Dokter adalah seorang cendikiawan yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat.Dalam menjalankan profesinya ini, dokter dibekali nilai profesiyang menjadi arahan dalam melakukan segala tindakannya. . Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi (competence). WHO sendiri pada tahun 1994 telah memperkenalkan konsep dokter ideal yang dikenal dengan five stars doctor atau dokter berbintang lima. Dalam dunia militer saja, kita ketahui bahwa pangkat tertinggi adalah jenderal berbintang empat. Maka konsep five stars doctor sebenarnya ingin menunjukan bahwa dokter harus memiliki kualifikasi dengan standar tinggi melebihi profesi lain karena tanggung jawabnya yang sangat berat. Konsep five stars doctor mencakup kriteria dokter sebagai health provider, decision maker, community leader, manager dancommunicator. Untuk mewujudkan kriteria-kriteria tersebut, selain diperlukannya kemampuan analitis (hard skill) yang didapat dari ruang kuliah, diperlukan juga kemampuan interaksi sosial (soft skill ), yaitu kemampuan-kemampuan tak terlihat yang juga diperlukan untuk meraih kesuksesan. Teknologi sudah tidak asing lagi bagi kita untuk dipergunakan dalam kehidupan sehari- hari. Teknologi pun telah masuk ke dalam setiap sendi kehidupan kita di masyarakat. Setiap orang pasti menggunakan teknologi dalam melakukan aktivitasnya. Sesuai tujuan awal terciptanya, teknologi adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah aktivitas dan membuat pekerjaan manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Hal tersebut yang membuat teknologi akan terus ada dan berkembang serta tak dapat kita hindari. Pada mulanya teknologi hanya berupa kapak yang terbuat dari kayu dan batu yang digunakan untuk memburu dan memecahkan sesuatu. Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan manusia yang terus meningkat, teknologi terus mengalami perkembangan yang pesat dan signifikan di setiap harinya. Saat ini, setiap hari kita pasti bersentuhan dan menggunakan teknologi, baik untuk bekerja atau hanya sekedar untuk berkomunikasi dan melepas lelah. Karena peran teknologi begitu pentingnya, hal itu membuat teknologi mampu mengubah cara pikir dan pola kerja kita, bahkan teknologi mampu mengubah suatu tatanan atau sistem yang ada di masyarakat saat ini. Teknologi yang berkembang begitu pesat dan berperan penting, mendorong para ahli dunia membuat garis waktu tentang perkembangan dari teknologi tersebut. Dimulai dari revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan ditemukannya mesin uap, lalu revolusi industri 2.0 yang ditandai dengan ditemukannya elektrifikasi atau listrik, lalu revolusi industri 3.0 yang ditandai dengan ditemukannya komputer lalu saat ini revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan ditemukannya internet dan teknologi digital. Revolusi industri 4.0 dikemukakan oleh seorang ekonom terkenal asal Jerman, Profesor Klaus Schwab yang ditulis di dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”. Ungkapan mengenai Revolusi Industri 4.0 itu, menghebohkan dunia dan cepat tersebar oleh media masa dan media online. Ada yang menyebutkan Revolusi Industri 4.0 adalah era distupsi atau era perubahan terdasar, di mana banyak tatanan kehidupan masyarakat lama dunia yang berubah dan membentuk tatanan baru yang disebabkan oleh teknologi. Selain itu, telah banyak terjadi hilangnya jenis pekerjaan lama dan terbentuknya jenis pekerjaan yang baru seperti hilangnya pekerjaan pengantar koran, teller bank, kasir yang digantikan oleh teknologi. Hal itu tentu akan membuat keefisienan dan kemajuan besar di berbagai bidang, baik pemerintahan, pendidikan, transportasi dan