LUKLUATUL MAHBUBAH
1130016098
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. P No. RM : 53273xxxx
Umur : 51 tahun Tgl. MRS : 06 Mei 2020
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa : TB Paru
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Kedinding Lor Gg. Tembusan 1/7A Surabaya
Tanggungan : Askes/Jamsostek/Jamkesda/Sendiri
Keterangan:
= Laki-laki = Kembar
Persepsi sensori:
Pendengaran :
- kiri : Pendengaran sebelah kiri normal, terlihat pasien merespon saat
diajak berbicara dengan perawat. Tidak menggunakan alat bantu dengar.
- kanan : Pendengaran sebelah kiri normal, terlihat pasien merespon saat
diajak berbicara dengan perawat. Tidak menggunakan alat bantu dengar.
Penciuman : Pasien dapat membedakan bau (bau harum atau tidak, dan lain-
lain).
Pengecapan : manis: Pasien dapat merasakan asin: Pasien dapat
merasakan pahit: Pasien dapat merasakan
Penglihatan :
- kiri : Pasien dapat menyebutkan huruf/angka yang ditunjuk oleh
perawat.
- kanan : Pasien dapat menyebutkan huruf/angka yang ditunjuk oleh
perawat.
Perabaan : panas: Pasien dapat merasakan dingin: Pasien dapat
merasakan tekan: Pasien dapat merasakan
2.3.4 Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Produksi urine : 200 ml Frekuensi : ± 4x/hari
Warna : Kuning jernih Bau : Khas
oliguri poliuri dysuri hematuri nocturi nyeri dipasang
kateter
menetes panas sering inkotinen retensi cystotomi tidak ada
masalah
Alat Bantu (sebutkan)
Menggunakan pampers.
Lainnya (sebutkan)
……………………………………………………………………..
Perempuan :
- Payudara :Bentuk simetris asimetris (jelaskan) ….…………………
Benjolan tidak ada ada (jelaskan) ………..…………………
- Kelamin : Bentuk normal tidak normal (jelaskan) ………………...
Keputihan tidak ada ada (jelaskan) …………………………..
- Siklus haid: …… hari teratur tidak teratur (jelaskan) …………………
III. POLA AKTIVITAS ( Di RUMAH dan RS)
3.1 Makan:
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 2-3x sehari 3x sehari
Jenis menu Nasi, sayur, lauk pauk Nasi, sayur, lauk pauk, buah-
buahan
Porsi 1 porsi ¼ porsi
Yang disukai Semua suka Tidak ada
Yang tidak disukai Tidak ada Buah
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Alergi Tidak ada Tidak ada
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
3.2 Minum:
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 6-8 gelas/hari 3-6 gelas/hari
Jenis minuman Air putih Air putih
Jumlah (Lt/gelas) 240 ml/gelas 240 ml/gelas
Yang disukai Kopi, teh hangat Air putih
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Alergi Tidak ada Tidak ada
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
3.4.2 Aktivitas
Rumah Rumah Sakit
Aktivitas sehari-hari lama 9 jam lama 2 jam
jam 08.00 s/d jam 17.00 jam 10.00 s/d jam 12.00
Jenis Aktivitas Bekerja Tidur
Tingkat ketergantungan Tidak ada Tidak ada
IV. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
4.1 Sosial/Interaksi:
Hubungan dengan klien :
kenal tidak kenal lainnya (sebutkan) ………………
Dukungan keluarga :
aktif kurang tidak ada
Dukungan kelompok/teman/masyarakat :
aktif kurang tidak ada
Reaksi saat interaksi :
tidak kooperatif bermusuhan mudah tersingung defensif
curiga kontak mata lainnya (sebutkan) ………………
Konflik yang terjadi terhadap :
Peran Nilai lainnya (sebutkan) Tidak ada
4.2 Spiritual :
Konsep tentang penguasa kehidupan :
Tuhan Allah Dewa Lainnya (sebutkan) …………….
Sumber kekuatan/harapan saat sakit :
Tuhan Allah Dewa Lainnya (sebutkan) …....……….
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini :
Sholat Baca kitab suci Lainnya (sebutkan) …………………….
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama
yang diharapkan saat ini :
Lewat ibadah Rohaniawan Lainnya (sebutkan) …………….
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama :
Makanan Tindakan Obat-obatan Lainnya (sebutkan) Tidak ada
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi
situasi sakit saat ini :
Ya Tidak
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan :
Ya Tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit :
Hukuman Cobaan/peringatan Lainnya (sebutkan) ……..………
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
5.1 Laboratorium :
Data Laboratorium:
LED : 60 mm Kalium : 3,41 mEq/L (3,5-5,1
mEq/L)
HB : 10 gr/dL Klorida: 94,1 mEq/L (98-109 mEq/L)
(co: 14-16, ce: 12-14) Ureum : 78 mg/dl (10-50 mg/dL)
Eritrosit : 4,08 gr/dL (ce: 4-5) Kreatinin: 1,2 mg/dL (0,5-1,5 mg/dL)
Leukosit : 11.000/ul (10.000/ul) pH : 7,4 mmHg (7,35-7,45 mmHg)
Trombosit: 301.000/ul (150rb-400rb) pCO2 : 28,6 mmHg (35-45)
Protein : 8,8 gr/dL (7,2-8 gr/dL) pO2 : 76,6 mmol/L (80-100)
Globulin : 5,9 gr/dL (2,3-3,2 gr/dL) Sat. O2 : 95,5% (100%)
Natrium : 129 mEq/L (135-145 mEq/L)
5.2 X Ray :
Hasil rontgen paru terdapat kesan gambaran TB Paru
5.3 USG :
…………………………………………………………………………………………
…...…...……………………………………………………………………………….
5.4 EKG :
…………………………………………………………………………………………
…...…...……………………………………………………………………………….
Lain-lain (sebutkan):
Pemeriksaan sputum culture didapatkan hasil Kultur BTA (+)
VI. TERAPI
Rifampicin (R) = 1 x 350 mg
Isoniazid (H) = 1 x 300 mg
Ethambutol (E) = 1 x 500 mg
Pyrazinamide (Z) = 1 x 500 mg
Vit. B6 = 3 x 1 tablet
Curcuma tab. = 3 x 1 tablet
Ranitidin injeksi 50 mg = 2 x 1 (tiap 12 jam)
Inf. NaCl 0,9% 20 tpm
Inhalasi ventolin : NaCl =1:1
Lukluatul Mahbubah
NIM. 1130016098
ANALISA DATA
DO:
1. Terdapat ronchi di ½ lapang
paru bawah, kasar.
2. Hasil rontgen paru terdapat
kesan gambaran TB Paru.
3. Pemeriksaan sputum culture
didapatkan hasil Kultur BTA
(+)
4. Klien batuk
5. Klien tampak susah
mengeluarkan dahak
2. DS: Perubahan membran Gangguan
Pada saat pengkajian Tn. P alveolus-kapiler Pertukaran Gas
mengatakan sesak napas. (D.0003)
DO:
1. Pergerakan dinding dada
terlihat cepat pada saat
bernapas
2. Klien tampak sesak
3. S : 370C
4. N : 120x/mnt
5. TD : 90/60 mmHg
6. RR: 28x/mnt
7. HR: 120x/mnt
8. pCO2: 28,6 mmHg
9. pO2: 76,6 mmol/L
10. Terdapat ronchi di paru kiri
3. DS: Ketidakmampuan Defisit Nutrisi
1. Tn. P mengatakan tidak nafsu mencerna makanan (D.0019)
makan, mual, muntah
2. Tn. P mengatakan berat badan
turun 7 kg dari 58 kg menjadi
51 kg.
DO:
1. BB= 51 kg
2. Porsi makan habis ¼ porsi
4. DS: Kelemahan Intoleransi
Tn. P mengatakan badan terasa Aktivitas (D.0056)
lemas dan mudah lelah.
DO:
1. Hb= 10 gr/dL
2. Konjungtiva pucat
3. S : 370C
4. N : 120x/mnt
5. TD : 90/60 mmHg
6. RR: 28x/mnt
7. HR: 120x/mnt
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
dibuktikan dengan batuk tidak efektif, kultur BTA (+), ronchi di ½ lapang paru
bawah dan kasar.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-kapiler
dibuktikan dengan pasien mengeluh sesak napas, terdapat ronchi, pCO2: 28,6 mmHg,
pO2: 76,6 mmol/L, N : 120x/mnt, RR: 27x/mnt, HR: 120x/mnt.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan dibuktikan
dengan pasien mengeluh tidak nafsu makan, mual, muntah, dan berat badan turun 7
kg, serta porsi makan habis ¼ porsi.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan pasien
mengeluh badan terasa lemas dan mudah lelah, Hb= 10 gr/dL, konjungtiva pucat.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas dibuktikan dengan batuk tidak efektif, kultur BTA (+), ronchi di
½ lapang paru bawah dan kasar.
.No. Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Rencana Tindakan (SIKI) Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan Latihan Batuk Efektif
keperawatan selama 3x24 jam 1.01006
diharapkan bersihan jalan napas Observasi: Observasi:
meningkat dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kemampuan batuk 1. Mengetahui kemampuan pasien untuk melakukan
2. Monitor adanya retensi sputum batuk efektif
Bersihan Jalan Napas Terapeutik: 2. Mengetahui ada atau tidaknya retensi sputum
L.01001 1. Atur posisi semi-fowler pada pasien
1. Batuk efektif dari skala 1 2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan Terapeutik:
(menurun) menjadi skala 3 pasien 1. Memudahkan dan memberi kenyamanan pada
(sedang) 3. Buang secret pada tempat sputum pasien untuk mengeluarkan secret
2. Produksi sputum dari skala 1 Edukasi: 2. Menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah
(meningkat) menjadi skala 3 1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk penyebaran infeksi ke lingkungan yang lebih
(sedang) efektif luas
3. Dispnea dari skala 1 2. Anjurkan tarik napas dalam melalui 3. Mencegah penyebaran infeksi ke lingkungan
(meningkat) menjadi skala 3 hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 yang lebih luas
(sedang) detik, kemudian keluarkan melalui mulut Edukasi:
4. Frekuensi napas dari skala 1 dengan bibir mencucu (dibulatkan) 1. Agar pasien memahami manfaat dari tindakan
(memburuk) menjadi skala 3 selama 8 detik yang diberikan
(sedang) 3. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam 2. Membantu pengeluaran secret
5. Pola napas dari skala 1 hingga 3 kali 3. Mendorong secret untuk terkumpul
(memburuk) menjadi skala 3 4. Anjurkan batuk dengan kuat langsung 4. Diharapkan secret lebih mudah untuk
(sedang) setelah tarik napas dalam yang ke-3 dikeluarkan
Kolaborasi: Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian mukolitik atau 1. Selain latihan batuk efektif, pemberian mukolitik
ekspektoan, jika perlu atau ekspektoran sangat membantu mendorong
pengeluaran sputum
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-kapiler dibuktikan dengan pasien mengeluh sesak napas, terdapat
ronchi, pCO2: 28,6 mmHg, pO2: 76,6 mmol/L, N : 120x/mnt, RR: 27x/mnt, HR: 120x/mnt.
No. Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Rencana Tindakan (SIKI) Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi
keperawatan selama 3x24 jam 1.01014
diharapkan pertukaran gas meningkat Observasi: Observasi:
dengan kriteria hasil: 1. Monitor frekuensi, irama, 1. Mengetahui frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
kedalaman, dan upaya napas napas pada pasien
Pertukaran Gas 2. Monitor kemampuan batuk 2. Mengetahui dan menilai kemampuan batuk efektif
L. 01003 efektif pasien. Jika pasien mampu melakukan batuk efektif,
1. Dispnea dari skala 1 (meningkat) 3. Monitor adanya produksi diharapkan secret akan mudah dikeluarkan
menjadi skala 3 (sedang) sputum 3. Memantau produksi sputum (warna, jumlah,
2. Bunyi napas tambahan dari skala 4. Auskultasi bunyi napas konsistensi)
1 (meningkat) menjadi skala 3 5. Monitor nilai AGD 4. Memantau suara napas tambahan
(sedang) 6. Monitor hasil x-ray toraks 5. Mengetahui dan memantau nilai AGD (PCO2, PO2)
3. PCO2 dari skala 1 (memburuk) Terapeutik: agar tidak memburuk
menjadi skala 3 (sedang) 1. Atur interval pemantauan 6. Mengetahui perubahan pada hasil x-ray toraks
4. PO2 dari skala 1 (memburuk) respirasi sesuai kondisi pasien terhadap kesan gambaran TB Paru
menjadi skala 3 (sedang) 2. Dokumentasikan hasil Terapeutik:
5. Takikardia dari skala 1 pemantauan 1. Agar kenyamanan pasien tetap terjaga
(memburuk) menjadi skala 3 Edukasi: 2. Sebagai catatan untuk menilai perkembangan pasien
(sedang) 1. Jelaskan tujuan dan prosedur Edukasi:
6. pH arteri dari skala 1 (memburuk) pemantauan 1. Menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam
menjadi skala 3 (sedang) 2. Informasikan hasil pemantauan, komunikasi
jika perlu 2. Merupakan hak pasien untuk mengetahui kondisi
kesehatannya
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan dibuktikan dengan pasien mengeluh tidak nafsu makan, mual, muntah,
dan berat badan turun 7 kg, serta porsi makan habis ¼ porsi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan pasien mengeluh badan terasa lemas dan mudah lelah, Hb= 10 gr/dL,
konjungtiva pucat.
.No. Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Rencana Tindakan (SIKI) Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
selama 3x24 jam diharapkan toleransi 1.05178
aktivitas meningkat dengan kriteria hasil: Observasi: Observasi:
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional 1. Memantau lelah fisik dan tingkat emosi
Toleransi Aktivitas 2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan pasien
L.05047 selama melakukan aktivitas 2. Memantau dan menemukan
1. Frekuensi nadi dari skala 1 (menurun) Terapeutik: ketidaknyamanan saat beraktivitas
menjadi skala 3 (sedang) 1. Sediakan lingkungan nyaman dan Terapeutik:
2. Kemudahan dalam melakukan rendah stimulus (cahaya, suara, 1. Lingkungan yang nyaman membuat pasien
aktivitas sehari-hari dari skala 1 kunjungan) menjadi rileks
(menurun) menjadi skala 3 (sedang) 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif 2. Latihan gerak pasif atau aktif berguna
3. Keluhan lelah dari skala 1 dan/atau aktif untuk memulihkan kondisi tubuh pasien
(meningkat) menjadi skala 3 (sedang) Edukasi: agar tidak mudah lelah
4. Dispnea saat aktivitas dari skala 1 1. Anjurkan tirah baring Edukasi:
(meningkat) menjadi skala 3 (sedang) 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara 1. Memberikan kesempatan pada tubuh
5. Perasaan lemah dari skala 1 bertahap untuk beristirahat
(meningkat) menjadi skala 3 (sedang) 3. Anjurkan menghubungi perawat jika 2. Melakukan aktivitas secara bertahap dapat
6. Tekanan darah dari skala 1 tanda dan gejala kelelahan tidak mengurangi rasa lelah
(memburuk) menjadi skala 3 (sedang) berkurang 3. Mencegah kondisi yang memburuk
7. Frekuensi napas dari skala 1 Kolaborasi: Kolaborasi:
(memburuk) menjadi skala 3 (sedang) 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara 1. Asupan makanan yang tepat dapat menjadi
meningkatkan asupan makanan sumber energi bagi tubuh
TINDAKAN KEPERAWATAN