Anda di halaman 1dari 4

HASIL SIDANG PPKI 1,2 DAN 3

PPKI atau panitia persiapan kemerdekaan Indonesia ( Dokuritsu Junbi Inkai)


adalah sebuah panitia yang dibentuk setelahdibubarkannya  BPUPKI karena telah
dianggap menyelesaikan tugasnya. PPKI dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945.
Anggota PPKI terdiri dari 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6
orang anggota yang dapat mewakili rakyat Indonesia. Anggota PPKI tersebut tidak
hanya terbatas pada wakil-wakil dari Jawa yang berada di bawah pemerintahan
tentara keenam belas, tetapi juga dari berbagai pulau yaitu 12 wakil dari Jawa, 3
wakil dari Sumatra, 2 wakil dari Sulawesi, 1 wakil dari Kalimantan, 1 wakil dari
Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 wakil dari maluku, dan 1 wakil lagi dari golongan
penduduk Cina. PPKI dipimpin oleh Ir.Soekarno dengan wakilnya, Moh. Hatta dan
penasihatnya, Ahmad Subarjo. Badan ini diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945
di Dalat, Saigon oleh Jendral Terauchi selaku panglima armada Jepang untuk Asia
Tenggara.

Sidang Pertama PPKI Tanggal 18 Agustus 1945


Pada pelaksanaanya sebelum menggelar sidang PPKI pertama Ir.Soekarno
menambahkan 9 anggota PPKI baru yang sebagian terdiri dari golongan muda, yaitu
Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana. Namun ketiga golongan muda tersebut kurang
berkenan, mereka masih menganggap bahwa PPKI merupakan badan yang di bentuk
oleh  Jepang. Oleh sebab itu,  Ir.Soekarno hanya mengumumkan 6 orang sebagai
anggota baru PPKI yaitu  Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo,  Wiranata
Kusumah, Sayuti Melik, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, dan Mr. Ahmad Subarjo.

Hasil Sidang Pertama PPKI 18 Agustus 1945

 Pengesahan UUD 1945


Sidang PPKI pertama dilaksanakan di sebuah Gedung Cuo Sangi In di Jalan Pejambon. Pada rapat
ini Soekarno-Hatta meminta sejumlah tokoh untuk merevisi ulang kembali piagam Jakarta, khusunya
pada kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” .
Hal tersebut memicu rasa keberatan bagi pemeluk agama lain ( selain agama Islam). Akhirnya
setelah melakukan perundingan yang dilakukan kurang lebih selama 15 menit yang dipimpin oleh
Bung Hatta semua tokoh mencapai kesepakatan untuk merubahnyamenjadi “ Ketuhanan Yang
Maha Esa”.

  Penetapan Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden .

Penetapan Soekarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden diusulkan oleh Otto Iskandardinata
secara aklamasi.

 Pembentukan Komite Nasional

Pembentukan Komite Nasional ditujukan untuk membantu tugas presiden selama Majelis
Permusyawaratan Rakyat belum terbentuk.

Sidang PPKI Kedua Tanggal 19 Agustus 1945


Setelah sebelumnya PPKI melakukan sidang pertamanya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
melakukan sidang keduanya pada tanggal 19 Agustus 1945. Pada sidang ke dua ini terdapat 3 hal
yang dibahas serta dihasilkan pada akhir persidangan. Untuk lebih jelasnya simak yang dibawah ini.

Hasil Sidang PPKI Kedua Tanggal 19 Agustus 1945

1) Dibaginya wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi meliputi wilayah Sumatra, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Setiap provinsi
dipimpin oleh seorang Gubernur yang segaligus telah ditetapkan juga pada sidang kedua ini.
Berikut di bawah ini rincian setiap wilayah provinsi dan gubernur yang ditetapkan sebagai
pemimpinnya.
1. Sumatra dengan Teuku Mohammad Hassan sebagai gubernurnya.
2. Jawa Barat dengan Sutarjo Kartohadikusumo sebagai gubernurnya.
3. Jawa Tengah dengan R. Panji Suroso sebagai gubernurnya.
4. Jawa Timur dengan R.A Suryo sebagai gubernurnya .
5. Sunda Kecil dengan Mr. I Gusti Ketut Puja Suroso sebagai gubernurnya.
6. Maluku dengan Mr. J. Latuharhary sebagai gubernurnya.
7. Sulawesi dengan Dr.G.S.S.J. Ratulangi  sebagai gubernurnya.
8. Kalimantan dengan Ir. Pangeran Mohammad Nor sebagai gubernurnya.

2) Pembentukan Komite Nasional (daerah).

3) Menetapkan 12  Kementrian Kabinet Dalam Lingkungan Pemerintahan.


       Pada sidang PPKI yang Kedua ini juga telah disepakati pembentukan 12 kementrian sebagai
berikut.
1. Departemen dalam negeri  : RRA Wiranata Kusumah
2. Departemen luar negeri  : Mr. Achmad Soebardjo
3. Departemen kehakiman  : Prof. Dr. Mr Soepomo
4. Departemen pengajaran : Ki Hajar Dewantoro
5. Departemen pekerjaan umum  : Abukusno Cokrosuyoso
6. Departemen perhubungan  : Abikusno Comrisuyoso
7. Departemen keuangan  : AA maramis
8. Departemen Kemakmuran  : Ir. Surachman
9. Departemen kesehatan  : dr. Buntaran Martoatmojo
10. Departemen sosial : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11. Departemen keamanan rakyat  : Supriyadi
12. Departemen Penerangan  : Mr. Amir syamsudin

Setelah menentukan pembentukan ke-12 kementrian rapat dilanjutkan dengan kembali membahas
masalah kebangsaan. Sebagai Berikut :

• Panitia kecil yang dipimpin oleh Otto Iskandardinata memasukan urusan kepolisian kedalam
Departemen Dalam Negeri.
• Presiden Ir.Soekarno menunjuk Otto Iskandardinata, Abdul Kadir, dan Kasman Singodimejo untuk
mempersiapkan pembentukan tentara kebangsaan dan kepolisian negara.

Ketika presiden dan wakil presiden akan pulang seusai rapat selesai pukul 14.55 WIB para
pemuda meminta keduanya untuk menghadiri rapat yang diadakan golongan muda yang akan
dilaksanakan di Jalan Prapatan No. 10 . Permintaan tersebut lantas disetujui oleh presiden dan
wakil presiden bersama-sama Ki Hajar Dewantara dan Mr. Kasman. Dalam pertemuan tersebut
golongan pemuda meminta agar secepatnya presiden dan wakil presiden melakukan perebutan
kekuasan dari Jepang yang dilakukan secara serentak. Presiden menangggapi hal tersebut dan
mengatakan apa yang golongan muda kehendaki tidak bisa dilakukan dengan cara yang tergesa-
gesa . Selanjutnya Adam Malik membacakan pernyataan tentang lahirnya Tentara Republik
Indonesia  yang berasal dari bekas tentara Peta dan Heiho, ususlan tersebut disetujui oleh
presiden namun untuk pelaksanaannya belum dapat dilakukan saat itu, hal tersebut pula yang
menutup rapat ini.
Pada malam harinya presiden, wakil presiden serta para pemimpin lainnya mengadakan
rapat di Jalan Gambir Selatan (sekarang Merdeka Selatan) No.10 untuk membahas tokoh-tokoh
yang akan dicalonkan sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Sidang Ketiga PPKI Tanggal 22 Agustus 1945


Hasil Sidang PPKI Ketiga Tanggal 22 Agustus 1945
Pada sidang yang ketiga ini PPKI memiliki agenda utama yaitu membicarakan Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).

 Pembentukan Komite Nasional

Pada tanggal 29 Agustus 1945 137 orang anggota KNIP secara resmi dilantik di Gedung
Kesenian Pasar Baru, Jakarta.  KNIP terdiri dari golongan muda dan masyarakat dari berbagai
daerah serta anggota PPKI sebagai intinya. Dalam sidang pertama KNIP berhasil menunjuk
Kasman singodimejo sebagai ketua dan M. Sutarjo sebagai wakil ketua pertama, Latuharhary
sebagai wakil ketua kedua, dan Adam malik sebagai wakil ketua ketiga.

 Pembentukan PNI

PNI diketuai oleh Ir.Soekarno. Pembentukan PNI pada awalnya ditujukan sebagai satu-satunya
partai diIndonesia dengan tujuan yang seperti disebutkan dalam risalah sidang PPKI yaitu
mewujudkan negara Republik Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan
rakyat. Namun dalam perkembangannya muncul maklumat pada tanggal 31 Agustus 1945 yang
berisikan penundaan segala kegiatan yang dilakukan PNI yang akhirnya dilimpahkan kepada KNIP.
Sejak saat itu gagasan yang hanya ada satu partai di Indonesia tidak pernah lagi dimunculkan.

 Pembentukan BKR ( Badan Keamanan Rakyat)

PPKI memutuskan beberapa hal sehubungan dengan dibentuknya BKR sebagai berikut.
1) Pembubaran Peta di wilayah Jawa dan Bali serta Laskar Rakyat yang berada di Sumatra.
2) Pemberhentian anggota heiho.
3) Pembentukan tentara kebangsaan Indonesia harus dilakukan segera demi kedaulatan negara
Republik Indonesia.
4)Penolakan rencana pembelaan yang direncanakan BPUPKI yang dinilai dapat memicu politik
peperangan karena Indonesia sendiri menjalankan politik perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai