Anda di halaman 1dari 14

HIDROLISIS GARAM

Disusun Oleh :
Muhammad Haris

Dosen Pengampu : Ninik Nigusti Ayu Sunardi, M.Pd

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA PASURUAN


PRODI TEKNIK KIMIA
TAHUN 2020

Jalan Raya Warungdowo Area Perkantoran PCNU Kabupaten Pasuruan


Page | i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-NYA yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar,
shalawat serta salam kami panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang menjauhkan kita
dari jalan kegelapan. Makalah yang berjudul “Hidrolisis Garam” disusun untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok Mata Kuliah Kimia Dasar 2 jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi dan
Sains Nahdlatul Ulama’. Adapun makalah Kimia Dasar 2 ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunan
makalah. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Dosen Kimia Dasar 2 ibu Ninik Nigusti Ayu Sunardi , M.Pd yang mana bersedia
membimbing kami dalam mata kuliah Kimia Dasar 2.
2. Orang tua penulis yang selalu memberi dukungan kepada penulis serta rela menjadi donatur
demi kelancaran penyusunan makalah Kimia Dasar 2 ini.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan semata hanya milik ALLAH SWT, untuk itu segala kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami nantikan.

Penulis

Page | ii
Daftar Isi

HALAMAN COVER / SAMPUL JUDUL........................................................................i


KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
1.3 TUJUAN..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HIDROLISIS ................................................................................2
2.2 HIDROLISIS GARAM...............................................................................................2
2.3 GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA KUAT.................................................2
2.4 GARA DARI ASAM KUAT DAN BASA LEMAH..................................................2
2.5 GARAM DARI ASAM LEMAH DAN BASA KUAT.............................................2
2.6 GARAM DARI ASAM LEMAH DAN BASA LEMAH...........................................3
2.7 KONSEP HIDROLISIS..............................................................................................3
2.8 PERHITUNGAN pH LARUTAN GARAM...............................................................3
2.9 GARAM HASIL ASAM DAN BASA........................................................................6
2.10 PENERAPAN HIDROLISIS DALAM KEHIDUAN SEHARI-HARI.....................6
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................7
3.2 SARAN.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Page | iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masalah Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Garam dikenal sebagai
bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara itu, di dalam konsep kimia, garam
merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif
sisa basa. Karena merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya
berbentuk larutan. Dalam konsep kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu: 1. Garam yang bersifat
netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat. 2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat
dan basa lemah. 3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat. Selain itu,
juga terdapat garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Hidrolisis garam Berdasarkan
reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan air akan
menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H3O+
yang bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan menghasilkan ion OH- yang
bersifat basa. Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang telah
banyak dikenal juga merupakan senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini
diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH,
sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun,
maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak mengubah keseimbangan asam basa di dalam
tubuh.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan di angkat oleh penulis adalah

 Apa Pengertian Hidrolisis?


 Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat?
 Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah?
 Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat?
 Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak penulis capai dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.

 Memahami pengertian garam yang mengalami hidrolisis


Page | 1
 Menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis
 Menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah kuat
 Menetunkan pH larutan garam yang berasal dari asan kuat dan basah lemah
 Menetukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan asam kuat
 Menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah lemah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hidrolisis

Hidrolisis garam berasal dari Hydro yang berarti air dan Lysis yang berarti penguraian, sehingga
hidrolisis dapat diartikan sebagai penguraian suatu senyawa kimia oleh air.

2.2 Hidrolisis Garam

Sifat larutan garam dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Garam yang berasal dari asam lemah atau
basa lemah didalam air akan mengalami hidrolisis dan dapat beraksi dengan air membentuk ion H +
atau ion OH-. Beberapa jenis reaksi pembentukan garam dari senyawa asam dan basa sebagai
berikut.

2.3 Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Garam yang berbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak akan mengalami hidrolisis dalam air.

Contoh : Natrium Klorida (NaCl)

Senyawa natrium klorida jika dilarutkan dalam air akan terurai sempura menjadi ion natrium (Na+)
dan ion klorida (Cl-) menurut reaksi berikut.

