Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

KALKULUS

DWI JAKA PRANATA

5162331002

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya


menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongannya mungkin penulis tidak akan sanggup untuk
menyusun Critical Book Report ini dengan baik.
Critical Book Report ini disusun untuk membahas materi
mata kuliah Kalkulus yang penyajiannya berdasarkan
pengamatan dari satu sumber yaitu buku dengan sedikit
peringkasan. Critical Book Report ini disusun oleh penulis dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah membantu penyusun dalam
menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih yang sama juga
penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang selalu
mendukung di saat senang maupun susah.
Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini memiliki
banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna, baik, dan
bermanfaat

Medan, September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II ISI BUKU....................................................................................................4
2.1 Buku Utama (Buku Satu)..............................................................................4
2.2 Buku Pembanding (Buku Dua)...................................................................15
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................21
3.1 Perbedaan Buku..........................................................................................21
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku.................................................................21
BAB IV PENUTUP...............................................................................................23
4.1 Kesimpulan.................................................................................................23
4.2 Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika merupakan salah satu displin ilmu yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan. Banyak kegiatan sehari-hari yang melibatkan
matematika, contoh sederhana adalah dalam proses jual beli. Selain itu,
matematika juga digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai ilmu penunjang, seperti
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan sosial.
Mata kuliah Kalkulus merupakan Mata Kuliah yang harus dipelajari dengan
total 2 SKS oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro. Mata
kuliah ini merupakan mata kuliah dasar yang penting dikuasai mahasiswa karena
banyak dipakai untuk mempelajari mata kuliah lain, oleh karena itu mata kuliah
ini menjadi prasyrat untuk mengambil beberapa mata kuliah berikutnya.
Pada kesempatan kali ini kami akan mereview beberapa buku yang menjadi
referensi mata kuliah Kalkulus ini. Kedua buku sama-sama berjudul “Matematika
Teknik I”. Kami akan mengulas perbedaan dari kedua buku

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan mengkritik buku kepemimpinan adalah :
a. Melatih dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkritisi
suatu buku
b. Mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan matematika
teknik I

1.3 Manfaat Penulisan


a. Dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kalkulus tentang Critical Book
Report
b. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan
khususnya tentang Kalkulus

1
BAB II
ISI BUKU

2.1 Buku Utama (Buku Satu)


Judul Buku : Matematika Teknik I
Penulis : Drs. Marsangkap Silitonga, M.Pd.
Drs. Jongga Manullang, M.Pd.
Amirhud Dalimunte, ST., M.Kom.
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 95 Halaman

Ringkasan Isi Buku

1. BAB I BILANGAN REAL


Bilangan real adalah gabungan antara himpunan bilangan rasional dengan
bilangan irrasional. Dengan perluasan dari bilangan asli, bilangan cacah, bilangan
bulat, bilangan rasional dan bilangan irrasional.
Ada beberapa istilah bilangan pada Matematika yaitu:
1. Bilangan Real 5. Bilangan Cacah
2. Bilangan Rasional 6. Bilangan Asli
3. Bilangan Irrasional 7. Bilangan Prima
4. Bilangan Bulat 8. Bilangan Komposit
Sifat-Sifat Bilangan Real
1. Sifat Komutatif (pertukaran) :
2. Sifat Asosiatif (pengelompokan)
3. Sifat eksistensi bilangan 0
4. Sifat eksistensi elemen negatif atau invers penjumlahan untuk setiap a
elemen ℝ terdapat -a elemen ℝ sedemikian hingga a+(-a)= 0 dan (-a)+ a = 0
5. Sifat eksistensi elemen unit 1
6. Sifat eksistensi invers perkalian
7. Sifat Distributif (penyebaran)

2
2. BAB II BILANGAN KOMPLEKS
Bilangan kompleks adalah suatu bilangan a + bi, dimana a dan b bilangan
real, sedangkan i adalah satuan khayal (imajiner). a disebut bagian real dan b
disebut bagian khayal dari bilangan kompleks tersebut.
Bilangan kompleks = (bil.riil)+ j (bil.imajiner)
Contoh: x = 3 + j5 dengan: 3 disebut bagian riil dari x
5 disebut bagian imajiner dari x
Contoh soal bilangan kompleks
x1 = 2- j3 x2 = 5+ j4
Jawab :
x1 + x2 = (2-j3) + (5+j4) x1-x2 = (2-j3) - (5+j4)
= (2+5) + j(-3+4) = (2-5) + j(-3-4)
= 7+j = -3-j7

3. BAB III FUNGSI DAN LIMIT


1. Fungsi
DEFINISI : Suatu fungsi f ialah suatu aturan padanan yang memasangkan
tiap x dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (domain) dengan
sebuah nilai tunggal f(x) dari himpunan kedua yang disebut kodomain.
Himpunan nilai yang diperoleh dengan cara demikian disenut daerah nilai
(range)
Fungsi Aljabar
Fungsi aljabar terdiri atas berbagai jenis teapi yang terutama ada
tiga:
a. polinom (suku banyak)
b. fungsi Rasional
c. Fungsi irrasional
2. Limit
Teorema-teorema limit
a. teorema A
andaikan n bilangan bulat positif ,k konstanta serta f dan g adalah fungsi
fungsi yang mempunyai limit di c

3
b. teorema B

jika f fungsi polinom atau fungsi rasional, maka lim


x →c
f ( x )=f (c )Asalkan

dalam kasus fungsi rasional nilai penyebutnya tidak nol di c.


