Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HIPERVOLEMIK DAN HIPOVOLEMIK

DI SUSUN OLEH
FANNY YUYUN
(2019.03.007)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM
BOOTH SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang sudah membantu dalam memberikan dukungan dan juga dalam
bentuk membagi waktu dan pikiran.

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 04 Maret 2020

Fanny Yuyun

i
DAFTAR ISI

LEMBAR HALAMAN
KATA PENGANTAR.……...……...…….………..……...…….......... i
DAFTAR ISI…………………...……...……..…...………...……..….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………. 1
B. Rumusan masalah………………………………………………… 2
C. Tujuan……………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. HIPERVOLEMIK (KELEBIHAN VOLUME CAIRAN)


1. Pengertian ……...……...…….................................................. 3
2. Etiologi………………………………………………………. 3
3. Patofisiologi…………………………………………………. 3
4. Tanda dan Gejala……………………………………………. 4
5. Komplikasi…………………………………………………… 4
6. Pemeriksaan Penunjang……………………………………… 4
7. Penatalaksanaan Medis………………………………………. 5
B. HIPOVOLEMIK (KEKURANGAN VOLUME CAIRAN)
1. Pengertian ……...……...……............................................… 5
2. Etiologi……………………………………………………… 5
3. Patofisiologi………………………………………………… 5
4. Tanda dan Gejala…………………………………………… 6
5. Komplikasi…………………………………………………. 6
6. Pemeriksaan Penunjang……………………………………. 6
7. Penatalaksanaan Medis……………………………………... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………... 8
B. Saran…………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA……………...……...……...……...…..…….. 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipervolemik adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi ketika tubuh
menyimpan terlalu banyak kelebihan volume cairan. Kelebihan cairan tersebut bisa
menumpuk diluar sel-sel tubuh atau di ruangan antar sel didalam jaringan tertentu.
Hipervolemik juga menggambarkan kondisi kelebihan cairan dalam aliran darah.
Dalam keadaan normal, kadar cairan tubuh dikendalikan oleh ginjal. Ketika ginjal
mendektesi tubuh anda sudah menyimpan banyak cairan, ginjal akan bantu
mengeluarkannya lewat urin. Begitu pula sebaliknya, jika ginjal mendektesi tanda-
tanda tubuh anda kekurangan cairan, ginjal akan mengerem produksi urin.
Pada orang-orang yang mgalami hipervolemik, keseimbangan cara kerja ini
terganggu sehinggah tubuh tidak dapat mengeluarkan cairan yang berlebih. Jika
terjadi secara terus-menerus, simpanan air tersebut akan mengisi rongga dan jaringan
dan aliran darah.
Penyebab ketidakseimbangan pencetus hipervolemik dapat dipicu oleh penumpukan
garam sodium di dalam tubuh. Tingginya garam sodium menyebabkan retensi, ketika
tubuh menyimpan lebih banyak air untuk menyeimbangkan kadar garam tersebut.
Hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan
cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh
volume sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat.
Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. Kebutuhan cairan sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup. (Carpenito,2000)
Hipovolemik adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES). Hipovolemik ini
terjadi dapat disebabkan karena  penurunan masukan, kehilangan cairan yang
abnormal melalui kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dan perdarahan.
Tergantung pada jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan
ketidakseimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat
menimbulkan syok hipovolemik.

1
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemik adalah dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,
inotropik [kontraksi jantung] dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon
antideuritik [ADH], dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemik yang lama dapat
menimbulkan gagal ginjal akut.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian hipervolemik dan hipovolemik
2. Etiologi hipervolemik dan hipovolemik
3. Patofisiologi hipervolemik dan hipovolemik
4. Apa saja tanda dan gejalah hipervolemik dan hipovolemik?
5. Apa saja komplikasi hipervolemik dan hipovolemik?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang hipervolemik dan hipovolemik!
7. Bagaimana penatalaksanaan medis hipervolemik dan hipovolemik!

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipervolemik dan hipovolemik
2. Untuk mengetahui etiologi hipervolemik dan hipovolemik
3. Untuk mengetahui patofisiologi hipervolemik dan hipovolemik
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala hipervolemik dan hipovolemik
5. Untuk mengetahui komplikasi hipervolemik dan hipovolemik
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hipervolemik dan hipovolemik
7. Untuk mengetahui penatalaksaan medis hipervolemik dan hipovolemik
BAB II

