CBR Kalkulus
CBR Kalkulus
KALKULUS
5162331002
FAKULTAS TEKNIK
2017
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II ISI BUKU....................................................................................................4
2.1 Buku Utama (Buku Satu)..............................................................................4
2.2 Buku Pembanding (Buku Dua)...................................................................15
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................21
3.1 Perbedaan Buku..........................................................................................21
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku.................................................................21
BAB IV PENUTUP...............................................................................................23
4.1 Kesimpulan.................................................................................................23
4.2 Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI BUKU
2
2. BAB II BILANGAN KOMPLEKS
Bilangan kompleks adalah suatu bilangan a + bi, dimana a dan b bilangan
real, sedangkan i adalah satuan khayal (imajiner). a disebut bagian real dan b
disebut bagian khayal dari bilangan kompleks tersebut.
Bilangan kompleks = (bil.riil)+ j (bil.imajiner)
Contoh: x = 3 + j5 dengan: 3 disebut bagian riil dari x
5 disebut bagian imajiner dari x
Contoh soal bilangan kompleks
x1 = 2- j3 x2 = 5+ j4
Jawab :
x1 + x2 = (2-j3) + (5+j4) x1-x2 = (2-j3) - (5+j4)
= (2+5) + j(-3+4) = (2-5) + j(-3-4)
= 7+j = -3-j7
3
b. teorema B
4
Aturan jumlah dan selisih:
dy du dv
y=u ± v dengan u=f ( x ) dan vg ( x ) → = ±
dx dx dx
Aturan hasil kali:
dy dv dv
y=u . v dengan u=f ( x ) dan v=g ( x ) → =u + v
dx dx dx
Aturan hasil bagi:
du dv
−u v
u dy dx dx
y= dengan u=f ( x ) dan v =g ( x ) → =
v dx v 2
5
Untuk fungsi impilisit berbentuk:: aym+bxn+c=0 (m,n bilangan bulat), berlaku
( ay m ) ( bx n ) dc
d +d + =0
dx dx dx
1
diP ( x , y ) .
gradien garis normal di titik P (x,y) adalah – dy
dx
2. Gerak Kurvilinier
Rumus umum untuk suatu vektor A dengan sudut arah θ dengan besar A
adalah
A X = cos ɵ A y =A sinɵ
A = √ A x2 + A y ²
Ay
tan ɵ =
AX
3. Laju yang Berkaitan
Setiap dua variabel yang berubah terhadap waktu dan diantara keduanya
terdapat suatu hubungan, bisa mempunyai laju terhadap waktu dari yang satu
dinyatakan dalam laju terhadap waktundari yang lainnya.
4. Masalah Maksimum dan Minimum
Karena turunan fungsi menentukan gradien garis singgung, dapat
disimpulkan bahwa: x naik mengakibatkan y naik jika turunan fungsi itu [ositif
dan sebaliknya bahwa x naik mengakibatkan y turun jika fungsi itu negative.
Kesimpulan ini bisa dinyatakan sbb:
f(x)naik jika f’(x)>0 dan f(x)turun jika f’(x)<0
6
6. BAB VI INTEGRAL
1. Differensial
Differensial dari suatu fungsi y = f(x) di defenisikan sebagai dy = f”(x)dx.
Dy adalah differensial dari y,sedangkan dx adalah diferensial dari x.
differensial dx didefenisikan.. Sebagai sama dengan ∆ x yaitu perubahan kecil
pada x.ini didefenisikan demikian sehingga f(x)=dy/dx.
2. Integral Tak Tentu (Anti Turunan)
Defenisi : F disebut suatu anti turunan (integral tak tentu ) dari f pada
selang I jika F(x)=f(x) atau dF(x) untuk setiap x dalam selang I
dv
perubahan kecepatan terhadap waktu yang a= . Dari rumus ini diperoleh
dt
7
Dalam teori listrik diketahui bahwa kuat arus adalah laju perubahan
dq
muatan terhadap waktu yang ditulis i= . Kalau rumus ini ditulis dalam
dt
bentuk differensial akan menjadi dq = id t. Selanjutnya dengan
b
garis x= b adalah A=∫ f (x)dx
a
8
Menghitung gaya tekanan zat cair
Jika berat per satuan volume (berat Jenis) zat cair dinyatakan dengan w
maka tekanan pada kedalaman h adalah p = wh. Untuk air, w = 9800 N/m 3
atau w = 62,4 lb/ft3.
