Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak 2
Disusun Oleh :
2019
KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PDA
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak 2
Disusun Oleh :
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konsep Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien PDA
(Patent Ductus Arteriosus)” dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang
pembahasan mengenai PDA beserta asuhan keperawatan yang dapat diberikan.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Anak II. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada Ibu Dina Zakiyyatul Fuadah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen
pembimbing makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran
maupun kritik yang membangun. Sehingga penulis dapat menjadikannya sebagai
evaluasi untuk pembuatan makalah kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PEBDAHULUAN.................................................................................1
2.1 Definisi....................................................................................................3
2.2 Anatomi Kardiovaskuler ........................................................................3
2.3 Etiologi....................................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis...................................................................................4
2.5 Patofisiologi dan WOC...........................................................................5
2.6 Komplikasi .............................................................................................7
2.7 Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................7
2.8 Penatalaksanaan......................................................................................7
2.9 Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................21
3.1 Kasus ......................................................................................................21
3.2 Pengkajian...............................................................................................21
3.3 Analisa Data............................................................................................24
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan................................................................29
BAB IV PENUTUP..........................................................................................35
4.1 Kesimpulan..............................................................................................35
iii
4.2 Saran.......................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................36
LAMPIRAN.....................................................................................................37
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimasud dengan Patent duktus arteriosus?
1.2.2 Bagaimana gambaran dari anatomi kardiovaskuler?
1.2.3 Apa saja etiologi dari Patent duktus arteriosus?
1.2.4 Apa saja manifestasi klinis dari Patent duktus arteriosus?
1.2.5 Bagaimana proses patofisiologi dari Patent duktus arteriosus?
1.2.6 Apa saja komplikasi Patent duktus arteriosus?
1.2.7 Apa saja pemeriksaan diagnostik pada Patent duktus arteriosus?
1.2.8 Apa saja penatalaksanaan Patent duktus arteriosus?
1.2.9 Bagaimana asuhan keperawatan pada Patent duktus arteriosus?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa
keperawatan dan pembaca mengenai “Konsep dan Asuhan Keperawatan
Pada Pasien PDA (Patent Ductus Atriosus)”.
1.3.2 Tujuan Khusus
Dengan membaca makalah ini mahasiswa atau pembaca mampu :
1) Mengetahui bagaimana konsep dasar dari penyakit Patent Ductus
Arteoritus.
2) Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit Patent
Ductus Arteoritus dengan tepat.
1.4 Manfaat
1.4.1 Sebagai sarana informasi tentang penyakit PDA (Patent Ductus
Arteoritus).
1.4.2 Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan agar nantinya
dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada penyakit PDA (Patent
Ductus Arteoritus).
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
3
2.3 Etiologi
4
4. Prekordium hiperaktif (akibat peningkatan isi sekuncup vertikel kiri).
5. Takipnea pernafasan lebih dari 70X/menit.
6. Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).
7. Peningkatan kebutuhan ventilator (yang berhubungan dengan masalah paru).
8. Asidosis metabolik (mungkin tidak ada).
5
WOC
Gangguan pertukaran
Setelah lahir
gas
Bertambahnya kecacatan
Pelebaran dan hipertensi pada
Beban jantung kiri meningkat
atrium kiri
Tekanan meningkat
Penurunan
Tekanan vena & kapiler Edema paru Bila tidak dapat curah jantung Dapat terjadi kebocoran
pulmonal meningkat terapi
6
2.6 Komplikasi
2. Ekokardiografl-rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada
bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi kurang bulan (disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan).
2.8 Penatalaksanaan
1. Menghalangi aliran darah dari kiri ke kanan tersebut adalah tujuan dari
penatalaksanaan PDA yang tanpa komplikasi. Bila pirau tersebut ' bersifat
signiflkan secara hemodinamik, pada awalnya dapat dilakukan tindakan-
7
tindakan konservatif. Penatalaksanaan konservatif tersebut terdiri atas
pembatasan cairan dan pemberian obat-obatan. Furosemid (Lasix) diberikan
dengan pembatasan cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek
kelebihan beban kardiovaskular. Pembatasan cairan sendiri kecil
kemungkinannya untuk menyebabkan penutupan PDA dan kombinasi dengan
diuretik dapat mengakibatkan ketidaknormalan elektrolit dan dehidrasi juga
deprivasi kalori, yang mengganggu pertumbuhan.