3. Fungsi Trigometri
Keenam fungsi trigometri dinyatakan koordinat (x,y) dari tiik ujung sisi
terminal sudut itu yang berjarak r dari titik asal sebagai berikut .
y cos θ x
sinθ= cot θ= =
r sinθ y
1 r
sinθ y csc θ= =
tanθ= = sinθ y
cosθ x
1 r
sec θ= =
cosθ x
x
cos θ=
r
4. BAB IV TURUNAN (DERIVSTIF)
1. Pengertian Turunan
Turunan fungsi y terhadap x adalah
dy ∆y f ( x=∆ x )−f (x )
= lim = lim
dx ∆ x→ 0 ∆ x ∆ x→ 0 ∆x
Asalkan limit itu ada.
Proses pencarian turunan fungsi disebut sebagai pendifferensialan
sedangkan bagian kalkulus yang berhubungan dengan pendifferensialan
disebut kalkulus differensial.
2. Aturan Pencarian Turunan
Berikut ini merupakan teorema pencarian turunan untuk fungsi aljabar:
dy
 Aturan konstanta : y=f ( x )=k → =0
dx
dy
 Aturan identitas: y=f ( x )=x → =1
dx
n dy
 Aturan pangkat: y=f ( x )=x → =nx n−1 \
dx
dy
 Aturan kelipatan konstanta: y=k . f ( x ) → =k . f ' ( x )
dx

4
 Aturan jumlah dan selisih:
dy du dv
y=u ± v dengan u=f ( x ) dan vg ( x ) → = ±
dx dx dx
 Aturan hasil kali:
dy dv dv
y=u . v dengan u=f ( x ) dan v=g ( x ) → =u + v
dx dx dx
 Aturan hasil bagi:
du dv
−u v
u dy dx dx
y= dengan u=f ( x ) dan v =g ( x ) → =
v dx v 2

3. Turunan Fungsi Trigonometri


dy
y=tan x → =sec 2 x
dx
dy
y=sec x → =sec x . tan x
dx
dy
y=cot x → =−cosec 2 x
dx
dy
y=csec x → =−cosec 2 x . cot x
dx
4. Dalil (aturan) Rantai
Untuk menetukan turunan (dy/dx) dari suatu fungsi komposisi berbentuk y
= f(u), dengan u=g(x) digunakan suatu aturan yang disebut dalil rantai sbb.
dy dy du
Jika y=f ( u ) , denganu=g ( x ) maka =
dx du dx
5. Turunan Tingkat Tinggi
Turunan tingkat tinggi dapat diartikan sebagai turunan dari turunan. Hal
tersebut dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut. Sebuah partikel
bergerak sepanjang garis koordinat, dengan persamaan lintasan
s=f ( t )=2 t 2−12 t+ 8 ( S diukur dalam sentimeter dan t diukur dalam
detik).Untuk menentukan percepatan partikel tersebut setelah waktu t detik
diperlukan turunan tingkat.
6. Pendifferensialan Implisit
Untuk menyelesaikan soal seperti ini diperlukan aturan pendiffrensialan
implisit sebagai berikut.

5
Untuk fungsi impilisit berbentuk:: aym+bxn+c=0 (m,n bilangan bulat), berlaku

( ay m ) ( bx n ) dc
d +d + =0
dx dx dx

5. BAB V PENGGUNAAAN TURUNAN


1. Tangen dan Normal
Untuk menentukan persamaan garis singgung (tangent) suatu kurva pada
sebuah titik, pertama-tama ditentukan turunan fungsi dititik tersebut.
Untuk menentukan persamaan garis normal ( garis tegak lurus ) terhadap
tangent, ingat bahwa gradient garis tegak lurus adalah kebalikan negative. Jadi

1
diP ( x , y ) .
gradien garis normal di titik P (x,y) adalah – dy
dx
2. Gerak Kurvilinier
Rumus umum untuk suatu vektor A dengan sudut arah θ dengan besar A
adalah
A X = cos ɵ A y =A sinɵ
A = √ A x2 + A y ²
Ay
tan ɵ =
AX
3. Laju yang Berkaitan
Setiap dua variabel yang berubah terhadap waktu dan diantara keduanya
terdapat suatu hubungan, bisa mempunyai laju terhadap waktu dari yang satu
dinyatakan dalam laju terhadap waktundari yang lainnya.
4. Masalah Maksimum dan Minimum
Karena turunan fungsi menentukan gradien garis singgung, dapat
disimpulkan bahwa: x naik mengakibatkan y naik jika turunan fungsi itu [ositif
dan sebaliknya bahwa x naik mengakibatkan y turun jika fungsi itu negative.
Kesimpulan ini bisa dinyatakan sbb:
f(x)naik jika f’(x)>0 dan f(x)turun jika f’(x)<0