9
Definisi : balikan dari ln disebut sebagai fungsi eksponen asli dan ditulis
sebagai exp. Yaitu x = exp. Y ↔ y = in x
4. Fungsi Eksponen Umum Dan Fungsi Logaritma Umum
Fungsi eksponen umum
suatu fungsi ekponen umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = a x
dengan a adalah bilangan rill positif yang tidak sama dengan e. untuk a>0
dan x sebarang bilangan rill, berlaku ax =exln a
Dari definisi tersebut didapatkan ln(ax) = ln(exlna) = x ln a
Fungsi logaritma umum
Fungsi logaritma umum ialah fungsi logaritma dengan bilangan pokok a
yaitu bilangan positif yang tidak sama deagan 1.fungsi logaritma umum
biasa ditulis y = f(x) = loga x yang didefinisikan sebagai berikut.
Jika a bilangan positif dan a ≠ 1, maka
y = loga x ↔ x = ay
berdasarkan definisi tersebut juga diperoleh
ln x
loga x =
ln a
5. Pertumbuhan dan peluluhan eksponensial
Bentuk persamaan differensial yang berkaitan langsung dengan fungsi
dy
eksponensial ialah =ky .Dengan pemisahan variable persamaan ini menjadi
dx
dy
=k dt sehingga dengan pengintegralan menghasilkan In y = kt + C. Apabila
y
terdapat syarat awal bahwa y = y0 untuk t = 0, diperoleh y = y0 ekt
6. Fungsi Trigonometri Balikan (Invers)
−π π
x=sin −1 y ⟺ y=sin x ; dengan ≤ x≤
2 2
x=cos−1 y ⟺ y=cos x ; dengan 0 ≤ x ≤ π
−π π
x=tan−1 y ⟺ y=tan x ; dengan < x <¿ ¿
2 2
π
x=sec−1 y ⟺ y=sec x ; dengan 0 ≤ x ≤ π dan x ≠
2
7. Fungsi Hiperbolik dan Balikannya
10
1 x −x cosh x
sinh x= ( e −e ) coth x=
2 sinh x
1 x −x 1
cosh x= ( e +e ) sech x=
2 cosh x
sinh x 1
tanh x= csch x=
consh x sinh x
11
10. BAB X BENTUK TAK TENTU DAN INTEGRAL TAK WAJAR
1. Bentuk-Bentuk Tak Tentu
a) Bentuk tak tentu jenis 0/0
b) Bentuk tak tentu jenis ∞ /∞
2. Integral Tak Wajar, Batas Tak Terhingga
a) satu batas integral tak terhingga
b) Kedua batas tak terhingga
3. Integral Tak Wajar, Integral Tak Terhingga
a) integral yang tak terhingga pada titik ujung satu selang
b) Integral yang tak terhingga pada sebuah titik dalam
12
F(x) = c 0 + c 1( x−¿ x ¿) + c 2 x ¿x-a ¿ 2 + …
13
Ringkasan Isi Buku Pembanding
1. BAB I ALJABAR
1. Bilangan
Bilangan natural umumnya disimbolkan dengan N yang terdiri dari N =
{1,2,3,4,5,…}.kemudian orang mulai memikirkan tentang nol, dan pada saat
ini orang mulai mengenal bilangan cacah. Bilangan cacah umumnya
disimbolkan dengan W yang terdri dari W= {0,1,2,3,4,5,…} bisa dibilang
semua bilangan natural adalah anggota bilangan cacah karena, irisan keduanya
adalah bilangan natural itu sendiri.
2. Operasi Bilangan
Penjumlahan Perkalian
Pengurangan Pembagian
3. Eksponen/ Pangkat
Pangkat yang dinyatakan dengan an adalah notasi yag menyatakan
banyaknya perklian a terhadap dirinya sendiri, sebanyak n kali
Contohnya ; 33 = 3.3.3 = 27
42 = 2.2 = 16
4. Logaritma
Logaritma adalah cara untuk menentukan nilai pangkat dari sebuah bentuk
bilangan berpangkat. Logaritma memiliki sifat-sifat khas, yaitu :
log A a
1. aLog A = 3. Log A – Log B = Log
log a b
2. Log A + Log B = Log ( A.B ) 4. Log An = n Log A
5. Faktorial
Factorial didefenisikan sebagai perkalian berurutan mulai dari 1 hingga
angka tertentu. Tentunya ini adalah defenisi untuk angka adalah anggota
bilangan cacah, karena selama ini factorial yang diajarkan hanya sebatas itu.
Misalkan n! = 1.2.3…( n-2 ) ( n – 1 )n ini adalah rumusnya factorial.
