Modul 4 - Lemak
Modul 4 - Lemak
LEMAK / LIPID
KEGIATAN BELAJAR I
KLASIFIKASI DAN METABOLISME
LEMAK/LIPID
KEGIATAN BELAJAR II
PENGARUH LEMAK/LIPID
TERHADAP KESEHATAN
KEGIATAN BELAJAR I
KLASIFIKASI DAN METABOLISME
LEMAK/LIPID
MATERI PEMBELAJARAN
LILIN
Lilin adalah ester asam lemak berantai panjang (atom C 14–36) dengan
alkohol berantai panjang (atom C16–22). Lilin ditemui pada tumbuhan dan
hewan. Lapisan lilin melindungi permukaan daun dari penguapan air dan serangan
119
mikroba. Rambut, wol, bulu unggas juga dilapisi sekresi berlilin. Pada vertebrata,
lilin disekresikan oleh kelenjar kulit sebagai pelindung untuk membuat kulit
bersifat fleksibel, berminyak dan tidak tembus air. Lilin lebah adalah ester dari
mirisil alkohol dan asam palmitat (Gambar 21).
Lilin dibentuk dan dipergunakan dalam jumlah besar pada kehidupan laut.
Plankton menggunakan lilin sebagai penyimpan utama bahan bakar penghasil
kalori dan organisme ini dikonsumsi dalam jumlah besar oleh ikan paus,
kembung, salem dan banyak spesies laut lainnya.
O
║
CH3(CH2) 14 - C - O - (CH2)29CH3
Gambar 22. Struktur Asam Lemak (a) Duodekanoat bentuk terionisasi dari asam
laurat, (b) Duodecenoat bentuk terionisasi dari asam duodekanoit, (c) Oleat.
(Tensiska,2008)
Hampir semua asam lemak di alam memiliki jumlah atom karbon genap dan yang
paling dominan adalah asam lemak dengan atom karbon 16 dan 18. Ekor
hidrokarbonnya bisa bersifat jenuh (hanya memiliki ikatan tunggal) maupun tak
jenuh dengan satu atau lebih ikatan rangkap. Tabel 29 memuat contoh asam lemak
jenuh dan tak jenuh yang terdapat di alam. Notasi yang digunakan untuk asam
lemak menunjukan jumlah atom karbon dan jumlah ikatan rangkap. Misalnya
18:0 menunjukan asam lemak dengan jumlah atom karbon 18 dan tidak ada ikatan
rangkap (jenuh), sedangkan 18:1 artinya asam lemak dengan atom karbon 18 dan
memiliki satu ikatan rangkap (tidak jenuh). Asam lemak tak jenuh memiliki titik
cair yang lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh dengan jumlah atom
karbon yang sama. Minyak nabati berbentuk cair pada suhu kamar karena
tingginya proporsi asam lemak tak jenuh dibandingkan lemak heawan yang
cenderung padat.
Tabel 29. Contoh Asam Lemak Yang Terdapat Di Alam
Asam Jumlah atom Tingkat Titik Cair (0 C)
karbon ketidakjenuhan
Laurat 12 12:0 44
Miristat 14 14:0 58
Palmitat 16 16:0 63
Palmitoleat 16 16:1 - 0,5
Stearat 18 18:0 71
Oleat 18 18:1 16
Linoleat 18 18:2 -5
Linolenat 18 18:3 - 11
Arakidat 20 20:0 77
Arakidonat 20 20:4 - 50
Sumber: Campbell (1995);Tensiska,dkk (2008)
Umumnya jumlah asam lemak tidak jenuh dua kali lebih banyak
dibandingkan asam lemak jenuh pada lipid hewan maupun tumbuhan. Pada
kebanyakan asam lemak tidak jenuh, terdapat ikatan ganda antara atom karbon 9
dan 10 dari ujung metil (omega 9). Pada asam lemak yang mengandung dua atau
121
lebih ikatan ganda, maka ikatan tersebut tidak pernah berada dalam bentuk
terkonyugasi.
Ikatan ganda yang dimiliki hampir semua jenis asam lemak secara alami
terdapat dalam konfigurasi cis yang menghasilkan suatu lekukan pada rantai
alifatik. Semakin banyak ikatan ganda pada asam lemak semakin dalam
lekukannya (Gambar 23).