PEMBAHASAN

A. HIPERVOLEMIK (KELEBIHAN VOLUME CAIRAN)


1. Pengertian
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan
cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Kelebihan volume cairan
mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan
natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan
kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air
tubuh total. (Brunner & Suddarth. 2002).
2. Etiologi
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan.
Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran
darah menjadi sangat kecil. Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya
tidak menyebabkan overhidrasi jika kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi
secara normal. Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya
tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung,
ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus membatasi jumla
h air yang mereka minum dan jumlah garam yang mereka makan.
Hipervolemik ini dapat terjadi jika terdapat :
1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
3) Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV).
4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
3. Patofisiologi
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit
dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya
retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan
cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam
serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan / adanya gangguan
mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan.
4. Tanda dan gejalah
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipervolemik antara lain : sesak nafas, ortopnea. Mekanisme kompensasi tubuh
pada kondisi hipervolemik adalah berupa pelepasan Peptida Natriuretik Atrium
(PNA), menimbulkan peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal
dan penurunan pelepasan aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisis
elektrolit, keseimbangan asam-basa dan osmolalitas sering menyertai
hipervolemik. Hipervolemik dapat menimbulkan gagal jantung dan edema
pulmuner, khususnya pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler.
5. Komplikasi
Akibat lanjut dari kelebihan volume cairan adalah :
1) Gagal ginjal, akut atau kronik
2) Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung
3) Infark miokard
4) Gagal jantung kongestif
5) Gagal jantung kiri
6) Penyakit katup
7) Takikardi/aritmia Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik
koloid plasma rendah, etensi natrium.
8) Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker
9) Berhubungan dengan kerusakan arus balik vena
10) Varikose vena
11) Penyakit vaskuler perifer
12) Flebitis kronis.
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Fisik
Oedema, peningkatan berat badan, peningkatan TD (penurunan TD saat
jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles (rales). Ronkhi, mengi, distensi vena
leher, kulit lembab, takikardia, irama gallop
2) Protein rendah
3) Anemia
4) Retensi air yang berlebihan
5) Peningkatan natrium dalam urine.
7. Penatalaksanaan medis
Tujuan terapi adalah mengatasi masalah pencetus dan mengembalikan CES pada
normal. Tindakan dapat berupa hal berikut :
1) Pembatasan natrium dan air.
2) Diuretik.
3) Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau
kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.

B. HIPOVOLEMIK (KEKURANGAN VOLUME CAIRAN)


1. Pengertian
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada
proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio
elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002).
1) Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraselules (CES).
2) Hipovolemik adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)
3) Hipovolemik adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES)
2. Etiologi
Hipovolemik ini terjadi dapat disebabkan karena :
1) Penurunan masukan
2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal
abnormal, dll.
3) Perdarahan.
3. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini
disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan
cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju
intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.
Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan
dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak
mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan
ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju
lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain
itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan,
dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan
4. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipovolemik
antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah,
haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis kehilangan
cairan hipovolemik dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam basa, osmolar
atau elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipovolemik adalah dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung,
inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon
antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemik yang lama
dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
5. Komplikasi
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :
1) Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
2) Renjatan hipovolemik.
3) Kejang pada dehidrasi hipertonik.
6. Pemeriksaan penunjang
Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik);
peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar;
mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan
akut. Bayi dan anak - anak : penurunan air mata, depresi fontanel anterior.
Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus;
hipotensi terlentang dan oliguria.
7. Penatalaksanaan medis
1) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa
dan elektrolit.
2) Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
3) Rehidrasi oral pada diare pediatric.
Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena
sesuai pesanan / order dari medis. Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang
berlebihan dapat menyebabkan GJK (gagal ginjal jantung kongestif)
4) Tindakan terhadap penyebab dasar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipervolemik merupakan kondisi dimana manusia memiliki kelebihan cairan
dalam aliran darah yang disebabkan oleh penumpukan garam sodium dalam
tubuh. Sedangkan Hipovolemik sendiri merupakan suatu keadaan ketika manusia
beresiko mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari sutu
kelainan intravaskuler, interstisial dan intraseluler yang disebabkan karena
penurunan masukan, kehilangan cairan yang abnormal melalui kulit, gastro
intestinal, ginjal abnormal dan pendarahan.

B. Saran
Diharapkan bagi pembaca untuk memperhatikan kebutuhan cairannya secara
adekuat untuk menghindari gangguan keseimbangan cairan.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi 2012-


2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan Nike Budhi
Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica Ester, Dan Wuri
Praptiani. Jakarta; EGC.

Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition. Missouri:
Mosby Elsevier

Gloria M. Bulechek, (et al).2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6th


Edition. Missouri: Mosby Elsevier

http://akperku.blogspot.com/2011/08/hipovolemia-kekurangan-volume-cairan.html

Anda mungkin juga menyukai