8
5. Hematest feses lebih dari 3+ (atau sedang sampai banyak) karena telah
dilaporkan adanya perdarahan saluran cerna.
8. Sepsis, terbukti atau terdapat kecurigaan yang sangat besar Duktus itu akan
terbuka kembali pada 30% pasien yang diobati dengan indometasin tetapi
dapat menutup sebagai respons terhadap pejalanan sekunder pengobatan.
9
kateterisasi jantung atau endoskopik transtorasik dibantu video dengan
meletakkan “sumbatan” di dalam duktus dapat juga dilakukan pada bayi
yang berusia lebih dari 3 sampai 6 bulan.
10
AS 7 – 10 = Normal atau tidak asfiksia.
2. Pemeriksaan Tanda – tanda vital
- Suhu (penggunaan suhu rektal) = 36 - 37℃
- Nadi = 120 – 160 kali / menit
- Pernapasan, lihat pergerakan perut = 40 – 60 kali / menit
- ekanan darah (gunakan mancet bayi jika ada)
3. Pengukuran Antropometri
- Berat Badan = 2500 – 4000 kg
- Panjang Badan = 48 – 52 cm
- Lingkar kepala = 34 – 35 cm
- Lingkar lengan atas = 11 – 13 cm
- Lingkar dada = 32 – 34 cm
2.9.2 Pemeriksaan Fisik Head to toe.
1. Kepala.
Inspeksi : ukuran lingkar kepala, kebersihan rambut, kulit kepala,
kesimetrisan bentuk kepala, adanya lesi atau tidak, warna
rambut, jumlah dan distribusi rambut.
Palpasi : adanya pembengkakan atau penonjolan dan tekstur rambut,
apakah ada nyeri tekan
2. Wajah.
Inspeksi : warna kulit, bentuk, dan kesimetrisan.
Palpasi : nyeri tekan, edema, pipi dan rahang.
3. Mata.
Inspeksi : bentuk, kesimetrisan, alis mata, bulu mata, kelopak mata,
kesimetrisan, bola mata, warna konjungtiva dan sklera
(anemis/ikterik), penggunaan kaca mata / lensa kontak, dan
respon terhadap cahaya.
4. Hidung.
Inspeksi : bentuk, ukuran, kesimetrisan, rongga hidung ( lesi, sekret,
sumbatan, pendarahan).
11
Palpasi : apakah ada nyeri tekan, bengkak.
5. Bibir dan Mulut.
Inspeksi : warna mukosa mulut dan bibir, lesi, stomatitis.
6. Telinga.
Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, posisi telinga, liang
telinga ( tanda-tanda infeksi ).
Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid dan tragus.
7. Leher.
Inspeksi : pembesaran vena jugularis, kesimetrisan.
Palpasi : reflek menelan.
8. Dada.
Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas (frekuensi,
irama, kedalaman, dan upaya pernafasan/penggunaan otot-otot
bantu pernafasan), warna kulit, lesi, edema, pembengkakan/
penonjolan.
Palpasi : simetris atau tidak, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri,
deformitas dada.
Perkusi :-
Auskultasi : suara nafas (adakah suara murmur)
9. Abdomen.
Inspeksi : kuadran dan simetris, warna kulit, lesi, ada tonjolan tidak,
kelainan umbilikus, dan dinding perut.
Auskultasi : suara peristaltik, bising usus
Perkusi :-
Palpasi : massa, karakteristik organ, adanya asites, nyeri, lokasi.
10. Genetalia.
Wanita
Inspeksi : mukosa kulit, edema, pengeluaran pervagina, letak, ukuran,
konsistensi, massa.