Asam lemak adalah asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis ester
terutama gliserol dan kolesterol. Asam lemak yang terdapat di alam biasanya
mengandung atom karbon genap (karena disintesis dari dua unit karbon) dan
merupakan derivat berantai lurus. Rantai dapat jenuh (tidak mengandung ikatan
rangkap) dan tidak jenuh (mengandung satu atau lebih ikatan rangkap).
Asam-asam lemak tidak jenuh mengandung lebih sedikit dari dua kali
jumlah atom hidrogen sebagai atom karbon, serta satu atau lebih pasangan atom-
atom karbon yang berdekatan dihubungkan oleh ikatan rangkap. Asam lemak
tidak jenuh dapat dibagi menurut derajad ketidakjenuhannya, yaitu asam lemak
tak jenuh tunggal (monounsaturated, monoetenoid, monoenoat), asam lemak tak
jenuh banyak (polyunsaturated, polietenoid, polienoat) yang terjadi apabila
beberapa pasang dari atom karbon yang berdekatan mengandung ikatan rangkap
122
dan eikosanoid. Eikosanoid adalah senyawa yang berasal dari asam lemak
eikosapolienoat, yang mencakup prostanoid dan leukotrien (LT). Prostanoid
termasuk prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI) dan tromboxan (TX). Istilah
prostaglandin sering digunak Eikosanoid adalah senyawa yang berasal dari asam
lemak eikosapolienoat, yang mencakup prostanoid dan leukotrien (LT).
Prostanoid termasuk prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI) dan tromboxan (TX).
Istilah prostaglandin sering digunakan dengan longgar termasuk semua
prostanoid. Contoh asal lemak tidak jenuh dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Asam-asam lemak tidak jenuh
Asam-asam lemak Formula Titik cair (oC)
Palmitoleat (heksadesenoat) C16H30O2 Cair
Oleat (oktadesenoat) C18H34O2 Cair
Linoleat (oktadekadienoat) C18H32O2 Cair
Linolenat (oktadekatrienoat) C18H30O2 Cair
Arakidonat (eikosatetrienoat) C20H32O2 Cair
Klupanodonat (dokosapentaenoat) C22H34O2 Cair
Asam lemak jenuh mempunyai atom hidrogen dua kali lebih banyak dari
atom karbonnya, dan tiap molekulnya mengandung dua atom oksigen. Asam
lemak jenuh mengandung semua atom hidrogen yang mungkin, dan atam karbon
yang berdekatan dihubungkan oleh ikatan valensi tunggal. Asam lemak jenuh
dapat dipandang berdasarkan asam asetat sebagai anggota pertama dari
rangkaiannya. Anggota-anggota lebih tinggi lainnya dari rangkaian ini terdapat
khususnya dalam lilin. Beberapa asam lemak berantai cabang juga telah diisolasi
dari sumber tumbuh-tumbuhan dan binatang. Asam-asam lemak jenuh memiliki
titik cair yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam yang tidak jenuh, untuk
atom C yang sama banyaknya. Rantai asam lemak jenuh yang lebih panjang, titik
cairnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang rantainya lebih pendek. Contoh
asam-asam lemak jenuh dapat dilihat pada Tabel 31.
TRIASILGLISEROL
Gliserol adalah senyawa sederhana yang mengandung 3 gugus hidroksil.
Jika ketiga gugus alkohol tersebut berikatan ester dengan asam lemak akan
dihasilkan suatu senyawa yang disebut triasilgliserol. Triasilgliserol tidak terdapat
sebagai komponen membran tetapi terakumulasi di jaringan adiposa (terutama sel
lemak). Hasil oksidasi sempurna lemak adalah 9 kcal/g, sedangkan karbohidrat
dan protein hanya menghasilkan 4 kcal/g. Triasilgliserol tidak memegang peranan
penting pada tanaman.
Ketika asam lemak akan digunakan oleh organisme, ikatan ester dari
triasilgliserol dihidrolisis oleh enzim lipase. Reaksi hidrolisis yang sama dapat
terjadi di luar makhluk hidup yaitu menggunakan asam atau basa sebagai katalis.