lain-lain. Peluang kemajuan yang ditawarkan dari teknologi di Revolusi industri 4.0 ini membuat setiap negara berlomba-lomba mengejar setiap elemen dari teknologi tersebut, termasuk Indonesia. Pernyataan ini diungkapkan pada acara Industrial Summit 2018 pada tanggal 4 april 2018 di Cendrawasih Hall, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menetapkan agenda nasional bangsa Indonesia yaitu “Making Indonesia 4.0” dengan Kementrian Perindustrian sebagai leading sector atau sektor pimpinan. Menurut Presiden Jokowi, sebagai langkah awal, bidang yang ingin digerakan sebagai agenda nasional “Making Indonesia 4.0” adalah bidang kuliner (makanan dan minuman), bidang tekstil, bidang otomotif, bidang elektronik, dan bidang kimia. Kelima bidang tersebut dapat menjadi tulang punggung bangsa dan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia. Presiden RI ke - 7 itu pun berharap dengan mengejar Revolusi Industri 4.0, Indonesia dapat menjadi top 10 ekonomi global pada tahun 2030. Indonesia bisa meningkatkan kelima bidang tersebut dan meningkatkan jumlah ekspor sebagai upaya peningkatan inovasi dan adopsi teknologi. Namun dibalik pesatnya perkembangan teknologi di Revolusi Industri 4.0 ini, ada hal yang perlu diperhatikan dan dikhawatirkan, yaitu hilangnya peran manusia sebagai pusat kendali dari teknologi. Sehingga teknologi dapat mengambil alih kehidupan manusia dan membuat tatanan masyarakat berubah menjadi kacau. Hal ini diperkuat dengan prediksi yang diungkapkan oleh McKinsey Global institute, yang menyebutkan bahwa Revolusi Industri 4.0 akan menghilangkan kurang lebih 800 juta lapangan kerja dan peran pekerja akan digantikan oleh robot serta mesin”. Jika dilihat garis waktu tentang cara hidup masyarakat dari tiap zamannya, teknologi terbukti mampu membuat suatu perubahan tatanan cara hidup suatu masyarakat. Pada zaman purba, teknologi yang ada pada saat itu berupa tombak, kapak, dan alat berburu lainnya. Masyarakatnya nomaden atau berpindah tempat dan berburu. Mereka terbiasa berkumpul dan bekerjasama untuk berburu dengan tujuan mencari makan dan bertahan hidup. Lalu dilanjutkan zaman di mana manusia sudah mulai bercocok tanam atau disebut revolusi pertanian atau agrikultur. Teknologi yang sudah ditemukan berupa alat bertani dan bercocok tanam. Masyarakatnya pun telah menetap di suatu tempat dan membangun sebuah peradaban yang lebih rumit. Pada masa ini manusia mulai fokus ke ilmu pengetahuan. Di zaman ini mulai muncul kerajaan – kerajaan, tulisan, serta kota-kota besar. Populasi jumlah manusia pun jauh bertambah dengan sistem sosialnya yang lebih rumit sebagai konsekuensinya. Setalah itu masuk ke zaman industrial, dengan sudah ditemukannya teknologi mesin uap dan listrik, yang kemudian membentuk masyarakat industrial. Pada masa ini kebutuhan pokok masyarakat semakin meningkat. Dengan berkembangnya industri, banyak masyarakat yang tadinya bertani atau bercocok tanam menjadi pekerja di pabrik – pabrik dan dibayar dengan sistem gaji atau upah. Dengan adanya kemajuan industri ini, banyak barang yang diproduksi dalam jumlah besar dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Jumlah perpindahan warga dari kota kecil atau desa- desa yang berpindah ke kota besar pun meningkat pesat. Tetapi hal ini juga berdampak pada lingkungan dan kesenjangan dalam masyarakat. Lalu saat ini kita memasuki zaman digital, yang ditandai dengan adanya teknologi berupa komputerisasi dan internet. Pada era ini pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. Penyampaian informasi pun terjadi sangat cepat dan mudah. Komunikasi antar manusia pun semakin mudah. Hampir semua data atau informasi yang