Laki-laki
12
Inspeksi : integritas kulit, massa pengeluaran, ukuran dan bentuk,
turunnya testis dan adanya tonjolan atau tidak.
11. Anus.
Inspeksi : hemoroid, edema, fistula ani/atresia ani.
12. Ekstermitas atas dan bawah.
Inspeksi : simetris, kekuatan otot dan tonus otot,
Palpasi : denyuntan nadi.
13
Definisi : -Dispnea. -Hiperventilasi.
Inspirasi dan atau -Penggunaan otot -Keletihan otot
ekspirasi yang tidak bantu nafas. pernafasn.
memberi ventilasi -Penurunan kapasitas
adekuat. vital.
-Penurunan kapasitas
ekspirasi dan
inspirasi.
-Pernafasan birir dan
cuping hidung.
-Pola nafas abnormal.
- Takipnea.
- Perubahan ekskursi
dada.
4. Ketidakseimbangan - BB 20% dibawah - Faktor biologis.
nutrisi : kurang dari rentang ideal. - ketidamampuan
kebutuhan tubuh. - Membran mukosa makan.
Definisi : pucat. - Kurang asupan
Asupan nutrisi tidak - Tonus otot menurun. makanan / nutrisi.
cukup untuk memenuhi - Kelemahan otot - Ketidakmampuan
kebutuhan metabolik. mengunyah (pada mencerna
bayi menghisap). makanan.
- Ketidakmampuan
memakan makanan
(paada BBL, tidak
mampu menetek).
5. Gangguan tumbuh - Sindrom gagal - Inkonsistensi
kembang. tumbuh. respon.
Definisi : - Kelainan jantung - Terpisah dari orang
Kondisi individu bawaan. tua atau orang
14
mengalami gangguan - Defisiensi hormon terdekat.
kemampuan bertumbuh pertumbuhan. - Defisiensi stimulus.
dan berkembang sesuai - Penyakit kronis.
dengan kelompok usia. - Pertumbuhan fisik
terganggu.
6. Intoleransi aktivitas. - Dispnea. - Imobilitas.
Definisi : - Respon frekuensi - Ketidakseimbangan
Ketidakcukupan energi jantung abnormal. antara suplai dan
psikologis atau fisiologis - Respon tekanan kebutuhan oksigen.
untuk mempertahankan darah abnormal.
atau menyelesaikan - Perubahan EKG.
aktivitas kehidupan
sehari – hari yang harus
atau yang ingin
dilakukan.
No Diagnosis
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
15
darah 2.S1 dan S2
mungkin lemah
5.Kaji kulit
karena
terhadap pucat dan
menurunnya
sianosis
kerja pompa.
Irama gallop
umum(S3 dan
S4) dihasilkan
sebagai aliran
darah kedalam
serambi yang
distensi.
Murmur dapat
menunjukkan
inkompensasi/st
enosiskasus.
3.Penurunan
curah jantung
dapat
menunjukkan
menurunnya
nadi
radikal,popliteal
, dorsial pedis,
dan postibial.
Nadi mungkin
cepat hilang
atau
tidak teratur
16
untuk dipalpasi.
4.Pada GJK
dini, sedang
atau kronis TD
dapat
meningkatkan
sehubungan
dengan SVR
5.Pucat
menunjukkan
menurunnya
perfusi
perifer sekunder
terhadap
tidak adekuat
nya curah
jantung,vasokon
triksi dan
anemia.
Sianosis dapat
terjad isebagai
refraktori GJK.
17
teratur, lanjut.
anak dapat
2.Membersihka
menyusui
n jalan napas
tanpa
dan
terrengah-
memudahkan
engah.
aliran oksigen.
1.Meningkatkan
pemenuhan
Kolaborasi:
sesuai dengan
1.Dengan nutrisien
18
tentang pemenuhan kebutuhan klien
diet klien
2.Memenuhi
2.Pemberian asupan vitamin
yang kurang
multivitamin
sekunder dari
penurunan
asupan nutrisi
secara umum
dan
memperbaiki
daya tahan
tubuh
19
dengan aktifitas dan
usianya. tidak merasa
lemas.
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
An.A, usia 1 hari, dirawat di Ruang Perawatan Anak RSHS dengan
keadaan sebagai berikut : Saat ini berat badan anak 2300 gram dan panjang
badan 50 cm ,tampak anak tidak aktif, ekstremitas dingin, HR = 120x/m,
respirasi 44 x/menit dangkal, tampak retraksi interkostal, bentuk dada kiri
menonjol (asimetris), terdapat distensi V. Jugularis, pada auskultasi tedengar
bunyi jantung I normal, dan bunyi jantung II tertutup oleh suara bising kontinyu,
pada apeks terdengar murmur mid-diastolik dg derajat 2/6, terdengar irama
Gallop, suara paru rales, pada palpasi dada teraba getaran bising pada
parasternal kiri atas, tekanan darah 90/40 mmHg, palpasi abdomen pada kuadran
kanan atas teraba hepar 4 cm. Berdasarkan riwayat kesehatan dari ibunya saat
menyusu anak terengah-engah, mengisap hanya sebentar-sebentar, tampak
kelelahan dan berkeringat.
Pada pemeriksaan selanjutnya : pada EKG tampak hipertropi ventrikel
kiri dan pembesaran atrium kiri, pada thoraxphoto tampak kardiomegali,
corakan vaskuler paru bertambah. Diagnosa medis mengarah pada Patent Ductus
Arteriosus dengan dekompensasi jantung kiri dan kanan. Anak mendapatkan
terapi digoxin, furosemid, diet 120 kcal/kg BB dg rendah natrium, intake cairan
disesuaikan dengan diuresis, dan saat ini ia harus memperbaiki kondisinya untuk
menjalani operasi jantung.
3.2 Pengkajian
A. Biodata Klien
Nama: An. A
Usia: 1 hari
Alamat: -
Jenis Kelamin: Laki-laki
Pendidikan:-
21
agama:-
Suku Bangsa:-
Tanggal Masuk dirawat:-
Diagnosis medis: Patent ductus Arteriosus dengan dekompensasi jantung kiri
dan kanan
B. Identitas penanggung jawab
Nama:-
Tempat, tanggal lahir:-
Pekerjaan:-
Alamat:-
Hubungan dengan klien:-
C. Keluhan Utama: Sesak nafas
D. Riwayat Kesehatan sekarang:
P: Ductus arteriorus tidak menutup
Q: -
R: Jantung
S: -
T: -
E. Riwayat kesehatan masa lalu: Berdasarkan riwayat kesehatan pada ibunya, an. A
tampak terengah-engah saat menyusu, menghisap hanya sebentar-sebentar, tampak
kelelahan dan berkeringat.
F. Riwayat kesehatan keluarga: punya kelainan jantung bawaan
G. Psikososial: -
H. Spiritual: -
I. Pola aktivitas:
No Jenis aktivitas Sebelum sakit Selama sakit
1 - - Anak menjadi tidak aktif
J. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
a. Kesadaran: Compos mentis
22
b. Orientasi: -
c. BB: 2300 gram
d. TB: 50 cm
Tanda-tanda vital
a. Temperatur: -
b. Denyut nadi: 120 x/menit
c. Respirasi: 44 x/menit
d. Tekanan Darah: 90/40 x/menit
Pemeriksaan Dada
a. Inspeksi: Tampak anak tidak aktif, tampak retraksi interkostal, bentuk dada
kiri menonjol/asimetris, terdapat distensi vena jugularis.
b. Palpasi: eksteremitas dingin, palpasi dada teraba getaran bising pada
parasternal kiri atas, palpasi abdomen pada kuadran kanan atas teraba hepar
4 cm.
c. Perkusi: -
b. Auskultasi: S1 normal, S2 tertutup suara bising kontinyu. Pada aveks
terdengar murmur mid-diastolik dengan derajat 2/6 terdengar irama gallop,
ada suara paru rales.