Jika basa yang digunakan NaOH atau KOH bereaksi dengan triasilgliserol,
produknya adalah gliserol dan sabun. Jika sabun digunakan dengan air sadah, ion
kalsium dan magnesium dari air akan bereaksi dengan asam lemak membentuk
endapan dan sabun tidak dapat mengemulsikan lemak.
LIPID KOMPLEKS
Lipid adalah penyusun utama dari kebanyakan membran biologis. Lipid
yang dimaksud bukanlah trasilgliserol melainkan segolongan senyawa yang
disebut lipid kompleks. Kelompok ini disebut juga lipid polar karena mempunyai
satu atau lebih gugus”kepala” dengan polaritas tinggi, selain ekor yang hidrofob.
Lipid kompleks terbagi menjadi dua kelompok yaitu fosfolipid dan glikolipid.
124
a. Fosfolipid
Fosfolipid adalah lipid berupa ester dari asam fosfat. Dalam membran sel
terdapat dua jenis utama fosfolipid yaitu fosfoasilgliserol dan sfingomyelin.
Molekul fosfoasilgliserol bisa terbentuk dari esterifikasi satu gugus OH dari
gliserol dengan asam fosfat dan dua gugus OH lainnya diesterifikasi dengan asam
lemak. Senyawa yang terbentuk disebut asam fosfatidat.
Membran sel hanya sedikit mengandung asam fosfatidat bebas. Asam
lemak biasanya adalah asam monobasa dan hanya mampu membentuk satu ikatan
ester tetapi asam fosfat adalah tribasa dan mampu membentuk lebih dari satu
ikatan ester. Satu molekul asam fosfat dapat membentuk ikatan ester baik dengan
gliserol maupun dengan alkohol lain sehingga menghasilkan senyawa fosfatidil
ester. Fosfatidil ester dan asam fosfatidat dikelompokkan sebagai
fosfoasilgliserol.
Klasifikasi dari fosfatidil ester tergantung pada sifat alkohol kedua yang
diesterifikasi oleh asam fosfat. Beberapa jenis lipid yang penting dalam kelompok
ini diantaranya fosfatidil etanolamin (sefalin), fosfatidil serin, fofatidil kolin
(lesitin), fosfatidil inositol, fosfatidil gliserol, dan difosfatidil gliserol (kardiolipin)
(Gambar 24.)
Sfingomyelin termasuk dalam kelompok sfingolipid. Sfingolipid tidak
mengandung gliserol tetapi mengandung rantai panjang amino alkohol sfingosin.
Hanya satu asam lemak melekat pada sfingosin melalui ikatan amida. Sfingolipid
ditemukan pada tanaman dan hewan, terutama berlimpah pada sistem syaraf.
Senyawa paling sederhana dari kelompok ini adalah seramid yang terdiri dari
satu asam lemak berikatan
dengan gugus amino sfingosin oleh suatu ikatan amida. Pada sfingomyelin gugus
alkohol primer dari sfingosin diesterifikasi dengan asam fosfat yang juga
diesterifikasi dengan amino alkohol kolin (Gambar 25).
125
b. Glikolipid
Glikolipid adalah molekul lipid yang mengandung karbohidrat, bisanya
gula sederhana seperti glukosa dan galaktosa. Seramid adalah senyawa induk
untuk glikolipid. Ikatan glikosidik terbentuk antara gugus alkohol primer dari
seramid dengan suatu residu gula menghasilkan senyawa yang disebut
serebrosida. Jadi glikolipid terdiri dari masing-masing satu sfingosin, asam lemak,
dan gula. (Gambar 26). Sebagaimana diindikasikan oleh namanya, serebrosida
banyak ditemukan pada sel syaraf dan sel otak terutama dalam membran selnya
127
c. Steroid
Beberapa kelompok senyawa yang mempunyai fungsi berbeda
diklasifikasikan sebagai steroid berdasarkan struktur umum yang sama yaitu
sistem cincin yang terdiri dari tiga cincin segi enam (cincin A, B, C) dan satu
cincin segi lima (cincin D). Ada banyak steroid yang penting, termasuk hormon
sex dan kolesterol. Pada kolesterol hanya satu gugus hidrofilik yaitu satu gugus
OH sehingga molekul ini sangat hidrofobik (Gambar 3.7)
Kolesterol tersebar dalam membran biologi khususnya hewan dan tidak
ditemukan pada membran sel tumbuhan maupun sel prokaryotik. Membran sel
hewan mengandung sekitar 25 % kolesterol Kolesterol menyebabkan kekakuan
pada membran sel, semakin banyak kolesterol, semakin kaku membran tersebut.
