Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Peran Kepala Sekolah dalam Organisasi Sekolah

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan


Dosen Pengampu : Muhammad Hariyono, M.Pd.

Disusun oleh :
Afif Abdillah (213367)
M. Nurul Haq (213377)
Kelas E Semester VI PAI E

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
TAHUN AKADEMIK 2015 / 2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sedemikian rupa untuk melengkapi tugas Mata
Kuliah Manajemen Pendidikan dengan materi Peran Kepala Sekolah dalam
Organisasi Sekolah.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah serupa di lain waktu.

Jepara, 12 Mei 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Peran Kepala Sekolah Sebagai Leader Dalam Organisasi Pendidikan.........3

B. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manager Dalam Organisasi Pendidikan......6

C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator Organisasi Pendidikan.........8

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepala sekolah sebagai pengelola satuan pendidikan (sekolah)
bertanggung jawab terhadap efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan di sekolahnya, melalui peranan-peranan yang dimainkannya.
Adapun dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas,
2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator
(pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5)
leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan.1
Urgensi dan signifikansi fungsi dan peranan kepala sekolah
didasarkan pada pemahaman bahwa keberhasilan sekolah merupakan
keberhasilan kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki
kompetensi yang disyaratkan agar dapat merealisasikan visi dan misi yang
diemban sekolahnya.
Untuk mewujudkan visi dan misi pendidikan di tingkat satuan
pendidikan perlu ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah yang handal
dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
Berkaitan dengan hal tersebut kami akan membahas mengenai peran
kepala sekolah dalam organisasi sekolah mencakup sebagai leader, manager,
dan administrator.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa peran kepala sekolah sebagai leader dalam organisasi pendidikan ?
2. Apa peran kepala sekolah sebagai manager dalam organisasi pendidikan ?

1
Perspektif kebijakan pendidikan nasional, Depdiknas, 2006.

1
3. Apa peran kepala sekolah sebagai administrator dalam organisasi
pendidikan ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penyusuanan
makalah ini sebagai berikut :
1. Menjelaskan peran kepala sekolah sebagai leader dalam organisasi
pendidikan.
2. Menjelaskan peran kepala sekolah sebagai manager dalam organisasi
pendidikan.
3. Menjelaskan peran kepala sekolah sebagai administrator dalam organisasi
pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Kepala Sekolah Sebagai Leader Dalam Organisasi Pendidikan


Sebagai leader, kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk
dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
Kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang
mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan
profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.2
Sebagai seorang leader, kemampuan yang harus dimiliki kepala
sekolah adalah:3
1. Kemampuan membangun visi, misi, dan strategi lembaga.
Visi adalah pandangan ke depan lembaga pendidikan itu mau dibawa
ke arah mana. Misi adalah alasan mengapa lembaga tersebut ada,
biasanya berdasar pada nilai-nilai tertentu yang melekat dalam
organisasi. Sedangkan strategi adalah bagaimana kepala sekolah mampu
mengelola sumber daya yang dimiliki dalam upaya mencapai visi dan
misi yang telah ditentukan tersebut.
Visi kepala sekolah akan sangat menentukan ke arah mana lembaga
pendidikan itu dibawa. Kepala sekolah yang tidak mempunyai visi jauh
ke depan hanya akan bertugas sesuai dengan rutinitas dan tugas sehari-
harinya tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia capai dalam kurun waktu
tertentu. Kiranya, visi ini harus dibangun terlebih dahulu agar tercipta
jalan dan panduan perjalanan lembaga ke depan.

2
Asmani, Jamal Ma’mur, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional
(Yogyakarta : DIVA Prima,2009), hlm.223
3
Asmani, Jamal Ma’mur, op.cit, 224-226

3
2. Sebagai innovator, yaitu orang yang terus-menerus membangun dan
mengembangkan berbagai inovasi untuk memajukan lembaga
pendidikan.
Salah satu yang menandai pergerakan dan kemajuan lembaga
pendidikan adalah sebesar dan sebanyak apa inovasi yang dilakukan
lembaga pendidikan tersebut setiap tahunnya. Jika banyak inovasi dan
pembaruan yang dilakukan, maka berarti terdapat kemajuan yang cukup
signifikan. Tetapi sebaiknya, jika tidak banyak inovasi yang dilakukan,
maka lembaga pendidikan itu lebih banyak jalan di tempat dan tidak
mengalami banyak kemajuan.

3. Mampu membangun motivasi kerja yang baik bagi seluruh guru,


karyawan, dan berbagai pihak yang terlibat di sekolah.
Kemampuan dalam membangun motivasi yang baik akan
membangun produktivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi kerja.
Dengan motivasi yang tinggi, didukung dengan kemampuan guru dan
keryawan yang memadai, akan memacu kinerja lembaga secara
keseluruhan. Karenanya, kemampuan membangun motivasi menjadi
salah satu kunci untuk meningkatkan performa dan produktivitas kerja.

4. Mempunyai keterampilan melakukan komunikasi, menangani


konflik, dan membangun iklim kerja yang positif di lingkungan
lembaga pendidikan.
Iklim kerja yang positif akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
kerja secara keseluruhan. Jika komunikasi tidak terbangun dengan baik
misalnya, akan banyak terjadi kesalah pahaman baik di antara bawahan
atasan maupun di antara bawahan itu sendiri. Akibatnya, lembaga
pendidikan tidak lagi bisa menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja.
Masing-masing orang tidak lagi memperhatikan antara satu dengan yang
lain, masing-masing bekerja secara individual sehingga membuat suasana
kerja tidak nyaman. Jika hal ini terjadi, akan sulit mengharapkan mereka

4
untuk bekerja lebih keras atau lebih produktif. Lingkungan dan suasana
kerja yang baik akan mendorong guru dan karyawan bekerja lebih senang
dan meningkatkan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan secara
lebih baik.

5. Mampu melakukan proses pengambilan keputusan, dan bisa


melakukan proses delegasi wewenang secara baik.
Pengambilan keputusan membutuhkan keterampilan mulai dari
proses pengumpulan informasi, pencarian alternatif keputusan, memilih
keputusan, hingga mengelola akibat ataupun konsekuensi dari keputusan
yang telah diambil.
Kepala sekolah harus mempunyai keterampilan pengambilan
keputusan secara cepat dan tepat disesuaikan dengan dinamika dan
perkembangan yang terjadi. Jika setiap permasalahan bisa segera
diputuskan dan dicarikan jalan keluar, maka akan memudahkan
organisasi untuk berjalan dengan dinamika yang cepat. Tatapi
sebaliknya, jika kepala sekolah sering ragu dalam mengambil keputusan,
maka organisasi di lembaga tersebut akan terganggu dengan banyaknya
masalah yang masih menggantung dan membutuhkan jalan keluar.
Selain pengambilan keputusan, kepala sekolah juga mempunyai
keterampilan mendelegasikan tugas dan wewenangnya kepada para
bawahan. Delegasi wewenang ini di satu sisi akan memudahkan tugas-
tugas kepala sekolah sehingga ia bisa berkonsentrasi untuk menjalankan
tugas-tugas yang strategis dan mendelegasikan tugas-tugas operasional
sehari-hari kepada bawahannya. Di sisi lain, delegasi wewenang akan
membuat bawahan merasa dihargai sekaligus menjadi proses
pembelajaran kepemimpinan bagi mereka. Sehingga proses operasional
organisasi bisa berjalan dengan lancar.