6
6. BAB VI INTEGRAL
1. Differensial
Differensial dari suatu fungsi y = f(x) di defenisikan sebagai dy = f”(x)dx.
Dy adalah differensial dari y,sedangkan dx adalah diferensial dari x.
differensial dx didefenisikan.. Sebagai sama dengan ∆ x yaitu perubahan kecil
pada x.ini didefenisikan demikian sehingga f(x)=dy/dx.
2. Integral Tak Tentu (Anti Turunan)
Defenisi : F disebut suatu anti turunan (integral tak tentu ) dari f pada
selang I jika F(x)=f(x) atau dF(x) untuk setiap x dalam selang I

,yang di tulis dengan ∫ f ( x ) =F ( x )+ c


Beberapa aturan yang berlaku dalam integral tak tentu dapat disebutkan
sebagai berikut:
 aturan pangkat
 sifat kelinieran integral tak tentu
 aturan pangkat yang diperumun
3. Integral Tentu
Sifat-Sifat Integral Tentu
(i) Sifat penambahan selang (iii) Nilai rata rata integral tentu
(ii) Sifat pembandingan (iv) nilai rooth, mean, square

7. BAB VII PENGGUNAAN INTEGRAL


1. Pengunaan Integral Tak Tentu (Persamaan Differensial)
 Masalah Gerak
Didalam masalah gerak, diketahui bahwa percepatan adalah laju

dv
perubahan kecepatan terhadap waktu yang a= . Dari rumus ini diperoleh
dt

dv = a.dt. Sehingga ∫ a dt atau v = ∫ a dt. Selanjutnya karena percepatan


(v) adalah laju perubahan jarak (S) terhadap waktu, didapat S = ∫ v dt
 Masalah Arus Listrik

7
Dalam teori listrik diketahui bahwa kuat arus adalah laju perubahan

dq
muatan terhadap waktu yang ditulis i= . Kalau rumus ini ditulis dalam
dt
bentuk differensial akan menjadi dq = id t. Selanjutnya dengan

pengintegralan menjadi q=∫ i. dt.


2. Penggunaan Integral Tentu
 Menghitung luas bidang datar
Luas bidang yang dibatasi oleh fungsi y = f(x), sumbu x,garis = a dan

b
garis x= b adalah A=∫ f (x)dx
a

 Menghitung volume benda putar


Volume benda putar yang terbentuk apabila bidang yang di batasi y =
g(x), sumbu x, garis x = a dan garis x = b, di putar mengelilingi sumbu x

(metode cakram) adalah V = π ∫ ¿¿dx.


a

 Menentukan Koordinat Titik Pusat Massa (Centroid)


Suatu bidang datar yang dibatasi oleh y1 =f1(x), y2 = f2(x), x1 = g1(y)
memiliki titik pusat massa ( Centroid ) di titik (x,y) dengan
a ʃ b x ( y 1− y 2 ) dx
x=
a ʃ b ( y 1− y 2 ) dx
c ʃ d y ( x 1−x 2 ) dy
ӯ=
c ʃ d ( x 1−x 2 ) dy
 Menghitung Momen Inersia
Suatu bidang datar yang dibatasi fungsi y1 = f1(x), y2 = f2(x), garis x = a
dan garis x = b mempunyai momen inersia terhadap sumbu yaitu :
Iy = k aʃb x2 (y1 – y2) dx
 Menghitung usaha dari gaya berubah (variable)
secara fisika, usaha (energi) ialah hasil kali antara suatu gaya konstan
dengan jarak yang dilalui. Usaha dapat dinyatakan sebuah integral tentu
dalam bentuk sebagai berikut. W = aʃb f(x) dx

8
 Menghitung gaya tekanan zat cair
Jika berat per satuan volume (berat Jenis) zat cair dinyatakan dengan w
maka tekanan pada kedalaman h adalah p = wh. Untuk air, w = 9800 N/m 3
atau w = 62,4 lb/ft3.

8. BAB VIII FUNGSI TRANSENDEN


1. Fungsi Logaritma Asli
Definisi: Fungsi logaritma asli yang ditulis in didefinisikan sebagai
x
1
In x =∫ dt ; x >0
1 t

Daerah definisinya adalah himpunan bilangan rill positif


Turunan logaritma asli
Jika y = f(x) = ln x, maka turunan adalah
d 1
( ln x ) ; x ≠ 0
dx x
2. Fungsi Balikan (Invers) Dan Turunannya
Untuk mendapatkan balikan dari suatu fungsi yang memiliki balikan, dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut
a. Nyatakan x dengan y dari persamaan y = f(x)
b. Nyatakan bentuk dalam y yang telah ditentukan itu, sebagai f-1(y) yaitu x
= f-1(x)
c. Ganti y dengan x dan x dengan y dalam bentuk x = f-1(y), sehingga
diperoleh y = f-1 (x)
Turunan fungsi invers
Andaikan f fungsi yang dapat diturnkan dan monoton murni dalam selang i.
apabila f(x) ≠ 0 pada semua x imempunyai balikan (invers) maka f-1 dapat
diturunkan dititik y = f(x) pada daerah nilai f dan berlakunya
1
(f-1)’(y) = '
f (x)
dx 1
Rumus tersebut dapat juga ditulis sebagai =
dy dy /dx
3. Fungsi Eksponen Asli