NaCl (aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Page | 2
Jika NaCl tidak bereaksi dengan air, tidak akan mengalami hidrolisis. Dengan demikian, pH larutan
ditentukan oleh konsentrasi ion H+ dan OH- dari air yang besarnya ekuivalen, sehingga NaCl bersift
netral.

2.4 Garam dari Asam Kuat dan basa Lemah

Garam yang terbentuk dari basa kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian dalam air.

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

NH4+(aq) + H2O(1) = NH4OH(aq) + H+(aq)

Ion amonium (NH4+) berasal dari basa lemah yaitu NH 4OH, sedangkan ion klorida (Cl-) berasal dari
asam kuat HCl. Dari reaksi tersebut dijelaskan bahwa garam ini dalam air bersifat asam karena
kationnya terhidrolisis dengan memberikan proton (H+) kepada air, sedangkan anionnya tidak.

2.5 Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat akan mengelami hidrolisis parsial dalam air
yaitu anionnya yang berasal dari asam lemah terhidrolisis dengan memberikan ion OH- dalam air,
sedangkan kationnya tidak terhidrolisis.

Contoh : Natrium asetat (CH3COONa)

Garam natrium asetat (CH3COONa) jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi ion
CH3COO- dan Na+.

(CH3COONa) →CH3COO-(aq) + Na+(aq)

CH3COO-(aq) + H2O(1) = H3COOH(aq) + OH-(aq)

Dari reaksi tersebut ion CH3COO- bereaksi dengan ion H+ dari air berbentuk CH3COOH dan OH-.
Dengan demikian larutan bersifat biasa dengan pH > 7.

2.6 Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis total dalam air.
Kation dan senyawa garam tersebut akan terhidrolisis dengan memberikan proton (H +) dalam air.
Anionnya yang berasal dari asam lemah juga terhidrolisis dan menghasilkan ion OH. Sifat larutan
bergantung pada harga kekuatan asam dan basanya. Jika asamnya lebih lemah daripada basa,
larutan bersifat basa. Namun, jika basanya lebih lemah daripada asam, kation yang terhidrolisis
lebih banyak sehingga larutan akan bersifat asam. Akan tetapi, jika kekuatan asam dan basanya
sama, larutan bersifat netral.

Page | 3
Contoh : Amonium asetat (CH3COOH4)

Ammonium asetat akan terionisasi menjadi ion CH3COO- dan ion NH4+.

Reaksi :

CH3COOH4(aq) → CH3COO-(aq) + NH4(aq)

CH3COO-(aq) + H2O(1) = CH3COO-(aq) + OH-(aq)

NH4+(aq) + H2O(1) → NH4OH(aq) + H+(aq)

Dari reaksi di atas dapat dijelaskan bahwa ion CH3COO- beraksi dengan H+ dari air membentuk
CH3COOH dan begitu pula NH4+ yang beraksi dengan OH- dari air membentuk NH4OH.

2.7 Konsep Hidrolisis

Hidrolisis merupakan reaksi kimia antara air dengan zat lain menghasilkan satu zat baru atau lebih.
Proses hidrolisis melibatkan pengionan molekul air atau senyawa lain. Larutan garam dalam air
dapat menghasilkan ion – ion yang berbeda sifatnya yaitu netral, basa, atau garam.

Contoh :

CH3COO2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH

2.8 Perhitungan pH Larutan Garam

Dalam reaksi kimia, jika basa dicampur dengan asam dalam perbandingan yang tepat, maka kedua
zat ini akan saling menetralkan dan membentuk garam. Berikut ini dijelaskan perhitungan pH
larutan garam.

a. Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Senyawa natrium klorida merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat HCl dan basa kuat
NaOH. Jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi ion Na+ dan Cl- menurut reaksi :

NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Ion – ion dari garam NaCl yang terbentuk tidak terhidrolisis (tidak bereaksi dengan air), sehingga
larutan ini bersifat netral. Sifat larutan ditentukan oleh H+ dan OH- yang ekuivalen yang nilai pH =
pOH = 7.

b. Garam dari Asam Lemah dan Basa kuat

Garam CH3COONa yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air akan
terhidrolisis parsial menjadi ion CH3COO- dan Na+ dengan reaksi sebagai berikut.
Page | 4
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)

Selanjutnya ion CH3COO- akan bereaksi dengan ion H+ dari air menghasilkan asam asetat
(CH3COOH) dan ion OH- menurut reaksi :

CH3COO-(aq) + H2O(1) = CH3COOH(aq) + OH-(aq)

Tetapan hidrolisis (Kh) sebagai berikut.