5
B. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manager Dalam Organisasi Pendidikan
Ada tiga sudut pandang terhadap manajemen yang harus dimiliki
oleh seorang kepala sekolah sebagai seorang manajer yaitu4:
1. Manajemen Pendidikan di sekolah dilihat sebagai suatu gugusan
substansi (wujud) problema yang meliputi :
a. Bidang pengajaran;
b. Bidang kesiswaan;
c. Bidang personalia;
d. Bidang keuangan.;
e. Bidang peralatan pengajaran;
f. Gedung dan perlengkapan sekolah;
g. Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat

2. Manajemen dilihat sebagai proses kegiatan, sehingga ada kegiatan


pimpinan (sebagai manajer) dan kegiatan pelaksana. Proses kegiatan
pimpinan berjalan melalui lima tahap:
a. Perencanaan (planning);
b. Pengorganisasian (organizing);
c. Pengarahan (direction);
d. Pengkoordinasian (coordinating);
e. Pengawasan (controlling).

3. Manajemen ditinjau sebagai kepemimpinan (leadership), dalam hal


ini masalahnya adalah bagaimana mengatur tata hubungan antara
pemimpin dengan bawahan. Disini human relation sebagai faktor utama.
Karena itu, kepala sekolah sebagai seorang yang bertugas membina
lembaganya agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan harus mampu mengarahkan dan mengkoordinasi segala
kegiatan.

4
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm 182

6
Kompetensi manajerial yng harus dimiliki seorang kepala sekolah harus
memiliki yaitu5
a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan.
c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/ madrasah secara optimal.
d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,
dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.

5
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

7
m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di
sekolah/madrasah.
n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.

C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator Dalam Organisasi


Pendidikan
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab
terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya.
Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala
sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator
pendidikan.6
Telah diketahui sebelumnya bahwa dalam setiap kegiatan
administrasi mengandung di dalamnya fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengordinasian, pengawasan, pegawaian, dan pembiayaan.
Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan
fungsi-fungsi tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya.7
Kepala sekolah sebagai administrator harus mampu mengaplikasikan
fungsi-fungsi sebagai berikut:8

6
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,1987), hlm. 106
7
Ibid
8
Ibid, hlm. 108

8
1. Membuat Perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama dari kepala sekolah adalah
membuat perencanaan. Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi setiap
organisasi atau kelompok agar dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka
membuat perencanaan, kepala sekolah paling harus membuat rencana
tahunan, dalam rencana tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang
berikut ini:
a. Program pengajaran. Termasuk dalam program pengajaran antara lain;
pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat
pembelajaran.
b. Kesiswaan, antara lain; syarat-syarat penerimaan murid baru,
pengelompokan siswa, pembagian kelas, pelayanan bimbingan dan
konseling dan pelayanan kesehatan.
c. Kepegawaian, antara lain; penerimaan guru baru, pembagian tugas guru
dan pegawai, mutasi atau promosi guru dan pegawai.
d. Keuangan, mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk
berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
e. Perlengkapan, antara lain meliputi; sarana dan prasarana sekolah,
rehabilitasi gedung, penambahan ruang kelas dan lainnya.
Perlu diperhatikan oleh kepala sekolah, bahwa dalam membuat
perencanaan tersebut, harus diperhitungkan dengan matang, selain itu
perencanaan juga harus transparan dan dilakukan dengan musyawarah
dengan pegawai, dewan guru dan atau komite sekolah.

2. Menyusun Organisasi Sekolah


Organisasi mengambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas
dari masing-masing kesatuan. Dalam suatu susunan dan struktur organisasi
dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan, serta
hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan tersebut. Dengan
kata lain, dengan melihat struktur organisasi dapat diketahui bentuk pola
hubungan. 

9
Maka dari semua itu, kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan harus menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya,
melaksanakan pembagian tugas dan wewenangnya kepada guru-guru serta
pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang telah disusun dan
disepakati.
Untuk menyusun organisasi sekolah yang baik, perlu memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Mempunyai tujuan yang jelas.
b. Para anggotanya menerima dan memahami tujuan tersebut.
c. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan
dan kesatuan pikiran.
d. Adanya keatuan perintah
e. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang
dalam organisasi tersebut.
f. Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan,
keahlian, dan atau bakat masing-masing.
g. Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai
dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan dan pengendalian
h. Pola organisasi hendaknya  relatif permanen.
i. Adanya jaminan keamanan/kenyamanan dalam bekerja.
j. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya
jelas tergambar dalam struktur atau bagan organisasi.

3. Bertindak sebagai Koordinator dan Pengarah


Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang
dilakukan setiap personal dalam struktur organisasi sekolah maka
memerlukan adanya koordinasi dan pengarahan dari kepala sekolah.
Adanya koordinasi dari kepala sekolah yang baik dapat menghindarkan
dari adanya persaingan yang tidak sehat, baik antar personal maupun antar
bagian yang ada dalam sekolahan tersebut.

10
Dengan adanya koordinator yang baik maka akan tercipta suasana
kekeluargaan, saling tolong menolong dalam mengerjakan tugas, saling
membantu untuk menggapai tujuan bersama, baik dalam hal pembelajaran
dan administrasi. Dengan demikian, kualitas pendidikan di sekolah
tersebut dapat ditingkatkan.

4. Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian


Kepala sekolah harus dapat melakukan pengelolaan kepegawaian,
atau manajemen pegawai, yang meliputi; (1) perencanaan pegawai, (2)
pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4)
promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7)
penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar
apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tanaga kependidikan
Islam yang diperlukan dengan kuaifikasi dan kemampuan yang sesuai
serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.
a. Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan
kebutuhan pegawai, baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk
sekaran dan masa depan. Penyuusunan rencana personalia yang baik
dan tepat memerlukan informasi yang lengkap danjeas tentang
pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Oleh
karena itu, sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan analisis
pekerjaan dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan.
b. Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
pegawai dalam suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan
kegiatan rekruitmen, yaitu usaha usaha untuk mencari dan mendapatkan
calon-calon pegawai yang memenuhi syarat.
c. Selanjutnya diadakan pembinaan dan pengembangan pegawai-pegawai
yang sudah direkrut. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk memperbaiki,
menjaga dan mmeningkatkat kinerja pegawai. Kegiatan ini tidak hanya
menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier pegawai.

11
d. Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima,
kegiatan yang selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon tersebut
menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan
kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Setelah
pengangkatan pegawai maka akan dialakukan penempatan atau
penugasan kepada pegawai tersebut.
e. Pemberhentian pegawai adalah putusnya hubungan kerja sama antara
pegawai tersebut dengan organisasi atau lembaga yang sebelumnya ia
bekerja di sana.
f. Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada
pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai
kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kommpensasi, selain
dalam bentuk gaji, dapat berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain sebagainya.
g. Kegiatan selanjutnya adalah evaluasi atau penilaian dari pelaksanaan
fungsi-fungsi yang dikemukakan diatas. Penilaian tenaga kependidikan
ini difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan
sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi
pegawai itu sendiri.
Ketujuh fungsi manajemen diatas harus dilaksanakan dengan cermat,
rapi dan teratur, demi berhasilnya pengelolaan kepegawaian dalam sebuah
lembaga pendidikan. Semua hal tersebut tidak terlepas dari kepiawaian
dalam manajemen dari seorang kepala sekolah sebagai pemimpin dari
organisasi sekolah di samping juga adanya kerja sama yang selaras antar
pegawai.
.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebagai leader, kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
2. sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus memiliki tiga sudut
pandang terhadap manajemen.
3. Kepala sekolah sebagai administrator harus mampu mengaplikasikan
fungsi-fungsi manajemen sekolah meliputi Membuat Perencanaan,
Menyusun Organisasi Sekolah, Bertindak sebagai Koordinator dan
Pengarah, serta Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian

13
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan


Pendidikan Profesional. Yogyakarta: DIVA Prima.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun


2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah Dengan Rahmat Tuhan
Yang Maha Esa

Purwanto, Ngalim.  1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

Suryosubroto, B. (2004). Manejemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka


Cipta.

Depdiknas. 2006. Perspektif Kebijakan Pendidikan Nasional. Depdiknas

14

Anda mungkin juga menyukai