Walaupun memiliki fungsi biologis yang banyak termasuk sebagai prekursor
untuk steroid lainnya dan vitamin D, namun kolesterol dikenal merugikan
kesehatan karena menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosisi adalah suatu
keadaan dimana deposit lipid menghambat aliran darah dan menyebabkan
penyakit jantung.
128
Gambar 27. Struktur Sejumlah Steroid. (a) Struktur Cincin, (b) Kholesterol, (c)
Beberapa Hormon Sex
DWILAPIS LIPID
Membran biologi mengandung fosfoasilgliserol, glikolipid sebagai bagian
dari komponen lipid. Steroid yang ditemukan pada sel eukaryot seperti kolesterol
pada membran sel hewan, dan fitosterol yang ditemukan pada sel tanaman
Membran sel terdiri dari dwilapis lipid, kepala yang polar kontak dengan air dan
ekor non polar mengarah ke dalam (Gambar 28). Susunan dwilapis ini
dipertahankan oleh interaksi non kovalen yaitu interaksi hidrofobik dan gaya Van
der Waals.
LIPOPROTEIN
Beberapa lipid berikatan dengan protein membentuk lipoprrotein.
Lipoprotein ini bisa mengandung 50 – 90 % lipid. Berdasarkan densitasnya,
dalam plasma darah terdapat empat kelas utama lipoprotein yaitu kilomikron,
130
VLDL, LDL dan HDL (Tabel 4). Semakin besar kandungan lipid, semakin rendah
densitasnya sehingga semakin besar kecendrungan molekul untuk mengapung.
Tabel 32. Perkiraan Komposisi Lipoprotein Plasma Darah
Jenis Densitas Protein Triasilglisero Fosfolipid Kolesterol
(g/ml) (%) l (%) (%) (%)
Kilomikron 0,92 – 1,7 96 0,8 1,7
0,96
Densitas
sangat 0,95 – 10 60 18 15
rendah 1,00
(VLDL)
Densitas
rendah 1,00 – 25 10 22 45
(LDL) 1,06
Densitas
Tinggi 1,06 – 50 3 30 18
(HDL) 1,21
Sumber : Lehninger (1995);Tensiska,2008
Kilomikron merupakan tetesan triasilgliserol yang hampir murni,
diselubungi oleh lapisan protein yang sangat tipis. Molekul ini berukuran jauh
lebih kecil dibandingkan lipoprotein lainnya. Kilomikron membawa triasilgliserol
dari usus kecil sebagai tempat penyerapan molekul ini selama pencernaan, menuju
depot lemak. Triasilgliserol adalah lipid terbanyak dalam kilomikron dan VLDL,
sedangkan kolesterol dan fosfolipid adalah lipid terbanyak masing-masing dalam
kolesterol dan HDL. Kombinasi kandungan VLDL yang tinggi dan HDL yang
rendah dalam plasma darah merupakan faktor penyebab aterosklerosis.
campuran berbagai jenis lipid polar atau ampifilik; membran sel hewan
mengandung terutama fosfoasilgliserol dan sfingolipid dalam jumlah yang lebih
kecil. Tiap-tiap jenis membran sel hewan tertentu memiliki komposisi lipid yang
khas dan relatif tetap.
Membran alami memiliki ketahan listrik yang tinggi sehingga merupakan
insulator yang baik. Membran alami terdiri dari lapisan dwilapis lipid polar yang
berkesinambungan yang mengandung sejumlah protein. Beberapa protein pada
membran adalah enzim. Protein membran berbeda-beda dalam hal
penggabungannya dengan struktur membran. Ada yang disebut protein ekstrinsik
(periferal) yaitu tidak terikat kuat pada permukaan membran sedangkan protein
instrinsik (integral) merupakan protein yang terbenam dalam struktur membran
bahkan memanjang sepenuhnya menembus membran. Protein ekstrinsik mudah
diekstrak dari struktur membran sedangkan protein integral hanya dapat
dipisahkan dengan detergent dan pelarut organik.
Klasifikasi lemak terdiri dari : lemak sederhana, lemak campuran dan
lemak turunan (derived lipid). Lemak sederhana adalah ester asam lemak dengan
berbagai alkohol. Lemak sederhana terdiri dari lemak dan lilin. Lemak
merupakan ester asam lemak dengan gliserol. Lemak dalam tingkat cairan
dikenal sebagai minyak oli. Lilin (waxes) adalah ester asam lemak dengan
alkohol monohidrat yang mempunyai berat molekul lebih besar.
Lipid campuran adalah ester asam lemak yang mengandung gugus
tambahan selain alkohol dan asam lemak. Lipid campuran terdiri dari fosfolipid,
glikolipid dan lipid campuran lain. Fosfolipid merupakan lipid yang mengandung
residu asam fosfat sebagai tambahan asam lemak dan alkohol. Fosfolipid juga
memiliki basa yang mengandung nitrogen dan pengganti (substituen) lain. Pada
banyak fosfolipid, misalnya gliserofosfolipid, alkoholnya adalah gliserol, tetapi
pada yang lain, misalnya sfingofosfolipid, alkoholnya adalah sfingosin.
Glikolipid adalah campuran asam lemak dengan karbohidrat yang mengandung
nitrogen tetapi tidak mengandung asam fosfat. Lipid campuran lain seperti
sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotein juga dapat ditempatkan dalam katagori ini.
Lemak turunan adalah zat yang diturunkan dari golongan-golongan diatas
dengan hidrolisis. Ini termasuk asam lemak (jenuh dan tidak jenuh), gliserol,
132
steroid, alkohol disamping gliserol dan sterol, aldehida lemak dan benda keton.
Gliserida (asil-gliserol), kolesterol dan ester kolesterol dinamakan lipid netral
karena tidak bermuatan.
membantu dalam penyerapam vitamin yang larut dalam lemak, serta membantu
kerja lipase pankreatik. Garam-garam empedu adalah garam-garam basa, oleh
karana itu dapat membentu juga dalam menciptakan suasana yang lebih alkalis
dalam chyme intestinal agar absorpsi berlangsung dengan lancar. Komponen
kolesterol dari cairan empedu berasal dari pembentukan di dalam hati maupun
dari bahan yang dikonsumsi. Kolesterol tidak larut dalam air, tetapi garam-garam
empedu dan lesitin menyebabkannya menjadi bentuk yang mudah larut sehingga
kolesterol itu dapat berada di dalam cairan empedu.
Sekresi garam-garam empedu dari hati tergantung pada konsentrasi garam
empedu yang terdapat di dalam darah yang melewati hati. Dengan meningkatnya
konsentrasi plasma dari garam-garam empedu yang terjadi selama pencernaan
(karena garam-garam empedu diserap kembali dari usus halus ke vena porta hati
menuju kembali ke hati), kemudian laju sekresi dari hati akan meningkat. Garam-
garam empedu secara langsung merangsang sel-sel sekretoris. Sekresi larutan
alkalis dari empedu tergantung pada sekresi gastrin dari daerah antral lambung,
dan tergantung juga pada laju sekresi kolesistokinin dan sekretin dari sel-sel
mukosa duadenal. Sementara sekresi tersebut beredar di dalam darah selama
mencerna makanan, meningkatlah sekresi larutan empedu dari hati. Sekretin itu
efektif sekali dalam meningkatkan sekresi.
Absorpsi lemak dan asam lemak merupakan masalah khusus, karena tidak
seperti hasil akhir pencernaan, zat-zat ini tidak larut dalam air. Penyerapan zat ini
dipermudah oleh kombinasi dengan garam empedu, karena kombinasi ini
merupakan suatu kompleks (misal/micelle) yang larut dalam air. Garam empedu
itu kemudian dibebaskan dalam sel mukosa dan dipergunakan lagi, dan asam
lemak serta gliserol bersenyawa dengan fosfat untuk membentuk fosfolipid.
