PRADITHA
JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
PRINSIP BIOTEKNOLOGI AKUAKULTUR
PRADITHA
O 271 18 055
JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan praktikum ini. . Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya yang telah memberikan
do’a dan motivasi. sebagai Dosen Koordinator Mata Kuliah, serta teman-teman angkatan 2018
yang telah memberikan semangat dan motivasi yang sangat membantu pada saat proses
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi penulisan di laporan
selanjutnya. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, dan bagi penulis pada
khusunya.
Praditha
BAB 1. PENDAHULUAN
yang sangat penting. Di habitat aslinya ikan akan memijah jika mendapat rangsangan
lingkungan yang tepat, namun dalam lingkungan budidaya rangsangan lingkungan itu
sulit untuk diwujudkan sehingga perlu diadakan rekayasa untuk memijahkan ikan. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses pemijahan pada ikan
Metode hipofisasi adalah usaha untuk memproduksi benih dari induk yang tidak mau
memijah secara alami . Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella
tursika, yaitu lekukan dalam tulang sfenoid. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
stimulating hormon (TSH), Leutesing Hormon (LH), folicel stimulating hormon (FSH).
Hormon yang berperan adalah gonadotropin yaitu Leuteinizing Hormone (LH) dan
FSH dan LH merupakan hormone yang mempunyai daya kerja mengatur fungsi
kelenjar kelamin. FSH mempunyai daya kerja merangsang pertumbuhan folikel pada
ovarium dan pada testis memberikan rangsangan terhadap spermatogenesis. LH
mempunyai daya kerja merangsang ovulasi dan menguningkan folikel ovarium dan
pada hewan jantan. Hormon ini merangsang fungsi sel-sel interstisial pada testis serta
mempertinggi atau meningkatkan produksi hormon steroid, baik pada hewan betina
Kelebihan dari pemijahan dengan metode hipofisa adalah bekerja langsung pada
spesifik, rumit, efek imunitas yang rendah, dosis yang kurang tepat akan menghasilkan
oleh sumber kelenjar hipofisa dan ikan resipien yang di tujuh. Hal ini disebabkan,
kelenjar hipofisa bersifat homoplastik dan heteroplastik. homo plastik adalah dimana
kelenjar hipofisa dari ikan donor diperuntuhkan untuk ikan yang spesiesnya sama.
diberikan/disuntikkan pada spesies ikan lain. Jenis ikan yang kelenjar hipofisanya
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pengambilan kelenjar hipofisa dari
ikan donor dan pengaplikasiannyapada ikan resipient untuk pemijahan secara buatan.
- Kolam pemijahan
-Timbangan
- Pisau pemotong
- Telena
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini berupa, ikan donor, dan ikan
resipien (Ikan Mas dan Ikan Lele) yang siap kawin, aquabidest/larutan fisiologis.
1. Menyiapkan induk ikan mas dan ikan lele yang siap kawin;
2. Menimbang induk betina dan ikan donor dengan perbandingan jantan dan betina 1;2
3. Memotong ikan donor pada bagian kepala, kemudian meletakkannya dengan posisi
halus sambil dicampurkan dengan akuades (larutan fisologis) sebanyak 1,5 mL;
7. Selanjutnya, disentrifuge selama 3 menit lalu didiamkan sebentar agar terbentuk dua
8. Mengambil cairan bening (lapisan bagian atas) dengan menggunakan spet, dan
punggung bagian depan, secara hati-hati. untuk ikan bersisik (ikan mas), teknik
10. Memasukkan induk ikan tersebut dalam kolam pemijahan lengkap dengan kakaban,
11. Melakukan pengamatan selama proses pemijahan (berapa lama waktu yang
(ukurannya).
13. selain itu, dalam praktik ini lakukan penyuntikan dari hipofisa ikan mas disuntikkan
pada ikan lele, dan juga sebaliknya (hipofisa ikan lele ke ikan mas).
1) Kelenjar hipofisa diambil dengan hati hati dengan pinset dan diletakkan di tepi alat
penggerus.
2) Kemudian kelenjar hipofisa digerus dengan cara memutar-mutar alat penggerus ke lubang
bening dimabil dengan spet, cairan inilah yang akan digunakanuntuk menyuntik induk ikan mas.
