FAKULTAS KESEHATAN
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara etimologis, kata fikih (biasa tertulis “fiqih”) berakar kata fa qa dan ha yang
Fiqih merupakan bagian dari salah satu unsur ajaran islam sebagai
kewajibannya dimuka bumi ini. Fiqh islam cenderung berbicara tentang aspek
tidaknya sesuatu pelaksanaan amaliah, atau dengan kata lain sesuatu yang
persoalan dalam proses sosialiasasi fiqh ( hukum islam) bukan yang menyanngkut
tentang eksistensi hukum tersebut, tetapi yang sering menjadi ajang perdebatan di
kalangan ulama adalah dalam hal relevansi maupun aktualiasasi hukum itu
sendiri, terutama bila dikaitkan dengan tempat (lokal) maupun zaman (temporal).
modernisasi yang meliputi hampir sebagian besar Negara- Negara yang dihuni
1
bentuk perubahan baik secara struktural maupun kultural. Teks Al-Qur’an
maka perubahan penerapan dan pemahaman ajaran islam juga harus bersifat
kontinu sepanjang zaman. Dengan demikian islam akan tetap relevan dan aktual,
politik (kenegaraan), dan aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah. Sifat
dinamis dan terbuka terhadap perubahan ini sebagai konsekuensi logis dari tugas
fiqh, yang harus selalu berusaha menyelaraskan problema kemanusiaan yang terus
berkembang dengan pesat dan akseleratif dengan dua sumber rujukan utamanya
1. Apa yang dimaksud dengan fikih air dan air bagi kehidupan ?
2
2. Untuk mengetahui konsep daur ulang air.
BAB II
ISI
Bumi adalah planet tata surya yang paling kaya akan air. Permukaan
air diatas bumi mencapai kurang lebih 1,4 triliun km2 . Saat ini bumi ditutupi
oleh 71% permukaan air, dengan ukuran sekitar 510 juta km2 , sementara
29% lainnya adalah daratan. Bahkan seluruh bagian tubuh manusia
mengandung air, khususnya pada bagian tubuh yang terdapat cairan, seperti
1
Prof. Dr. Sa’id Hamad, Pengobatan Penyakit Dengan Terapi Air, Aksara Qalbu, Jakarta, 2007, Hlm.8
2
Dr. H. Nizar Ali, MA, Hadis Versus Sains, Teras, Yogyakarta, 2008, Hlm.37
3
darah, getah bening, dan cairan pada sumsum tulang belakang yang
merupakan tempat terjadinya seluruh proses kimiawi dan fisiologi tubuh.
anugrahkan Allah Swt kepada seluruh umat manusia. Dengan air, Allah Swt
menghidupkan manusia, meyebarkan rejeki, dan menciptakan manusia. Allah
berfirman (Surat Al-Anbiya Ayat 30)
Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman
Air merupakan material pokok dalam bersuci, baik bersuci dari hadats
kecil atau besar maupun bersuci dari najis. Sebagaimana yang sudah maklum,
air yang digunakan untuk bersuci harus berupa air mutlak, yaitu air yang
mempunyai kualitas suci dan menyucikan. Suci untuk dirinya sendiri dan bisa
menjadi bening? Pada dasarnya, air limbah yang tampak kotor atau berubah
salah satu dari tiga sifat air disebabkan karena bercampur dengan najis, ulama
4
Apabila air yang telah berubah menjadi najis tersebut kembali pulih
menjadi air netral sehingga bening lagi dan orang-orang tidak bisa
membedakan ini air bekas limbah dan yang satunya tidak dari limbah, maka
hukum air yang seperti demikian hukumnya kembali menjadi suci dengan
catatan jumlah volume air minimal sebanyak dua kulah (setara dengan 216
liter atau air penuh dalam kubus ukuran rusuk 60 cm). Jika sudah pernah
melewati dua kulah dalam satu waktu, setelah itu kembali kurang dari dua
Artinya: “Jika air yang berubah tersebut kembali netral, bisa jadi karena diam dalam tempo
lama, tidak ada benda atau zat yang dimasukkan, atau dengan cara ditambah air yang
banyak walaupun dengan air najis, atau juga ada bagian air yang diambil sedangkan
sisanya masih banyak seperti air yang ditaruh diwadah tertutup, setelah itu tutupnya dibuka
lalu kemasukan angin, atau sebab benda yang jatuh kemudian berdampingan dengan air,
atau bisa jadi karena tercampur dengan benda yang bisa menyegarkan seperti minyak
za’faran yang tidak mempunyai rasa dan bau, maka hukumnya suci sebab sebab najisnya
sudah hilang.” (Ibnu Hajar Al-Haitami. Tuhfatul Muhtâj.3
Air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup di bumi. Ketiadaan air
bisa mengancam kelangsungan hidup dan ekosistem alam. Air juga menopang
merupakan makna bahwa segala apa yang ada di bumi memang diperuntukkan
bagi kepentingan manusia (QS Lukman [31]:20). Disisi lain, muncul paradoks.