Fosfolipid ini kemudian distabilisasi dengan protein dan dilepaskan dalam sistem
getah bening sebagai globul-globul kecil yang disebut kilomikron yang kemudian
di bawa ke aliran darah.
Ketika telah berada di dalam sel-sel epitel, terjadilah resintesis menjadi
trigliserida, dan kemudian dilepaskan ke dalam limfatik lakteal melalui
emiositosis (kebalikan dari pinositosis). Lakteal merupakan pembuluh limfa yang
menyerupai kapiler yang terdapat di dalam villi intestinal. Trigliserida masuk ke
134
dlam lakteal sebagai kilomikron yang juga mengandung sejumlah kecil fosfolipid,
kolesterol dan protein. Ini dihantarkan dalam bentuk mchyle menuju ke
pembuluh limfa yang lebih besar. Akhirnya diteruskan ke sisterna chyli yang
terletak di antara dua krura dari diafragma. Dari sisterna chyli, chyle bergerak
melalui duktus torasik ke vena kava kranial atau ke vena jugular dekat pintu
menuju ke vena kava dan ke sirkulasi vena. Bukti-bukti yang didapat secara
biokimia dan penggunaan mikroskop elektron menunjukkan bahwa butir-butir
kecil yang mengalami emulsifikasi dapat diserap secara pinositotik oleh sel-sel
epitel dari usus dan masuk ke dalam lakteal dalam bentuk yang sama. Kira-kira
10 persen asam-asam lemak tidak mengalami rekonstitusi menjadi trigliserida di
dalam sel-sel absorpsi epitel, tetapi sebaliknya bergerak langsung ke dalam darah
portal bersama-sama dengan gliserol.
Dalam waktu dua atau tiga jam setelah absorpsi makanan berlemak,
kilomikron lenyap dari dalam darah, beberapa diambil oleh sel hati, yang lain
dicerna dalam aliran darah oleh lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase dihasilkan
dalam jumlah besar oleh depo lemak dalam tubuh dan diperkirakan bahwa
sebagian besar dari lemak yang dihidrolisis secara cepat diabsorpsi dan disusun
kembali oleh jaringan ini. Lemak yang ditimbun dalam hati atau jaringan adiposa
senantiasa mengalami perombakan dan resintesis, meskipun jumlah keseluruhan
yang disimpan hanya berubah sedikit selama jangka waktu yang lama.
Sintesa Lemak
Biosintesis asam lemak dari asetil koenzim A terjadi di hampir semua
bagian tubuh hewan, terutama dalam jaringan hati, jaringan lemak dan kelenjar
susu. Biosintesis ini berlangsung melalui mekanisme yang dalam beberapa hal
berbeda dengan oksidasi asam lemak. Secara keseluruhan biosintesis asam
lemak terbagi menjadi tiga tahap utama. Tahap pertama pembentukan malonil
koenzim A dari asetil koenzim A. Tahap kedua adalah pemanjangan rantai asam
lemak sampai terbentuknya asam palmitat secara kontinu dengan tiap kali
penambahan malonil keenzim A dan pelepasan CO2. Tahap ketiga adalah
pemanjangan rantai asam palmitat secara bertahap bergantung pada keadaan dan
komposisi faktor penunjang reaksi di dalam sel.
135
ACP. Seperti juga reaksi reduksi yang pertama, reaksi ini menggunakan
NADPH-NADP+ (bukan NADH-NAD+ seperti yang dipakai pada proses oksidasi
asam lemak) sebagai sistem koenzimnya.
Dengan terbentuknya butiril-ACP, selesailah satu dari tujuh daur yang
dilakukan oleh enzim kompleks sintetase untuk menghasilkan palmitoil-CoA.