ada sekarang berbasis digital dan dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Dunia industri pun bersaing untuk terus memajukan produksinya, pelayanannya, maupun distribusinya menggunakan kemajuan teknologi saat ini. Masyarakat masa kini sudah memasuki zaman milenial yang mana kecanggihan teknologi sudah berkaitan dengan artificial inteliigence (AI) atau kecerdasan buatan yang pusatnya adalah manusia dan basisnya adalah teknologi dengan menggabungkan IoT (internet of things), Big Data, dan artificial intellegence / kecerdasan buatan (AI). IoT berfungsi untuk menghubungkan data yang satu dengan yang lainnya yang bersumber pada data manusia itu sendiri (human center), lalu akan digabungkan ke dalam satu himpunan besar yang utuh (big data). Ketika sudah terhimpun, AI atau kecerdasan buatan ini akan menjalankan fungsinya dalam menentukan keputusan yang diambil. Sebagai contoh, saat muncul kabar yang mengatakan bahwa pekerjaan seorang dokter akan tergantikan oleh robot, pada era milenial ini data yang telah terhubung (IoT) akan terhimpun pada sistem (big data), membuat dokter dan pasien mampu berobat secara tatap muka maupun secara online sehingga memudahkan untuk mengontrol kesehatan pasien. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat dalam bidang kesehatan. Menjadi sehat adalah harapan bukan hanya bagi individu tetapi juga keluarga dan masyarakat. Kesehatan seringkali erat kaitannya dengan seorang dokter sebagai sosok yang bisa menyembuhkan penyakit. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun sebetulnya dalam teori klasik Hendrick L.Blum dinyatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan secara berturut-turut, yaitu gaya hidup (life style), lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya) pelayanan kesehatan, dan faktor genetik (keturunan). Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang, sehingga dibutuhkan pelayanan kesehatan yang baik untuk mewujudkan keadaan sehat itu. Pengertian pelayanan kesehatan melingkupi cakupan yang sangat luas, artinya tidak bisa dilakukan oleh dokter seorang diri tetapi harus diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi, untuk tujuan meningkatkan dan memelihara kesehatan secara keseluruhan. Pengelolaan secara bersama ini disebut sebagai pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Demi tercapainya pelayanan yang menyeluruh, maka dokter tidak hanya menyembuhkan penyakit (curative) dan pencegahan (preventive) saja tetapi juga harus memulihkan kesehatan secara komprehensif (rehabilitative). Untuk mencapai semua tujuan tersebut, dibutuhkan seorang dokter yang mempunyai wawasan luas dan mempunyai inter personal education yang baik, sehingga bisa berpikir secara bijaksana, punya empati, hati nurani yang luhur serta punya sifat humanis terhadap sesama dan lingkungan. Selain itu selama pendidikan kedokteran juga harus ditanamkan prinsip menjadi dokter bintang 5 atau 5 star doctor di mana dokter berperan sebagai penyedia pelayanan kesehatan dan perawatan (care provider), pengambil keputusan (decision maker), komunikator yang baik (communicator), pemimpin masyarakat (community leader), pengelola manajemen (manager) Dalam perannya sebagai penyedia pelayanan kesehatan dan perawatan (care provider), seorang dokter diharapkan melihat individu sebagai bagian keluarga dan komunitas, dokter juga diharapakan memberikan pelayanan yang bermutu, berkelanjutan dan manusiawi. Peran dokter terhadap pasien harus dilandasi hubungan yang dapat berlangsung dalam jangka panjang dan saling memiliki rasa percaya. Dokter juga diharapkan memperlakukan pasien secara holistik. Dalam perannya sebagai pengambil