Anda di halaman 1dari 4

SOLUSI STRATEGI PERUSAHAAN VIRGIN ATLANTIC

AIRWAYS LIMITED DAMPAK PANDEMI COVID-19


(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategik)

Dosen Pengampu :
Dyah Kusuma Wardani, S.ST, M.M.

Disusun Oleh :

Nindia Septiani (D41170623)


Anjani Mardiningsih (D41170768)
Weni Suparini (D41170783)
Leony Erina Ventyani (D41171073)

Golongan B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
PROFIL PERUSAHAAN

Virgin Atlantic Airways Limited (beroperasi sebagai Virgin Atlantic) adalah sebuah
maskapai penerbangan Inggris yang diliki oleh Virgin Group milik Sir Richard Branson
(51%) dan Delta Air Lines (49%). Kantor pusatnya di Crawley, West Sussex, Inggris, dekat
Bandar Udara London Gatwick.
Maskapai ini beroperasi antara Britania Raya dengan Amerika Utara, Kepulauan
Karibia, Afrika, Timur Tengah, Asia, dan Australia dari basis utamanya di Gatwick dan
Bandar Udara London Heathrow, menggunakan armada campuran dari pesawat berbadan
lebar Airbus dan Boeing. Perusahaan ini memiliki Izin Operasi Penerbangan Tipe A dari
Otoritas Penerbangan Sipil Britania Raya yang mengizinkan maskapai membawa
penumpang, kargo, dan surat dalam pesawat dengan kapasitas 20 kursi atau lebih. Tahun
2009 Virgin Atlantic membawa 5.42 juta penumpang, dah hingga Februari 2010 kehilangan
uang tahunan sebesar £132 juta dari pendapatan £2.357 juta.
*(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Virgin_Atlantic_Airways)

ISU PEMBERITAAN

Berita pertama: Maskapai Virgin Australia Bangkrut 'Terjangkit' Corona


Aulia Damayanti – detikFinance.
Jakarta - Virgin Australia, maskapai besar pertama di Asia Pasifik, di ambang
kebangkrutan. Pandemi Corona telah menyebabkan maskapai asal negeri kanguru ini
memangkas semua jadwal penerbangannya dan karyawannya dirumahkan tanpa digaji.
CEO Virgin Australia, Paul Scurrah mengatakan perusahaan telah menghentikan 95%
penerbangannya pada beberapa pekan terakhir dan 80% tenaga kerja sementara dirumahkan.
Virgin Australia punya 10.000 karyawan, dengan 6.000 di antaranya diminta cuti tanpa gaji.
Manajemen Virgin Australia mengatakan tidak ada rencana untuk mem-PHK karyawannya.
Miliuner sekaligus pemilik maskapai Richard Brason berpendapat bahwa Virgin
Australia sangat penting untuk dipertahankan. Brason mengaku sebelumnya telah meminta
bantuan dana kepada pemerintah Australia untuk maskapainya tetap bertahan.
Kementerian Keuangan Australia mengatakan bekerja sama dengan manajemen Virgin
Australia guna memastikan bagaimana Virgin Australia tetap bertahan.
"Kementerian akan memastikan Australia tetap mempertahankan maskapai
penerbangan yang layak secara komersial seperti Virgin," kata pihak Kementerian. Dikutip
dari CNN, Rabu (22/4/2020).
Wakil Perdana Menteri Australia Michael McCormack dan Bendahara Josh Frydenberg
mengatakan pemerintah akan membantu menjaga pekerja di negaranya dan salah satunya
karyawan di beberapa maskapai selama krisis pandemi Corona.
Juru bicara Komisi Persaingan dan Konsumen Australia juga mengatakan pihaknya
telah menghubungi pihak Virgin untuk mengidentifikasi langkah-langkah apa saja yang akan
diambil demi mempertahankan maskapai.
Selain mendekati pemerintah, perusahaan meminta bantuan investor. Selain Virgin
Group, pemegang saham utama maskapai Virgin Australia yakni ada Etihad Airways dan
Singapore Airlines.
Miliuner Brason telah mengguyur US$ 250 juta ke Virgin Group untuk
mempertahankan maskapai dan menjaminkan Pulau Necker miliknya yang terletak di Karibia
untuk dijadikan jaminan.
Virgin Atlantic, maskapai asal Inggris milik Branson, juga mencari bantuan pinjaman
dari pemerintah setempat. Para karyawannya sudah dirumahkan dan belum menerima gaji.
*(Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4986306/maskapai-virgin-australia-bangkrut-
terjangkit-corona)