K. Data Penunjang
EKG : tampak hipertropi ventrikel kiri dan pembesaran atrium
sinistra
Toraks Photo : Tampak cardiomegali, corakan vaskuler paru bertambah.
Therapy : Digoksin, furosemid, diet 120 kcal/kg BB dengan rendah
natrium, intake cairan disesuaikan dengan diuresis, perbaikan
kondisi untuk operasi jantung.
23
No Data Etiologi Masalah
- PB 50 cm Terengah-engah saat
menyusu
Asupan ASI
Gizi menurun
24
Resirkulasi darah
beroksigenasi tinggi
meningkat mengalir ke
paru
Edema paru
25
Pola nafas tidak efektif
Stimuli Ekstremitas
Saraf dingin
Simpatis
HR menurun
Penurunan
Curah jantung
26
berkeringat. Tekanan jantung kiri
meningkat
Tekanan meningkat
Dapat terjadi
kebocoran(pirau) kanan
ke kiri
Darah berkurang
ketubuh
Ektremitas dingin
Intoleransi aktivitas
27
Adanya cacat duktus perkembangan
arteriosus terbuka
Tekanan meningkat
Dapat terjadi
kebocoran(pirau) kanan
ke kiri
Darah berkurang
ketubuh
Gangguan pertumbuhan
dan perkembangan
28
3.4 NOC NIC
No Diagnosis
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
29
3.Penurunan
curah jantung
dapat
menunjukkan
menurunnya
nadi
radikal,popliteal
, dorsial pedis,
dan postibial.
Nadi mungkin
cepat hilang
atau
tidak teratur
untuk dipalpasi.
4.Pada GJK
dini, sedang
atau kronis TD
dapat
meningkatkan
sehubungan
dengan SVR
5.Pucat
menunjukkan
menurunnya
perfusi
perifer sekunder
terhadap
tidak adekuatny
a curah
30
jantung,vasokon
triksi dan
anemia.
Sianosis dapat
terjad isebagai
refraktori GJK.
31
Tujuan jangka pertahanan tubuh bernapas.
panjang:Tubuh alami
3.ASI yang
tetap
3.Menenpatkan diberikan dapat
mendapatkan
pasien pada posisi diminum
asupan
yang nyaman dengan mudah
makanan yang
ketika minum ASI dan tidak
seimbang
menganggupern
4.Pengurangan
apasan.
kecemasan
1.Meningkatkan
pemenuhan
Kolaborasi: sesuai dengan
kebutuhan klien
1.Dengan nutrisien
tentang pemenuhan 2.Memenuhi
diet klien asupan vitamin
yang kurang
2.Pemberian
sekunder dari
multivitamin penurunan
asupan nutrisi
secara umum
dan
memperbaiki
daya tahan
tubuh
32
berat yang adekuat. adekuat
badan,dan dapat
tinggi. membuat
4. Berilah BB anak
Tujuan jangka
suplemen besi naik dan
panjang :
untuk mengatasi menjadi
Pasien
anemia dengan normal.
mempunyai
instruksi 4. Suplemen
kesempatan
dibutuhkan
untuk
agar anak
berpartisipasi
dapat
dalam aktivitas
melakukan
yang sesuai
aktifitas dan
dengan
tidak merasa
usianya.
lemas.
33
apakah
pertukaran
gas dalam
paru sudah
efektif/belu
m.
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.3 Saran
Diharapkan bagi para petugas kesehatan untuk menerapkan intervensi dari
diagnose yang muncul sehingga dpat meningkatkan pelayanan kesehatan
sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan klien.
35
DAFTAR PUSTAKA
Lynn Betz,Cecely & A. Sowden, Linda. 2009. Keperawatan Pediatric, Ed.5. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Suriadi & Yulianni,Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak, Ed.2. Jakarta : PT.
Percetakan Penebar Swadaya.
36
Lampiran.
37