Hasil Sidang Ppki 1
Hasil Sidang Ppki 1
Penetapan Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden .
Penetapan Soekarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden diusulkan oleh Otto Iskandardinata
secara aklamasi.
Pembentukan Komite Nasional ditujukan untuk membantu tugas presiden selama Majelis
Permusyawaratan Rakyat belum terbentuk.
1) Dibaginya wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi meliputi wilayah Sumatra, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Setiap provinsi
dipimpin oleh seorang Gubernur yang segaligus telah ditetapkan juga pada sidang kedua ini.
Berikut di bawah ini rincian setiap wilayah provinsi dan gubernur yang ditetapkan sebagai
pemimpinnya.
1. Sumatra dengan Teuku Mohammad Hassan sebagai gubernurnya.
2. Jawa Barat dengan Sutarjo Kartohadikusumo sebagai gubernurnya.
3. Jawa Tengah dengan R. Panji Suroso sebagai gubernurnya.
4. Jawa Timur dengan R.A Suryo sebagai gubernurnya .
5. Sunda Kecil dengan Mr. I Gusti Ketut Puja Suroso sebagai gubernurnya.
6. Maluku dengan Mr. J. Latuharhary sebagai gubernurnya.
7. Sulawesi dengan Dr.G.S.S.J. Ratulangi sebagai gubernurnya.
8. Kalimantan dengan Ir. Pangeran Mohammad Nor sebagai gubernurnya.
Setelah menentukan pembentukan ke-12 kementrian rapat dilanjutkan dengan kembali membahas
masalah kebangsaan. Sebagai Berikut :
• Panitia kecil yang dipimpin oleh Otto Iskandardinata memasukan urusan kepolisian kedalam
Departemen Dalam Negeri.
• Presiden Ir.Soekarno menunjuk Otto Iskandardinata, Abdul Kadir, dan Kasman Singodimejo untuk
mempersiapkan pembentukan tentara kebangsaan dan kepolisian negara.
Ketika presiden dan wakil presiden akan pulang seusai rapat selesai pukul 14.55 WIB para
pemuda meminta keduanya untuk menghadiri rapat yang diadakan golongan muda yang akan
dilaksanakan di Jalan Prapatan No. 10 . Permintaan tersebut lantas disetujui oleh presiden dan
wakil presiden bersama-sama Ki Hajar Dewantara dan Mr. Kasman. Dalam pertemuan tersebut
golongan pemuda meminta agar secepatnya presiden dan wakil presiden melakukan perebutan
kekuasan dari Jepang yang dilakukan secara serentak. Presiden menangggapi hal tersebut dan
mengatakan apa yang golongan muda kehendaki tidak bisa dilakukan dengan cara yang tergesa-
gesa . Selanjutnya Adam Malik membacakan pernyataan tentang lahirnya Tentara Republik
Indonesia yang berasal dari bekas tentara Peta dan Heiho, ususlan tersebut disetujui oleh
presiden namun untuk pelaksanaannya belum dapat dilakukan saat itu, hal tersebut pula yang
menutup rapat ini.
Pada malam harinya presiden, wakil presiden serta para pemimpin lainnya mengadakan
rapat di Jalan Gambir Selatan (sekarang Merdeka Selatan) No.10 untuk membahas tokoh-tokoh
yang akan dicalonkan sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Pada tanggal 29 Agustus 1945 137 orang anggota KNIP secara resmi dilantik di Gedung
Kesenian Pasar Baru, Jakarta. KNIP terdiri dari golongan muda dan masyarakat dari berbagai
daerah serta anggota PPKI sebagai intinya. Dalam sidang pertama KNIP berhasil menunjuk
Kasman singodimejo sebagai ketua dan M. Sutarjo sebagai wakil ketua pertama, Latuharhary
sebagai wakil ketua kedua, dan Adam malik sebagai wakil ketua ketiga.
Pembentukan PNI
PNI diketuai oleh Ir.Soekarno. Pembentukan PNI pada awalnya ditujukan sebagai satu-satunya
partai diIndonesia dengan tujuan yang seperti disebutkan dalam risalah sidang PPKI yaitu
mewujudkan negara Republik Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan
rakyat. Namun dalam perkembangannya muncul maklumat pada tanggal 31 Agustus 1945 yang
berisikan penundaan segala kegiatan yang dilakukan PNI yang akhirnya dilimpahkan kepada KNIP.
Sejak saat itu gagasan yang hanya ada satu partai di Indonesia tidak pernah lagi dimunculkan.
PPKI memutuskan beberapa hal sehubungan dengan dibentuknya BKR sebagai berikut.
1) Pembubaran Peta di wilayah Jawa dan Bali serta Laskar Rakyat yang berada di Sumatra.
2) Pemberhentian anggota heiho.
3) Pembentukan tentara kebangsaan Indonesia harus dilakukan segera demi kedaulatan negara
Republik Indonesia.
4)Penolakan rencana pembelaan yang direncanakan BPUPKI yang dinilai dapat memicu politik
peperangan karena Indonesia sendiri menjalankan politik perdamaian.