Berita Kedua: Karena Corona Perusahaan Penerbangan Virgin Airlines Terancam


Bangkrut
Santi Dewi- POPBELA.com

Pandemi corona yang sudah berdampak ke berbagai sektor bisnis, justru sangat
berpengaruh terhadap sektor wisata. Bahkan, Presiden Jokowi pada Kamis (16/4) sudah
mengatakanyakin bisa kembali membuka pariwisata Indonesia di kuartal keempat tahun ini—
meskipun optimisme tersebut dianggap terlalu prematur oleh beberapa pihak.
Satu per satu perusahaan yang membidangi pariwisata seperti hotel, toko oleh-oleh, dan
penerbangan mulai kolaps. Tak ada pemasukan namun biaya perawatan inventaris harus tetap
berjalan membuat kas mereka minus.
Awan kelabu juga tengah merundung perusahaan milik miliuner Richard Branson,
Virgin Group. Dalam surat terbuka yang Branson unggah ke media sosial pada Senin (20/4),
ia akui kondisi keuangan Virgin Group tengah memburuk di tengah pandemik virus corona.
Branson terpaksa menghentikan sementara waktu penerbangan Virgin Airways yang
beroperasi di 35 negara. Hal itu untuk mencegah agar virus corona tidak semakin
menyebarluas.
"Tantangan yang ada saat ini tidak ada pemasukan tetapi ada begitu banyak duit yang
keluar," tulis pria yang memiliki 360 perusahaan di bawah bendera Virgin Group.
Itu sebabnya ia meminta bantuan kepada Pemerintah Inggris agar memberinya
pinjaman dana. Stasiun berita BBC, Selasa (21/4) melaporkan nominal pinjaman yang ia
butuhkan agar Virgin Group tetap berjalan yakni senilai 500 juta Poundsterling.
Branson menggaris bawahi dana yang ia ajukan ke Pemerintah Inggris bukan berupa
bantuan, melainkan pinjaman. Sebagai jaminannya, ia akan menyerahkan pulau pribadinya
yang berlokasi di British Virgin Island yakni Pulau Necker.
Selain mengajukan pinjaman ke Pemerintah Inggris, permohonan serupa juga
dilayangkan Branson ke Pemerintah Australia. Sebab, Virgin Airways memiliki pangsa pasar
cukup besar di Negeri Kanguru.
*(Sumber: https://www.popbela.com/lifestyle/news/amp/santi-dewi/karena-corona-perusahaan-penerbangan-
virgin-airlines-terancam-bangkrut)
STRATEGI UNTUK VIRGIN AIRLINES HADAPI DAMPAK CORONA

Untuk mempertahankan operasional, berikut beberapa strategi untuk Virgin Airlines:

1. Virgin Airlines melakukan negosiasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran sewa
pesawat (lease holiday).
2. Melakukan perpanjangan masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa per bulan.
3. Mengusahakan financing dari perbankan dalam dan luar ataupun pinjaman lainnya.
4. Negosiasi terkait dengan kewajiban Perseroan yang akan jatuh tempo dengan pihak
ketiga.
5. Efisiesi biaya kurang lebih 15-20 persen dari total biaya operasional dengan tetap
memprioritas keselamatan dan keamanaan penerbangan dan pegawai serta layanan.
6. Mengoptimalkan frekuensi dan kapasitas penerbangan baik penerbangan domestik
maupun internasional
7. Mengoptimalkan layanan kargo dan aktif mendukung upaya-upaya pemerintah
khususnya yang terkait dengan penanganan Covid-19 melalui pengangkutan bantuan
kemanusiaan, APD, obat-obatan, alat kesehatan.
8. Menutup rute-rute yang tidak menghasilkan profit.
9. Mengoptimalkan layanan charter pesawat untuk evakuasi WNI yang berada di luar
negeri serta membantu proses pemulangan WNA untuk kembali ke negara masing-
masing.
10. Layanan charter untuk pengangkutan kargo.
11. Menunda kedatangan 4 pesawat Airbus A 330 – 900 di tahun 2020
12. Mengembangkan hub internasional (Amsterdam dan Jepang) agar layanan Virgin
Airlines Indonesia menjangkau seluruh dunia dengan mengoptimalkan layanan interline.

Anda mungkin juga menyukai