6. Binomial Newton Vs Binomial Sugi
14
Binomial newton ini hanya berlaku untuk pangkat n anggota bilangan
cacah. Salah satu kekurangan dari binomial adalah tidak bisa digunakan untuk
pangkat n negative. Berikut ini adalah rumus Binomial Newton:( a + b ) n =
∑ (ni ) an−i bi
i=0
7. Pola Bilangan
Pola bilangan adalah bentuk atau struktur yang sekuensial atau memiliki
hubungan pengoperasian dari urutan dengan bentuk dan struktur sebelumnya.
Pola bilangan berarti adanya struktur yang sekuensial antara bilangan-bilangan
selanjutnya dengan bilangan-bilangan sebelumnya. Secara fundamental pola
bilangan terbagi menjadi 2 yaitu pola aritmatika dan pola geometri
8. Fraksi Parsial
Prinsip parsial dari fraksi parsial adalah mengubah sebuah persamaan rumit
menjadi bentuk parsial atau bagian yang lebih sederhana. Contohnya ada
permasalahan sebelumnya dapat disederhanakan menjadi :
4 x−5 3 3
∫ x 2−x−2 dx = +
x+1 x−2
2. BAB II TRIGONOMETRI
Trigonometri adalah salah satu cabang dari matematika yang
mempelajari tentang sudut sudut segitiga, sisi sisi segitiga dan hubungan
dengan keduanya.
1. Teorema Phytagoras
Menurut Phytagoras ada hubungan yang menarik antara sisi sisi segitiga
siku siku. Hubungan tersebut terkenal dengan sebutan teorema phytagoras,
yang berbunyi “ Kuadrat sisi miring sebuah segitiga siku siku, sama dengan
jumlah kuadrat sisi sisi yang lainnya.
2. Rasio Trigonometri
Gagasan ini adalah pengembangan dari adanya rasio phytagoras yang
nilainya tetap. Berikut adalah rasio trigonometri tersebut
15
a b a
sin ℧ cos ℧ atau ℧ =
R R b
3. Sudut sudut istimewa
( f ° g ) ( x ) =f (g ° x) ¿
16
5. Fungsi Limit
4. BAB IV TURUNAN
Pengertian turunan dapat dijelaskan sebagai berikut: jika P(a,f(a))
adalah sembarang titik pada sebuah grafik suatu fungsi f . Titik lain pada
gambar dinotasikan dengan Q(a+h,f(a+h)),dimana h adalah beda antara
absis Q dan P. Kemiringan tali busur yang melalui titik P dan Q adalah
f ( a+ h ) f (a)
Mpq =
h
1. Turunan Dengan Fungsi Limit
Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’ ( dibaca f” aksen ) yang
f ( x +h )−f (x)
nilainya pada seberang bilangan x adalah f’(x) = lim
h−0 h
2. Turunan Sederhana
Ada 2 jenis turunan sederhana yaitu turunan polinomial dan turunan pada
trigonometri
3. Teorema Aturan Berantai
Jika kita ambil sebuah fungsi, dimana fungsi tersebut adalah kombinasi dari
beberapa fungsi dasar pembangunannya, maka penyelesaian fungsi tersebut
akan memenuhi sebuah aturan yang disebut aturan berantai.
4. Operasi Pada Turunan
Rumus cepat dari operasi turunan yaitu :
d ( ) ' d u u' v−v ' u
dx
'
uv =u v + v u
dx v()
=
u²
5. Aplikasi Turunan
Aplikasi turunan sangat berguna disegala bidang ilmu. Dalam dunia teknik
turunan berperan dalam upaya optimalisasi desain dan segala urusan perhitungan
17
efisiensi dan ekonomis. Dalam duia perekonomiaan, turunan digunakan untuk
analisis pasar dan menentukan gradien fungsi permintaan dan penawaran.
5. BAB V INTEGRAL
1. Defenisi Integral
Integral adalah kebalikan dari proses diferensiasi. Integral
ditemukan menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana
matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang
berkebalikan dengan solusi diferensiasi. Lambang integral adalah ʃ.
Integral terbagi dua yaitu integral tak tentu dan integral tertentu.