9
Definisi : balikan dari ln disebut sebagai fungsi eksponen asli dan ditulis
sebagai exp. Yaitu x = exp. Y ↔ y = in x
4. Fungsi Eksponen Umum Dan Fungsi Logaritma Umum
 Fungsi eksponen umum
suatu fungsi ekponen umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = a x
dengan a adalah bilangan rill positif yang tidak sama dengan e. untuk a>0
dan x sebarang bilangan rill, berlaku ax =exln a
Dari definisi tersebut didapatkan ln(ax) = ln(exlna) = x ln a
 Fungsi logaritma umum
Fungsi logaritma umum ialah fungsi logaritma dengan bilangan pokok a
yaitu bilangan positif yang tidak sama deagan 1.fungsi logaritma umum
biasa ditulis y = f(x) = loga x yang didefinisikan sebagai berikut.
Jika a bilangan positif dan a ≠ 1, maka
y = loga x ↔ x = ay
berdasarkan definisi tersebut juga diperoleh
ln x
loga x =
ln a
5. Pertumbuhan dan peluluhan eksponensial
Bentuk persamaan differensial yang berkaitan langsung dengan fungsi

dy
eksponensial ialah =ky .Dengan pemisahan variable persamaan ini menjadi
dx

dy
=k dt sehingga dengan pengintegralan menghasilkan In y = kt + C. Apabila
y
terdapat syarat awal bahwa y = y0 untuk t = 0, diperoleh y = y0 ekt
6. Fungsi Trigonometri Balikan (Invers)
−π π
 x=sin −1 y ⟺ y=sin x ; dengan ≤ x≤
2 2
 x=cos−1 y ⟺ y=cos x ; dengan 0 ≤ x ≤ π
−π π
 x=tan−1 y ⟺ y=tan x ; dengan < x <¿ ¿
2 2
π
 x=sec−1 y ⟺ y=sec x ; dengan 0 ≤ x ≤ π dan x ≠
2
7. Fungsi Hiperbolik dan Balikannya

10
1 x −x cosh x
 sinh x= ( e −e )  coth x=
2 sinh x
1 x −x 1
 cosh x= ( e +e )  sech x=
2 cosh x
sinh x 1
 tanh x=  csch x=
consh x sinh x

9. BAB IX TEKNIK-TEKNIK PENGINTEGRALAN


1. Pengintegralan dengan penggantian (substitusi)
Apabila substitusi ini mengubah f(x)dx menjadi h(u)dud an apabila H

adalah anti turunan dari h, maka ∫ f ( x ) dx=∫ h ( u ) du=Hh ( u ) +C=H ( g ( x )) + C


2. Integral Trigonometri
Untuk mengintegralkan fungsi trigognometri digunakan metode
penggantian dan memakai kesamaan trigonometri yang tepat. Berikut ini
adalah teknik peintegralan fungsi trigonometri dalam berbagai jenis:
 Jenis 1 :¿
 Jenis 2 : ¿
 Jenis 3 : ¿
 Jenis 4 : ¿
 Jenis 5 : ¿

3. Penggantian yang merasionalkan


 Integran yang memuat √n ax +b
Substitusi u = √n ax +b untuk merasionalkan
 Integran memuat √ a2−x 2 ; √ a2 + x 2, dan √ x 2−a2
4. Penintegralan parsial
Dalam rumus turunan hasil kali fungsi, berlaku hal sebagai berikut
d (u . v) dv du
Misalnya u = f(x) dan v = g(x). =u + v atau d(u.v) = u.dv +
dx dx dx
v.du
Jadi ∫ u . dv=u . v −¿∫ v . du ¿

11
10. BAB X BENTUK TAK TENTU DAN INTEGRAL TAK WAJAR
1. Bentuk-Bentuk Tak Tentu
a) Bentuk tak tentu jenis 0/0
b) Bentuk tak tentu jenis ∞ /∞
2. Integral Tak Wajar, Batas Tak Terhingga
a) satu batas integral tak terhingga
b) Kedua batas tak terhingga
3. Integral Tak Wajar, Integral Tak Terhingga
a) integral yang tak terhingga pada titik ujung satu selang
b) Integral yang tak terhingga pada sebuah titik dalam

11. BAB XI PENGINTEGRALAN NUMERIK DAN HAMPIRAN


1. Aturan Trapesium
Nilai-nilai y yang digunakan diperoleh dari fungsi y = f(x) atau koordinat y
dari sekumpulan data. Karena AT menghampiri luar bidang di bawah kurva,
maka AT juga menghampiri nilai integral tentu yaitu
b
1 b−a
∫ f ( x ) dx≈ ( 2 y 0 + y 1+ y 2 + y 3 + … + y n−1 + y n) Δx Dengan Δx = n
a

Persamaan inilah yang disebut dengan aturan trapezium.


2. Aturan Parabola (Aturan Simpson)
Aturan simpson adalah metode pengintegralan nummerik yang
pendekatannya sama dengan aturan trapezium, tetapi menggunakan kurva
dengan sekumpulan busur busur parabolic sehingga disebut juga sebagai aturan
parabola.
3. Deret Mc Laurin
Suatu fungsi aljabar dapat dinyatakan dengan suatu fungsi berbentuk
F(x) = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + … a n x n + ….
Persamaan ini disebut sebagai ekspansi deret pangakat dari f(x). masalahnya
apakah setiap fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk seperti itu.
4. Deret Taylor
Asumsi dasar dalam memformulasikan ekspansi deret taylor ialah bahwa
suatu fungsi dapat diekspansi ke dalam sebuah polinominal berbentuk

12
F(x) = c 0 + c 1( x−¿ x ¿) + c 2 x ¿x-a ¿ 2 + …

2.2 Buku Pembanding (Buku Dua)

Judul Buku : Matematika Teknik I


Penulis : K.A. Stroud
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 2003
Edisi : Kelima Jilid I
Jumlah Halaman : 670 Halaman
Kota Terbit : Jakarta

13
Ringkasan Isi Buku Pembanding

1. BAB I ALJABAR
1. Bilangan
Bilangan natural umumnya disimbolkan dengan N yang terdiri dari N =
{1,2,3,4,5,…}.kemudian orang mulai memikirkan tentang nol, dan pada saat
ini orang mulai mengenal bilangan cacah. Bilangan cacah umumnya
disimbolkan dengan W yang terdri dari W= {0,1,2,3,4,5,…} bisa dibilang
semua bilangan natural adalah anggota bilangan cacah karena, irisan keduanya
adalah bilangan natural itu sendiri.
2. Operasi Bilangan
 Penjumlahan  Perkalian
 Pengurangan  Pembagian
3. Eksponen/ Pangkat
Pangkat yang dinyatakan dengan an adalah notasi yag menyatakan
banyaknya perklian a terhadap dirinya sendiri, sebanyak n kali
Contohnya ; 33 = 3.3.3 = 27
42 = 2.2 = 16

4. Logaritma
Logaritma adalah cara untuk menentukan nilai pangkat dari sebuah bentuk
bilangan berpangkat. Logaritma memiliki sifat-sifat khas, yaitu :
log A a
1. aLog A = 3. Log A – Log B = Log
log a b
2. Log A + Log B = Log ( A.B ) 4. Log An = n Log A
5. Faktorial
Factorial didefenisikan sebagai perkalian berurutan mulai dari 1 hingga
angka tertentu. Tentunya ini adalah defenisi untuk angka adalah anggota
bilangan cacah, karena selama ini factorial yang diajarkan hanya sebatas itu.
Misalkan n! = 1.2.3…( n-2 ) ( n – 1 )n ini adalah rumusnya factorial.
6. Binomial Newton Vs Binomial Sugi

14
Binomial newton ini hanya berlaku untuk pangkat n anggota bilangan
cacah. Salah satu kekurangan dari binomial adalah tidak bisa digunakan untuk
pangkat n negative. Berikut ini adalah rumus Binomial Newton:( a + b ) n =

∑ (ni ) an−i bi
i=0

7. Pola Bilangan
Pola bilangan adalah bentuk atau struktur yang sekuensial atau memiliki
hubungan pengoperasian dari urutan dengan bentuk dan struktur sebelumnya.
Pola bilangan berarti adanya struktur yang sekuensial antara bilangan-bilangan
selanjutnya dengan bilangan-bilangan sebelumnya. Secara fundamental pola
bilangan terbagi menjadi 2 yaitu pola aritmatika dan pola geometri
8. Fraksi Parsial
Prinsip parsial dari fraksi parsial adalah mengubah sebuah persamaan rumit
menjadi bentuk parsial atau bagian yang lebih sederhana. Contohnya ada
permasalahan sebelumnya dapat disederhanakan menjadi :
4 x−5 3 3
∫ x 2−x−2 dx = +
x+1 x−2

2. BAB II TRIGONOMETRI
Trigonometri adalah salah satu cabang dari matematika yang
mempelajari tentang sudut sudut segitiga, sisi sisi segitiga dan hubungan
dengan keduanya.
1. Teorema Phytagoras
Menurut Phytagoras ada hubungan yang menarik antara sisi sisi segitiga
siku siku. Hubungan tersebut terkenal dengan sebutan teorema phytagoras,
yang berbunyi “ Kuadrat sisi miring sebuah segitiga siku siku, sama dengan
jumlah kuadrat sisi sisi yang lainnya.

2. Rasio Trigonometri
Gagasan ini adalah pengembangan dari adanya rasio phytagoras yang
nilainya tetap. Berikut adalah rasio trigonometri tersebut