Untuk memulai daur yang berikutnya, gugus butiril dipindahkan dari ACP ke
enzim -ketoasil-ACP-sintase dan ACP mengambil satu gugus malonil dari
molekul malonil Co-A yang lainnya. Selanjutnya daur diulangi dengan reaksi
kondensasi antara malonil-ACP dengan butiril-S--ketoasil-ACP sintase
menghasilkan -ketoheksanoil-S-ACP dan CO2. Demikianlah setelah tujuh kali
mekanisme daur berlangsung dengan enzim kompleks sintetase asam lemak,
terbentuklah palmitoil-ACP sebagai hasil akhir. Selanjutnya gugus palmitoil ini
dapat mengalami beberapa kemungkinan, tergantung kondisi dalam sel dan jenis
jasadnya. Kemungkinan itu adalah, pertama, gugus palmitoil dilepaskan dari
enzim sintetase kompleks, dengan bantuan enzim tioesterase, menghasilkan asam
palmitat bebas, kedua, gugus palmitoil dipindahkan dari ACP ke CoA, ketiga,
gugus palmitoil digabungkan langsung ke dalam asam fosfatidat dalam proses
biosintesis fosfolipid dan triasil gliserol. Gambar 5.3. menunjukkan mekanisme
reaksi keseluruhan proses biosintesis asam palmitat dari asetil-CoA.
asam lemak dalam tahap reaksi ini, digunakan energi yang didapatkan dari
pemecahan dua ikatan fosfat berenergi tinggi dari satu molekul ATP.
Tahap reaksi kedua, palmitoil koenzim A diangkut dari sitoplasma ke
dalam mitokondria dengan bantuan molekul pembawa yaitu karnitin yang terdapat
dalam membran mitokondria.
Reaksi tahap ketiga adalah proses dehidrogenasi palmitoil koenzim A yang
telah berada di dalam mitokondria dengan enzim asil koenzim A dehidrogenase
yang menghasilkan senyawa enoil koenzim A. Pada reaksi ini FAD (flavin
adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai koenzim direduksi menjadi FADH2.
Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi melalui rantai pernafasan suatu
molekul FADH2 dapat menghasilkan dua molekul ATP.
Pada tahap reaksi keempat, ikatan rangkap pada enoil koenzim A
dihidratasi menjadi 3-hidroksipalmitoil koenzim A hidratase.
Reaksi tahap kelima adalah dehidrogenase dengan enzim 3-hidroksianil
koenzim A dehidrogenase dan NAD+ sebagai koenzimnya. Pada reaksi ini 3-
hidroksipalmitoil koenzim A dioksidasi menjadi 3-ketopalmitoil koenzim A,
sedangkan NADH yang terbentuk dari NAD+ dapat dioksidasi kembali melalui
mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi yang dirangkaikan dengan rantai
pernafasan menghasilkan tiga molekul ATP.
Reaksi tahap terakhir adalah mekanisme oksidasi- adalah pemecahan
molekul dengan enzim asetil koenzim A asetiltransferase atau disebut juga tiolase.
Pada reaksi ini satu molekul koenzim A (CoA) bebas berinteraksi dengan 3-
ketopalmitoil keenzim A menghasilkan satu molekul asetil koenzim A dan sisa
rantai asam lemak dalam bentuk koenzim A-nya, yang mempunyai rantai dua
atom karbon lebih pendek dari palmitoil koenzim A semula.
Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan mekanisme
oksidasi- secara kontinu sampai rantai panjang asam lemak tersebut habis
dipecah menjadi molekul asetil koenzim A. Dengan demikian satu molekul asam
palmitat (C16) menghasilkan 8 molekul asetil koenzim A (C2) dengan melalui
tujuh kali oksidasi-. Reaksi keseluruhan dari -oksidasi asam palmitat dapat
dilihat pada.
138
METABOLISME LIPID
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil
dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang
139
masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal
(vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui
jalur ini.
Gambar 29. Struktur Miselus. Bagian Polar Berada Di Sisi Luar, Sedangkan
Bagian Non Polar Berada Di Sisi Dalam (Rolfes&Whitney, 2008)
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke
dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida
segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung
yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui
pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi
darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.
140
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol
tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan
trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan
energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk
141
Diet Trigliserida
Asam lemak
Steroidogenesis
Protein
Asetil-KoA + ATP
Aseto asetat
Ketogenesis
Siklus asam sitrat
ATP H2O
CO2
Metabolisme Gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai
respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis.
143
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam
lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan
senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
144
FFA Asil-KoA
Asil-KoA KoA
Karnitin
Karnitin palmitoil transferase II Membran mitokondria interna
Asil karnitin
translokase
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5
tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir
berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat.
Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam lemak dioksidasi menjadi keton.
Keterangan:
Frekuensi oksidasi β adalah (½ jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah (½ jumlah atom C)
Gambar 37. Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap
proses pemutusan 2 atom C adalah proses oksidasi β dan setiap 2 atom C yang
diputuskan adalah asetil KoA.
Gambar 38. Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
(Linder,1992)
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih
dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-
2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap
perubahan sebagai berikut:
147
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu
kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak
atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali
dan kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian
seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus
asam sitrat.
Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk
disintesis menjadi steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).
149
TUGAS :
1. Sebutkan 3 kelas lipid yang ditemukan di tubuh dan di makanan, dan apa
fungsinya bagi tubuh
2. Apa yang dimaksud dengan VLDL, LDL dan HDL
3. Bagaimana cara membedakan struktur fosfolipid dan trigliserida
4. Gambarkan bagaimana kolesterol terbentuk dalam tubuh
PUSTAKA
Linder, C Maria. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta
Tensiska, Miranti,M dan Cahyana,Y. 2009. Biokimia. Widya Padjadjaran.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia, Jakarta
Whitney, Ellie., Rolfes, Sharon R. 2008. Understanding Nutrition. Thomson,
Belmont, CA, USA
KEGIATAN BELAJAR II
PENGARUH LEMAK/LIPID TERHADAP
KESEHATAN
MATERI PEMBELAJARAN
lemak dan karbohidrat, yaitu 7 kkal/g. Alkohol diserap secara efisien dari saluran
pencernaan dan dimetabolise terutama dalam hati.
Enzim yang penting terlibat pada metabolisme etanol adalah
dehidrogenase sitosilik alkohol yang membutuhkan Zn, mengkatalis produksi
NADH dan asetaldehida. Oksidasi selanjutnya menjadi asetat terjadi melalui
dehidrogenase kedua. Hampir semua asetat ini pada manusia masuk peredaran
darah dan menjadi substrat untuk metabolisme energi dalam jaringan lain setelah
diaktifkan menjadi asetil-CoA.
Konsumsi alkohol menyebabkan peningkatan trigliserida dalam plasma
dan hati dan meningkatkan kadar laktat dalam darah, menekan asam urat dalam
urin dan menyebabkan peningkatan asam urat dalam plasma.
Substitusi energi dalam bentuk etanol untuk sumber energi seperti pati
atau gula dalam suatu diet seimbang menyebabkan kurangnya akumulasi energi;
penambahan energi dalam bentuk etanol ke dalam diet juga tidak menyebabkan
tercapainya berat badan seperti halnya pada bahan makanan dengan energi yang
sama. Hal ini mungkin disebabkan sehubungan dengan peningkatan oksigen yang
dipengaruhi oleh alkohol dan nyata pada penderita alkoholik kronis.
Penderita alkoholik memperoleh sebagian besar energinya dari etanol.
Umumnya hal ini menyebabkan penurunan konsumsi zat makanan lain yang
dibutuhkan untuk kesehatan dan menyebabkan berbagai malnutrisi. Bentuk
malnutrisi yang paling umum pada penderita alkoholik termasuk defisiensi folat,
tiamin dan piridoksin dan rendahnya kadar Mn, Co, dan Zn dalam darah.
Sirosis dan kerusakan hati yang mengikuti alkoholik kronis mungkin
disebabkan oleh kombinasi antara malnutrisi dan pengaruh keracunan langsung
alkohol yang terkonsumsi.
TUGAS
1. Review jurnal tentang penyakit kantung empedu dan hubungannya dengan
konsumsi tinggi lemak
2. Review jurnal tentang kontrol konsumsi kolesterol
3. Tuliskan sebuah jurnal populer tentang konsumsi alkohol oplosan yang
marak terjadi di Indonesia dan dampaknya pada metabolisme tubuh si
peminumnya
154
PUSTAKA
Linder, C Maria. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta