MOLA HIDATIDOSA
OLEH:
Hilma Hanifiati 165070100111078
Pembimbing
dr. Pande Made Dwijayasa, Sp.OG(K)
LABORATORIUM OBSTETRI-GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2020
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.2 Tujuan...................................................................................................4
1.3 Manfaat.................................................................................................4
2.1 Definisi..................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama bayi usia 0 sampai 6 bulan,
yang berupa emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik
yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu. Salah satu faktor yang
Manajemen laktasi adalah upaya yang dilakukan oleh ibu untuk mendukung
menyusui bayi. Proses menyusui telah terbukti sangat bermanfaat tetapi dalam
2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Data Badan Kesehatan Dunia (WHO)
tahun 2016, angka pemberian ASI Eksklusif baru sebesar 38% (WHO, 2016). Di
Indonesia, pemberian ASI Eksklusif masih belum mencapai angka yang diharapkan.
Data kemenkes RI tahun 2016 menunjukan angka pemberian ASI Ekslkusif pada
berbagi macam faktor yaitu usia ibu saat melahirkan, pekerjaan, pendidikan dan
et al, 2018)
3
Pada sebagian wanita, keterampilan dalam menyusui bukanlah sesuatu yang
datang secara alami, tetapi perlu diajarkan. Dalam rangka untuk memberikan ASI
Eksklusif, ibu perlu melakukan berbagai kegiatan ketika antenatal, intranatal dan
postnatal. Selama periode antenatal, ibu dipersiapkan secara fisik dan psikologis.
Ibu diberikan konseling tentang kesehatan ibu dan gizi selama kehamilan. Untuk
dalam memberikan ASI menjadi faktor yang sangat penting untuk kesuksean
Oleh karena itu, manajemen laktasi penting untuk diberikan kepada calon ibu
1.2 Tujuan
muda dapat mengetahui dan memahami hal – hal yang dapat memperlancar
1.3 Manfaat
Dengan referat ini diharapkan dokter muda kelak dapat menerapkan prinsip
Ekslusif.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
berasal dari plasenta dan berpotensi menginvasi uterus secara lokal dan
gestasional yakni bisa sangat ganas dan invasive dan placental site
trophoblastic tumors. Mola hidatidosa terdiri dari mola hidatidosa lengkap dan
mola hidatidosa parsial atau sebagian, dan biasanya dianggap sebagai bentuk
potensi untuk menjadi ganas dan invasif (Ghassemzadeh dan Kang, 2019).
di Amerika Serikat dan Eropa relatif konstan pada 1 hingga 2 per 1000
5
Faktor risiko terkuat terjadinya mola hidatidosa adalah usia dan riwayat
kehamilan mola hidatidosa sebelumnya. Pada remaja dan wanita yang berusia
36 hingga 40 tahun memiliki risiko dua kali lipat, tetapi mereka yang berusia
lebih dari 40 tahun memiliki risiko hampir sepuluh kali lipat. Dengan mola
lengkap sebelumnya, risiko mola lain adalah 0,9 persen, dan dengan mola
parsial sebelumnya, nilainya 0,3 persen. Setelah dua kali mengalami mola
ketiga (Cunningham et al., 2018). Faktor risiko lainnya adalah infertilitas atau
riwayat aborsi spontan, faktor makanan yakni wanita yang tidak memakan
2.3 Etiologi
2.4 Patogenesis
yakni biasanya 46, XX dan hasil dari androgenesis, yang berarti kedua set
kromosom berasal dari pihak ayah. Kromosom sel telur tidak ada atau tidak
aktif. Sel telur dibuahi oleh sperma haploid, yang kemudian menduplikasi
kromosomnya sendiri setelah meiosis. Yang lebih jarang, mungkin dengan pola
kromosom 46, XY atau 46, XX dan karena pembuahan oleh dua sperma, yaitu
pembuahan dispermik. Mola parsial dapat terbentuk jika dua sperma — baik 23,
dibuahi yang dihasilkan adalah triploid dengan dua set kromosom yang
6
disumbangkan oleh ayah. Kontribusi ayah ini adalah disebut diandry
tersebut. Dan, banyak wanita mungkin memilih untuk menghentikan kehamilan, jika
hidup janin normal bervariasi dan tergantung pada komorbiditas yang terkait dari
7
perinatal, sekitar 60 persen kelahiran premature, dan hanya 40 persen yang dikirim
mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik
meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat. Posisi
menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk.
Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi
8
dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut
bayi dan payudara ibu (perlekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat menyusui
dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring. (Hegar et al,
2008)
payudara dengan hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan
badan ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi
dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan
bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi (bukan kepala
bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara
sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian
atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan
puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi. (Hegar et al, 2008)
9
o Areola juga masuk ke mulut bayi, tidak hanya puting susu. Areola bagian
atas tampak lebih banyak/lebar
Gambar 2.3 Bayi melekat dengan benar (sebelah kiri) dan tidak
benar (sebelah kanan) pada payudara ibu
4. Setelah selesai:
o Bayi melepas payudara secara spontan
o Bayi tampak tenang dan mengantuk
o Bayi tampak tidak berminat lagi pada ASI
5. Tanda bayi mendapat ASI cukup:
o Buang air kecil bayi sebanyak 6x/24 jam
o Buang air besar bayi bewarna kekuningan “berbiji”
o Bayi tampak puas setelah minum ASI
o Tidak ada aturan ketat mengenai frekuensi bayi menyusu (biasanya
sebanyak 10-12 kali/24 jam)
o Payudara terasa lembut dan kosong setelah menyusui
10
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi
menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur
sendiri kebutuhannya. Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari
30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada masalah. Pada
hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram),
proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar.
Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila
bayi masih menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi
11
BAB III
KESIMPULAN
Manajemen laktasi adalah upaya yang dilakukan oleh ibu untuk mendukung
menyusui bayi. Manajemen laktasi penting untuk diberikan kepada calon ibu untuk
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada umur 0 – 6 bulan. Agar
pemberian ASI Ekslusif dapat maksimal maka ibu perlu mengetahui panduan
pemberian ASI Eksklusif mulai sejak dari masa kehamilan, masa persalinan, hingga
pasca persalinan sesuai dengan yang telah dianjurkan pada buku saku pelayanan
kesehatan ibu. Seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI
dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui
yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rudi H dan Sulis Setianingsih. 2014. Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah Hati Anda.
Pesta Corry Sihotang, 2020, The Correlation Between Mother’s Knowledge About
Moore, Keith L., 2006. Clinically Oriented Anatomy. Edisi 5. Baltimore: Williams &
Wilkins
Speroff, L.,and Fritz, M.A., 2011. Clinical Gynegologic Endocrinology and Infertility.
Hegar, B., Suradi, R., Hendarto, A., & Partiwi, I. G. A. (2008). Bedah ASI kajian dari berbagai
Kemenkes, R. I., & POGI, I. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
13