15
a b a
sin ℧ cos ℧ atau ℧ =
R R b
3. Sudut sudut istimewa

3. BAB III GRAFIK DAN FUNGSI


Suatu fungsi didefenisikan sebagai suatu korespondensi yang
menghubungkan suatu himpunan yang disebut daerah asal ( domain ),
dengan nilai tunggal suatu himpanan yang disebut daerah hasil atau range.
1. Pengertian Fungsi
A adalah daerah asal ( domain ), B adalahdaerah hasil fungsi ( range).
Anggap semua fungsi adalah sebuah mesin yang mengubah beberapa dari
anggota himpunan daerah asal menjadi salah satu anggota dari himpunan
daerah hasil fungsi.
2. Grafik Fungsi
Grafik fungsi adalah penggambaran sebuah fungsi ke dalam sebuah grafik,
dengankoordinat tertentu ( umumnya kartesian ). Pada koordinat kartesian,
nilai fungsi f(x) adalah koordinat y, atau y = f(x).
3. Fungsi Invers
Fungsi invers didefenisikan sebagai balika dari sebuah fungsi, dimana
fungsi invers dari sebuah fungsi tertentu akan bekerja berkebalikan dengan
fungsi tertentu. Ambil x adalah elemen dari himpunan X, yaitu himpunan
dearah asal ( x ∈ X ), dan y adalah elemen Y, yaitu himpunan daerah hasil
( y ∈Y ).
4. Fungsi Komposisi
Dari pembahasan diatas, kita telah mengkomposisikan f denga g. fungsi
yang dihasilkan disebut komposisi f dengan g, yang dinyatakan dengan f ° g.

( f ° g ) ( x ) =f (g ° x) ¿

16
5. Fungsi Limit

Menyatakan bahwa lim


n−c
f ( x )=F berarti bahwa bila mana x dekat tetapi

berlainan dengan c, maka f(x) dekat ke F.

4. BAB IV TURUNAN
Pengertian turunan dapat dijelaskan sebagai berikut:  jika  P(a,f(a))
adalah sembarang titik pada sebuah grafik suatu fungsi  f . Titik lain pada
gambar dinotasikan dengan Q(a+h,f(a+h)),dimana h adalah beda antara
absis Q dan P. Kemiringan tali busur yang melalui titik P dan Q adalah
f ( a+ h ) f (a)
Mpq =
h
1. Turunan Dengan Fungsi Limit
Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’ ( dibaca f” aksen ) yang

f ( x +h )−f (x)
nilainya pada seberang bilangan x adalah f’(x) = lim
h−0 h
2. Turunan Sederhana
Ada 2 jenis turunan sederhana yaitu turunan polinomial dan turunan pada
trigonometri
3. Teorema Aturan Berantai
Jika kita ambil sebuah fungsi, dimana fungsi tersebut adalah kombinasi dari
beberapa fungsi dasar pembangunannya, maka penyelesaian fungsi tersebut
akan memenuhi sebuah aturan yang disebut aturan berantai.
4. Operasi Pada Turunan
Rumus cepat dari operasi turunan yaitu :
d ( ) ' d u u' v−v ' u
dx
'
uv =u v + v u
dx v()
=

5. Aplikasi Turunan
Aplikasi turunan sangat berguna disegala bidang ilmu. Dalam dunia teknik
turunan berperan dalam upaya optimalisasi desain dan segala urusan perhitungan

17
efisiensi dan ekonomis. Dalam duia perekonomiaan, turunan digunakan untuk
analisis pasar dan menentukan gradien fungsi permintaan dan penawaran.
5. BAB V INTEGRAL
1. Defenisi Integral
Integral adalah kebalikan dari proses diferensiasi. Integral
ditemukan menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana
matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang
berkebalikan dengan solusi diferensiasi. Lambang integral adalah ʃ.
Integral terbagi dua yaitu integral tak tentu dan integral tertentu.
2. Pengintegralan Sederhana
x
∫ x dx = n+1 +c
n

∫ kf ( x ) dx=k ∫ f ( x ) dx
∫ ( f ( x ) ± g ( x ) ) dx=∫ f ( x ) dx ± ∫ g ( x ) dx
3. Metode Penyelesaian Integral
a. Subtitusi
d (g ( x ) )
∫ ( f о g ) ( x ) dx=∫ f ( g ( x ) ) g'( x )
b. Partial
Didalam buku-buku kalkulus kita sering menjumpai rumus partial

sebagai berikut : ∫ udv=uv−∫ vdu


c. Residu
Metode residu (sisa) adalah metode yang didapat dari penerapan teorema
sisa pada polinomial. Permasalahan yang sering diselesaikan dengan metode
ini biasanya adalah sebuah integral sebuah fungsi dimana pembaginya
adalah sebuah fungsi polinomial.
d. Metode Trigonometri
Metode ini menggunakan fungsi trigonometri sebagai pensubtitusi pada
fungsi yang akan kita integralkan.

6. BAB VI MATRIKS
1. Matriks

18
Matriks adalah sebuah ruangan yang terdiri dari baris dan kolom. Jika A
adalah sebuah matriks m x n, maka dituliskan sebagai berikut:
a11 ⋯ an 1
(
A= ⋮ ⋱ ⋮
am1 ⋯ amn )
2. Operasi Pada Matriks
a. Penjumlahan dan Pengurangan
Dua matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan hanya jika dua matriks
tersebut memiliki banyak garis yang sama dan banyak kolom yang sama.
b. Perkalian
Perkalian matriks sebagai berikut: A x B = AB
3. Matriks Identitas
Pada matriks, ada yang disebut dengan I matriks identitas n x n di mana
jika dikalikan dengan A matriks n x n, maka hasilnya adalah matriks n x n itu
sendiri. Perkalian dengan matriks identitas bersifat komutatif.
4. Invers Matriks
Pembagian adalah perkalian suatu bilangandengan bilangan yang
diinverskan. Jika suatu bilangan dikalikan dengan inversnya sendiri, maka
hasilnya adalah satu.