3.1 Hasil
Hasil dari kegiatan pembenihan dengan menggunakan kelenjar hipofisa dari ikan
(ekor)
Ket: ** sumber kelenjar hipofisa (donor) disuntikkan ke ikan resipiens*IKM; ikan mas, IL;
Ikan lele
3.2 Pembahasan
Menurut Hoar (1957), hipofisa terdiri dari dua kelenjar hipofisa yaitu neuron dan
adenohypofisa yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar danmemiliki tiga ruangan
yaitu proximal pars distalis, rostal pars distalis, dan pars intermediaHipofisa terletak
pada bagian bawah otak dan menghasilkan hormon GnRH, ACTH, TSH,FSH, LH, STH,
MSH, Prolaktin, Vasopresin, dan Oksitosin. Secara umum, hormon tersebut berfungsi
memproduksi benih dengan menggunakan bantuan kelenjar hipofisa dari ikan donor
Praktikum ini diawali dengan cara menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Setelah itu disiapkan ikan donor. Ikan donor merupakan ikan yang nantinya diambil
kelenjar hipofisanya dan didonorkan pada ikan resipien. Sedangkan ikan resipien
merupakan ikan yang nantinya akan menerima suntikan hipofisa dari ikan donor.Pada
praktikum ini menggunakan ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai ikan donor. Ikan donor
diambil ikan yang berjenis kelamin jantan dengan berat 0,5 kg.
Ikan mas merupakan ikan donor universal artinya dapat digunakan secara efektif
pada berbagai jenis ikan baik dalam satu famili maupun tidak satu famili.Ikan donor
dihasilkan dan sengaja disimpan di kelenjar hipofisa yang terletak ditengkorak kepala di
bawah otak dan berwarna putih. Kelenjar hipofisa tumbuh seiring dengan
semakindewasa ikan maka semakin besar dan berat pula hipofisa ikan tersebut.
Kelenjar hipofisa tersebut tidak dapat diidentifikasi pada ikan muda. Kelenjar hipofisa
gonadotropin yang dihasilkan berfluktusi sesuai dengan tingkat kematangan gonad dan
periodisasi pemijahan. Kualitas hormon gonadotropin akan turun drastis pada induk
ikan yang baru saja memijah dan meningkat drastis pada induk ikan yang siap berpijah
(Sugiharto, 1986).
makasyarat ikan donor yang dipersiapkan adalah ikan mas yang telah dewasa dan
matang gonad diutamakan berjenis kelamin jantan karena lebih cepat dewasa dan
saat. Ikan donorsebaiknya sejenis dengan ikan resipien, sehingga dapat meminimalkan
kemungkinanketidak cocokan antara hormonnya. Ukuran ikan donor harus lebih besar
dari pada ikanresipien dengan perbandingan berat 2:1 atau sama 1:1.
Ikan donor yang baik dapat ditangkap dari perairan alam maupun dari kolam
pemeliharaan yang dikelola secara intensif, asalkan umurnya tidak kurang dari 1 tahun.
Ikan donor yang diambil dari kolam pemelihara memiliki kelebihan karena dapat
diketahui secara pasti umur ikan tersebut dan dapat dipilih ikan yang berkualitas baik.
Ikan donor harus dalam kondisi sehat, tidak ada luka fisik atau cacat karena dapat
Persyaratan bagi ikan resipien atau ikan penerima hipofisa dari ikan lain adalah berasal
dari induk jantan dan betina yang matang kelamin dan siap untuk dipijahkan. Induk
resipien merupakan hasil ikan budidaya dan domestikasi. Memiliki badan sehat dan
Pengambilan hipofisa dilakukan dengan cara memasukkan jari ke dalam mulut ikan
agar tidak bergerak kemudian memotong bagian kepalanya. Pemotongan ini dilakukan
saat ikan masih hidup agar diperoleh kelenjar hipofisa yang segar. Pemotongan kepala
inidilakukan pada bagian belakang operculum. Setelah kepala terlepas dari badan ikan,
mulutikan dihadapkan ke atas dan mulai dipotong pada bagian nostril dengan arah
tegak lurus kebawah (pada bagian di atas mata sedikit agak ke arah bagian belakang).
Pemotongan dengan arah tersebut untuk memudahkan saat kelenjar hipofisa sudah
mulai terlihat. Setelah tulang tengkorak terbuka, terlihat otak yang dibawahnya terdapat
menggunakan tusuk gigi atau piset yang yang berujung tumpul agar jika tidak sengaja
terkena kelenjar hipofisa makakelenjar tersebut tidak pecah atau hancur. Kemudian
rongga otak dibersihkan dengan menggunakan tissu supaya kelenjar hipofisanya dapat
diletakkan di dalam cawan dan dibersihkan lalu dimasukkan ke dalam mortar untuk
digerus.
