- Enjoy -
“ if you DON’T enjoy what you are doing then you are already doing the WRONG THING !! ”
Successful people really enjoy what they do………
108
Kartu
Kredit
(Credit
Card)
1. Strip Magnet
2. Strip tanda-tangan pemegang
kartu dan Kode Pengaman
1. Bank Panin
2. Bank Central Asia (BCA)
3. Bank International Indonesia (BII)
4. Citibank
5. Bank CIMB Niaga
6. Bank Danamon
7. Bank Mega
8. Bank Permata
9. Bank Mandiri
10. Bank Negara Indonesia (BNI)
11. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
109
Kartu
Kredit
(Credit
Card)
12. HSBC
13. Standard Chartered Bank
14. ABN AMRO Bank
Luar
Negeri
Di luar negeri terdapat beberapa asosiasi kartu kredit atau juga sering disebut
sebagai service provider, setidaknya terdapat beberapa yang dikenal baik di Indonesia,
seperti:
110
Kartu
Kredit
(Credit
Card)
- Cash Advance. Ambil tunai via mesin ATM sebatas limit kredit yang diberikan.
Merchant akan selalu dibebankan biaya komisi oleh Bank (acquiring bank) atas
setiap transaksi yang dilakukan, karena Bank Pengelola (acquiring bank) akan
menagihkan dan melakukan pembayaran atas hasil kartu kredit ini pada pihak Merchant.
Kartu kredit sudah merupakan salah satu bisnis pembiayaan konsumen yang
menjanjikan keuntungan. Oleh karenanya, walaupun dalam situasi krisis finansial seperti
ini Issuer, dan Merchant terus menerus dan senantiasa menggulirkan program-
programnya yang menarik agar konsumen tergiur untuk menggunakan kartu kredit-nya
untuk berbelanja. Sebagai contoh seperti program discount 0% untuk handphone, dan
produk-produk elektronik, dan kerjasama/sinergi yang baik antara merchant dan issuer
juga dengan memberikan discount hingga 70% atau ”buy one get one” pada beberapa
restoran tertentu. Jadi, walaupun krisis sedang terjadi, bisnis kartu kredit harus tetap
berjalan (the show must go on…).
111
Kartu
Kredit
(Credit
Card)
112
Kartu
Kredit
(Credit
Card)
perlu kiranya disikapi dengan bijak, baik dari pihak perbankan, maupun dari sisi
pemegang kartu. Di Amerika Serikat, bisnis kartu kredit sejak tahun 2008 (mencuatnya
krisis global) sudah menunjukkan data yang sangat buruk, bahkan mengkawatirkan.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa lonjakan kredit bermasalah (NPL)
kartu kredit terus terjadi. Kelompok bank BUMN mencatat lonjakan kredit bermasalah
paling tinggi, yakni 17,04% atau setara dengan Rp. 316 milyar. Menyusul kemudian
bank umum swasta nasional devisa dengan NPL 9,89%. Namun nilai kredit bermasalah
kartu kredit tertinggi justru berada pada kelompok bank umum, yaitu mencapai
Rp. 3,347 triliun, tempat kedua berada pada bank asing dengan nilai kredit bermasalah
mencapai Rp. 2,56 triliun.
Kartu kredit sudah menjadi produk kredit konsumsi yang paling populer baik di
kalangan bank maupun konsumen, maka dalam perkembangannya perlu dicermati agar
NPL dari kartu kredit tidak semakin besar. Beberapa bank bersikap lebih selektif dalam
pemberian persetujuan kartu kreditnya, dan pemberian bunga 40% p.a bila terlambat
membayar kartu kredit yang masih outstanding, selain daripada kunjungan debt collector
bagi yang kerap membandel untuk membayar tagihan.
113