keputusan (decision maker), seorang dokter diharapkan dapat memilih teknologi, menerapkan teknologi penunjang secara etik, dan memikirkan keefektifan biaya dari teknologi tersebut sehingga tepat sasaran untuk pasien. Dalam perannya sebagai komunikator yang baik (communicator), sebagai seorang dokter, dimanapun seorang dokter bertugas, dokter diharapakan dapat menjelaskan dan menerapakan pola hidup sehat kepada masyarakat, dapat memberikan edukasi, serta dapat menjadikan individu dan / atau masyarakat untuk tetap sehat. Dalam perannya sebagai pemimpin masyarakat (community leader), sebagai seorang dokter diharapkan dapat menjadikan dirinya dipercaya oleh masyarakat, dokter juga diharapakan dapat mencari tahu apa yang menjadi masalah kesehatan di masyarakat tempat ia ditempatkan, serta dapat melaksanakan program kesehatan yang sesuai di tempat ia ditempatkan. Dalam perannya sebagai pengelola manajemen (manager), seorang dokter diharapkan dapat melakukan kerja sama dengan individu atau masyarakat atau organisasi yang berkaitan atau tidak berkaitan sama sekali dengan bidang kesehatan dengan tujuan kebutuhan kesehatan masyarakat sendiri. Kondisi yang tidak sehat sering sekali menjadi sebab dari berbagai permasalahan yang dialami individu dan lingkungan di sekitarnya. Padahal, kesehatan merupakan modal awal bagi perkembangan potensi individu dalam karir maupun perannya sehari-hari di masyarakat. Di zaman yang bergerak serba cepat ini seorang dokter tidak hanya berperan memberi resep obat serta menyuntik atau sebatas menyembuhkan suatu penyakit saja, tetapi perannya termasuk menyembuhkan lingkungan serta mencegah penyebaran yang mungkin timbul dari suatu penyakit dari lini terkecil suatu komunitas yaitu keluarga. Hadirnya dokter seperti ini akan memberikan pelayanan menyeluruh dalam pelayanan kesehatan di era milenial. Cara berpikir "Dokter jaman milenial" harus dimulai saat berada di bangku kuliah, dimana Fakultas Kedokteran mengemban tanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan untuk mencapai kompetensi-kompetensi bagi lulusan tersebut. Mahasisa - mahasiswa di fakultas kedokteran sebaiknya dibentuk dalam program pendidikan Community and Family Health Care with Inter Profesional Education (CFHC-IPE) yang merupakan upaya untuk membangun dan mengembangkan kompetensi terkait dengan etik, komunikasi, bekerja dalam tim, serta peran dan tanggung dalam sebuah tim sejak hari pertama di bangku kuliah. Pada setiap mata kuliah di dalam program studi, seorang mahasiswa kedokteran harus selalu ditekankan pemikiran secara menyeluruh sehingga mendorong mahasiswa untuk berpikir secara lateral dan mempraktikkannya dalam keterampilan profesi yang didapat pada masing- masing program studi secara lebih nyata. Para mahasiswa kedokteran diharapkan dapat langsung berinteraksi dengan keluarga atau masyarakat, serta bekerja sama dengan profesi lain di luar bidang kedokteran. Untuk Itu, sejak tahun pertama kuliah kedokteran, para mahasiswa sudah harus diterjunkan ke masyarakat dan keluarga. Keluarga dianggap sebagai unit terkecil di masyarakat menjadi wahana yang tepat bagi mahasiswa untuk mempertajam kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama yang merupakan komponen dari Inter Personal Education (IPE). Dengan metode pembelajaran yang ada di Fakultas Kedokteran terkini, mahasiswa kedokteran akan berusaha mengenal anggota keluarga mitra dan membina hubungan baik dengan keluarga tersebut sehingga akan terbentuk pemikiran sejak awal bahwa menyembuhkan suatu penyakit harus dari hulu yaitu keluarga. Dimulai dari keluarga yang sehat akan tercipta lingkungan yang sehat pula, sehingga pada saat