. Pada hasil pengamatan AKK ini, jumlah koloni yang tidak

mencukupi range yaitu10-150 tidak dapat dihitung dan syarat yang

menyatakan jumlah koloni dapatdihitung adalah apabila jumlah koloni

memenuhi ketentuan pencapaian range yakni antara 10-150.

5. Pada hasil pengamatan ALT ini, jumlah koloni yang tidak

mencukupi range yaitu 30-300 tidak dapat dihitung dan syarat yang

menyatakan jumlah koloni dapatdihitung adalah apabila jumlah koloni

memenuhi ketentuan pencapaian range yakni antara 30-300.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

5.2 SARAN

Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan praktikum ini

adalah diharapkan semua praktikan lebih serius dan disiplin lagi dalam

melakukan pengerjaan atau prosedur kegiatan praktikum di laboratorium

mikrobiologi harus dikerjakan secara aseptis yang bertujuan untuk mencegah

adanya kontaminasi silang atau tercemarnya biakan murni dari

mikroorganisme luar baik melalui kontak langsung dengan permukaan atau

tangan sekaligus melindungi diri dari infeksi dan orang-orang yang berada di

dalam laboratorium.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Geo F., Butel, Janet S., dan Morse Stephen A. 2001. Mikrobiologi
Kedokteran. Jakarta: PT. Salemba Medika

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama.

Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikobiologi. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang Press.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

LAMPIRAN

A. KOMPOSISI MEDIA

1. PCA (Plate Count Agar)

Komposisi : Typical formula (g/L) PH 7,0 ± 0,2 at 2,50 C

Typtone 5,0 yeast extract 2,5 ,glucose 1,0 ,agar 9,0

Aturan Penggunaan :
Campurkan17,5 gram dalam 1 liter aquadest. Didihkan sambil diaduk

hingga larut sempurna. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C

selama menit 15 menit.

2. PDA : POTATO DEXTROSE AGAR

Komposisi : Typical formula

Dextrose 20,0

Potato extract 4,0

Agar 15,0

Aturan Penggunaan :

Campurkan 39 gram dengan 1 gram air (jika perlu aqua steril).

Didihkan sampai larut sempurna. Sterilkan dengan autoklaf pada suhu

1210C selama 15 menit.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

3. LB LACTOSE BROTH

Komposisi dalam 1 Liter :

Lab. Lamco powder 3,0 g

Pepton 5,0 g

Lactose 5,0 g

4. NATRIUM KLORIDA 0,9%

Komposisi: Setiap 500 mL mengandung :

Natrium Chlorida NaCl 4,5 g

Air untuk injeksi ad 500 mL

Osmolaritas 308 m OS m/L

Setara dengan ion-ion

Na+ = 154 mEq/L

Cl_ = 154 mEq/L

Simpan pada suhu kamar/ruangan (25°-30°C)

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DIPLOMA III
DAN PARASITOLOGI

B. SKEMA KERJA

1) Skema kerja ALT

2) Skema kerja AKK

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI

Anda mungkin juga menyukai