7. BAB VII VEKTOR


1. Mengenal Vektor
Dalam penulisannya vektor digambarkan dengan anak panah dan
dituliskan dengan huruf yang diatasnya ada anak panahnya.
2. Komponen vektor
Vektor memiliki tiga komponen yang setiap komponen arahnya searah
dengan tiap sumbu pada koordinat kartesius tiga dimensi.
3. Magnitude vektor

Magnitude adalah nilai dari sebuah vektor. Mencari magnitude ‖A‖ dari

komponen vektor A = axi + ayj + azk adalah sebagai berikut

‖ A‖ = √ a 2
x+¿ a y+ ¿ a ¿
2 2
z
¿

19
4. Operasi Vektor
a. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Penjumlahan dan pengurangan pada vektor memiliki arah, sehingga
arah juga memengaruhi perhitungan.
b. Perkalian Vektor dengan Skalar
Jika vektor dikalikan dengan skalar, maka langsung saja kalikan skalar
tersebut dengan tiap komponen vektor.
c. Perkalian Dot (Dot Product)
Perkalian dot adalah perkalian dua vektor yang hasil akhirnya adalah
skalar.
d. Perkalian Silang (Cross)
Perkalian cross adalah perkalian dua vektor yang hasil akhirnya adalah
vektor
5. Sudut Dua Vektor
A dan ⃗
Dua vektor ⃗ B akan membentuk sudut ω. Untuk mencari sudut ω
bisa menggunakan perkalian dot atau perkalian silang. Dan akan mendapatkan

A .⃗
⃗ B
sudut ω dengan persamaan berikut: ω = arccos ( A‖‖⃗
‖⃗ B‖), ω = arcsin

Ax⃗
⃗ B
( ‖ A‖‖⃗B‖
⃗ )
6. Diferensial Vektor
Diferensial vektor terhadap t didefenisikan sama seperti diferensial fungsi

d⃗
A A ( t+ ∆ t ) −⃗
⃗ A (t)
skalar, sebagai berikut: = lim
dt ∆ t →0 ∆t
7. Operator Del
d d d
Del ∇didefenisikan secara aljabar sebagai berikut: ∇=¿i +j +k
dx dy dz
a. Gradien
b. Divergensi

20
c. Curl
8. Integral Lintasan Vektor
Cara menghitungnya adalah dengan mengubah integral lintasan menjadi
integral biasa, baru menghitungnya. Didefenisikan dengan persamaan
F . d⃗r
berikut: W = ʃ ⃗

8. BAB VIII BILANGAN KOMPLEKS


1. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks terbentuk atas bagian real dan imajiner. Dinyatakan
dengan z = x + iy: Rez = x, Imz = y
2. Operasi Bilangan Kompleks
Sebenarnya operasi dalam matematika hanya ada dua saja. Yaitu
penjumlahan dan perkalian, sedangkan pengurangan adalah kondisi kusus dari
penjumlahan dengan bilangan negatif dan pembagian adalah kondisi kusus
perkalian dengan bilangan invers atau balikan.
3. Modulus
b
Jika bilangan kompleks dinyatakan oleh berikut ini : z = a + ib, sin ɵ = ,
|z|

a
cos ɵ maka yang disebut modulus adalah |z| = √ a2 + √ b2
|z|
4. Konjugat Kompleks
Konjugat adalah pasangan. Setiap bilangan kompleks z memiliki pasangan
(konjugat) ⃗z .
5. Teorema de Moivre
Teorema de moivre menyatakan eikƟ = (cos Ɵ + i sin Ɵ)k = cos kƟ + i sin kƟ

9. BAB IX PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA


1. Persamaan Sparabel Variabel
Sparabel Variabel adalah metode penyelesaian persamaan diferensial
dengan cara mengelompokkan fungsi-fungsi berdasarkan variabel yang sama,
kemudian diintegralkan.

21
2. Persamaan Eksak
Persamaan eksak adalah persamaan diferensial yang memiliki syarat
tertentu, apabila tiap bagian persamaan saling diturunkan dengan variabel
pasangannya, maka keduanya sama.
3. Persamaan tak Eksak
Persamaan tak eksak adalah persamaan differensial yang memiliki syarat
tertentu, apabila tiap bagian persamaan saling diturunkan dengan vvariabel
pasangannya, maka keduanya tidak sama.
4. Persamaan Diferensial Linier
Persamaan diferensial linear adalah persamaan yang memiliki bentuk umum
turunan orde satu dan pada umumnya tak eksak.
5. Persamaan Homogen
Persamaan homogen adalah persamaan diferensial yang pada awalnya

dy y
berbentuk f(x,y)=
dx ()
,kemudian dapat dimodifikasi menjadi bentuk F =F (v).
x
6. Persamaan Bernouli
Persamaan bernoli adalah salah satu bentuk persamaan diferensial. Bentuk

dx
umum persamaan Bernouli + P ( x ) y =Q ( x ) y n
dy
7. Persamaan diferensial Orde Dua = 0
Adalah persamaan diferensial yang memiliki komponen turunan tingkat dua.
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial orde dua dengan cara
membentuknya menjadi persamaan kuadrat.
8. Persamaan Diferensial Orde Dua ≠ 0
Untuk persamaan diferensial orde dua yang f(x) ≠ 0 penyelesaiannya tidak
hanya complementary function tetapi juga melibatkan particular integral.