suatu komunitas hidup dalam lingkungan yang sehat maka akan tercipta suatu manusia yang sehat juga. Dengan konsep tersebut, kekhawatiran akan menurunnya peran dokter dan tergantikan dengan teknologi informasi menjadi tidak perlu terjadi. Sisi humanisme seorang dokter yang telah dibangun sejak dari hulu akan menciptakan ikatan emosional yang lebih dalam dan memperbesar peluang terpeliharanya kesehatan sehingga dapat mencegah dampak penyakit yang lebih berat. Di jaman milenial, Jepang melakukan inovasi dari life science yang bertujuan agar masyarakat dapat hidup sehat dan panjang umur. Sebagai contoh big biometric data dikumpulkan secara rutin setiap harinya sehingga dapat memperingatkan masyarakat akan sebuah penyakit sebelum gejala penyakitnya muncul yang memungkinkan mereka mendapatkan penanganan awal atau prompt treatment. Selanjutnya dengan berkembangan ilmu medis dan kemajuan komunikasi, para pasien dapat dengan mudah dan cepat berkonsultasi dengan dokter ketika mereka ada keluhan kapanpun dan di manapun. Virtual reality (VR) dalam simulasi tindakan bedah memungkinkan pemeriksaan dilakukan lebih baik dan diagnosis lebih tepat. Ilmu pengetahuan dari banyak dokter akan disusun secara multi dimensi dan lebih mudah untuk dibagikan datanya. Meningkatkan teknologi dalam bidang kedokteran dalam menurunkan atau menghilangkan angka kesenjangan dalam setiap tingkat pelayanan kesehatan. Peran radiologi untuk diagnosis menjadi lebih cepat dan akurat yang berkontribusi dalam diagnosis suatu keluhan pasien lebih dini yang umumnya sulit didiagnosis. Hal ini juga akan meningkatkan waktu tatap muka antara dokter dan pasien sehingga mengurangi beban ekonomi dan fisik bagi pasien. Peningkatan jumlah masyarakat lanjut usia menjadi tantangan untuk menyediakan perawatan medis saat ini. Peran robot dan perkembangan teknologi mutakhir diusungkan menjadi solusinya. Dimulai dari bagian telemedicine di mana pasien dan dokter dapat berkonsultasi secara online dari rumah sehingga mengurangi angkan kunjungan ke rumah sakit. Dengan temuan ini diharapkan dapat membantu pasien dengan masalah dalam mobilitas dan juga mengurangi biaya transportasi ke rumah sakit atau layanan kesehatan.Tidak hanya bagi pasien, tugas dokter untuk home visit pun dapat berkurang berkat ide ini. Penggunaan rekam medik secara elektronik pun menjadi bagian dari telemedicine ini. Hal ini memungkinkan lebih mudahnya bertukar informasi seputar kondisi medis pasien antar dokter sehingga meningkatkan pelayanan kesehatan. Berikutnya adalah peran perawat yang digantikan oleh robot. Hal ini memungkinkan pasien dapat mandiri bersama robot sehingga tidak perlu menunggu keluarga atau orang lain untuk membantunya. Semua robot akan berperan untuk membantu setiap saat. Dengan peran robot sebagai perawat memungkinkan keluarga untuk beraktivitas lainnya. Dengan kata lain, robot berperan dalam help the helpers. Dengan berkembangnya teknologi, keluarga juga dapat memantau 24 jam kondisi kesehatan keluarga mereka melalui kamera, sensor, dan lain-lain. Sensor ini juga berfungsi sebagai monitor tanda vital dan kondisi tidur sehingga tidak mengganggu kualitas tidur yang bersangkutan dan menurunkan beban kerja yang merawat untuk terus memantau keluarganya. Teknologi informasi justru dapat menjadi pendukung untuk terciptanya komunikasi antara dokter dan keluarga yang lebih baik, serta mendorong terwujudnya kesehatan pribadi dan keluarga secara preventif. Untuk itu literasi terhadap teknologi informasi menjadi suatu hal yang tidak terhindarkan. Pada akhirnya humanisme dan teknologi informasi dapat berdampingan menciptakan layanan kesehatan masyarakat yang optimal.