Pengambilan kelenjar yang digunakan untuk memicu proses pemijahan ini dilakukan
pada kelenjar hipofisa karena hipofisa bersifat sangat vital pada kehidupan
kelangsungan ikan. Hipofisa dapat dihasilkan berbagai hormon yang memicu terhadap
untuk memijah pada saat ikan siap memijah dan sudah matang kelamin (Gordon,
1982).Penggerusan ini dilakukan agar hipofisa halus serta untuk memperkecil dan
padaikan yang siap kawin. Saat penggerusan ditambahkan aquabidest sebanyak 2 ml.
Penambahan aquabidest ini digunakan sebagai larutan fisiologis sehingga bentuk sel
darikelenjar hipofisa tersebut tidak rusak selain itu juga sebagai pelarut dan pengencer.
pipet tetes atau spuit supaya memudahkan pemindahan larutan hipofisa kemudian
disentrifugeselama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm. Perlakuan ini bertujuan untuk
memisahkan antara endapan dan supernatan. Setelah terpisah, larutan bening atau
bagian depan merupakan area yang dekat dengan otak yang merupakan areapenerima
rangsang (hipotalamus) yang juga disebut sebagai master of glands yaitu pengatur
semua kelenjar. Selain itu pnyuntikkan dan tidak boleh menyuntikkan padabagian sisik
karena sisik dapat terlepas dan menyebabkan ikan tersebut stres. Cara penyuntikkan
dilakukan dengan cara mengangkat sedikit sisik kemudian dimasukk jarum suntik
sampai menembus dagingnya. Kemudian ikan recipien ini diletakkan didalam aquarium.
Mekanisme pemijahan dimulai dari ekstrak kelenjar hipofisa yang disuntikkan akan
bekerja merangsang perkembangan gonad dan merangsang ovulasi. FSH dan LH juga
ferus dan LHmerangsang sel intestinum dari testis untuk memproduksi hormon kelamin
akhiroosit. Oosit yang telah siap diovulasikan akan terjadi jika telah mendapat
penyuntikkan hormon hipofisa adalahhormon ini dapat disimpan dalam waktu lama
Penggunaan hormone ini juga relative mudah (hanya membutuhkan sedikit alat
hormon hormon lain yang memiliki sifatsinergik. Kekurangan dari metode pemijahan
imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari
ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon
hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon
Untuk mengetahui berat gonad pada induk betina adalah dengan ketentuan 10-25% x
dihitung jumlah telur dalam setiap gramnya, lama waktu pemijahan, daya tetas, hingga
1. Waktu Memijah
Hasil pengamatan waktu memijah selama penelitian adalah rata-rata 11’.38’’ setelah
ikan recipient disuntik. Setelah dilakukan uji t-student pada taraf 5% didapatkan hasil
bahwa Penggunaan kelenjer hypofisa yang berbeda terhadap waktu memijah pada
pemijahan ikan lele dumbo berbeda tidak nyata. Setelah induk-induk ikan lele dumbo
disuntik dan dimasukkan kedalam kolam peimjahan yang telah disediakan, dalam waktu
10-12 jam akan mmemijah dengan sendirinya sampai telur dari ovari menjadi masak
(Handoyo, 1986). Selanjutnya ovari dalam perut akan membesar kerena terjadi proses
2. Daya Tetas
Tingkat daya tetas telur ikan uji selama penelitian adalah 14,41-15,67 %. Dari hasil
uji t-student didapatkan hasil bahwa daya tetas ikan lele dumbo dengan
memnggunakan kelenjar hypofisa ikan mas (P1) dan kelejar hypofisa ikan lele dumbo
(P2) berpengaruh tidak nyata. Kecilnya prosentase daya tetas ikan lele dumbo ini
diduga akibat faktor eksternal, seperti kandungan oksigen terlarut, suhu, kecerahan dan
lain-lain, dan faktor internal seperti umur ikan, kematangan telur. Keberhasil penetasan
ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan lingkungan, sumber mata air,
kotoran dalam air serta kematangan telur, jumlah telur yang terbuahi
(Hardjamulya,1970). Kisaran telur ikan yang dapat dibuahi selama pemijahan dengan
kondisi perairan yang tenang antara 10 - 25%, sedangkan pada air yang bergerak bisa
mencapai 25-60% karena spermatozoa akan mampu bergerak dalam air selama 1-2
menit.
3. Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup benih ikan lele dumbo adalah 91,74- 93,63% dengan tingkat
hidup benih ikan lele dumbo hasil pemijahan dengan menggunakan kelenjar hypofisa
ikan mas (P1) dan kelenjar hypofisa ikan lele dumbo (P2) berbeda tidak nyata. Fase
kritis dalam daur hidup ikan terdapat pada tahap fase larva, yaitu, pada saat sebelum
dan sesudah pengisapan kuning telur dan masa transisi mulai mengambil makanan dari
luar antara umur 2- 3 hari setelah penetasan (Effendi, 1997). Kualitas Air Kualitas air
selama penelitian adalah pH air = 6-7,5, suhu air = 25-27 0c, oksigen terlarut = 4,66
-5,33 mg/lt. Kualitas air ini masih dikatagorikan berada batas normal untuk pemijahan
dan kelansungan hidup ikan lele dumbo. Hal ini sejalan dengan Najiati (1992) yang
mengemukakan bahwa kondisi air yang ideal untuk ikan lele dumbo adalah air dengan
pH 6-9. Selain itu Soetomo (1987) mengemukakan bahwa pH lebih kecil dari 4 dan
lebih besar dari 11 akan membunuh ikan lele dumbo baik ukuran benih maupun ukuran
konsumsi. Sedangkan pH yang sangat baik untuk pembenihan ikan lele adalah pada
pH 7-8,5. Oksigen terlarut dalam penelitian ini cukup baik untuk pembenihan ikan lele
dumbo dan berada pada batas toleransi. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto
(2002) yang mengemukakan bahwa kandungan oksigen terlarut yang optimal adalah 4
– 7 mg/lt, serta dapat mematikan ikan pada oksigen kurang dari 2 mg/lt.
4.1 Simpulan
2) Proses pemijahan dapat dipercepat dengan striping dan penyuntikan ekstrak kelenjar
3) Striping dapat dilakukan dengan carapemijatan pada bagian perut ikan sedangkan
hipofisasi dengan cara pengambilan kelenjarhipofisa dari ikan donor yang disuntikkan
matang gonad, memiliki berat badan dua kali lipat dari ikan resipien,diutamakan
berjenis kelamin jantan, dalam kondisi sehat dan tidak terkena infeksi, danberasal dari
species yang sejenis agar tidak terjadi penolakan sdalam tubuh ikan
resipien.Persyaratan bagi ikan recipient yaitu dewasa dan matang gonad, siap untuk
dipijahkan,berat badan yang dimiliki harus setengahnya dari berat badan ikan donor,
merupakan hasilikan budidaya dan domestikasi dan memiliki badan sehat dan tidak
oosit.
4.2 Saran
Ikan donor harus berukuran relative besar untuk memudahkan dalam menemukan
hipofisa karena ikan yang berukuran besarpun agak sulit mencari hipofisanya. Serta
Untuk selanjutnya agar melakukan kegiatan pengambilan kelenjar hipofisa dengan hati-
Pickford , A. 1957. General Zoology Calude. The Mac Millan Publishing Company, New York.
Muhammad, H. Sanusi, dan I. Ambas. 2003. Pengaruh Donor dan Dosis Kelenjar
Hipofisa terhadap Ovulasi dan Daya Tetas Telur Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch). J. Sains
& Teknologi. Vol.3(3): 87-94.
Afrianto, I. dan Liviawati, E. 1998. “Beberapa Metode Budidaya Ikan”. Yogyakarta : Kanisesis
(Anggota IKAPI).
Bachtiar, Y. 2002. “Pembesaran Ikan Mas di Kolam Perkarangan”. Agromedia Pustaka : Jakarta.
Hadjamulia.
MacLatchy, et al. 2011. “Fundulus Heteroclitus: Ovarian Reproductive Physiology And The
Impact Of Environmental Contaminants”.
Comparative Biochemistry and Physiology, Part C 154 (2011) 278 .287.Prihatman, Kemal.
2000.“
Susanto, H. 2001. “Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis”. Penebar Swadaya : Jakarta.
Zairin M. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina. PenebarSwadaya,
Jakarta.
Anuar, 1999. Peranan Salinitas Bagi Kehidupan Ikan. Paper Institut Pertanian Bogor. Effendi,
1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Hanafiah .A. K. 2010. Rancangan
Percobaan. Fakultas Pertanian Sriwijaya Palembang. Rajawali pers. Edisi
Keiga. Handoyo, 1986. Usaha Budidaya Lele. CV.Simpix. Jakarta. Hardjamulya, 1970.
Pengamatan Budidaya Ikan Merangsang Pemijahan Dengan Hormon Hypofisa.
Kontribusi Lembaga Penelitian Perikanan Darat Bogor Khairuman, Amri, K., 2003. Pembenihan
dan Pembesaran Gurame Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Soetomo, 1987. Teknik Bududaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru. Susanto 2002. Teknik Kawin
Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya Jakarta.