Oleh : Kelompok 8
Elis K (11180541000075)
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
TALAK”. Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas dari mata kuliah
Fiqih.
iman serta keislaman, menikah dilakukan oleh setiap insan yang telah baligh
untuk mendapatkan kasih sayang, cinta, teman hidup, kehangatan, serta bisa
menjadi sarana untuk mendapatkan pahala dari sebuah pernikahan. Namun pada
yang kandas ditengah jalan. Untuk itu, hukum-hukum perceraian penting adanya
yang turut membantu memberi masukan dalam pembuatan makalah ini. Sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Semoga makalah
Penyusun
ii
\
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................2
C. TUJUAN.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. TALAK...............................................................................................3
1. Pengertian Talak...........................................................................3
2. Macam-macam Talak...................................................................3
B. FASAKH............................................................................................7
1. Definisi Fasakh.............................................................................7
2. Pelaksanaan Hukum Fasakh.........................................................8
3. Akibat Hukum Fasakh..................................................................8
C. ILA......................................................................................................8
1. Pengertian Ila................................................................................8
2. Hukum Ila...................................................................................10
D. LI’AN...............................................................................................11
1. Pengertian Li’an..........................................................................11
2. Hukum Li’an...............................................................................12
3. Akibat Hukum Li’an...................................................................12
E. DZIHAR...........................................................................................13
1. Pengertian Dzihar.......................................................................13
2. Hukum Dzihar............................................................................13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................16
B. SARAN.............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
perkawinan menjadi putus adalah karena talak baik talak mati atau hidup.
Sedangkan talak itu sendiri hanya berhak dilakukan oleh suami. Talak
bisa disebabkan beberapa alasan. Alasan-alasan itu bisa datang dari suami
pada nikmat nikah, merobohkan tujuan pernikahan dan dampak lain akibat
buruknya sehingga tidak ada lagi jalan keluarnya. Dalam hal ini diizinkan
dan aturan tentang talak diadakan guna mengatasi hal-hal yang amat
1
Amina Wadud Muhsin, Wanita di dalam Al-Qur’an terj. Yaziar Radianti (Bandung: Fajar Bhakti,
1994), hlm. 106.
2
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam (Yogyakarta: UII Press, 1999), hlm. 71.
B. RUMUSAN MASALAH
3. Apa pengertian, hukum serta akibat dari fasakh, ila, li’an dan dzihar?
C. TUJUAN
2. Menjelaskan pengertian, hukum serta akibat dari fasakh, ila, li’an dan
dzihar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TALAK
1. Pengertian Talak
tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri. Jadi, talak itu
mengandung arti bahwa talak itu melepaskan sesuatu yang selama ini
2. Macam-macam Talak
3
Abd. Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat,(Jakarta: Kecana, 2003), hlm. 226.
4
Ibid.., hlm. 267-268.
3
b) Isteri dapat segera melakukan menunggu ‘iddah’ suci
adalah :
dipertengahannya.
dimaksud.
digauli.
4
b) Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum haid atau
sudah haid.
kemauannya sendiri.
5
jika tidak berniat untuk menjatuhkan talak, maka talak tidak
jatuh.
c. Ditinjau dari segi ada atau tidak adanya kemungkinan bekas suami
ganti harta dari isteri, talak yang pertama kali dijatuhkan atau
2) Talak Ba’in yaitu talak yang tidak memberi hak merujuk bagi
6
selesai menjalankan iddahnya. Talak bain kubra terjadi pada
B. FASAKH
1. Definisi Fasakh
atau pihak istri. Penolakan ini dikarenakan suami atau istri tersebut
lainnya, atau sebab sebab lainnya seperti suami tidak sanggup memberi
dari Bani Ghifar. Ketika dia memasuki (bilik) Nabi, beliau melihat
Katsir).”6
5
Muhammad Asmawi, NIKAH Dalam Perbincangan dan Perbedaan,(Yogyakarta:
Darussalam,2004), hlm.263.
6
Ibid.., hlm. 263-264.
7
Ibid.., hlm.264.
7
fasakh yang lainnya adalah jalan untuk mengakhiri suatu perkawinan
Apabila terdapat hal-hal atau kondisi penyebab fasakh itu jelas, dan
suami isteri tersebut menikah dengan akad baru lagi, maka suami tetap
C. ILA
1. Pengertian Ila
ila’ adalah sumpah suami dengan menyebut nama Allah atau sifat-Nya
yang tertuju kepada istrinya untuk tidak mendekati istrinya itu, baik
8
Hisako Nakamura, Perceraian Orang Jawa (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991),
hlm. 39.
8
secara mutlak atau dibatasi dengan ucapan selamnya, atau dibatasi
atau tidak. Setelah Islam datang, tradisi tersebut dihapus dengan cara
apabila masa empat bulan itu sudah lewat, suami harus memilih rujuk
atau talak. Apabila yang dipilih rujuk, suami harus membayar kafarat
sumpah. Namun, jika yang dipilih talak, akan jatuh talak sugra.
lima syarat, pertama, suami mampu melakukan jimak secara fisik dan
psikis. Kedua, bersumpah dengan nama Allah SWT atau dengan sifat-
istri yang disumpahi adalah istri yang mungkin untuk di-jimak. Jika
dalam nash. Dan jika salah satu dari mereka mencabut sumpahnya,
2. Hukum Ila
9
Abd. Rahman Ghazali, op.cit., hlm. 234.
9
Dasar hukum pengaturan ila’, firman Allah SWT, suratAl-
Baqarah:226-227 :
ِ لِّلَّ ِذينَ ي ُْؤلُونَ ِمن نِّ َسائِ ِه ْم تَ َربُّصُ أَرْ بَ َع ِة أَ ْشه ٍُر ۖ فَإِن فَا ُءوا فَإ ِ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر ر
َوإِ ْن َع َز ُموا- َّحي ٌم
َ الطَّاَل
ق فَإ ِ َّن هَّللا َ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم
Jika tidak melaksanakan salah satu dari tiga hal tersebut maka
10
D. Li’an
1. Pengertian Li’an
Allah bahwa aku benar-benar melihat isteriku berzina. “Kalau ada bayi
tuduhanku ini”.11
isteri dengan jalan bersumpah pula, bahwa apa yang dituduhkan oleh
Anwar Sitompul, Kewenangan dan Tata Cara Berperkara di Peradilan Agama (Bandung: CV.
10
11
2. Hukum Li’an
memiliki saksi yang cukup, maka yang menuduh itu wajib dijatuhi
sendiri, maka ia boleh lepas dari hukuman tersebut dengan jalan li’an.
memilih antara dua perkara, yaitu didera sebanyak 80 kali deraan atau
me-li’an isterinya.12
isterinya, maka anak itu bagi ibunya dan tidak dapat dimasabkan
kepada suaminya.
Hukum li’an bagi suami yang yakin atau berat dugaannya akan
tidak kuat dugaannya atas kebenaran tuduhan itu, maka hukum li’an
Negeri.
12
li’an. Dan tidak pula dijelaskan dalam hadis li’an. 13 Lagipula li’an
mengadukan li’an.
E. DZIHAR
1. Pengertian Dzihar
dirinya.
2. Hukum Dzihar
berikut.
َم ۖ إِ ْن أُ َّمهَاتُهُ ْم إِاَّل الاَّل ئِي َولَ ْدنَهُ ْم ۚ َوإِنَّهُ ْم لَيَقُولُونَ ُمن َكرًا ِّمنŠْ الَّ ِذينَ يُظَا ِهرُونَ ِمن ُكم ِّمن نِّ َسائِ ِهم َّما ه َُّن أُ َّمهَاتِ ِه
istrinya sebagai ibunya, padahal) istri mereka itu bukanlah ibunya. Ibu-
13
Dewi Purnamasari, dkk, “Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan Hakikat (ASWAJA)”,
dalam http://manan3200.blogspot.com/
13
ibu mereka hanyalah perempuan yang melahirkannya. Dan
Maha Pengampun.”
tubuh Ibunya yang lain, maka istrinya menjadi haram untuknya. Pada
Ta’ala berikut :
َوالَّ ِذينَ يُظَا ِهرُونَ ِمن نِّ َسائِ ِه ْم ثُ َّم يَعُو ُدونَ لِ َما قَالُوا فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ِّمن قَ ْب ِل أَن يَتَ َماسَّا ۚ ٰ َذلِ ُك ْم
14
kamu kerjakan. Maka barangsiapa tidak dapat (memerdekakan hamba
sangat pedih.”
Dari ayat di atas ditetapkan bahwa kafarat bagi orang yang melakukan
zhihar adalah:
a. Memerdekakan budak.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tidak mustahil jika suatu saat pasangan suami istri tidak dapat
dari pihak suami atau pihak istri. Ila’ adalah bersumpah tidak akan
menggauli istri secara mutlak atau selama lebih dari empat bulan. Li’an
ibuku.”
B. SARAN
yang terjadi. Maka dari itu penulis mengharapkan sekali kritik dan saran
16
dari pembaca agar dikemudian hari penulis dapat memperbaikinya
DAFTAR PUSTAKA
Basyir, Ahmad Azhar. 1999. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press.
Muhsin, Amina Wadud. 1994. Wanita di dalam Al-Qur’an terj. Yaziar Radianti.
Kencana.
17