Kh =[ CH3COOH] [OH-] / [CH3COO-]

Berdasarkan persamaan reaksi di atas, konsentrasi CH3COOH dan OH- adalah sama, sedangkan
konsentrasi CH3COO- dapat dianggap berasal dari garam yang terhidrolisis yang dinyatakan dengan
notasi Cs, sehingga diperoleh :

Kh = [OH-]2 / [Cs]

Dengan demikian diperoleh :

[OH-] = KH [Cs]

Hubungan antara tetapan hidrolisis (Kh), tetapan ionisasi asam lemah CH3COOH, dan ketetapan
kesetimbangan air dapat dijelaskan sebagai berikut.

Reaksi ionisasi asam lemah CH3COOH sebagai berikut.

CH3COOH(aq) = CH3COO-(aq) + H+(aq)

Persamaan tetapan ionisasi asam lemah CH3COOH (Ka) sebagai berikut.

Ka = [CH3COO-][ H+] / [CH3COOH]

Sedangkan reaksi kesetimbangan air dan ketetapan kesetimbangannya (Kw) diperoleh :

H2O(1) = H+(aq) + OH-(aq)

Kw = [H+] [OH-]

Dengan demikian, untuk reaksi – reaksi kesetimbangan di atas berlaku persamaan berikut.

Ka x Kh = Kw atau Kh = Kw /Ka

[OH-] = Kw /Ka . [Cs]

pOH = – log [OH]

pH = 14 – pOH

Page | 5
keterangan :

Kw = Tetapan kesetimbangan air

Ka = Tetapan asam ionisasi lemah

[Cs] = Konsentrasi anion yang terhidrolisis (mol / liter)

c. Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Senyawa amonium klorida merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat HCl dan basa lemah
NH4OH. Garam NH4Cl dalam air akan terurai menjadi ion NH4+ dan Cl- dengan reaksi:

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

Garam ini juga mengalami hidrolisis parsial, yaitu anionnya akan mengalami hidrolisis dalam air,
sedangkan kationnya tidak.

NH4Cl(aq) + H2O(1) = NH4OH(aq) + H+(aq)

Tetapan hidrolisis (K2) dari reaksi di atas sebagai berikut.

Kh =[NH4OH][H+] / [NH4+]

Berdasarkan persamaan reaksi hidrolisis NH4+ diperoleh bahwa konsentrasi NH4OH dan H+ adalah
sama, sedangkan konsentrasi NH4+ berasal dari garam yang terhidrolisis dan dapat dinyatakan
dengan notasi [Cs], sehingga diperoleh :

Kh = [H+]2 / [C4] atau [H+] = Ö Kh x [G]

Diketahui reaksi ionisasi basa lemah NH4OH sebagai berikut.

NH4OH(aq) → NH4OH(aq) + H-(aq)

Tetapan ionisasi basa lemah (Kb) reaksi di atas diperoleh :

Kb = [NH4+][H+] / [NH4OH]

Sedangkan reaksi kesetimbangan air dan tetapan kesetimbangannya

(Kw) sebagai berikut.

H2O(1) → H+(aq) + OH-(aq)

Kw = [H+] [OH-]

Hubungan antara tetapan hidrolisis (Kh), tetapan ionisasi basa lemah (Kb), dan tetapan
kesetimbangan air (Kw) sebagai berikut.
Page | 6
Kw = Kb x Kh atau Kh = Kw / Kb

[H+] = Ö Kw / Kb . [Cs]

pH = – log [H+]

Keterangan :

Kw = Tetapan kesetimbangan air

Kb = Tetapan ionisasi basa lemah

[Cs] = Konsentrasi kation yang terhidrolisis (mol / liter)

d. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total yaitu anion dan
kationnya terhidrolisis dalam air.

Contoh : CH3COONH4 di dalam air akan mengalami hidrolisis total karena ion amonium dan ion
asetat akan terhidrolisis.

Adapun pH larutan dapat dihitung dengan rumus berikut.

[H+] = Kw x Ka / Kb

Kh = Kw / Ka x Kb

Keterangan :

Kh = Tetapan hidrolisis

Ka = Tetapan ionisasi asam lemah

Kb = Tetapan ionisasi basa lemah

2.9 Garam hasil asam dan basa


 Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa kuat (misalnya NaCl, K 2SO4 dan lain-
lain) tidak mengalami hidrolisis. Untuk jenis garam yang demikian nilai pH = 7 (bersifat netral).
 Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa lemah (misalnya NH4Cl, AgNO3 dan
lain-lain) hanya kationnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam
yang demikian nilai pH < 7 (bersifat asam).
 Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa kuat (misalnya CH 3COOK, NaCN
dan lain-lain) hanya anionnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis
garam yang demikian nilai pH > 7 (bersifat basa).

Page | 7
 Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa lemah (misalnya CH3COONH4,
Al2S3 dan lain-lain) mengalami hidrolisis total (sempurna). Untuk jenis garam yang demikian
nilai pH-nya tergantung harga Ka dan Kb.

2.10 Penerapan hidrolisis dalam kehidupan sehari-hari

 Penggunaan tawas dalam menjernihkan air juga akan menaikan kesamaan sehingga harus
dinetralkan dengan menambahkan air kapur. Penambahan ini harus terkendali karena jika tidak
akan menimbulkan endapan mirip gelatin dari aluminium hidroksida yang melarut kembali.
Padahal endapan ini penting untuk mengendapkan partikel kotoran.
 Gula tebu dihidrolisis dengan menggunakan asam sebagai katalis menjadi glukosa dan fruktosa
yang merupakan monosakarida. Dalam alat pencernaan, hanya monosakarida yang dapat
diserap masuk dalam darah.
 Penguraian enzimatik monosakarida menjadi alkohol.
 Hidrolisis lemak dalam suasana basa seperti sabun.
 Pemecahan zat makanan dalam saluran pencernaan oleh enzim pencernaan. Demikian juga
pada protein diuraikan menjadi asam-asam amino oleh enzim proteolitik, pati diuraikan
menjadi glukosa oleh amylase dan disakaridase, sukrosa diuraikan menjadi fruktosa dan
glukosa oleh enzim invertase, serta lemak diuraikan menjadi asam lemak dan gliserol oleh
enzim lipase.

Page | 8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hidrolisis adalah reaksi penguraian suatu senyawa dengan menggunakan pelarut air. Jika pelarutnya
bukan hanya air, disebut solvolisis. Dalam industri, reaksi ini penting dalam pembuatan alcohol,
berbagai basa, gula, sabun, dan kelompok senyawa silikon hidrida. Hidrolisis dapat mengakibatkan
persamaan sistem berubah atau diperoleh hasil penguraian yang baru.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang Hidrolisis Garam,
serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa serta semua
pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih
mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.

Page | 9
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E. 1990.General Chemistry Principle and Structure.New York : John Willey & Sons, Inc.

Lukman, C. Et al (Ed) . 1995 .Oxford Ensiklopedi Pelajar . Jakarta Widyadara.

Pettruci,Ralph .H .1992 .Kimia Dasar Prinsip dan Tetapan Modern .Terjemahan Suminar .Jakarta
:Erlangga

Wilson, Mitchell .1990 .Energi .Terjemahan Budi Sudarsono .Jakarta :Tira Pustaka.

Morris, Jane .1991 .GCSE Chesmitry .London :Collins Education.

Sutarsa, Tatang et.al .1994 .Kimia 2 .Cetakan Pertama .Jakarta :Yudhistira.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai