Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Evidance Base
”MANFAAT DAUN KELOR”

DISUSUN OLEH

MEYLAN LALU
NIM. C02419022

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas Evidance Base dengan Tema yang diangkat Manfaat daun
Kelor.
Sehubungan dengan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya
makalah ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang
setulustulusnya Semoga amal baik dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Amin.
Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
 
Gorontalo, Maret 2020

Penyusun
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 

2
DAFTAR ISI
 
JUDUL ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................  ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................   iii
BAB I      PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................   4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................  4
1.3 Tujuan ..................................................................................................  4
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................   4
BAB II .. PEMBAHASAN
2.1. Sekilas mengenai Tanaman Kelor .......................................................  6
2.2. Manfaat Tanaman kelor dalam kehidupan sehari-hari ........................ 9
2.3. kegunaan tanaman kelor dalam bidang kesehatan ........................... 11
BAB III   PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................   15
3.2. Saran .................................................................................................  15
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap yang diciptakan Allah pasti memiliki manfaat, baik manfaat untuk
manusia itu sendiri maupun untuk makhluk Allah lainnya. Tetapi terkadang manusia
tidak menyadari apa manfaat dibalik segala ciptaan Allah. Hal inilah yang
menimbulkan terjadinya pengerusakan-pengerusakan  di muka bumi. Padahal
seharusnya manusia itu menjadi khalifah di muka bumi sesuai dengan amanat Allah
dalam QS. Al-Baqarah ayat 30 yang tugasnya tidak membuat kerusakan di muka
bumi.
Melihat hal itu, muncullah masalah baru yakni bagaimana  pemanfaatan 
ciptaan Allah dalam kehidupan ini ? masalah tersebut timbul karena tidak semua
ciptaan Allah memiliki manfaat yang sama antara satu dengan yang lainnya.
Keadaan inilah yang harus dicari jalan keluarnya, hal inilah yang melatarbelakangi
penulis untuk meneliti dan menulis karya ilmiah tentang  “ Manfaat Tanaman Kelor.“
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengambil masalah
yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini yaitu :
1. Bagaimana manfaat tanaman kelor dalam kehidupan sehari-hari ?
2. Bagaimana kegunaan tanaman kelor dalam bidang kesehatan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Segala macam upaya atau tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari tujuannya, demikian juga dengan penelitian ini. Tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui manfaat tanaman kelor dalam kehidupan sehari-hari.
2.  Untuk mengetahui kegunaan tanaman kelor dalam bidang kesehatan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.  Membantu masyarakat untuk bisa lebih memahami manfaat dari tanaman kelor.

4
2.  Mengatasi kesulitan masyarakat dalam memanfaatkan tanaman kelor dengan
memaparkan cara-cara pemanfaatannya.
3.  Meningkatkan minat masyarakat agar selalu mencintai lingkungan-lingkungan
sekitar.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sekilas Mengenai Tanaman Kelor
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) atau dikenal juga sebagai Moringa
pterygosperma, merupakan tanaman dari keluarga Moringaceae. Kelor adalah jenis
tanaman yang mudah ditemukan di seluruh daerah di tanah air. Ada beberapa sebutan
(nama) lokal untuk tanaman ini. Selain Kelor yang menjadi nama dalam bahasa
Indonesia, sebutan tersebut juga digunakan oleh masyarakat di Jawa, Sunda, Bali dan
Lampung. Sedangkan sebutan lainnya antara lain adalah Marangghi (Madura),
Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (Sumba), Ongge
(Bima), Hau fo (Timor).
Adapun klasifikasi pohon kelor ini, adalah sebagai berikut :
Kingdom  : Plantae
Filum                    : Spermathophyta (tanaman berbiji)
Kelas                    : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo                     : Capparales
Famili                   : Moringaceae
Genus                   : Moringa
Species     : Moringa oleifera
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara 7
-11 meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat.
Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil
bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan
dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun
dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Di Jawa
disebut kelentang. Berbentuk mirip kacang panjang berwarna hijau dan keras dengan
ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi
coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada
daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.

6
Selain itu, dalam pendapat sebagian masyarakat, konon kelor mengandung
kekuatan magis, batangnya dapat dipakai untuk melunturkan kesaktian (black magic)
seseorang. Adanya kandungan magis itu menyebabkan batang pohon kelor sering
diburu orang untuk dijadikan jimat, pemegang jimat ini bisa kebal senjata tajam.
Tanaman ini juga bisa dipakai mengobati orang kejang-kejang kesurupan. Biasanya
itu terjadi karena diganggu roh jahat. Cara mengobatinya dengan mengambil daun
kelor, lalu diremas dan dibalurkan di semua persendian sang pasien.
Di Jawa, secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan
daunnya dibuat sayur. Tapi, banyak pula yang memanfaatkan bagian dari tanaman
yang berasa pahit ini untuk bahan obat tradisional. Berkat kandungan gizi yang
terdapat di dalamnya, selain sebagai obat, kelor juga bermanfaat sebagai
multivitamin. Terbukti bahwa kelor telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi
di beberapa negara di Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan ibu-
ibu hamil.
Berikut Kandungan Gizi dalam setiap 100 g Tanaman Kelor :
Tabel 1
Deskripsi Biji Daun Tepung daun
Kadar Air (%) 86.9 75.0 7.5
Calori 26 92 205
Protein (g) 2.5 6.7 27.1
Lemak (g) 0.1 1.7 2.3
Carbohydrate (g) 3.7 13.4 38.2
Fiber (g) 4.8 0.9 19.2
Minerals (g) 2.0 2.3 -
Ca (mg) 30 440 2,003
Mg (mg) 24 24 368
P (mg) 110 70 204
K (mg) 259 259 1,324
Cu (mg) 3.1 1.1 0.57

7
Fe (mg) 5.3 7 28.2
S (mg) 137 137 870
Oxalic acid (mg) 10 101 1.6%
Vitamin A - B carotene (mg) 0.11 6.8 16.3
Vitamin B -choline (mg) 423 423 -
Vitamin B1 -thiamin (mg) 0.05 0.21 2.64
Vitamin B2 -riboflavin (mg) 0.07 0.05 20.5
Vitamin B3 -nicotinic acid 0.2 0.8 8.2
(mg)                            
Vitamin C -ascorbic acid (mg) 120 220 17.3
Vitamin E -tocopherol (mg) - - 113
Arginine (g/16g N) 3.6 6.0 1.33%
Histidine (g/16g N) 1.1 2.1 0.61%
Lysine (g/16g N) 1.5 4.3 1.32%
Tryptophan (g/16g N) 0.8 1.9 0.43%
Phenylanaline (g/16g N) 4.3 6.4 1.39%
Methionine (g/16g N) 1.4 2.0 0.35%
Threonine (g/16g N) 3.9 4.9 1.19%
Leucine (g/16g N) 6.5 9.3 1.95%
Isoleucine (g/16g N) 4.4 6.3 0.83%
Valine (g/16g N) 5.4 7.1 1.06%

(From Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics by Lowell Fuglie)
Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree),
artinya tanaman ini bisa dimanfaatkan dari akar, biji, batang, buah dan daun serta
mengandung gizi tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar, setara dengan:

 4x vitamin A yang dikandung wortel,


 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk,

8
 4x mineral Calsium dari susu,
 3x mineral Potassium pada pisang,
 3/4x zat besi pada bayam, dan
 2x protein dari yogurt.
Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan:
 10x vitamin A yang dikandung wortel,
 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk,
 17x mineral Calsium dari susu,
 15x mineral Potassium pada pisang,
 25x zat besi pada bayam, dan
 9x protein dari yogurt.

2.2  Manfaat Tanaman Kelor Dalam Kehidupan Sehari-hari


Kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang banyak dijumpai di
tanah air, hampir semua orang Indonesia pernah mendengar kata “daun kelor”.
Bahkan ada pepatah yang mengatakan “dunia ini tidak selebar daun kelor”. Pepatah
ini sangat dikenal luas dalam kehidupan kita. Pepatah ini mengandung makna bahwa
kesuksesan dapat diperoleh di berbagai bidang kehidupan yang dapat memberikan
kesempatan kepada kita.
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara    7
-11 meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat.
Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil
bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan
dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun
dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Di Jawa
disebut kelentang. Berbentuk mirip kacang panjang berwarna hijau dan keras dengan
ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi

9
coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada
daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Di Indonesia, khususnya di kampung atau pedesaan, pohon kelor banyak
ditanam sebagai pagar hidup, ditanam di sepanjang tepi ladang atau sawah. Fungsi
dari penanaman pohon kelor ini selain sebagai tanaman penghijau juga sebagai tanda
batas tanah atau ladang kepemilikan seseorang. Selain itu pohon kelor banyak juga
yang ditanam di pekarangan rumah, menurut beberapa orang yang menanam pohon
kelor di pekarangan rumahnya mengatakan bahwa mereka menanam dan memelihara
pohon kelor tersebut untuk menghalau kekuatan mistik atau magis yang “dikirim” ke
rumahnya. Bahkan sebgian besar orang percaya bahwa orang yang akan berniat jahat
misalnya mencuri di rumah seseorang, akan mengurungkan niatnya setelah melihat
adanya pohon kelor yang tumbuh di rumah calon korbannya tersebut. Selama ini,
daun kelor muda banyak dimanfaatkan sebagai bahan sayuran oleh sebagian besar
penduduk kampung atau desa di Indonesia, selain itu biji kelor pun bermanfaat sejak
beberapa tahun silam. Pemanfaatan biji kelor telah dikembangkan di Indonesia,
antara lain melalui Program United Nations Development Programme (UNDP)
bekerjasama dengan ITB. Melalui program tersebut, biji kelor diolah menjadi bahan
pengendap/koagulator untuk penjernihan air secara cepat, murah dan aman. Karena
kandungan senyawa pada serbuk biji kelor memiliki sifat anti mikroba, khususnya
terhadap bakteri, maka bakteri Coli yang terdapat di dalam air yang dijernihkan juga
bakal tereduksi atau mati.
Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air
minum di kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji kelor. Cukup 2-3
pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan
perhitungan kebutuhan air sekitar 20 liter/hari/ jiwa.
Di beberapa negara, pemanfaatan kelor juga mulai dikembangkan untuk
bahan pembuatan kosmetik. Beberapa tahun silam, ada investor Jepang berniat
membuka perkebunan kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara

10
Sakura. Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi
komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan.
2.3  Kegunaan Tanaman Kelor Dalam Bidang Kesehatan
Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung
berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga
kesehatan. Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas
kewajaran. Fenomena aneh ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang
dasarnya adalah penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional
mempopulerkan pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada
yang menyebutnya sebagai "tree for life". Memang mengagumkan. Bayangkan saja,
jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang bisa ditanam dan dirawat
dengan mudah, tidak mati meskipun diterpa kemarau panjang, daunnya bisa disayur
untuk memenuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan
sebagai obat ketika kita sakit, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang
kita minum. Kedengarannya seperti pohon yang hanya ada di dunia angan-angan,
namun kenyataannya memang ada.
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa tanaman kelor penting dalam
mengatasi gizi buruk terutama bagi bayi dan balita serta ibu menyusui. Daunnya
dapat dikonsumsi segar, dimasak atau disimpan dalam bentuk serbuk untuk
persediaan beberapa bulan tanpa harus dimasukkan kedalam lemari pendingin tanpa
kehilangan kandungan nutrisi. Selain itu, ada beberapa senyawa aktif dalam daun
kelor yang cukup berguna bagi tubuh, beberapa senyawa aktif tersebut adalah arginin,
leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas.
Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun
kelor segar mencapai 406,6 mg, sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr.
Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu,
arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan
untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.

11
Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan
350 mg (kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin
menjadi kunci kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan
metionin menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan
gangguan ginjal. Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering)
berfungsi dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu
gangguan saraf otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.
Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri.
Daun kelor segar mengandung 492 mg leusin yang berperan dalam pembentukan
protein otot dan fungsi sel normal. “Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel
sehingga anak-anak dan remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan
leusin adalah 55 mg per g protein,” kata Mien Karmini.
Secara tradisional pemanfaatan akar, daun dan biji kelor sebagai obat,
dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit antara lain : Sakit kuning (Lever),
Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam, Sakit mata, Sukar buang air kecil,
Alergi/biduren, Cacingan, Luka bernanah.
Berikut cara pemanfaatannya, berdasarkan jenis penyakit :
1.  Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas
air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa
dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai
sembuh.
2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).

12
3. Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas
air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan
diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4. Sakit Mata
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan
diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai
ampasnya mengendap;
Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
tetes mata.
5. Sukar Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel
yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah
dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.
6. Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang
meniran;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum.
7.  Biduren (alergi)
Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas
pulasari secukupnya;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air

13
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.
8.  Luka bernanah
Bahan: 3-7 gagang daun kelor;
Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus.
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan masalah di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.   Kelor bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, di beberapa negara
maju, pemanfaatan kelor mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik.
Salah seorang investor asal Jepang beberapa tahun silam juga berniat membuka
perkebunan kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Di
samping itu, kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang
menggiurkan khususnya di beberapa negara di Benua Afrika.
2.   Kelor juga berguna dalam bidang kesehatan. Mulai dari akar, daun dan biji kelor
semua bermanfaat khususnya dalam bidang kesehatan. Secara tradisional
pemanfaatan akar, daun dan biji kelor sebagai obat dianggap manjur untuk beberapa
jenis penyakit, antara lain : a) Sakit Kuning, b) Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu, c)
Rabun Ayam, d) Sakit Mata, e) Sukar Buang Air Kecil, f) Cacingan, g) Biduren
(alergi), h) Luka bernanah.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dapat kami
sarankan sebagai berikut :
1.  Sebaiknya pembudidayaan tanaman kelor lebih diintensifkan mengingat manfaat dari
tanaman itu sendiri.
2.  Seharusnya masyarakat bisa lebih mengetahui manfaat dari tanaman kelor yang
selama ini hanya mereka gunakan untuk membuat sayur ataupun pakan ternak.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://daunkelor.com/category/manfaat-daun-kelor, diakses 02 Mei 2012.


http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/05/mitos-pohon-kelor.html, diakses 11 Mei
2012.
http://mrwindu-back2nature.blogspot.com/2011/12/manfaat-daun-kelor.html, diakses 02
Mei 2012.
http://www.blogster.com/firsonigosa/kelor-tanaman-bermanfaat-untuk-berantas-gizi-buruk,
diakses 29 April 2012.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2012/02/27/733/Kelor-Tanaman-
Sehat-Berkhasiat, diakses 02 Mei 2012.
Sitorus, M. dkk. 2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Jakarta : Kanisius.
Yuwono, Trius dan Pius Abdullah. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis.
Surabaya: Arkola.

16

Anda mungkin juga menyukai