2. Pengintegralan Sederhana
x
∫ x dx = n+1 +c
n
∫ kf ( x ) dx=k ∫ f ( x ) dx
∫ ( f ( x ) ± g ( x ) ) dx=∫ f ( x ) dx ± ∫ g ( x ) dx
3. Metode Penyelesaian Integral
a. Subtitusi
d (g ( x ) )
∫ ( f о g ) ( x ) dx=∫ f ( g ( x ) ) g'( x )
b. Partial
Didalam buku-buku kalkulus kita sering menjumpai rumus partial
6. BAB VI MATRIKS
1. Matriks
18
Matriks adalah sebuah ruangan yang terdiri dari baris dan kolom. Jika A
adalah sebuah matriks m x n, maka dituliskan sebagai berikut:
a11 ⋯ an 1
(
A= ⋮ ⋱ ⋮
am1 ⋯ amn )
2. Operasi Pada Matriks
a. Penjumlahan dan Pengurangan
Dua matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan hanya jika dua matriks
tersebut memiliki banyak garis yang sama dan banyak kolom yang sama.
b. Perkalian
Perkalian matriks sebagai berikut: A x B = AB
3. Matriks Identitas
Pada matriks, ada yang disebut dengan I matriks identitas n x n di mana
jika dikalikan dengan A matriks n x n, maka hasilnya adalah matriks n x n itu
sendiri. Perkalian dengan matriks identitas bersifat komutatif.
4. Invers Matriks
Pembagian adalah perkalian suatu bilangandengan bilangan yang
diinverskan. Jika suatu bilangan dikalikan dengan inversnya sendiri, maka
hasilnya adalah satu.
19
4. Operasi Vektor
a. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Penjumlahan dan pengurangan pada vektor memiliki arah, sehingga
arah juga memengaruhi perhitungan.
b. Perkalian Vektor dengan Skalar
Jika vektor dikalikan dengan skalar, maka langsung saja kalikan skalar
tersebut dengan tiap komponen vektor.
c. Perkalian Dot (Dot Product)
Perkalian dot adalah perkalian dua vektor yang hasil akhirnya adalah
skalar.
d. Perkalian Silang (Cross)
Perkalian cross adalah perkalian dua vektor yang hasil akhirnya adalah
vektor
5. Sudut Dua Vektor
A dan ⃗
Dua vektor ⃗ B akan membentuk sudut ω. Untuk mencari sudut ω
bisa menggunakan perkalian dot atau perkalian silang. Dan akan mendapatkan
A .⃗
⃗ B
sudut ω dengan persamaan berikut: ω = arccos ( A‖‖⃗
‖⃗ B‖), ω = arcsin
Ax⃗
⃗ B
( ‖ A‖‖⃗B‖
⃗ )
6. Diferensial Vektor
Diferensial vektor terhadap t didefenisikan sama seperti diferensial fungsi
d⃗
A A ( t+ ∆ t ) −⃗
⃗ A (t)
skalar, sebagai berikut: = lim
dt ∆ t →0 ∆t
7. Operator Del
d d d
Del ∇didefenisikan secara aljabar sebagai berikut: ∇=¿i +j +k
dx dy dz
a. Gradien
b. Divergensi
20
c. Curl
8. Integral Lintasan Vektor
Cara menghitungnya adalah dengan mengubah integral lintasan menjadi
integral biasa, baru menghitungnya. Didefenisikan dengan persamaan
F . d⃗r
berikut: W = ʃ ⃗
a
cos ɵ maka yang disebut modulus adalah |z| = √ a2 + √ b2
|z|
4. Konjugat Kompleks
Konjugat adalah pasangan. Setiap bilangan kompleks z memiliki pasangan
(konjugat) ⃗z .
5. Teorema de Moivre
Teorema de moivre menyatakan eikƟ = (cos Ɵ + i sin Ɵ)k = cos kƟ + i sin kƟ
21
2. Persamaan Eksak
Persamaan eksak adalah persamaan diferensial yang memiliki syarat
tertentu, apabila tiap bagian persamaan saling diturunkan dengan variabel
pasangannya, maka keduanya sama.
3. Persamaan tak Eksak
Persamaan tak eksak adalah persamaan differensial yang memiliki syarat
tertentu, apabila tiap bagian persamaan saling diturunkan dengan vvariabel
pasangannya, maka keduanya tidak sama.
4. Persamaan Diferensial Linier
Persamaan diferensial linear adalah persamaan yang memiliki bentuk umum
turunan orde satu dan pada umumnya tak eksak.
5. Persamaan Homogen
Persamaan homogen adalah persamaan diferensial yang pada awalnya
dy y
berbentuk f(x,y)=
dx ()
,kemudian dapat dimodifikasi menjadi bentuk F =F (v).
x
6. Persamaan Bernouli
Persamaan bernoli adalah salah satu bentuk persamaan diferensial. Bentuk
dx
umum persamaan Bernouli + P ( x ) y =Q ( x ) y n
dy
7. Persamaan diferensial Orde Dua = 0
Adalah persamaan diferensial yang memiliki komponen turunan tingkat dua.
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial orde dua dengan cara
membentuknya menjadi persamaan kuadrat.
8. Persamaan Diferensial Orde Dua ≠ 0
Untuk persamaan diferensial orde dua yang f(x) ≠ 0 penyelesaiannya tidak
hanya complementary function tetapi juga melibatkan particular integral.
22
2. Invers Transformasi Laplace-Sugi
Invers transformasi laplace didefenisikan sebagai balikan dari transformasi
laplace. Jadi invers transformasi laplace adalah tools untuk mengubah kembali
variabel bebas (domain frekuens) ke dalam variabel bebas (domain) asal.
3. Operasi Transformasi Laplace
dy
a. Mentransformasikan Turunan
dx
d2 y
b. Mentransformasikan Turunan 2
dx
dn y
c. Mentransformasikan Turunan
dx 2
4. Teorema Transformasi Laplace
Transformasi laplace memiliki sifat-sifat tetentu. Fungsi yang
ditransformasikan jika fungsi-fungsi tersebut merupakan hasil sebuah
perkalian, maka akan menghasilkan bentuk transformasi yang berbeda-beda
5. Aplikasi Transformasi laplace
Dengan transformasi laplace kita bisa menyelesaikan persamaan diferensial
dengan sangat mudah. Bentuk fungsi pada transformasi laplace memenuhi
operasi aljabar biasa, sehingga mudah untuk disederhanakan.
23
BAB III
PEMBAHASAN
a. Kelebihan Buku
Keunggulan dari buku utama yaitu isi dari buku ini sangat lengkap sekali,
karena setiap aspek-aspeknya dijelaskan secara rinci, dari pengertian sampai
kepada contoh-contohnya. Buku Matematika Teknik I ini terdiri dari
beberapa sub bab, masing-masing dari sub bab tersebut berisi penjelasan
tentang topik judul yang tertera dari sub babnya. Disetiap akhir babnya
selalu dilampirkan contoh soal, jadi keakuratan dari isi buku ini sangat
terjamin. Bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat mudah sekali untuk
dicerna dan dipahami, semua yang dijelaskan dalam buku ini sangat
berurutan dan bagus sekali.
24
b. Kelemahan Buku
Kelemahan dari buku pertama yaitu pembahasannya terlalu monoton.
Ada penulisan kata yang salah, seperti seharusnya “dan” tetapi dibuat
“dari”. Dan banyak kata-kata yang diulang-ulang.
a. Kelebihan Buku
Keunggulan dari buku pembanding yaitu sangat menarik, terutama dalam
bab 1 dibahas tentang logaritma, invert, dan ekporer secara individu. Penulis
buku ini sangat memahami bahwa setiap individu memiliki perbedaan.
b. Kelemahan Buku
kelemahan dari buku pembanding yaitu gambar yang kurang jelas,
penulisan yang sukar untuk dipahami. Isinya penuh dengan penjelasan
semua, jadi ketika kita membacanya mudah bosan. Dan kita perlu ekstra
konsentrasi (fokus) ketika memahami apa inti dari buku ini
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Matematika Teknik I ini adalah buku yang berusaha
mengembangkan potensi diri mahasiswa melalui proses pembelajaran pada
jalur pendidikan baik formal maupun non formal, pada jenjang pendidikan
dan jenis pendidikan tertentu, dan setiap individu memiliki perbedaan
kemampuan dan motorik. Buku ini berbeda dengan buku matematika
lainnya. Matematika Teknik lebih sukar dan sulit dipelajari karena
membutuhkan pemahaman lebih dibanding mempelajari matematika dasar.
4.2 Saran
Saran dari kami mengenai buku Matematika Teknik I ini yaitu rumus-
rumus yang terdapat di dalam pembahasan buku tersebut harus lebih simple, jelas,
dan tepat. Dan sebagai pemula kami berharap agar contoh soal yang diberikan
agar lebih mudah untuk dipahami dan tidak sukar dimengerti. Dan semoga nantiya
dengan kita terus belajar dan memahami segala sesuatu yang ada di dalam buku
tersebut kita bisa menjadi guru yang berkualitas dan kita dapat menerapkan ilmu
yang kita dapat ke jenjang pendidikan berikutnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
Buku 1
Buku 2
28