10. BAB X TRANSFORMASI LAPLACE


1. Pengertian Transformasi Laplace
Ide dasar dari transformasi Laplace adalah merubah variabel bebas (domain)
dari fungsi penyelesaian persamaan diferensial menjadi bentuk variabel bebas
(domain frekuensi) s.

22
2. Invers Transformasi Laplace-Sugi
Invers transformasi laplace didefenisikan sebagai balikan dari transformasi
laplace. Jadi invers transformasi laplace adalah tools untuk mengubah kembali
variabel bebas (domain frekuens) ke dalam variabel bebas (domain) asal.
3. Operasi Transformasi Laplace
dy
a. Mentransformasikan Turunan
dx
d2 y
b. Mentransformasikan Turunan 2
dx
dn y
c. Mentransformasikan Turunan
dx 2
4. Teorema Transformasi Laplace
Transformasi laplace memiliki sifat-sifat tetentu. Fungsi yang
ditransformasikan jika fungsi-fungsi tersebut merupakan hasil sebuah
perkalian, maka akan menghasilkan bentuk transformasi yang berbeda-beda
5. Aplikasi Transformasi laplace
Dengan transformasi laplace kita bisa menyelesaikan persamaan diferensial
dengan sangat mudah. Bentuk fungsi pada transformasi laplace memenuhi
operasi aljabar biasa, sehingga mudah untuk disederhanakan.

23
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan Buku


Buku Utama (Diktat Matematika Teknik 1) menurut kami lebih unggul
jika dibandingkan buku pembandingkedua karena buku utama semua materi
dijelaskan secara detail sedangkan di buku kedua sangat membosankan ketika
dibaca dan penjelasan materinya kurang detail dan terperinci. Ini yang
membedakan antara buku utama dengan buku pembanding.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku


3.2.1 Buku Utama (Buku Satu)

a. Kelebihan Buku
Keunggulan dari buku utama yaitu isi dari buku ini sangat lengkap sekali,
karena setiap aspek-aspeknya dijelaskan secara rinci, dari pengertian sampai
kepada contoh-contohnya. Buku Matematika Teknik I ini terdiri dari
beberapa sub bab, masing-masing dari sub bab tersebut berisi penjelasan
tentang topik judul yang tertera dari sub babnya. Disetiap akhir babnya
selalu dilampirkan contoh soal, jadi keakuratan dari isi buku ini sangat
terjamin. Bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat mudah sekali untuk
dicerna dan dipahami, semua yang dijelaskan dalam buku ini sangat
berurutan dan bagus sekali.

24
b. Kelemahan Buku
Kelemahan dari buku pertama yaitu pembahasannya terlalu monoton.
Ada penulisan kata yang salah, seperti seharusnya “dan” tetapi dibuat
“dari”. Dan banyak kata-kata yang diulang-ulang.

3.2.2 Buku Pembanding Satu (Buku Dua)

a. Kelebihan Buku
Keunggulan dari buku pembanding yaitu sangat menarik, terutama dalam
bab 1 dibahas tentang logaritma, invert, dan ekporer secara individu. Penulis
buku ini sangat memahami bahwa setiap individu memiliki perbedaan.

b. Kelemahan Buku
kelemahan dari buku pembanding yaitu gambar yang kurang jelas,
penulisan yang sukar untuk dipahami. Isinya penuh dengan penjelasan
semua, jadi ketika kita membacanya mudah bosan. Dan kita perlu ekstra
konsentrasi (fokus) ketika memahami apa inti dari buku ini

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Matematika Teknik I ini adalah buku yang berusaha
mengembangkan potensi diri mahasiswa melalui proses pembelajaran pada
jalur pendidikan baik formal maupun non formal, pada jenjang pendidikan
dan jenis pendidikan tertentu, dan setiap individu memiliki perbedaan
kemampuan dan motorik. Buku ini berbeda dengan buku matematika
lainnya. Matematika Teknik lebih sukar dan sulit dipelajari karena
membutuhkan pemahaman lebih dibanding mempelajari matematika dasar.

4.2 Saran
Saran dari kami mengenai buku Matematika Teknik I ini yaitu rumus-
rumus yang terdapat di dalam pembahasan buku tersebut harus lebih simple, jelas,
dan tepat. Dan sebagai pemula kami berharap agar contoh soal yang diberikan
agar lebih mudah untuk dipahami dan tidak sukar dimengerti. Dan semoga nantiya
dengan kita terus belajar dan memahami segala sesuatu yang ada di dalam buku
tersebut kita bisa menjadi guru yang berkualitas dan kita dapat menerapkan ilmu
yang kita dapat ke jenjang pendidikan berikutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Silitinga, Marsangkap ; Manulang, Jongga dan Dalimunthe, Amirhud. 2016.


Diktat Kuliah Matematika Teknik I. Medan
Stroud, K.A. 2003. Matematika Teknik I. Jakarta : Erlangga

27
LAMPIRAN

Buku 1

Buku 2

28

Anda mungkin juga menyukai