Air bersih justru diekspoitasi secara berlebihan. Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam
5
sebagai sumber kehidupan telah ditegaskan dalam Al-Quran Surah al-Anbiyaa’
ayat 30. “Dan, dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”. Jika pemakaian
air yang tak tepat guna dan konsumsi berlebihan tetap terjadi maka tak mustahil
krisis air pun akan terjadi. “Dan, Kami turunkan air dari langit menurut suatu
ukuran, lalu kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-
perhatian Islam terhadap pelestarian air ialah larangan mencemari air sungai
ataupun sumber air pegunungannya, misalnya dengan limbah manusia, seperti air
seni dan tinja. Dalam hadist riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah SAW melarang
ekologis manusia yang ditetapkan oleh ulama yang berkompeten berdasarkan dalil
memelihara konservasi air dan tanah dengan melindungi hutan dari eksploitasi,
dari penebangan hutan dan pembalakan liar adalah termasuk kewajiban setiap
4
Sukarni, Fiqh Lingkungan Hidup,(Jakarta:Pustaka Ilmu,2011)
6
Pilar dari fikih lingkungan sendiri adalah apa yang terdapat dalam ajaran
islam, da istilah Khalifah yakni sebutan yang digunakan Allah SWT untuk
menjaga atau pengemban amanat Allah SWT untuk menjaga atau memelihar dan
sudah sedemikian rupa diciptakan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an ditegaskan
bahwa menjadi khalifah di muka bumi ini tidak untuk melakukan perusakan dan
SWT di muka bumi ini sebagai wakil Allah SWT, manusia wajib untuk dapat
mempresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah SWT. Salah satu sifat
Allah SWT tentang alam adalah sebagai “al-muhaimin” atau pemelihara dan
“rabbul ‘alamin” atau penjaga alam. Manusia harus aktif dan bertanggung jawab
untuk menjaga bumi yang artinya manusia harus menjaga keberlangsungan fungsi
bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah SWT termasuk manusia sekaligus
Pilar dari fikih lingkungan sendiri adalah apa yang terdapat dalam ajaran
islam, da istilah Khalifah yakni sebutan yang digunakan Allah SWT untuk
menjaga atau pengemban amanat Allah SWT untuk menjaga atau memelihar dan
7
jawab terhadap kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan ekosistem yang
sudah sedemikian rupa diciptakan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an ditegaskan
bahwa menjadi khalifah di muka bumi ini tidak untuk melakukan perusakan dan
Sang Pencipta dan Pemelihara alam. Alam merupakan sebuah entitas atau realitas
(empirik) yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi berhubungan dengan manusia dan
dengan realitas yang gaib dan supra-empirik. Dalam pandangan Islam, alam
yang berlaku tetap (qadar) bagi alam. Manusia merupakan bagian tak terpisahkan
dari alam. Sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah saling
membutuhkan, saling terkait dengan makhluk yang lain. Dengan hadirnya islam
maka alam ini tetap menjadi makmur sehingga kehidupan manusia akan tetap
terjaga.
udara dan air bukan hanya akan menimpa satu bangsa atau negara, tetapi juga
akan menimpa negara tetangga sekitar. Pencemaran di kota lambat laun juga akan
8
Kebakaran hutan akan mengganggu jalur laut dan udara, bahkan darat, yang pada
akhirnya juga mengganggu tetangga sekitar. Hutan yang ada jauh di hulu sungai,
musim penghujan dan kekurangan air di musim kemarau, yang selanjutnya dapat
Sebagai khalifah di bumi, kita dituntut untuk menjaga lingkungan sebagai salah satu
Artinya: ” Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”
(Q.S. Al Baqarah :11)
Namun sayang, semakin hari justru semakin banyak manusia yang merusak
menimbuolkan banyak bencana. Allah juga telah menceritakan hal ini pada kita
dalam Al Quran :
6
Wisnu Arya Wardana, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Andi, 2001), hlm. 27
9
Artinya: ” Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar Rum:41)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kultural.
penerapan dan pemahaman ajaran islam juga harus bersifat kontinu sepanjang
zaman. Dengan demikian islam akan tetap relevan dan aktual, serta mampu
menjawab tantangan modernitas yang berkaitan dengan sains dan iptek serta
lingkungan.
3.2 Saran
Melalui makalah ini kami mengharapkan agar dapat bermanfaat bagi
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu
apabila ada kritikan dan saran dengan senang hati kami terbuka untuk
menerima nya, Lebih dan kurang kami mohon maaf. Kami ucapkan
terimkasih
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Nusa Idaman Said, 2006. “DAUR ULANG AIR LIMBAH (WATER RECYCLE)
DITINJAU DARI ASPEK TEKNOLOGI, LINGKUNGAN DAN EKONOMI”
Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), JAI Vol. 2 , No.2.
13